< PreviousDemam, Apakah Selalu Merugikan? Afiat Berbudi (mahasiswa doktor di University of Bonn, Jerman, serta dosen FK Unpad, Bandung) Kontak: berbudi(at)uni-bonn(dot)de Rubrik Kesehatan Demam atau panas badan merupakan gejala penyakit yang seringkali dijumpai pada manusia sejak anak-anak, dewasa, hingga masa lanjut usia. Timbulnya demam akan mengakibatkan metabolisme meningkat sehingga frekuensi denyut jantung juga meningkat. Selain itu, biasanya demam juga diringi rasa tidak enak badan, nyeri sendi, dan juga delirium (mengigau). Apa yang terjadi saat seseorang mengalami demam dan apa yang mesti dilakukan untuk menanggulangi demam menjadi suatu hal yang penting bagi kita untuk mengetahuinya. Bagaimana tubuh mempertahankan suhu ? Suhu tubuh manusia normalnya adalah sekitar 36-38 derajat Celcius. Suhu ini dipertahankan melalui energi yang dihasilkan oleh proses metabolisme dari zat-zat makanan dengan sumber karbohidrat, lemak, dan protein di sel-sel tubuh, khususnya di mitokondria. Energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP sebagian diubah menjadi energi panas yang digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh. Pusat pengatur suhu sendiri terdapat di hipotalamus, bagian dari otak. Di sinilah suhu tubuh diatur dan dipertahankan dengan pengaturan setting point suhu. Demam dapat disebabkan oleh infeksi maupun oleh penyebab lain, seperti keganasan (neoplasma/kanker), penyakit autoimun, dan penyakit hipertiroid. Biasanya demam terjadi ketika seseorang mengalami infeksi baik oleh bakteri maupun virus. Jika bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh manusia, keduanya akan menghasilkan zat-zat pyrogen (zat yang menyebabkan demam) yang akan meningkatkan setting point suhu di hipotalamus, dengan cara merangsang pelepasan PGE2 (prostaglandin2). Hal ini menyebabkan suhu setting point dan suhu tubuh menjadi berbeda. Suhu setting point lebih tinggi daripada suhu tubuh. Suhu tubuh akan meningkat untuk menghilangkan perbedaan dari suhu setting point sehingga menyebabkan demam. Pada saat awal kenaikan panas tubuh, suhu tubuh yang lebih rendah daripada setting point menyebabkan terjadinya vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh. Penderita akan merasa kedinginan dan menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh meskipun jika diukur tubuhnya akan terasa panas. Peristiwa ini akan berhenti apabila suhu tubuh sudah sama dengan setting point suhu di hipotalamus. Bagaimana obat penurun demam bekerja? Obat-obatan penurun demam sudah umum digunakan masyarakat. Pada umumnya, obat-obatan tersebut mengandung jenis antipyretic (penurun panas) yang paling aman, yaitu paracetamol atau acetaminophene. Jenis obat ini akan menghambat terbentuknya PGE2 sehingga setting point di hipotalamus akan menurun. Penurunan suhu setting point ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh untuk menyamakan dengan suhu di setting point sehingga tubuh yang tadinya demam, akan normal kembali. Ketika terjadi penurunan setting point, suhu tubuh yang lebih tinggi akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah sehingga panas akan lebih mudah dilepaskan melalui radiasi. Hal ini akan diiringi dengan peningkatan penguapan (evaporasi) yang ditandai dengan keluarnya keringat sehingga suhu tubuh turun. Bagaimana mengukur suhu tubuh? Secara sederhana, sebenarnya kita dapat mengukur suhu tubuh dengan menggunakan punggung tangan kita sebagaimana yang sering dilakukan orang tua kita dengan menempelkan http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 16 Demam, Apakah Selalu Merugikan? punggung tangan ke kepala. Cara ini tergolong praktis untuk pemeriksaan awal menentukan seseorang demam atau tidak. Sayangnya, tidak semua orang memiliki sensitivitas yang sama dalam menentukan ketidaknormalan suhu tubuh. Bagaimana mengukur suhu tubuh? Secara sederhana, sebenarnya kita dapat mengukur suhu tubuh dengan menggunakan punggung tangan kita sebagaimana yang sering dilakukan orang tua kita dengan menempelkan punggung tangan ke kepala. Cara ini tergolong praktis untuk pemeriksaan awal menentukan seseorang demam atau tidak. Sayangnya, tidak semua orang memiliki sensitivitas yang sama dalam menentukan ketidaknormalan suhu tubuh. Agar lebih akurat, kita dapat menggunakan termometer, baik yang berupa termometer raksa ataupun termometer digital. Alat ini bisa dibeli di toko alat kesehatan atau juga di apotek. Model termometer raksa sekarang sudah mulai ditinggalkan karena waktu pengukurannya yang relatif lama, sekitar 5-10 menit. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini kita dapat menggunakan termometer digital yang lebih praktis dan waktu pengukuran lebih cepat. Suhu tubuh normal manusia adalah 36,1–37.8 °C. Bila lebih dari rentang itu, seseorang dapat dikatakan menderita demam. Tempat pengukuran dapat dilakukan di beberapa tempat, di antaranya: 1.Oral, yaitu diletakkan di bawah lidah 2.Aksila, di lipat ketiak 3.Rectal, yaitu di dubur 4.Timpani, yaitu di telinga Dari keempat tempat tersebut, pengukuran di timpani atau di telinga menggunakan termometer infra merah merupakan cara yang paling akurat, karena suhu tubuh yang didapat lebih dekat dengan suhu inti tubuh, sedangkan yang paling tidak akurat adalah pengukuran di aksila dikarenakan pengaruh suhu lingkungan yang besar dan adanya pengaruh dari keringat. Demam vs obat penurun panas Demam sebenarnya merupakan usaha tubuh untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Kenaikan suhu tubuh akan menghambat proses kembang biak bakteri maupun virus dengan cara menghambat replikasi (penggandaan materi genetik untuk memperbanyak diri) DNA pada bakteri dan RNA pada virus. Dengan cara ini, jumlah bakteri maupun virus akan dibatasi. Selain menghambat kembang biak kuman, demam juga dapat menjadi alarm dari tubuh yang menandakan adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, apakah karena infeksi maupun karena sebab lainnya. Dengan mengamati pola demam, dokter dapat mengenali jenis kuman yang menyerang tubuh penderita. Misalnya, infeksi Salmonella typhi yang menyebabkan typhoid dapat menimbulkan pola demam yang khas, yaitu saat malam hari suhu tubuh naik, sedangkan pada pagi hari suhu tubuh turun. Pola demam ini berulang terus seperti gambaran anak tangga. Sementara pada kasus demam berdarah (DB), pola demam biasanya dalam bentuk sadle appearance (seperti pelana kuda), yakni suhu tubuh naik pada hari ke-1 sampai 3, menurun pada hari ke-3 sampai 5, dan naik kembali pada hari ke-6 hingga ke-7. Dengan mengetahui pola demam, dokter berusaha menentukan terapi yang tepat sesuai dengan penyebab infeksi. Pola demam yang khas tidak akan terjadi bila penderita menggunakan obat-obatan penurun panas karena demam akan segera turun setelah pemakaian obat penurun panas, dan akan naik kembali jika pengaruh obat telah habis. Demam hanyalah gejala dari suatu penyakit, penggunaan obat-obatan penurun panas hanya akan menurunkan demam sementara waktu. Jika penyebabnya belum teratasi, demam akan timbul kembali. Lantas, bagaimana kita perlu menyikapi demam? http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 17 Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menyikapi demam: 1.Jika demam menyerang, sebaiknya kita beristirahat karena demam merupakan usaha tubuh untuk melawan infeksi kuman. 2.Jika demam sangat mengganggu, lakukan kompres air hangat di kepala untuk menurunkan suhu tubuh, serta minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Kompres air hangat akan menyebabkan otak menerima informasi bahwa suhu tubuh terlalu tinggi sehingga setting point di hipotalamus akan diturunkan. Hal ini menyebabkan suhu tubuh akan mengikuti penurunan setting point. Sebaliknya, bila kepala dikompres dengan air dingin, otak akan menerima informasi bahwa suhu sekitar terlalu rendah sehingga setting point tidak akan turun. Bahkan, penderita akan merasa kedinginan dan tubuhnya akan menggigil untuk menaikkan suhu tubuh yang lebih rendah dari setting point di hipotalamus. 3.Jika demam tidak turun juga, kita dapat menggunakan obat-obatan penurun panas. 4.Jika demam naik lagi setelah pengaruh obat habis, sebaiknya kita berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui penyebab demam tersebut dan cara penanggulangannya. 5.Pada anak-anak usia 0-2 tahun, demam dapat mengakibatkan timbulnya kejang (step) untuk sebagian anak. Kejang demam merupakan salah satu keadaan yang memerlukan tindakan segera untuk menghentikannya karena dapat mengakibatkan rusaknya otak. Pada usia tersebut pemberian obat-obatan penurun panas merupakan pilihan yang tepat untuk mencegah timbulnya kejang saat terjadi demam pada anak. Nah, apakah demam selalu merugikan? Silahkan Anda menilainya sendiri. Bahan bacaan: http://www.medicinenet.com/aches_pain_fever/article.htm http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 18 Demam, Apakah Selalu Merugikan? Mengintip Kegiatan Mahasiswa Indonesia di Nagoya Bersama PPI Nagoya Izza Dinalhaque Pranatasari (mahasiswi School of Agriculture, G30 Undergraduate Program, Nagoya University) Kontak: @izzadp (twitter), http://izzadinalhaquep.blogspot.com Rubrik Sosial Budaya Sebagai seorang pelajar di perguruan tinggi, tentu rugi rasanya jika hanya menghabiskan waktu untuk belajar tanpa mencoba aktivitas lain seperti berorganisasi. Mengikuti organisasi menjadi penting karena di sinilah kita bisa berinteraksi dengan banyak orang dan belajar bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Unit Kegiatan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa adalah dua contoh dari banyaknya jenis organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi Indonesia. Nah, bagaimana dengan pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri? Para pelajar Indonesia di luar negeri juga memiliki organisasi kemahasiswaan yang disebut Persatuan Pelajar Indonesia atau PPI. Organisasi PPI dapat ditemui di berbagai negara di dunia asalkan ada mahasiswa Indonesia yang sedang bersekolah dan aktif berorganisasi di negara tersebut. Selain sebagai wadah untuk menjalin silaturahim antarmahasiswa Indonesia, PPI juga berfungsi sebagai wadah untuk melepas rindu pada tanah air. Bagaimana bisa? Jawabnya, karena bersama PPI kita dapat berkumpul dengan orang Indonesia lainnya, bisa mengobrol dengan bahasa Indonesia, dan kalau sedang beruntung mungkin bisa menyantap masakan khas Indonesia yang selalu hmm... yummy. Selain itu, fungsi PPI yang paling penting lainnya adalah memperkenalkan budaya Indonesia pada penduduk lokal di negara ia berada. Dalam artikel ini, penulis akan memberikan beberapa contoh kegiatan yang selama ini rutin kami, Persatuan Pelajar Indonesia Nagoya, lakukan. Di Universitas Nagoya, dan mungkin di universitas lain di Jepang pada umumnya, awal semester dimulai pada bulan April dan bulan Oktober. Oleh karena itu, biasanya dalam setahun kami melakukan acara penyambutan mahasiswa baru sebanyak dua kali. Acara ini bertujuan sebagai ajang perkenalan dan pertukaran informasi terutama bagi anggota baru. Acara dilakukan dengan sederhana, biasanya makan bersama sambil duduk-duduk di bawah pohon sakura atau momiji. Untuk mengakrabkan hubungan antaranggota, tiap tahun juga diadakan wisata bersama ke suatu tempat dengan menyewa bis atau mobil. Pada musim dingin biasanya diadakan ski trip ke daerah Gifu. Pernah juga PPI Nagoya mengadakan wisata ke Kyoto pada musim gugur. Selain bersenang-senang, PPI Nagoya memiliki kegiatan yang dapat memberi ilmu yang bermanfaat bagi anggota-anggotanya. Acara ini disebut “Dibakar” (Dibahas Bareng Pakar). Dalam acaa ini para pakar yang kebetulan sedang berkunjung ke Nagoya “diculik” sebentar untuk memberi kuliah singkat pada para pelajar Indonesia di sini. Setelah kuliah singkat, dilakukan Ski Trip di Hirugano, Gifu. http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 19 Welcome Party Oktober 2013. Mengintip Kegiatan Mahasiswa Indonesia di Nagoya Bersama PPI Nagoya sesi tanya-jawab dan diskusi. Temanya bermacam-mecam sesuai dengan bidang yang dikuasai oleh pakar yang bersangkutan. Sebagai contoh, Bapak Zainal Arifin Mochtar yang merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pernah menjadi pembicara dalam acara “Dibakar” dengan tema korupsi partai politik Indonesia. Tak hanya kualitas akademis, PPI Nagoya memperhatikan kualitas fisik anggotanya, lho. Oleh karena itu, setiap tahun PPI Nagoya turut aktif berpartisipasi dalam ajang Chubu Match yang merupakan pertandingan olahraga antar-PPI di daerah Chubu. Jenis olahraga yang dipertandingkan tergantung dari PPI yang menjadi tuan rumah Chubu Match. Olahraga yang biasanya hampir selalu muncul adalah badminton dan tenis meja. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu tugas terpenting PPI adalah mengenalkan budaya Indonesia. Ini bisa berupa tarian, lagu, pakaian, serta bahasa Indonesia pada penduduk lokal. Untuk itu, ada satu event tahunan sekaligus yang terbesar bagi PPI Nagoya yang bernama Festival Indonesia. Dalam Festival Indonesia ini, tamu-tamu yang hadir dapat mencicipi aneka masakan serta membeli pernak-pernik khas Indonesia di berbagai stand makanan yang berjejer di sepanjang koridor. Selain itu, di panggung Festival Indonesia diadakan seminar singkat membahas suatu tema tentang Indonesia. Penonton juga disuguhi aneka atraksi budaya yang sangat kental nuansa Indonesia-nya. Pengisi acara di panggung tidak terbatas pada anggota dari PPI atau orang Indonesia yang sedang bekerja di sekitar Nagoya saja. Orang Jepang yang http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 20 Salah satu penampilan angklung PPI Nagoya dalam acara World Collaboration Festival. memiliki minat terhadap Indonesia juga menjadi pengisi acara. PPI Nagoya biasanya menampilkan angklung, macam-macam tarian seperti tari saman, grup vokal, dan bahkan pernah mendemonstrasikan prosesi pernikahan adat Jawa. Selain tampil dalam event besar rancangan sendiri, PPI Nagoya sering mendapatkan tawaran untuk mengisi acara budaya dari pihak penyelenggara festival-festival internasional. Pihak kampus pun tak jarang meminta untuk tampil pada acara Home Coming Day maupun seminar internasional. Dalam setiap penampilan, seluruh personil selalu mengupayakan untuk memakai pakaian adat tradisional. Namun, jika tidak memungkinkan, biasanya batik yang menjadi dress code wajib. Khusus untuk mengenalkan Bahasa Indonesia pada warga Jepang, PPI Nagoya bekerja sama dengan Universitas Nanzan mengadakan lomba pidato dan puisi Bahasa Indonesia. Pesertanya adalah mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Nanzan karena di universitas ini bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah wajib di jurusan Asian Studies. Penasaran bagaimana orang Jepang membawakan puisi berbahasa Indonesia tanpa teks? Salah satu aksi mereka dapat dilihat pada video berikut ini: http://youtu.be/BREjtdZ2vIA Semua kegiatan PPI Nagoya yang penulis paparkan di atas hanyalah kontribusi kecil yang bisa kami lakukan selaku pelajar Indonesia di luar negeri. Yang lebih utama dari semua kegiatan tersebut sebenarnya adalah perilaku kita sebagai warga negara Indonesia di negeri rantau karena perilaku merupakan salah satu cerminan budaya. Semoga para pelajar Indonesia di manapun berada selalu menunjukkan sikap sopan santun serta mematuhi peraturan yang berlaku di negara tersebut. Anggota PPI Nagoya dalam berbagai macam pakaian adat. Ujian Nasional, Menggadaikan Hak Belajar Anak Asep Sapa’at (Praktisi Pendidikan, Direktur Sekolah Guru Indonesia) Kontak: syafaat_makmalian(at)yahoo(dot)com, @sapaatholic (twitter) Rubrik Pendidikan “Jika otak hanya belajar, mengutip, dan berlatih, ngebut sebelum ujian, dalam waktu 14 sampai 18 jam otak akan melupakan sebagian besar informasi baru tersebut, kecuali jika informasi itu memiliki makna.” —Elaine B. Johnson, Ph.D — Mana yang benar, ujikan apa yang telah diajarkan, atau ajarkan apa yang akan diujikan? Jika seorang guru menguji pengetahuan atau keterampilan dari materi yang telah diajarkan, itu artinya ia telah bersikap adil pada siswa. Tetapi, kalau ia hanya mengajar untuk kebutuhan ujian saja, apakah siswa dapat dipastikan telah mengalami proses belajar? Belajar sangat berbeda dengan menjawab pertanyaan soal ujian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman. Jadi, makna belajar tidak sesempit hanya mengerjakan soal-soal Ujian Nasional (UN), tidak sekadar menghafal informasi-informasi tak bermakna, melainkan memberdayakan segenap domain kognitif-afektif-psikomotorik siswa. Dilematis, Ujian atau Belajar Dalam tulisan yang berjudul Emphasis on Scores Comes at A Price, Richard Rothstein menyampaikan informasi penting yang dimuat di Harian New York Times Edisi 11 November 1999. Informasi itu mengabarkan bahwa ketika sekolah hanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tinggi, tak terelakkan lagi guru akan lebih menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan yang mudah diuji. Keterampilan yang lebih sulit diuji kurang mendapat perhatian. Contoh, jauh lebih mudah menguji kosakata daripada menulis kreatif. Jadi, kurikulum yang berfokus pada ujian kemungkinan akan memperburuk pendidikan, bukan memperbaikinya. Pembelajaran yang merangsang kepekaan sosial, jiwa empati sosial, menguji kemampuan bernalar, dan berkomunikasi para peserta didik melalui aktivitas diskusi dan debat mengenai masalah-masalah sosial, ternyata harus ditiadakan hanya karena sekolah lebih memilih meluangkan waktu lebih banyak untuk melatih pelajaran-pelajaran dasar guna menghadapi ujian. Di Boston Charlestown High, peserta didik harus merelakan tidak belajar di kelas kesenian dan olahraga. Begitu pun yang terjadi di Waterford, sebuah kota di pinggiran Washington, sebuah sekolah dasar menghapuskan pelajaran musik dan membatalkan rencana untuk mengadakan studi lingkungan dengan alasan hanya karena kedua mata pelajaran tersebut tidak dapat meningkatkan nilai kelulusan dalam ujian negara bagian Virginia. Nancy Walser, dikutip dari Manthey G. (2008), Attaining 21st Century Skills in a Complex World, jika peserta didik ingin dapat bersaing hidup di masa depan, sekolah harus membekali peserta didik dalam hal berpikir kritis, kemampuan kerja sama, keterampilan berkomunikasi, bekerja mandiri, kepemimpinan, beradaptasi secara cepat, tanggung jawab, dan berwawasan global. Ketika sekolah dipaksa untuk menyiapkan peserta didik untuk lolos dari “lubang jarum” bernama ujian nasional, maka fokus sekolah untuk membekali keterampilan hidup bagi peserta didik bergeser menjadi keterampilan memprediksi dan menjawab soal-soal ujian. Jangan heran jika suasana di kelas jauh dari suasana menyenangkan, terbangun komunikasi searah yang membosankan, dan hak anak untuk belajar menjadi terabaikan. http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 21 Ujian Nasional, Menggadaikan Hak Belajar Anak Pembelajaran berbasis otak Siapa yang akan membantah jika dinyatakan bahwa semua orang mempunyai otak. Guru memiliki otak, begitu pun siswa, tetapi mengapa pembelajaran di kelas mengabaikan prinsip kerja otak? Keistimewaaan terhebat manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada kemampuan berpikirnya sebagai manusia berbudaya. Namun, alangkah malangnya ketika potensi otak kita sebagai modal utama untuk berpikir tidak diberdayakan secara optimal. Bahkan, sekolah yang idealnya diharapkan berperan sebagai komunitas untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa pun kadang kurang memperhatikan fakta pentingnya penggunaan otak dalam proses pembelajaran Pada tahun 1970, Paul McClean mulai memperkenalkan konsep Triune Theory yang mengacu pada proses evolusi tiga bagian otak manusia. Dalam hipotesisnya, McClean menyatakan bahwa otak manusia terdiri dari tiga bagian penting: otak besar (neokorteks), otak tengah (sistem limbik), dan otak kecil (otak reptil), dengan fungsi masing-masing yang khas dan unik. Otak besar (neokorteks) memiliki fungsi utama untuk berbahasa, berpikir, belajar, memecahkan masalah, merencanakan, dan mencipta. Kemudian, otak tengah (sistem limbik) berfungsi untuk interaksi sosial, emosional, dan ingatan jangka panjang. Otak kecil (otak reptil) sendiri menjalani fungsi untuk bereaksi, naluriah, mengulang, mempertahankan diri, dan ritualis. http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 22 Sayangnya, pembelajaran mengalami penyempitan makna menjadi sekadar mengingat-ingat tipe soal ujian, memprediksi soal-soal ujian tahun sebelumnya, dan menjawab soal ujian dengan cara praktis. Dengan demikian, kita tidak perlu merasa heran jika kita tidak menemukan guru yang mencoba mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi, interaktif, melibatkan perasaan dan pengalaman siswa, serta membuat siswa benar-benar siap untuk belajar. Dampaknya, potensi otak siswa menjadi tidak diberdayakan. Confucius pernah menyatakan,”Tell me, and I will forget. Show me, and I may remember. Involve me, and I will understand.” Belajar menjadi tidak bermakna ketika siswa hanya duduk mendengarkan ceramah guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, atau siswa berhasil mengerjakan soal-soal UN sekalipun. Belajar hanya bermakna ketika siswa melakukan sesuatu, berlatih menguasai pengetahuan dan keterampilan hidup, kemudian pola pikir-pola sikap mereka berubah akibat tanggapan dari pengalaman yang mereka lakukan sendiri ketika mereka mengikuti pembelajaran di kelas. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang mampu bernalar secara logis. Bernalar menjadi logis ketika potensi otak kita diberdayakan. Jika siswa kita tidak mampu bernalar karena terlalu sibuk untuk lulus ujian nasional, cuma mimpi kali yee bakal menjadi bangsa yang hebat. Catatan: Tulisan ini pernah dimuat dalam surat kabar harian Bogor tahun 2010 dan 2011, dimuat ulang di Majalah 1000guru dengan beberapa perubahan. http://majalah.1000guru.net/ • Vol. 2 No. 3 • Edisi ke-36 • Maret 2014 23 KUIS dan Info Majalah 1000guru Halo Sobat 1000guru! Kali ini, kami kembali mengadakan kuis seperti biasa dengan dua hadiah untuk dua pemenang. Ingin dapat hadiahnya? Gampang sekali kok: 1.Ikuti (follow) akun twitter @1000guru atau https://twitter.com/1000guru, dan like fanpage 1000guru.net pada facebook: https://www.facebook.com/1000guru 2.Perhatikan cerita berikut: Hari Sabtu ini, nenek Ita membuat roti untuk cucu-cucunya. Rencananya ia ingin membuat dua macam roti dengan aneka topping. Roti yg pertama dibuat tanpa diberi gula, sedangkan roti yang kedua dibuat dengan gula jagung. Kedua roti tersebut dipanggang dengan jangka waktu yg sama dan kondisi yang sama. Pertanyaannya: Secara teori, adakah di antara kedua roti tersebut yang warnanya lebih coklat setelah dipanggang? Jika disajikan tanpa diberi topping, roti manakah yang kira-kira lebih disukai anak-anak? Kemukakan alasanmu! Catatan: Tidak ada satupun dari roti-roti tersebut yang diberi tambahan bubuk coklat dalam pembuatannya. 3.Kirim jawaban, disertai nama, akun FB, dan akun twitter kalian ke alamat e-mail redaksi: majalah1000guru@gmail.com dengan subjek Kuis Edisi 36 4.Jangan lupa mention akun twitter @1000guru jika sudah mengirimkan jawaban. Mudah sekali kan? Yuk, segera kirimkan jawaban kalian. Kami tunggu hingga tanggal 21 April 2014, ya. Salam semangat!! Pemenang Kuis Majalah 1000guru Edisi ke-35 Oya, kita sudah mendapatkan seorang pemenang untuk Bukan Kuis Biasa berhadiah novel Amelia karya Tere Liye pada edisi ke-35 yang lalu. Dan pemenangnya adalah: Ganjar Ammar @ganjarammar Selamat untuk pemenang! Kamu berhak mendapatkan buku Amelia dari tim 1000guru. Bagi yang belum beruntung, jangan bersedih, silakan ikuti kuis-kuis pada kesempatan selanjutnya. Info Kegiatan 1000 Guru Ada 3 kegiatan utama 1000guru yang sudah kami jalankan sejak pembentukan gerakan ini pada 2008. 1) Kuliah dan kelas jarak jauh (telekonferensi) maupun kuliah "darat". Telekonferensi ini pada awalnya merupakan satu-satunya “produk” utama 1000guru. Kami berusaha menghubungkan sekolah-sekolah di Indonesia yang tertarik untuk mendapat pengetahuan secara langsung dari para peneliti Indonesia yang bekerja di luar negeri (maupun di Indonesia). Dari sinilah fondasi awal filosofi 1000guru bahwa setiap orang bisa menjadi guru di manapun dia berada. Telekonferensi kemudian dipilih sebagai metode untuk memfasilitasi keterhubungan antara suatu sekolah dengan "guru relawan" yang bersedia menyampaikan materi terkait penelitian yang sedang dijalaninya ataupun materi-materi lain yang dikuasainya. Alhamdulillah saat ini 1000guru memiliki jaringan "guru relawan" yang cukup besar mencakup berbagai bidang ilmu. Artinya, jika sekolah Anda cukup berminat untuk menyelenggarakan telekonferensi atau tatap muka langsung, bisa dilakukan dengan mengajukan permintaan materi apa yang ingin dibahas. Kami tidak memungut biaya apapun atas nama 1000guru untuk kegiatan ini. Semuanya GRATIS! (2) Majalah 1000guru. Salah satu motivasi adanya majalah 1000guru ini adalah untuk menyediakan wadah bagi para profesional dari berbagai bidang ilmu untuk bercerita secara langsung tantangan-tanganan menarik yang mereka hadapi setiap harinya ke adik-adik pelajar sekolah menengah. Selain itu majalah inipun berfungsi sebagai "hiburan" dengan memberikan beberapa bahasan yang jarang tersentuh pelajaran sekolah. Dengan demikian, kami berharap bisa membantu adik-adik pelajar untuk merumuskan cita-cita mereka sejak dini dan memotivasi mereka untuk belajar bidang-bidang tertentu secara lebih tekun. (3) Video pendidikan. Satu lagi program gerakan 1000guru yang sedang dirintis adalah membuat perpustakaan elektronik yang berisi kumpulan rekaman audio visual (video) kuliah oleh para guru relawan untuk anak-anak level sekolah dasar dan menengah. Selain untuk koleksi perpustakaan, kumpulan video perkuliahan ini rencananya ingin kita bagi ke daerah-daerah yang kekurangan guru dan belum terjangkau oleh internet, yang tidak terjangkau oleh program kuliah jarak jauh (telekonferensi) 1000guru. Pendidikan yang Membebaskan /1000guru @1000guru 1000guru.net Next >