< Previous1000guru.net 16 | Rubrik Teknologi | Teknologi Hidrida Beberapa jurnal yang dipublikasikan pada Journal of the American Chemical Society memaparkan suatu lompatan penting dalam teknologi penyimpanan hidrogen berupa pembuktian mengenai kuatnya perekatan H2 pada permukaan terbuka atom logam dalam struktur logam-organik nanoporous, bahan berpori yang berukuran pori nanometer, yang disebut dengan MOF (Metal-Organic Framework). Kemampuan dari H2 untuk melekat pada atom logam dengan baik memungkinkan molekul hidrogen dapat tersusun lebih padat yang diharapkan dapat meningkatkan kapasaitas penyimpanan dibandingkan dengan penyerapan hidrogen pada material penyerap non-logam yang dikembangkan sebelumnya. Jeffry Long dari University of California, Berkeley dan timnya telah berhasil mensintesis Mn- Benzenetristetrazolate MOF dengan kapasitas penyimpanan H2 sekitar 6.9% berat atau 60 g/L pada suhu 77 K dan tekanan 90 bar. (Dinca, 2006) Untuk saat ini, kapasitas tersebut merupakan kapasitas terbesar untuk bahan MOF dan merupakan bahan yang pertama kali melampaui kapasitas yang ditargetkan oleh Departemen Energi AS yang mencanangkan target penyimpanan hidrogen dengan kapasitas 6.0% dan 45 g/L pada tahun 2010 yang lalu. Sementara itu, Cameron Kepert dari University of Sydney dan timnya telah berhasil mengembangkan Cu(II)-Tetracarboxylate MOF dengan mempelajari penyerapan deuterium (D2) pada bahan tersebut. (Petterson, 2006) Berdasarkan data hasil penelitiannya, mereka mengungkapkan ada enam lokasi penyerapan terpisah dari D2 dalam struktur MOF. Pertama, lokasi sekitar atom tembaga, kemudian diikuti dengan lokasi sekitar atom non-logam berpori-pori kecil, kemudian barulah lokasi yang berpori-pori besar. Studi ini berhasil menjelaskan langkah tahapan adisi D2 ke dalam struktur MOF yang kemudian membuktikan adanya atom logam dapat menguntungkan penyerapan molekul gas. Hingga saat ini masih terdapat beberapa kekurangan dari penyimpanan H2 dalam struktur MOF, salah satunya ialah lemahnya interaksi atau tarik-menarik antara H2 dengan dinding pori dari MOF. Oleh karena itu, para peneliti sekarang berusaha untuk mengatasinya dengan dua cara untuk memperbesar kapasitas penyimpanan, yaitu dengan cara menambah luas permukaan penyerapan MOF atau memperkuat perekatan dari H2 sehingga semakin banyak molekul gas hidrogen yang dapat disimpan. 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 Mobil berteknologi hidrida dan teknologi fuel cell. Sumber gambar: http://dc399.4shared.com dan http://www.carsdata.net Bahan bacaan: http://en.wikipedia.org/wiki/hydride M. Dinca, dkk. Hydrogen storage in a Microporous Metal−Organic Framework with Exposed Mn2+ Coordination Sites, J. Am. Chem. Soc. 128, 16876 (2006). V. K. Peterson, dkk. Neutron Powder Diffraction Study of D2 Sorption in Cu3(1,3,5-benzenetricarboxylate)2, J. Am. Chem. Soc. 128, 15578 (2006). 1000guru.net | 17 Rubrik Kesehatan | Tubuh dalam Dingin 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 Mekanisme Tubuh dalam Menghadapi Cuaca Dingin Mas Rizky A. A. Syamsunarno (Dosen FK Unpad dan Mahasiswa S3 di Gunma University Graduate School of Medicine, Jepang) Kontak: masrizkyanggun(at)gmail.com Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu lingkungan yang ideal, berkisar antara 24-32oC. Di sisi lain, suatu daerah yang semakin dekat ke daerah kutub, perubahan suhu lingkungannya akan semakin ekstrem. Tanpa ada mekanisme adaptasi dari tubuh, maka kelangsungan makhluk hidup terutama mamalia dan manusia akan terganggu karena enzim-enzim di dalam tubuh dan sel-sel tubuh memerlukan suhu yang optimal agar dapat berfungsi dengan baik. Pada mamalia, secara umum ada dua mekanisme tubuh ketika menghadapi suhu lingkungan yang menjadi dingin. Proses ini difasilitasi oleh hormon adrenalin. Mekanisme yang pertama adalah mencegah kehilangan panas tubuh. Tubuh secara alami mengeluarkan panas yang berasal dari proses metabolisme tubuh. Pada kasus manusia, kita akan mengenakan pakaian yang tebal untuk menahan dingin dan juga menahan panas tubuh. termogenesis. Dari dalam tubuh, termogenesis dihasilkan melalui dua cara yaitu yang disebut dengan shivering thermogenesis (ST) dan non-shivering thermogenesis (NST). Proses ST atau menggigil dihasilkan dari kontraksi otot tubuh secara terus menerus sehingga produksi panas dihasilkan dari transfer energi di dalam sel otot. Pada ST, sumber energi yang utama yang digunakan adalah glukosa, terutama cadangan glukosa di dalam otot (glikogen). Berbeda dengan ST, proses NST berasal dari “pembakaran” cadangan lemak di jaringan lemak coklat yang disebut Brown Adipose Tissue (BAT). Sesuai namanya, jaringan lemak ini berwarna coklat, berbeda dengan jaringan lemak yang biasa kita kenal. Pada awalnya, para ahli mengira BAT hanya terdapat pada hewan mamalia dan bayi baru lahir, yang akan menghilang seiring pertambahan umur. Namun, penelitian terakhir menemukan bahwa manusia dewasa tetap memiliki BAT yang tersebar di seluruh bagian tubuh. Meskipun begitu, para ahli berpendapat BAT pada manusia dewasa memiliki fungsi lain di luar termogenesis dan berperan dalam metabolisme lemak dan glukosa. Sementara itu, mamalia lainnya, terutama yang memiliki bulu tebal, akan mengembangkan bulu-bulunya dan secara bawah sadar akan menyempitkan pembuluh-pembuluh darah, suatu proses yang disebut dengan (vasokonstriksi), untuk mencegah panas tubuh menghilang sehingga kulit akan terlihat pucat. Secara alami, kita (manusia) pun akan cenderung merapatkan tubuh atau meringkuk untuk mencari kehangatan. Pada hewan-hewan tertentu, seperti beruang, mereka melakukan proses tidur panjang atau hibernasi untuk menurunkan laju metabolisme. Mekanisme yang kedua adalah dengan cara meningkatkan produksi panas tubuh atau termogenesis. Meningkatkan aktivitas tubuh dan meningkatkan asupan makanan adalah hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas BAT pada tikus di dalam suhu ruangan (control) dan ketika cuaca dingin (cold). Distribusi BAT pada bayi yang baru lahir. 1000guru.net 18 | Rubrik SosBud | Seijin dan Shakaijin Seijin dan Shakaijin dalam Budaya Jepang Hasanudin Abdurakhman (General Manager di PT Toray Industries Indonesia) Dalam kebudayaan Jepang, ada dua konsep menarik tentang “kedewasaan” seorang anak manusia, yaitu “seijin” dan “shakaijin”. Pada tulisan ini akan dibahas sekilas mengenai kedua konsep tersebut. Seijin (成人) Seijin (成人)artinya adalah orang dewasa. Dalam kultur dan hukum positif Jepang, seseorang dianggap dewasa bila ia telah berumur 20 tahun. Umur 20 tahun disebut dengan kosa kata khas, yaitu hatachi. Dalam huruf kanji, umur 20 tahun tetap ditulis dengan padanan harfiahnya, nijyuusai (二十歳), yang artinya dua puluh tahun. Namun, kanji tersebut diberi cara pembacaan khusus, yaitu hatachi tadi. Ketika seseorang memasuki usia 20 tahun, ia dianggap menjadi orang dewasa. Oleh karenanya, setiap awal tahun sekitar tanggal 14 Januari di Jepang dirayakan sebagai seijin no hi (成人の日), harinya “orang dewasa”. Pada hari itu, orang-orang yang memasuki usia 20 tahun pada tahun tersebut berkumpul melakukan perayaan “Hari Kedewasaan”. Peringatan “Hari Kedewasaan” dimulai di Jepang sejak tahun 714, tetapi dimulai sebagai hari libur nasional sejak tahun 1948. Apa sajakah keunikan-keunikan yang terkait konsep seijin maupun perayaannya tersebut? 1. Minum sake dan merokok Undang-undang Jepang melarang orang di bawah usia 20 tahun minum sake (serta minuman beralkohol lainnya) dan merokok. Sake dalam budaya Jepang bukan termasuk barang haram. Memasuki usia 20 tahun berarti seseorang sudah berhak memasuki pergaulan orang dewasa, dengan sake sebagai salah satu aksesorisnya. Para orang tua akan merayakan kedewasaan anaknya dengan minum sake bersamanya. Di balik berbagai perilaku serta kebudayaan orang Jepang yang mengagumkan, budaya minuman beralkohol ini sebaiknya tidak ditiru Indonesia. 2. Mempunyai hak pilih Makna lain dari fase seijin adalah dengan memasuki usia 20 tahun ini seseorang mulai memiliki hak pilih dalam pemilihan umum. 3. Pengecualian saat melakukan tindak kriminal Di Jepang, orang dewasa yang melakukan tindak kriminal, namanya sudah boleh disebut secara lengkap pada pemberitaan. Sementara itu, pelaku kriminal di bawah usia 20 tahun hanya akan ditulis inisialnya saja. Ini agak unik. Hukum Jepang sendiri membatasi batas umur kriminal remaja (di bawah umur) pada usia 18 tahun, bukan 20 tahun. Ini menyiratkan bahwa pada usia 20 tahun seseorang sudah menyandang status sebagai orang dewasa secara penuh, berikut tanggung jawab yang melekat padanya. Seperti yang dijelaskan dalam UU No.78 ayat 2 yang menuliskan dengan jelas adanya “Hari Kedewasaan”, seseorang perlu berjanji, apabila menjadi dewasa pada usia 20 tahun, ia akan berusaha mandiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tua. 4. Mengenakan pakaian adat Jepang Biasanya pada perayaan “Hari Kedewasaan” semua laki-laki dan perempuan yang berusia 20 tahun akan mengenakan pakaian adat Jepang (wanita dengan furisode semacam kimono dan laki-laki juga kimono gelap dengan hakama, terlihat seperti rok). Mereka pergi ke tempat pertemuan seperti Convention Hall di sekolahnya atau di kantor walikota dan juga ke kuil untuk berdoa berterima kasih, berjanji akan menjadi orang dewasa yang baik dan berguna. Namun akhir-akhir ini pada perayaan “Hari Kedewasaan” laki-laki banyak berubah dengan mengenakan pakaian formal jas hitam saja seperti pegawai kantor. 5. Final kejuaraan sepakbola Tanda unik lainnya dari perayaan “Hari Kedewasaan” adalah sejak tahun 2002 hingga kini biasanya final kejuaraan sepakbola antarperguruan 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 成人・ 社会人 1000guru.net | 19 Rubrik SosBud | Seijin dan Shakaijin tinggi di Jepang diselenggarakan tepat pada saat peringatan hari tersebut. Shakaijin (社会人) Dalam konteks yang berbeda dengan seijin, ada penggolongan lain yang menandakan “kedewasaan” seorang warga Jepang, yaitu shakaijin (社会人). Shakai artinya masyarakat sehingga shakaijin berarti anggota masyarakat. Istilah ini biasanya dipakai untuk orang yang sudah bekerja. Dengan bekerja itu artinya seseorang masuk ke komunitas di luar lingkup rumahnya (uchi). Ia telah memasuki wilayah yang di dalamnya berlaku aturan-aturan tertentu (shakai). Dengan demikian, ia akan terikat pada norma-norma sosial. Di Jepang pada umumnya orang-orang mulai bekerja setamatnya dia dari SMA, dalam usia sekitar 18 tahun jika tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada titik itulah seseorang akan dianggap sebagai shakaijin. Bagi yang menjalani kuliah, ia baru akan menjadi shakaijin kalau nanti sudah tamat kuliah. Jadi dalam hal shakaijin ini faktor usia tidak terlalu ditekankan. *** Terlepas dari perbedaaan antara keduanya, maupun beberapa hal yang tidak perlu ditiru di Indonesia, baik seijin maupun shakaijin mengandung makna kedewasaan. Seseorang yang melakukan hal yang tak patut kadang ditegur dengan mengingatkan ia pada statusnya, apakah sebagai seijin maupun shakaijin. "Kamu sudah seijin/shakaijin, tak patut berperilaku begitu," begitu contoh teguran yang biasa diucapkan dalam masyarakat Jepang. Pemberian istilah tersebut menyiratkan perlunya kesadaran terhadap batas bahwa seseorang telah menjadi dewasa dengan segala hak dan kewajiban yang melekat padanya. Lantas, sudah pantaskah kita menjadi orang dewasa saat ini? 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 Beberapa anak muda Jepang pada salah satu perayaan seijin no hi atau Hari Kedewasaan. 1000guru.net 20 | Rubrik Pendidikan | Cerdas Bangsa, Maju Budaya Makna Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Memajukan Kebudayaan Nasional Prof. Dr. Soedijarto (Guru Besar Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta) Enam puluh delapan tahun setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, perkembangan hampir di semua sektor kehidupan negara bangsa di era globalisasi ini jauh tertinggal dari negara tetangga yang kemerdekaannya diperoleh beberapa tahun setelah Indonesia. Sebagai contoh, Malaysia baru merdeka tahun 1957, Singapura tahun 1965, Korea Selatan baru setelah perang besar tahun 1950-an, dan Taiwan tahun 1949. Negara-negara ini kini perlahan-lahan namun pasti menjadi kekuatan besar. Sebelum China menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia, kita masih bisa berkilah bahwa Indonesia tertinggal dari negara tetangga karena wilayah kita demikian luas dan penduduk Indonesia berlipat dari negara-negara tetangga. Namun, setelah China dengan jumlah penduduk enam kali penduduk Indonesia dan wilayah yang jauh lebih luas dari Indonesia mampu mendominasi perekonomian dunia, kita patut bertanya, “Apa yang salah dengan strategi pembangunan nasional Indonesia sehingga setelah 68 tahun merdeka belum juga menjadi bangsa yang cerdas kehidupannya, maju kebudayaannya, dan sejahtera kehidupan rakyatnya?” Secara sederhana, kehidupan bangsa Indonesia hingga saat ini dapat dikatakan belum cerdas di antaranya dilihat dari indikator berikut: (1) musim kering kekurangan air bersih, (2) musim hujan terjadi banjir dan tanah longsor, (3) jika ada bencana alam tidak dapat mengatasi sendiri dan sangat bergantung kepada bantuan bantuan asing, baik dalam modal maupun teknologi, (4) wabah penyakit yang berulang kali muncul dan mematikan namun tidak diupayakan secara strategis bagaimana mengatasinya, (5) masih rendahnya atau belum terbangunnya infrastruktur teknologi, (6) rendahnya daya saing dalam segala bidang, termasuk olah raga, dan (7) tingginya ketergantungan kita kepada teknologi impor. Selain itu, cita-cita memajukan kebudayaan nasional pun masih jauh dari tercapai karena setelah 68 tahun merdeka belum juga terbangun budaya demokratis, berpotensi terjadinya disintegrasi bangsa, rendahnya produktivitas bangsa dalam IPTEK maupun ekonomi serta, masih rendahnya semangat bersatu. Kemudian, bahwa tingkat kesejahteraan rakyat masih jauh dari terwujudnya cita-cita “terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat”, antara lain dapat dilihat dari tingginya pengangguran, rendahnya tingkat kebugaran dan kesehatan rakyat, dan rendahnya tingkat pendidikan warga negara. Berangkat dari pertanyaan pokok, “Apa yang salah dengan strategi pembangunan nasional sehingga cita-cita para pendiri republik ini, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kebudayaan nasional, serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, belum juga nampak akan terwujud?” Tulisan ini tidak bermaksud untuk mencari atau mengidentifikasikan kesalahan tersebut, melainkan akan mencoba melakukan renungan analitik terhadap makna amanat mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional dalam membangun negara bangsa Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan. Sepanjang pengetahuan penulis, hampir tidak ada bangsa di dunia yang UUD-nya memberikan fungsi kepada penyelenggara negara (pemerintah) untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tampaknya, setelah para pendiri republik meninggalkan gelanggang penyelenggaraan negara, amanat UUD 1945 ini kurang diperhatikan dan dipahami makna hakikinya. Akibatnya, sebagian pihak menganggap bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa sama dengan memperluas kesempatan warga negara mengikuti pendidikan. Pandangan ini benar, tetapi tidak sepenuhnya karena perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang tidak bermutu dalam analisis UNESCO (International Commission on Education for the 21st Century) tidak 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 | 21 Rubrik Pendidikan | Cerdas Bangsa, Maju Budaya berdampak positif kepada pembangunan nasional tetapi bahkan menimbulkan masalah. Penulis berpandangan bahwa tanpa mengetahui dan memahami konteks perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia pada saat pergerakan nasional sampai saat proklamasi kemerdekaan, kita tidak akan dapat memahami mengapa para pendiri republik menuliskan kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai salah satu fungsi yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia di samping “melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia”, “memajukan kesejahteraan umum”, “serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Para pendiri republik yang cendekiawan dan pelajar sejarah peradaban dunia itu tampaknya sadar bahwa pada saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dunia telah memasuki era peradaban modern yang mengglobal, baik ekonomi, politik, dan IPTEK. Suatu peradaban yang akarnya adalah budaya Helenik dari empat abad SM yang pasca Renaissance pada abad ke-17 telah menggerakkan Eropa memasuki industri oleh gerakan negara kebangsaan yang modern. Pada saat Eropa bangkit melalui Renaissance dan industrialisasi serta munculnya negara-negara kebangsaan modern, Indonesia sebaliknya memasuki abad kegelapan, yaitu periode di bawah kekuasaan penjajah. Pendiri republik sadar bahwa mudahnya kerajaan-kerajaan Nusantara satu per satu dikuasai dan dijajah oleh pendatang dari Eropa yang jumlahnya kecil (Portugis, Inggris, dan Belanda) karena setelah Imperium Sriwijaya dan kemudian Majapahit runtuh dari dalam seperti runtuhnya Romawi, Nusantara terpecah menjadi puluhan kerajaan kecil. Akibatnya, selama hampir tiga ratus lima puluh tahun penghuni Nusantara secara kultural dalam kondisi status quo, sebagian besar rakyat tidak tersentuh oleh budaya peradaban modern yang rasional maupun berorientasi IPTEK. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain ini berarti seluruh rakyat Indonesia harus menjadi warga negara dari bangsa yang modern, yang maknanya adalah warga negara yang rasional, demokratis, dan berorientasi IPTEK dalam mengatasi masalah kehidupan sosial, ekonomi, dan politiknya. Untuk itulah pendiri republik menyusun UUD yang lebih dari UUD negara lain yaitu menetapkan ketentuan tentang kewajiban “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional” dan “memajukan kebudayaan nasional bangsa Indonesia.” UUD 1945 pasal 31 ayat (2) menggariskan “diusahakan dan diselenggarakannya satu sistem pengajaran nasional”, bukan pendidikan, karena pendidikan bermakna lebih luas dari “pengajaran”. Tidak lain karena para pendiri republik telah menjadi “cerdas” dan tinggi rasa kebangsaan serta secara rasional mampu membawa bangsanya kepada gerbang kemerdekaan, bekal pendidikan sekolah yang telah ditempuh. Dan peradaban modern yang berkembang setelah industrialisasi tidak lain karena dilembagakannya sekolah sebagai pusat pembudayaan berbagai sikap kemampuan, nilai, dan sikap. Melalui sistem persekolahan yang modern dan bermutu –seperti bermutunya sekolah-sekolah yang ditempuh pada saat para pendiri republik mengikuti pendidikan– akan lahir generasi baru dalam Indonesia merdeka yang “cerdas” dan “berkarakter”. Generasi baru ini yang akan mendorong majunya kebudayaan nasional Indonesia. Karena itu pula dalam UUD 1945 Bab XIII tentang pendidikan sudah meliputi Pasal 31 tentang pendidikan, dan Pasal 32 tentang kebudayaan. Selain itu, Pendidikan dan Kebudayaan berada dalam lingkup perhatian satu departemen. Untuk kepentingan inilah pemerintah pada era kepemimpinan para pendiri republik menyediakan ikatan dinas dan asrama bagi calon guru, memberikan asrama mahasiswa serta perumahan dosen pada Universitas Negeri, merencanakan pelaksanaan wajib belajar, dan mendirikan sekurang-kurangnya satu Universitas Negeri untuk setiap provinsi. Sangat disayangkan bahwa setelah para pendiri republik ini meninggalkan gelanggang penyelenggaraan negara, berbagai kebijakan unggul yang ditempuh oleh para pendiri republik ditinggalkan. Kebijakan memberi ikatan dinas dan asrama kepada mahasiswa calon guru ditiadakan, penyediaan perumahan dosen ditiadakan, asrama mahasisiwa pada setiap Universitas tidak difasilitasi lagi. Perluasan pendidikan yang ditempuh tidak dibarengi dengan mutu. Di sini 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 1000guru.net 1000guru.net 22 | Rubrik Pendidikan | Cerdas Bangsa, Maju Budaya penulis berpandangan penulis bahwa kondisi belum cerdasnya kehidupan bangsa dan belum majunya kebudayaan nasional, salah satu akarnya adalah diabaikannya penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, yang bermakna juga kurang dipahaminya makna fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional. Catatan: Garis besar tulisan ini merupakan bagian dari kuliah umum program Magister Manajemen publik, Universitas Sriwijaya, Palembang, 7 Januari 2006. 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 Sekilas Info Kegiatan 1000guru Bagi yang baru mendengar maupun membaca tentang 1000guru mungkin akan bertanya-tanya, perkumpulan ini untuk apa dan juga apa saja kegiatannya? Penjelasan untuk pertanyaan seperti ini sebenarnya sudah tercantum di website kami, http://1000guru.net, tetapi untuk menekankan beberapa poin penting dari kegiatan 1000guru, Anda bisa membaca uraian singkat ini. Ada 3 kegiatan utama 1000guru yang sudah kami jalankan sejak pembentukan gerakan ini pada 2008. (1) Kuliah dan kelas jarak jauh (telekonferensi) maupun kuliah "darat" Telekonferensi ini pada awalnya merupakan satu-satunya “produk” utama 1000guru. Kami berusaha menghubungkan sekolah-sekolah di Indonesia yang tertarik untuk mendapat pengetahuan secara langsung dari para peneliti Indonesia yang bekerja di luar negeri (maupun di Indonesia) yang tidak bisa diperoleh dengan mendatangkan mereka ke sekolahnya. Dari sinilah fondasi awal filosofi 1000guru bahwa setiap orang bisa menjadi guru di manapun dia berada. Telekonferensi kemudian dipilih sebagai metode untuk memfasilitasi keterhubungan antara suatu sekolah dengan "guru relawan" yang bersedia menyampaikan materi terkait penelitian yang sedang dijalaninya ataupun materi-materi lain yang dikuasainya. Alhamdulillah saat ini 1000guru memiliki jaringan "guru relawan" yang cukup besar mencakup berbagai bidang ilmu, sehingga jika sekolah Anda cukup berminat untuk menyelenggarakan telekonferensi atau tatap muka langsung, bisa dilakukan dengan mengajukan permintaan materi apa yang ingin dibahas. Kami juga tidak memungut biaya apapun atas nama 1000guru untuk kegiatan ini. Semuanya GRATIS! (2) Majalah 1000guru Salah satu motivasi adanya majalah 1000guru ini adalah untuk menyediakan wadah bagi para profesional dari berbagai bidang ilmu untuk bercerita secara langsung tantangan-tanganan menarik yang mereka hadapi setiap harinya ke adik-adik pelajar sekolah menengah. Selain itu majalah inipun berfungsi sebagai "hiburan" dengan memberikan beberapa bahasan yang jarang tersentuh pelajaran sekolah. Dengan demikian, kami berharap bisa membantu adik-adik pelajar untuk merumuskan cita-cita mereka sejak dini dan memotivasi mereka untuk belajar bidang-bidang tertentu secara lebih tekun. (3) Video pendidikan Satu lagi program gerakan 1000guru yang sedang dirintis adalah membuat perpustakaan elektronik yang berisi kumpulan rekaman audio visual (video) kuliah oleh para guru relawan untuk anak-anak level sekolah dasar dan menengah. Selain untuk koleksi perpustakaan, kumpulan video perkuliahan ini rencananya ingin kita bagi ke daerah-daerah yang kekurangan guru dan belum terjangkau oleh internet, yang tidak terjangkau oleh program kuliah jarak jauh (telekonferensi) 1000guru. 1000guru.net | 23 1000guru Vol. 1 No. 4 / Edisi ke-29 / Agustus 2013 1000guru.net Pendidikan yang Membebaskan Next >