< PreviousKacaKendaraan389komponen ini tidak aktif yang akan membahayakan jika dipegang dengan tangan.Gambar 14.28 Defogger pada kaca belakang 14.5. Kaca Samping Kaca samping kendaraan memiliki beberapa jenis, ada yang bisa dibuka, namun ada juga yang bersifat tetap, atau terpasang tetap. Kaca samping yang terdapat pada bagian pintu biasanya dapat dibuka. Sedangkan kaca yang terpasang pada bodi kendaraan yang lain, bisa dipasang tetap, atau juga ada yang bisa dibuka. Kaca kendaraan yang bersifat tetap misalnya pada quarter window,yaitu kaca diatas quarter panel. Konstruksi pada bagian ini adalah, kaca, pembatas serta sekrup. Sedangkan kaca yang dapat bergerak misalnya pada pintu kendaraan. Berikut ini konstruksi dari kaca kendaraan pada bagian pintu depan.Gambar 14.29 Konstruksi kaca pintu TeknikBodiOtomotif390Gambar 14.30 Regulator kaca samping Gambar 14.31 Konstruksi kaca tetap KacaKendaraan391Gambar 14.32 Konstruksi kaca membuka sampingTugas dan pertanyaan: 1. Kunjungilah bengkel variasi kendaraan, dan lakukan pengamatan tentang pemasangan kaca film pada kaca kendaraan! Buatlah laporan dari kunjungan Anda! 2. Sebutkan jenis-jenis kerusakan kaca depan kendaraan! 3. Apa yang terjadi apabila semua kaca kendaraan dibuat dari bahan laminated glass? Amankah terhadap penumpang? 392endaraan diciptakan sebagai alat bantu manusia dalam memenuhi kebutuhan transportasi sehari-hari. Ketika kendaraan digunakan, sangat mungkin terjadi kerusakan bodi yang tentunya juga tidak diinginkan. Kerusakan tersebut ada yang bersifat kecil seperti tergores, penyok atau juga kerusakan berat seperti rangka yang bengkok, bodi yang ringsek dan sebagainya. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai metode perbaikan bodi kendaraan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai sifat-sifat mekanis dari bahan. Karena bodi kendaraan sebagian besar terbuat dari plat eyser, maka dalam uraian sifat-sifat mekanis ini mengarah kepada logam padat. Sifat mekanis dari suatu bahan adalah kemampuannya dalam menahan suatu beban, baik beban statis atau beban dinamis, pada keadaan suhu rendah dan tinggi. Beban statis adalah beban yang tetap, berat atau ringan dalam arah tertentu pada setiap saat. Termasuk beban statis adalah tarikan, tekanan, lengkungan, puntiran, geseran dan kombinasi diantara keduanya. Sedangkan beban dinamis adalah beban yang arahnya berubah-ubah menurut waktu, diantaranya beban secara tiba-tiba atau mengejut, beban secara berubah-ubah, dan beban bergetar. Dari kedua sifat tersebut, maka diusahakan agar bahan yang mempunyai sifat mekanis tertentu yang baik, tetapi juga mempunyai sifat lain yang kurang baik, maka diambil langkah untuk mengatasinya sehingga bahan tersebut dapat digunakan. Dengan mempelajari karakter sifat ini, dapat diketahui dampak benturan atau kejadian lain sebagai akibat dari kecelakaan kendaraan, sehingga dapat untuk melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan metode yang tepat berdasar bentuk kerusakan.1. Perubahan bentuk (deformasi) a. Deformasi elastic Jika suatu logam menerima gaya dari luar dan mengalami perubahan bentuk dalam batas tertentu, maka deformasi yang terjadi hanya bersifat sementara. Apabila gaya penyebab KTTTeeekkknnniiikkkPPPeeerrrbbbaaaiiikkkaaannnBBBooodddiiiTeknikPerbaikanBodi393deformasi tersebut dihapuskan, maka logam akan kembali kebentuk semula. Hal ini terjadi apabila pembebanan yang diberikan masih berada di bawah batas kekenyalan logam tersebut.b. Deformasi plastis Jika deformasi logam terjadi di luar batas elastisitas, dan besarnya muatan tekanan yang diberikan melampaui batas kritis bahan, maka atom-atom logam akan berubah posisinya dan tidak mungkin kembali. Sifat plastis bahan merupakan salah satu sifat yang penting untuk membedakan bahan yang satu dengan lainnya. Berdasar sifat plastis pulalah dapat dilaksanakan pengerjaan logam yang membentuk atau mengubah bentuk yang sudah ada. Sebagai contohnya adalah penempaan rangka mobil (chasis), pelengkungan bodi mobil, penggilasan besi profil serta penarikan kawat logam. c. Deformasi slip Yaitu penggelinciran gugusan Kristal satu terhadap yang lainnya disepanjang bidang tertentu, yang selanjutnya dikenal dengan bidang slip. d. Deformasi twinningAdalah deformasi yang disebabkan oleh puntiran atau perputaran secara tiba-tiba dari suatu bagian Kristal. Perbedaan antara twinning dan slip hanya dapat dilihat dengan mikroskop, dan terjadinya biasanya disebabkan karena pembebanan yang tiba-tiba disertai dengan pengurangan temperature. 2. Pergeseran dan penguatan Hal ini disebabkanoeh karena perubahan yang terjadi pada Kristal logam, seperti pada slip dan deformasi. Proses menjadi lebih kuat dan lebih keras inilah yang dikenal dengan istilah proses “work hardening”. Proses ini banyak dilaksanakan pada penguatan dan pengerasan logam-logam, misalnya pembuatan plat stainless steel, pelat alumunium dan lain sebagainya. 3. Kekerasan (hardness)Salah satu sifat penting dalam logam adalah kekerasan. Kekerasan logam tidak bias diberikan dengan ukuran mutlak, tetapi TeknikBodiOtomotif394dibandingkan dengan logam lain yang telah ditentukan kekerasannya. Pengukuran kekerasan logam diantaranya dilakukan dengan pengujianbrinnel, vikers, Rockwell, scleroscope, sertamicrohardness test.4. Keregangan (ductility)Yaitu sifat bahan yang menyebabkan bahan tersebut dapat ditarik menjadi kawat, sebab jika logam mendapat pembebanan yang besar, maka akan mempunyai sifat meregang. 5. Malleability (kemungkinan dapat ditempa) Sifat ini memungkinkan suatu jenis logam dapat ditempa dan digilas menjadi pelat-pelat tipis, tanpa mengalami perpecahan. 6. Kelelahan (fatique)Sifat ini adalah kemampuan bahan dalam menerima beberapa kali beban yang berganti-ganti dengan tekanan maksimal dikenakan pada setiap pembebanan. Beban-beban seperti ini biasanya terdapat pada bgian yang mengalami pembebanan timbal balik seperti pegas-pegas, poros-poros dan sebagainya. 15.1. Tegangan dan Regangan Tegangan adalah gaya yang mengenai bahan pada setiap satuan luas. Secara umum, tegangan dijabarkan menjadi tegangan normal (tarik/ tekan) dan tegangan geser. Gambar 15.1 Tegangan normal dan tegangan geser TeknikPerbaikanBodi395Untuk mencari besarnya tegangan digunakan rumus: V=Fn / A (untuk tegangan normal) W= Fp / A (untuk tegangan geser) Dimana A adalah luas permukaan yang terkena gaya Regangan adalah intensitas deformasi bahan menurut besar gaya dan arahnya (perbandingan perubahan panjang terhadap panjang semula). Regangan dibagi menjadi 2, yaitu regangan linier dan regangan geser.Gambar 15.2 Regangan linier dan regangan geser Untuk mencari besarnya regangan digunakan rumus ='L/L (untuk regangan linier) J=e/L (untuk regangan geser) Diagram Regangan-Tegangan Diagram yang menggambarkan perubahan bentuk/ deformasi bahan dibawah pengaruh perubahan gaya. TeknikBodiOtomotif396Gambar 15.3 Diagram regangan - tegangan Dari gambar di atas,dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Batas proporsional (proportional limit), adalah tegangan terbesar dimana suatu bahan dapat menahan beban tanpa kehilangan kesebandingan/ proporsionalitas menurut arah lurus diantara tegangan dan regangan (A). Batas elastisitas (elastic limit), adalah tegangan terbesar bahan dmana bahan tersebut dapat menahan beban tanpa perubahan bentuk permanen (B).Tegangan Hasil (yield stress), adalah tegangan pada tempat dimana mulai terjadi penambahan regangan tanpa adanya pertambahan tegangan.Proof stress, adalah jumlah tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan perubahan/ deformasi pendahuluan dalam spesimen dihitung menurut prosentase panjang semula. Tegangan maksimum (ultimatum strength) adalah tegangan bahan dimana bahan tersebut mampu berkembang. Dalam praktiknya, UTS dihitung dengan memakai luas penampang mula-mula spesimen, atau disebut juga sebagai beban yang mematahkan bahan (C) Deformasi plastis, adalah perubahan bentuk bahan permanen (permanent deformation) bila pengaruh beban ditiadakan. Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa metode perbaikan bodi kendaraan, dimana dasar dari kerusakan ataupun langkah TeknikPerbaikanBodi397perbaikannya menggunakan prinsip-prinsip tegangan dan regangan tersebut.Gambar 15.4 Kerusakan bodi akibat tabrakan Dalam proses pembuatan bodi kendaraan ataupun perbaikan bodi kendaraan, diperlukan adanya beberapa perlakuan. Gambar 15.5 Proses menekuk Untuk memperkuat konstruksi dari bodi kendaraan, diperlukan suatu proses tertentu agar lembaran plat bisa menjadi keras/ kuat. Salah satu cara untuk pengerasan itu dengan cara ditekuk. Ada beberapa bodi kendaraan yang dibuat memiliki garis alur atau nutmengelilingi bodi. Ada cara yang lain dengan cara dipanaskan, atau dipalu secara berulang-ulang.Next >