< Previous daftar gambar D54.31. Penentuan ukuran dan bentuk penampang pada rangka 224 4.32. Struktur rangka ruang, plat dan grid 225 4.33. Struktur plat satu arah 226 4.34. Plat berusuk satu arah 227 4.35. Sistem balok dan plat dua arah 227 4.36. Struktur grid dua arah sederhana 228 4.37. Sistem slab & balok dua arah dan sistem wafel 229 4.38. Penggunaan drop panel dan column capitals 230 4.39. Gaya-gaya pada struktur rangka ruang 231 4.40. Jenis-jenis struktur rangka ruang dengan modul berulang 231 4.41. Struktur plat lipat 232 4.42. Pengelompokan sistem bangunan tinggi 233 4.43. Rangka sederhana dengan bracing 235 4.44. Sistem bracing umum 236 5.1. Ayakan untuk uji ukuran butir dan gradasi tanah 242 5.2. Alat uji hidrometer 242 5.3. Alat uji batas cair dan batas plastis 244 5.4. Grafik uji geser langsung 246 5.5. Alat uji geser langsung 246 5.6. Alat uji tekan bebas 246 5.7. Alat boring tanah dan alat pengambil sampel 248 5.8. Tipikal split sampler pada ujung alat SPT 249 5.9. Alat sondir 249 5.10. Konus tunggal dan konus ganda pada alat sondir 250 5.11. Ilustrasi besaran tegangan efektif tanah 250 5.12. Ilustrasi tegangan pada tanah 251 5.13. lustrasi perhitungan tinggi pemotongan tanah 252 5.14. Macam-macam pondasi 253 5.15. Pondasi dinding, telapak kolom, dan telapak dinding 254 5.16. Bentuk pondasi untuk tanah miring 254 5.17. Tampang dan bahan pondasi tiang 255 5.18. Tipikal pondasi tiang dalam menyalurkan beban 255 5.19. Plat kaki kolom di atas pondasi tiang 256 5.20. Peralatan boring pondasi tiang sumuran 256 5.21. Tahapan pembuatan sistem pondasi Frankie 257 5.22. Ilustrasi perhitungan daya dukung pondasi 257 5.23. Macam-macam bentuk struktur dinding penahan tanah 259 5.24. Ilustrasi perhitungan tekanan lateral tanah 260 5.25. Keruntuhan dinding penahan 261 5.26. Bagian struktur dinding penahan tanah 262 5.27. Kestabilan dinding penahan gravity dan semi gravity 262 5.28. Pemakaian geotekstil dan gabion 264 5.29. Perilaku perkuatan dinding dengan paku 265 5.30. Tahapan konstruksi dinding dengan paku atau jangkar 265 daftar gambar D6 6.1. Struktur bangunan baja 267 6.2. Bentuk baja profil canai panas 270 6.3. Bentuk baja profil cold forming 270 6.4. Standar tipe penampang profil baja canai panas 272 6.5. Beberapa profil elemen struktur rangka individu 273 6.6. Beberapa profil lembaran panel dan dek 273 6.7. Sistem konstruksi untuk konstruksi baja 275 6.8. Perkiraan batas bentang untuk berbagai sistem baja 278 6.9. Bentang yang dapat dicapai untuk beberapa sistem struktur 279 6.10. Baut dan spesifikasinya 281 6.11. Jenis sambungan-sambungan baut 284 6.12. Jenis keruntuhan sambungan 285 6.13. Pengelasan SMAW 288 6.14. Pengelasan SAW 289 6.15. Pengelasan GMAW 289 6.16. Pengelasan busur nyala 291 6.17. Contoh sambungan lewatan 293 6.18. Jenis las 294 6.19. Jenis las tumpul 295 6.20. Macam-macam pemakaian las sudut 296 6.21. Kombinasi las baji dan pasak dengan las sudut 297 6.22. Posisi pengelasan 298 6.23. Persiapan tepi untuk las tumpul 299 6.24. Cacat-cacat las yang mungkin terjadi 300 6.25. Contoh aplikasi batang tarik 304 6.26. Beberapa tipe penampang batang tarik 305 6.27. Pemakaian batang tarik bulat 306 6.28. Jarak antar plat yang dibutuhkan batang tarik 307 6.29. Beberapa tipe penampang batang tekan 308 6.30. Faktor panjang efektif pada kondisi ideal 309 6.31. Ikatan lateral sistem rangka lantai 310 6.32. Deformasi lentur dan sebuah gelagar 311 6.33. Lenturan pada gelagar 312 6.34. Contoh lubang pada sayap gelagar 312 6.35. Lubang pada gelagar 313 6.36. Keruntuhan badan gelagar 313 6.37. Contoh aplikasi struktur gelagar plat 315 6.38. Komponen umum gelagar yang dikeling 316 6.39. Komponen umum gelagar yang dilas 316 6.40. Jenis gelagar plat yang dilas 317 6.41. Sambungan balok sederhana 319 6.42. Sambungan balok dengan dudukan tanpa perkuatan 310 6.43. Penampang kritis untuk lentur pada dudukan 310 6.44. Sambungan dudukan dengan perkuatan 321 6.45. Sambungan dengan plat konsol segitiga 322 6.46. Sambungan menerus balok yang dilas ke sayap kolom 323 daftar gambar D76.47. Sambungan menerus balok dengan baut ke sayap kolom 324 6.48. Sambungan menerus balok yang dilas ke badan kolom 325 6.49. Sambungan menerus balok ke balok tidak secara kaku 325 6.50. Sambungan menerus balok ke balok secara kaku 326 6.51. Sambungan sudut portal kaku 326 6.52. Sistem dan dimensi plat alas kolom 327 6.53. Sambungan alas kolom yang menahan momen 327 6.54. Struktur baja komposit 328 6.55. Berbai macam struktur komposit 329 6.56. Perbandingan lendutan balok dengan/tanpa aksi komposit 330 6.57. Alat penyambung geser komposit yang umum 331 7.1. Bangunan struktur beton 333 7.2. Struktur beton bertulang 334 7.3. Bagan alir aktivitas pengerjaan beton 335 7.4. Jenis baja tulangan 344 7.5. Diagram tegangan - regangan 346 7.6. Sistem konstruksi untuk konstruksi beton 347 7.7. Perkiraan batas bentang untuk berbagai sistem beton 352 7.8. Detail penampang beton bertulang 353 7.9. Detail penampang balok dan plat 354 7.10. Syarat-syarat untuk penulangan plat 355 7.11. Syarat penulangan balok yang harus dipenuhi 356 7.12. Detail kaitan untuk penyaluran kait standar 360 7.13. Kait-kait pada batang-batang penulangan 360 7.14. Kait-kait pada sengkang 361 7.15. Pembengkokan 361 7.16. Jenis tumpuan pada plat beton 367 7.17. Perilaku lentur pada beban kecil 368 7.18. Perilaku lentur pada beban sedang 368 7.19. Perilaku lentur pada bidang ultimit 369 7.20. Jenis-jenis struktur plat beton 372 7.21. Profil balok T 376 7.22. Lebar efektif balok T 377 7.23. Detail susunan penulangan sengkang 381 7.24. Struktur plat rusuk satu arah 382 7.25. Struktur plat dua arah dan prinsip penyaluran beban 383 7.26. Struktur plat dua arah dengan balok 384 7.27. Struktur plat rata 384 7.28. Struktur plat rata dengan panel drop 385 7.29. Struktur plat wafel 386 7.30. Tipikal kolom beton bertulang 387 7.31. Detail susunan penulangan tipikal 389 7.32. Spasi antara tulangan-tulangan longitudinal kolom 390 7.33. Detail struktur dinding beton bertulang 391 daftar gambar D8 8.1. Kekuatan serat kayu dalam menerima beban 395 8.2. Metode penggergajian kayu 396 8.3. Tampang melintang kayu dan arah penyusutan 397 8.4. Penyusunan kayu saat proses pengeringan 397 8.5. Cacat kayu 398 8.6. Cacat produk kayu gergajian 398 8.7. Arah serat dan kekuatan kayu terhadap tekan dan tarik 400 8.8. Arah serat dan kekuatan kayu terhadap lentur dan geser 400 8.9. Sistem konstruksi untuk struktur kayu 402 8.10. Perkiraan batas bentang untuk berbagai sistem kayu 406 8.11. Beragam produk paku 407 8.12. Tipe utama produk sekerup 409 8.13. Detail pemasangan sekerup 410 8.14. Contoh sambungan gigi 412 8.15. Model baut di pasaran 412 8.16. Perilaku gaya pada sambungan baut 413 8.17. Syarat jarak minimum perletakan baut 414 8.18. Produk alat sambung cincin belah dan pemasangannya 415 8.19. Produk alat sambung cincin dan plat geser 415 8.20. Perilaku gaya pada sambungan cincin dan plat geser 415 8.21. Produk alat penyambung plat logam 416 8.22. Penampang kolom batang gabungan 418 8.23. Kaki kolom kayu dengan plat dan jangkar 420 8.24. Kolom tunggal, kolom ganda, dan kolom laminasi 420 8.25. Sambungan kolom dengan balok 421 8.26. Struktur balok dan kayu solid 421 8.27. Struktur balok I dari produk kayu buatan 422 8.28. Sambungan balok dengan balok 422 8.29. Kesalahan pembebanan pada balok 422 8.30. Struktur balok lantai bertumpu pada balok kayu induk 423 8.31. Sambungan yang salah dan benar pada balok 423 8.32. Contoh lain sambungan balok 424 8.33. Berbagai bentuk struktur rangka batang kayu 424 8.34. Penggunaan struktur rangka batang kayu 425 8.35. Struktur rangka batang kayu dengan plat sambung 425 8.36. Penyimpanan struktur rangka fabrikasi 426 8.37. Syarat dan cara mengangkat struktur rangka 426 8.38. Struktur jembatan kayu 427 8.39. Struktur jembatan dengan kayu laminasi 427 8.40. Struktur pelengkung kayu 428 9.1. Tipikal jembatan 429 9.2. Jembatan truss Warren 431 9.3. Pendukung gelagar jembatan 432 9.4. Arah jembatan 433 9.5. Konsep desain jembatan Ruck-a-Chucky 434 daftar gambar D99.6. Jembatan gelagar baja 438 9.7. Jembatan gelagar datar 439 9.8. Perakitan potongan gelagar datar 439 9.9. Pengaku web 440 9.10. Prinsip balok tiered dan balok komposit 441 9.11. Potongan gelagar komposit 441 9.12. Tipe sambungan geser 442 9.13. Gelagar grillage 443 9.14. Jembatan Chidorinosawagawa 443 9.15. Gelagar kotak 444 9.16. Tipikal potongan superstruktur jembatan beton bertulang 445 9.17. Potongan FHWA precast prestressed voided 447 9.18. Potongan AASHTO balok I 447 9.19. Caltrans precast standard ”I” girder 448 9.20. Caltrans precast standard ”Bulb-Tee” girder 448 9.21. Potongan FHWA precast pretensioned box 449 9.22. Caltrans precast standard ”bathtub” girder 450 9.23. Jembatan California’s Pine Valley 451 9.24. Detail jembatan California’s Pine Valley 452 9.25. Jembatan rangka batang (truss) 453 9.26. Berbagai tipe rangka batang (truss) 453 9.27. Titik sambung rangka batang 454 9.28. Jembatan Rahmen 455 9.29. Jembatan π - Rahmen 456 9.30. Berbagai tipe jembatan pelengkung 457 9.31. Jembatan pelengkung Langer 458 9.32. Jembatan gantung 460 9.33. Jembatan gantung bentang satu, tiga, dan banyak 461 9.34. Jenis jembatan kabel tarik 462 9.35. Sub struktur jembatan pier dan bent 463 9.36. Standar kolom arsitektural Caltrans 464 9.37. Jenis-jenis abutmen 465 9.38. Sistem lantai 466 9.39. Penggunaan lapis aus untuk lantai jembatan 467 9.40. Lantai dengan menggunakan kayu 467 9.41. Geladak komposit 468 9.42. Geladak orthotropic 468 9.43. Hubungan rasuk baja tipe I dan balok lantai 469 9.44. Metode pendirian 470 9.45. Jenis-jenis penahan (bearing) 473 9.46. Penahan Elastomeric 477 9.47. Tipe sambungan ekspansi 475 9.48. Pagar Terali 476 Next >