< Previous 487 o Menggunakan pelat-punggung (backing bar) Pada sambungan pelat sebelum pengelasan penuh pada bagian sisi sebelah sambungan dipasang pelat pengganjal, Biasanya sebagian pelat-punggung dibuat dari bahan tembaga. o Pengelasan berurutan (squence weld) Mengelas sambungan yang panjang ada kecenderung-an tejadi distorsi yang besar, untuk pencegahannya ialah dengan melakukan teknik pengelasan berurutan (squence-weld) Gambar 7.107. Menggunakan klem Gambar 7.108.Menggunakan pelat-punggung Gambar 7.109. Teknik pengelasan berurutan 488 Prosedur perbaikan hasil pengelasan Apabila terjadi kerusakan pada hasil pada hasil pengelasan ikutilah langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: o Takikan bawah Turunkan amper sesuai dengan petunjuk. Kurangi kecepatan pengelasannya. Tambahkan pengisian logam las. o Penumpukkan logam las Naikan amper. Kurangi pengisian logam las. Gunakan kawat las ukurannya yang lebih kecil. o Keropos Kurangi jarak busurnya. Naikkan aliran gasnya. Lindungi daerah pengelasan dengan menutup pintu dan jendela atau memasang tabir pelindung. Gunakan ukuran nozel yang lebih besar. Bersihkan permukaan benda-kerja terlebih sebelum dilas. o Kurang pencairan Naikan ampernya. Sesuaikan teknik pengelasannya dengan jenis pekerjaan. Perbaiki persiapannya. Pilih ukuran elektroda yang sesuai dengan tebal benda kerja dan posisi pengelasan. Bersihkan permukaan benda kerja sebelum dilas. o Tercemar tungsten Turunkan ampernya sesuaikan dengan ukuran elektroda. Persiapkan bentuk elektrodanya sesuai yang ditunjukkan pada modul. Sesuaikan teknik pengelasannya. Bersihkan dan gerinda ulang hingga siap dikerjakan lagi 7.10. Sambungan Skrup/Baut dan Mur Baut dan mur dapat digunakan untuk proses penyambungan antara dua bagian pelat. Proses penyambungan ini dapat dilakukan dengan mengebor bagian plat yang akan disambung sesuai dengan diameter baut dan mur yang akan digunakan. Sambungan baur, mur dan screw 489ini merupakan sambungan yang tidak tetap artinya sewaktu-waktu sambungan ini dapat dibuka. (Sularso, 1995) Tabel 7.13. Klasifikasi Ulir Segitiga Dalam Ukuran Inchi dan matrik Gambar.7.110. Klasifikasi Ulir Segi Tiga 490 Baut, mur dan screw mempunyai ulir sebagai pengikat. Ulir digolong-kan menurut bentuk profil penampangnya diantaranya: ulir segitiga, persegi, trapesium, gigi gergaji dan bulat. Bentuk –bentuk ulir ini digunakan untuk berbagai keperluan. Bentuk ulir yang paling banyak digunakan adalah bentuk segitiga. Ulir segitiga dapat diklasifikasikan menurut jarak baginya dalam ukuran metrik dan inchi serta menurut ulir kasar atau halus (lihat tabel) Tabel 7.14. Ukuran Standar Ulir Kasar Metrik (JIS B.0205) (Sularso, 1995) 4917.10.1. Bahan Baut, Mur dan Screw Kekuatan baut, mur dan screw sangat tergantung dari jenis bahan dasarnya. Penggolongannya menurut kekuatan distandarkan dalam JIS seperti yang diperlihatkan pada tabel. Tabel 7.15. ini memperlihatkan kekuatan tarik minimum dan maksimum dari bahan baut yang digunakan. Kekuatan tarik ini dipengaruhi oleh jenis bahan baut yang digunakan. Tabel 7.15. Bahan Baut, Mur dan Sekrup (Sularso,1995) 7.10.2. Jenis Baut, Mur dan Screw Baut, Mur dan Screw digolongkan menurut bentuk kepalanya yakni segi enam, socket segi enam dan kepala persegi. Baut dan Mur ini dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya diantaranya: baut penjepit, baut untuk pemakaian khusus, sekrup mesin, sekrup penetap, dan mur . Beberapa contoh-contoh baur, Mur dan Screw diperlihatkan pada gambar di bawah. Gambar-gambar ini disesuaikan dengan bentuk kepala baut dan bentuk-bentuk mur dan bentuk screw. Gambar 7.111. Gambar Baut Tembus, Tap dan Tanam 492 Gambar 7.114. Jenis-jenis Mur Gambar 7.112. Jenis-jenis baut Gambar 7.113. Macam-macam Skrup Mesin 493 7.11. Rangkuman Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis. Rancangan suatu konstruksi sambungan harus diperjelas menurut kode atau simbol-simbol yang berlaku secara internasional, sehingga juru atau operator dapat melakukan proses penyambungan yang tepat sesuai dengan gambar rancangan yang diinginkan. Metoda sambungan lipat mempunyai keuntungan jika digunakan untuk sambungan plat-plat tipis. Sambungan lipat ini dilakukan dengan menekuk/melipat sisi tepi plat antara kedua plat yang akan disambung selanjutnya kedua plat dilipat menjadi satu lipatan. Gambar 7.115. Gambar Sekrup 494 Sambungan keling keunggulannya dapat menyambungbagian plat dimana salah satu sisinya tidak terlihat. Sambungan keeling atau rivet ini dilakukan terlebih dahulu dengan mengebor kedua bagian plat yang akan disambung pengeboran ini disesuai dengan diameter paku keling yang digunakan. Kedua plat diletakan menjadi satu, lalu paku dimasukan kelobang dan selajutnya dilakukan pembentukan kepala paku dibagian sisi yang lain. Solder atau patri sangat baik digunakan untuk penyambungan dengan logam yang berbeda seperti pada penyambungan untuk rangkaian elektronik. Proses penyambungan dengan solder ini dilakukan dengan mencairkan bahan tambah diantara celah plat yang akan disambung, bahan dasar yang disambung tidak mencair tetapi cukup dilakukan dengan pemanasan saja. Sambungan las titik banyak digunakan untuk sambungan plat tipis dimana keunggulannya bekas lasan tidak jelas telihat. Proses penyambungan dengan las titik ini dilakukan dengan meltakkan kedua plat yang akan disambung diantara kedua elektroda las, selanjutnya elektroda ditekan sampai kedua bagian plat yang dilas mencair dan menjadi satu. Sambungan las digunakan untuk proses penyambungan logam-logam yang relative lebih tebal. Proses pengelasan merupakan proses pencairan bahan tambah dan bahan dasar logam yang di las menjadi suatu ikatan metalurgi yang berbentuk logam lasan. Energi panas yang dihasilkan untuk pencairan logam yang akan di las ini dapat diperoleh melalui energi listrik atau energi panas hasil pembakaran gas. Hasil penyambungan logam yang baik dan efisien dapat dihasilkan dengan teknik dan prosedur yang sesuai dengan metode sambungan yang dipilih sebab setiap metode sambungan yang dipilih mempunyai spesifikasi khusus. Performan hasil penyambungan yang baik menunjukan bentuk dan dimensi yang sesuai dengan kondisi dimana sambungan itu digunakan. Untuk mendapatkan hasil sambungan logam yang baik sesuai dengan standar yang berlaku maka kualifikasi juru atau operator yang melaksanakan proses tersebut harus disesuaikan dengan kompetensi yang dimilikinya. Cacat atau kesalahan pada proses penyambungan dapat diperkecil apabila proses penyambungannya dilakukan sesuai dengan teknik dan prosedur yang tepat. 4957.12. Soal Latihan 1. Jelaskan prinsip-prinsip kerja dari beberapa metode sambungan logam seperti: sambungan lipat, keling, las, dan patri! 2. Apa dasar-dasar yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode sambungan? 3. Apa kelebihan sambungan las jika dibandingkan dari metode penyambungan yang lain? 4. Jelaskan teknik dan prosedur sambungan dengan menggunakan special rivet ! 5. Jika anda melakukan penyambungan rivet dengan jumlah paku sambungan yang relative banyak maka langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sambungan yang rapat? 6. Suatu tangki fluida bertekanan yang terbuat dari bahan plat baja khusus, jelaskan alasan pemilihan metode penyambungan apa yang paling tepat digunakan untuk konstruksi tangki tersebut! 7. Bagaimana cara menghindari cacad atau kesalahan pada proses penyambungan plat tipis dengan metode lipatan? 8. Gambarkan skema proses pengelasan las busur nyala listrik! 9. Terangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil pengelasan! 10. Jelaskan akibatnya apabila arus pengelasan yang digunakan rendah dan arus pengelasan yang tinggi! 11. Jelaskan proses pengelasan pada posisi down hand, horizontal, vertical dan overhead! 12. Apa fungsi dari brander las pada proses pengelasan las oxy acetylene? 13. Gambarkan tiga bentuk nyala api pengelasan las oxy acetylene. 14. Jelaskan akibatnya apabila tekanan gas oksigen atau asitilen tinggi dan jika tekanan rendah. 15. Apa yang menyebabkan terjadinya cacad pada hasil pengelasan ? 496 Next >