< Previous 577ditunjukkan dalam bagian 8-3 menjadi yang dari kenyataan bahwa penurunan luas akibat pada penyempitan lokal kurang cepat dari penyempitan difusi. untuk pengerasan regang yang mengikuti hukum pangkat, terlihat bahwa untuk penyempitan setempat difusi ȯX = n . tetapi penyempitan setempat . makin besar penurunan tebal pada bengkolan. Sesuai teori pembengkokan, regangan bertambah besar turunnya jari-jari lengkung. Jika perubahan tebal diabaikan. Sumbu netral tetap berada di bagian tengah dan perentangan melingkar pada permukaan atas E a akan sama dengan pengkerutan pada permukaan bahwa regangan konvesional pada serat luar dan serat dalam diberikan oleh: E a = E ԣ = _____1_____ (Dieter,1986) ( 2R / h ) + 1 Percobaan menunjukkan bahwa regangan melingkar pada permukaan tarik lebih besar dari yang diberikan oleh persamaan (20-2). Untuk nilai h / R yang besar pada permukaan tekanan tidak jauh berbeda dengan hasil persamaan tersebut. Untuk pekerjaan pembengkokan tertentu, jari-jari bengkokan tidak padat lebih kecil dari nilai tertentu, karena logam akan mengalami retak di permukan luar. Jari-jari bengkokan minimum biasanya dinyatakan sebagai kelipatan tebal lembaran. Jadi jari-jari bengkokan 3T menyatakan bahwa logam dapat dibengkokan tanpa terjadi retakan dengan jari-jari bengkokan 3 kali tebalnya. Oleh karena itu, jari-jari bengkokan minimun merupakan batas pembentukan. Nilai jari-jari minimun pembengkokan tergantung pada jenis logam dan bertambah besar apabila logam mengalami pengerjaan dingin. Walaupun beberapa logam yang dapat ulet mempunyai jari-jari lengkungan minimun = nol, yang berarti bahwa logam ini dapat dilipat rata, biasanya digunakan jari-jari bengkokan lebih besar dari b in untuk mencengah terjadinya kerusakan pada pons dan cetakan. Untuk lembaran logam berkekuatan tinggi, jari-jari bengkokan minimal adalah 5T atau lebih. Jari-jari bengkokan minimun bukan pameter bahan belaka karena nilainya tegantung antara lain pada geometri bengkokan. Jari-jari bengkokan minimun untuk tebal lembaran tertentu dapat diprediksi dengan cukup teliti dari pengurungan luas yang diukur pada uji q . jika q lebih kecil dari 0,2, maka pergeseran pada sumbu netral dapat diabaikan dan R min diberikan oleh persamaan: R min 1 = 1 untuk q < 0,2 (Dieter,1986) H 2 q 578 Bila q lebih besar dari 0,2 maka pergeseran pada sumbu netral harus diperhitungkan dan jari-jari bengkokan minimun dinyatakan sebagai: R min ( 1 – q ) ² = untuk q > 0,2 (Dieter,1986) h 2q – q ² Keuletan serat-serat luar pada bengkokan merupakan fungsi dari keadaan tegangan yang bekerja pada permukaan . terjadi kondisi tegangan dwi sumbu akan menurunkan keuletan logam . perbandingan Q ² / Q ¹ , tegangan melintang terhadap tegangan melingkar akan bertambah besar dengan bertambahnya perbandingan lebar terhadap tebal, b / h . Menunjukkan bahwa untuk nilai b / h yang rendah ke dua sumbu juga rendah , karena keadaan tegangan praktis bersifat tarik murni, tetapi sejalan dengan bertambahnya lebar (relatif terhadap tebal) perbandingan Q ² / Q ¹ meningkat hingga pada b / h = k e dua sumbu mencapai nilai jenuh , sebesar ½ regangan yang mengakibatkan patah pada bengkokan bergantung terbalik dengan perbandingan antara lebar-lebar. Pada pembengkokan dengan perbandingan lebar-tebal yang tinggi retak terjadi di dekat pertengahan lembaran, x Karakteristik Proses Streching Proses streching mempunyai karakteristik sendiri dimana ciri yang paling menonjol pada proses ini bentuk komponen pelat yang di proses relatif besar. Bentuk kelengkungan yang di kerjakan umumnya berbentuk cembung besar. x Peralatan yang digunakan pada proses streching Alat-alat yang digunakan pada proses streching ini meliputi dies sebagai landasan pembentukan yang diinginkan terbuat dari bahan plastik campuran. Dies atau cetakan pada proses ini mempuyai bentuk yang diatur sesuai dengan bentuk kelengkungan yang diinginkan. Klem penahan dan klem penarik. Klem penahan ini selalu pada tempatnya (tidak bergerak) klem penarik dihubungkan dengan conector penarik sejajar dengan bentuk lengkungan yang diinginkan. 579 Gambar. 9.64. Proses peregangan (Dieter,1986) Pelat dijepit pada ujung-ujungnya, dies bergerak sejalan dengan blok pembentuk. Penekan yang digunakan adalah penekanan secara hidrolik sehingga proses pengontrolan gerakkan blok ini dapat dengan mudah dikontrol. Gerakkan blok ini bergerak secara bertahap. Biasanya apabila bentuk countur ini mempunyai profil yang tak tentu maka dapat dibantu dengan proses pembentukan dengan palu secara manual. Gambar. 9.65 Efek peregangan Kapasitas pembentukan dengan streching ini mempunyai keunggul-an terhadap bidang pelat yang di-kerjakan relatif lebih besar dari proses pembentukan lainya. 580 Beberapa kelemahan sering terjadii pada proses ini diantaranya adalah terjadi penyempitan akibat tarik-an (lihat gambar 9.65). 9.10. Proses Blanking ¾ Difinisi Proses penekanan atau blanking ini didasarkan pada proses pengguntingan. Pengguntingan kontur tertutup, dimana logam didalam kontur adalah bagian yang diinginkan, dinamakan penebukan. Jika logam didalam kontur dibuang, maka pekerjaan yang dilakukan dinamakan pelubangan dan penusukan. Pembuatan lekukan ke pinggiran lembaran dinamakan penakikan (notching). Pemisahan (parting) adalah pemotongan secara simultan setidak-tidaknya pada 2 jalur. Pembelahan adalah pengguntingan tanpa ada bagian logam yang dihilangkan. Pemangkasan (triming) adalah pekerjaan sekundeir untuk menepatkan ukuran produk proses sebelumnya, biasanya akibat kelebihan potongan logam. Penghilangan sirip tempa merupakan suatu proses pemangkasan. Apabila pinggiran potongan dipangkas atau ditajamkan dengan menghilangkan bagian-bagian tipis, maka pekerjaan ini dinamakan penyerutan (shaving). Gambar. 9.66. Proses Blanking untuk Penembukan Pelat (www.advantagefabricated metals.com) 581Penembukan halus adalah proses dimana dibuat benda-benda kecil seperti roda gigi, kam dan lever yang halus dan persegi. Untuk dapat menghasilkan produk seperti ini lembaran logam dijepit untuk mencegah distorsi dan logam digunting dengan celah sebesar 1% dengan kecepatan rendah. Biasanya operasi ini dilakukan pada mesin pres langkah-tiga sehingga pergerakan pons, cincin penekan dan cetakan dapat dikendalikan secara terpisah. ¾ Proses Blanking Blanking atau penembukan pada prinsipnya adalah proses penguntingan pelat dengan gaya geser antara punch dan dies. Pelat diletakkan diantara punch dan dies. Posisi dies di bawah dan tetap sementara punch terletak pada bagian atas dan bergerak ke bawah pemotong bagian pelat sesuai dengan bentuk punch yang ada. Pelat yang diletakan di atas dies ini dijepit dengan stopper. Stopper ini berfungsi menekan pelat agar pada saat penekanan dengan punch ini tidak terjadi pergeseran yang menyebabkan bahan pelat menjadi keriput. Dies dan punch merupakan komponen utama pada proses blanking ini. Bentuk dan dies disesuaikan dengan bentuk-bentuk komponen dari bahan pelat yang diinginkan. Antara dies dan punch mempunyai kelonggaran (clearence). Kelonggoran ini disesuaikan dengan tebal bahan dan jenis dari bahan pelat yang akan di blanking. Proses blanking dapat dilakukan sekaligus dengan menggunakan beberapa dies dan punch sekali jalan contoh proses blanking ini dapat dilihat pada gambar. Pada gambar terlihat proses blanking dalam pembuatan ring pelat untuk baut dan mur. Gambar 9.67. Proses Blanking pelat menjadi Bentuk bulat dan persegi tak tentu (www.advantagefabricated metals.com) 582 Gambar 9.68. Peletakan benda kerja pada Proses Blanking (www.suwaprecision.com) Pembuatan ring pelat ini dilakukan dengan proses penekanan secara terus menerus, dimana bahan pelat yang menjadi bahan baku ring ini di potong arah memanjang. Pelat digerakkan secara lurus sambil mengikuti langkah turunnya punch menekan dan melobangi pelat. Punch terdiri dari dua yakni punch lobang dan punch cincin. Kedua punch ini berbentuk lingkaran pejal. Dies yang berada di bawah juga terdiri dari dua lobang sesuai dengan punch yang ada. Punch kecil dan besar bergerak secara bersamaan menekan pelat. Posisi punh kecil berada didepan punch yang besar. Pelat bergerak kesamping sesuai dengan pergesaran dari diameter ring yang akan dihasilkan. Pada gambar terlihat punch (kecil) pertama melobangi pelat terlebih dahulu selanjutnya pelat bergeser sejauh ukuran lingkaran luar. Langkah kedua punch besar melobangi pelat sehingga palt yang dihasilkan sudah membentuk ring. Proses ini digabung sekaligus. Antara punch kecil dan besar bergerak secara bersamaan tetapi pada saat terjadi pemotongan di punch besar bahan pelat sudah terlebih dahulu di lobangi oleh punch yang kecil. Selanjutnya pelat bergerak kesamping secara terus menerus mengikuti pergerakan naik turunnya punch. Proses ini berlanjut sampai bahan lembaran pelat ini menyentuh unjung punch dan penahan pelat yang ada pada mesin blaking ini. 583 Gambar 9.69. Proses Blanking untuk pembuatan Ring Pelat ¾ Karakteristik Proses blanking ini mempunyai karakteristik pembentukan terutama terhadap hasilnya. Bentuk yang dihasilkan dari proses ini relatif mempunyai dimensi yang sama dengan tingkat ketelitian yang baik. Untuk proses pembuatan komponen dalam jumlah besar sangat baik dilakukan dengan proses blanking. Bentuk komponen yang dihasilkan dari bahan pelat ini berbentuk rata. Tanpa adanya bagian pelat yang mengalami proses penarikan maupun pengkerutan pada bagian pelat. Proses ini dapat di atur kecepatan proses produksinya dengan menambah dies dan punch yang bergerak secara bersamaan. Pergerakan punch ini diatur dan ditambah tekanan sesuai dengan jumlah punch untuk proses produksi. 584 Gambar 9.70. Mesin Blanking Pelat ¾ Peralatan yang digunakan, alat bantu, alat utama, cetakan Bentuk Punch dan Dies Gambar 9.71. Punch dan Dies (www.suwaprecision.com) 585 Gambar 9.72. Bentuk Punch Proses blaking ditentukan oleh gaya tekan yang terjadi pada punch. Sumber utama penekanan adalah duoble acting cylinder hidraulik. Silinder ini turun menekan punch terpusat pada satu titik berat. Titik berat dari susunan punch ada harus tepat di centre of grafity dari alat punch yang akan turun, apabila ini tidak terpusat maka kemungkinan turunnya punch menekan pelat pada diesakan miring. Pendekatan secara matematis dapat diterapkan pada proses ini dengan menghitung luasan profil yang akan di blanking dibagi dengan jarak terhadap sumbu x dan sumbu y. Gambar. 9.73. Menentukan Titik Berat Punch d d d Į r Į 586 ¾ Aplikasi Proses Blanking Aplikasi penggunaan hasil proses blaking untuk pembuatan berbagai macam komponen yang terbuat dari bahan pelat lembaran. Pada gambar disamping terlihat bentuk profil simetris dengan variasi lengkung dan lurus. Profil ini menyesuaikan bentuk punch dan dies. . Punch mempunyai ukuran yang lebih kecil dari dies dan hal ini diatur sesuai ketebalan pelat dan jenis bahan yang dikerjakan. Pada gambar di bawah lebih dominan berbentuk ring pelat bulat. Gambar. 9.74 Aplikasi Penggunaan Hasil Proses Blanking 9.11. Proses Deep Drawing ¾ Definisi Drawing Deep Drawing merupakan proses penarikan dalam atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu. Bahan yang digunakan untuk proses pembentukan deep drawing ini berbentuk lembaran pelat. Bentuk lembaran pelat yang dikerjakan ini disesuaikan dengan bentuk bentangan profil benda yang diinginkan. Menurut defiisi menurut P.CO Sharma seorang professor production technology drawing adalah Proses drawing adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung (hallow shape). Next >