< Previous TEKNOLOGI LAS KAPAL 370 1. Sebelum proses pengelasan terlebih dahulu perlu dilakukan penanganan terhadap mesin las, penyiapan peralatan dan melengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD) 2. Proses pengelasan dengan las busur listrik didahului dengan mengatur posisi tubuh kemudian dilanjutkan dengan proses penyalaan busur, menjalankan dan menghentikan / mematikan busur. 3. Dalam belajar las, melakukan pengelasan awal berupa pelelehan, pembuatan manik – manik las lurus dan pembuatan manik – manik las dengan mengayun. 4. Selain memperhatikan ketentuan dalam proses pengelasan, hal yang tak kalah pentingnya adalah pada saat menyambung manik – manik las. 5. Setiap akhir pengelasan dan sebelum proses lanjutan penyambungan perlu melakukan pembersihan terak dan percikan las terlebih dahulu. 6. Proses pengelasan sambungan tumpul tanpa penahan belakang dimulai dari penyiapan posisi material yang akan disambung, dilanjutkan dengan penyetelan dan menahan dengan las ikat kemudian dimulai dengan pengisian kampuh las. 7. Kelancaran proses pengelasan dipengaruhi oleh kesiapan dari mesin las, untuk itu perlu diperhatikan dan dilakukan tindakan sebagai berikut : c Periksa sirkuit utama dan sirkuit bantu, d Persiapkan tang amper dan pasangkan melewati kabel arah holder, e Atur arus sesuai besaran yang dipersyaratkan menurut penggunaan elektrode, f Lengkapi diri anda dengan alat pelindung diri dan siapkan peralatan seperlunya. 8. Posisi tubuh yang benar dan stamina yang prima pada saat mengelas akan menunjang kesempurnaan hasil pengelasan, untuk itu disarankan bagi seorang juru las untuk selalu berlatih dan menjaga kesehatan dengan extra fooding. 9. Pada prinsipnya mengelas merupakan proses pengaturan busur las pada benda kerja yang disambung agar pada saat logam isi meleleh menempati posisi yang dikehendaki dan menghindari terjadinya cacat – cacat pengelasan. 10. Pengelasan GMAW / FCAW merupakan jenis pengelasan yang mempunyai faktor efisiensi yang besar bila digunakan untuk mengelas konstruksi, mengingat seorang juru las dapat melakukan proses pengelasan sampai pada batas ketahanan juru las tersebut dengan tidak perlu mengganti logam pengisi. RANGKUMAN TEKNOLOGI LAS KAPAL 371 I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d dan e pada jawaban yang benar ! 1. Untuk mendapatkan kualitas hasil las yang diinginkan maka lebar ayunan elektrode yang diijinkan adalah ........ a. 1 x elektrode d. 4 x elektrode b. 2 x elektrode e. 5 x elektrode c. 3 x elektrode 2. Pada saat memasang elektrode, hal – hal yang perlu dihindari : a. Menggunakan elektrode holuen yang terisolasi b. Melepas elektrode saat tidak mengelas c. Memasang elektrode tanpa menggunakan sarung tangan kering d. Menempatkan pegangan elektrode pada tempat yang aman e. Menggunakan sarung tangan yang kering 3. Alat yang menjepit tungsten pada welding gun las tig adalah ....... a. Collet d. Nozle b. Collet body e. Torch c. Contac 4. Kode warna tungsten murni yang digunakan mengelas aluminium adalah ....... a. Kuning d. Coklat b. Hijau e. Putih c. Merah 5. Alat untuk mengatur / mengukur debit aliran gas Ar adalah ....... a. Manometer d. Tachometer b. Heater e. Spedometer c. Flow meter LATIHAN SOAL TEKNOLOGI LAS KAPAL 372 6. Nozle ceramic pada welding gun terpasang pada : a. Collet d. Collet body b. Backing gas e. Tip body c. Selenoide 7. Gas pelindung yang digunakan untuk mengelas aluminium pada las TIG adalah ........ a. He d. H2 b. N2 e. Ar c. CO2 8. Alat untuk menarik wire rod adalah ....... a. Contac tip d. Collet body b. Tip body e. Tip body c. Feeder roller 8. Alat untuk mengukur / membuka dan menutup aliran gas secara otomatis adalah ...... a. Flow meter d. Tip body b. Penetra meter e. Selenoide c. Heater 9. Jalur wire rod pada ujung welding gun adalah ...... a. Collet d. Contact tip b. Collet body e. Nozle c. Tip body 10. Proses FCAW menggunakan pelindung ...... a. Fluks dan CO2 d. Fluks dan H2O b. Fluks dan N2 e. Fluks dan O2 c. Fluks dan CO 11. Bahan tambah / logam pengisi pada proses FCAW disebut : a. Tig rod d. Elektrode b. Filler rod e. Kawat las c. Wire rod TEKNOLOGI LAS KAPAL 373 12. Bila anda mengelas pada sambungan dua buah plat, gejala apa yang terjadi pada sambungan plat tersebut ? a. Pengerutan metal d. Pengembangan metal b. Keretakan metal e. Tidak terjadi reaksi apa- apa c. Corosian metal 13. Gambar disamping menunjukkan macam / jenis sambungan ........ a. Lapp joint b. Corner joint c. Edge joint d. Butt joint e. Fillet joint 14. Berapakah besar sudut elektrode terhadap jalur las pada posisi datar, seperti yang ditunjukkan gambar diatas ........ a. 300 - 450 b. 500 - 600 c. 600 - 700 d. 700 - 800 e. 800 - 900 15. Pada proses pengelasan pipa ada beberapa macam posisi diantaranya adalah ........ a. 1G, 2G, 3G, 4G d. 2G, 3G, 5G, 6G b. 1G, 2G, 5G, 6G e. 2G, 3G, 4G, 5G c. 1G, 2G, 4G, 5G 16. Arti dari simbol pengelasan disamping adalah .......... a. Las sudut panjang las 5 - 10 b. Las sudut panjang kaki las 5 -10 c. Las sudut panjang las 5 d. Las sudut panjang kaki las 5 e. Las sudut panjang las 10 ? 5-10 TEKNOLOGI LAS KAPAL 374 17. Suatu konstruksi pelat dengan sambungan lipatan / lap connections dengan tebal yang berbeda, maka jarak / panjang dari dua pelat yang overlap tersebut adalah ....... a. Tidak boleh lebih dari 3x / kurang dari 2x tebal plat yang lebih tipis b. Tidak boleh lebih dari 4x / kurang dari 3x tebal plat yang lebih tipis c. Tidak boleh lebih dari 5x / kurang dari 4x tebal plat yang lebih tipis d. Tidak boleh lebih dari 6x / kurang dari 5x tebal plat yang lebih tipis e. Tidak boleh lebih dari 7x / kurang dari 6x tebal plat yang lebih tipis 18. Dari gambar diatas urutan pengelasan yang benar adalah ......... a. A – B - C d. B – C – A b. A – C – D e. C – A – B c. B – A – C 19. Persiapan sambungan konstruksi pelat yang mempunyai perbedaan tebal lebih dari 3 mm, maka sisi dari kampuh pelat yang lebih tebal harus dibuat taper dengan perbandingan : a. 1 : 3 d. 2 : 4 b. 1 : 4 e. 2 : 5 c. 1 : 5 20. Daerah di sekitar bidang las yang rawan akibat proses pengelasan disebut ........ a. Daerah bebas dari las b. Daerah yang bersih dari spater c. Daerah yang harus diberi penguat d. Daerah pengaruh panas (HAZ) e. Daerah yang tidak kena panas A A C B B TEKNOLOGI LAS KAPAL 375 II. Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar ! 1. Jelaskan bagaimana caranya menyambung jalur las setelah pengelasan dihentikan (berhenti) sementara ! 2. Berapa jarak busur listrik yang baik dan berapa sudut kemiringan elektrode ke arah gerakan pengelasan ? 3. Jelaskan dengan singkat bagaimana cara memulai pengelasan SMAW ! 4. Jelaskan dengan singkat bagaimana cara memulai pengelasan GMAW / FCAW ! 5. Jelaskan dengan singkat bagaimana cara memulai pengelasan GTAW ! 6. Jelaskan dengan singkat bagaimana cara memulai pengelasan SAW ! TEKNOLOGI LAS KAPAL 376 BAB IV PENGELASAN DALAM PERKAPALAN IV.1. PENGELASAN PADA KONTRUKSI KAPAL Penerapan teknologi las dalam konstruksi bangunan kapal selalu melibatkan pihak Klasifikasi, dimana semua hal yang berkaitan dengan gambar-gambar, ukuran las, material induk dan meterial pengisi serta juru las yang digunakan untuk pembangunan kapal diatur dalam peraturan Klasifikasi. Perusahaan pembangun kapal dan Klasifikasi yang ditunjuk dalam pengawasan pembangunan kapal bertanggung jawab pula terhadap seleksi juru las, latihan dan pengujian juru las yang akan melakukan pengelasan pada konstruksi utama kapal. pengujian terhadap juru las harus mengikuti standar yang diakui dan disepakati bersama. Pekerjaan pengelasan dalam pembangunan kapal berpengaruh terhadap perubahan ukuran dan bentuk dari bagian konstruksi yang terpasang, hal ini diakibatkan karena pengaruh perlakuan panas yang timbul karena kegiatan pengelasan yang kurang memperhatikan prosedur pengelasan . Karena masalah ini tidak mungkin dihindari, maka diperlukan perencanaan dan persiapan pengelasan yang tepat terhadap metode dan prosedur pengelasan serta penyiapan juru lasnya harus kompeten sehingga diharapkan pengaruh panas yang terjadi dapat diperkecil dan penyusutan melintang, memanjang, sudut dapat dihindari. Dalam pelaksanaan pengelasan peran supervisor las mengawasi persiapan awal sampai dengan hasil akhir dari kegiatan pengelasan. Persiapan awal yang tidak tepat dan proses pengelasan yang salah akan menimbulkan kerusakan pada hasil sambungan las dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada material induk. Kerusakan-kerusakan ini dapat berbentuk : 1. Cacat metalurgi, yaitu berupa (1) Terlepasnya sambungan konstruksi antara pelat dan profil, (2) Hilangnya kekedapan sambungan pelat yang terjadi akibat kerusakan atau keretakan pada sambungan (3) Timbulnya slag inclusion, porosity, blow hole, incomplete penetration,incomplete fusion, under cut dan lain-lain yang disebabkan pengelasan yang salah. 2. Timbulnya deformasi dan distorsi pada sambungan antar pelat Untuk mengetahui hasil pengelasan maka supervisor las melakukan pemeriksaan secara visual maupun dengan bantuan minyak dan kapur serta pada bagian kapal dibawah garis air perlu diadakan pengetesan dengan dye penetrant pada titik-titik yang dianggap rawan. TEKNOLOGI LAS KAPAL Metode dye penetrant digunakan untuk mengetahui keretakan dan kekedapan yang sangat halus pada kampuh las , terutama pada konstruksi lambung yang berada dibawah garis air yang memerlukan kekedapan yang benar-benar harus kedap. IV.1.1 Proses Pembangunan Kapal Secara umum metode yang diterapkan dalam pembangunan kapal baru dipengaruhi oleh fasilitas yang dimiliki oleh galangan tersebut. Metode yang biasa digunakan pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah proses pengerjaan dan memperluas medan pekerjaan, sehingga mutu pekerjaan dapat dimonitor dengan baik. Metode pembangunan kapal yang sering diterapkan pada galangan kecil maupun besar ada 2 metode, yaitu Pembangunan kapal dengan sistim seksi, dan pembangunan kapal dengan sistim blok IV.1.1.1. Pembangunan Sistim Seksi Cara ini biasanya diterapkan untuk kapal-kapal yang berukuran relatif kecil dimana konstruksi awal hingga akhir dilaksanakan langsung di dockyard Melihat proses pembangunan yang terjadi sistim seksi terbagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu metode seksi bidang dan metode seksi ruang dimana metode ini banyak menggunakan posisi pengelasan dengan tingkat kesulitan tinggi misal posisi horisontal, vertikal dan posisi diatas kepala, hal ini terjadi dikarenakan saat pelaksanaan penggabungan bagian konstruksi tidak banyak yang dapat dikerjakan dengan mesin las otomatis seperti SAW pada posisi datar.Metode ini merupakan pengembangan dari metode konvensional yang sudah banyak ditinggalkan oleh galangan kapal. Perbedaan dengan metode konvensional yaitu terdapat tahap perakitan dibengkel fabrikasi, yaitu dirakitnya elemen konstruksi menjadi suatu seksi Dengan kondisi yang demikian proses pengelasan banyak mengandalkan juru las yang trampil dan proses pelaksanaan sedikit kurang cepat bila dibandingkan dengan proses las menggunakan mesin las otomatis. Gambar IV.1 Pembangunan badan kapal sistem seksi TEKNOLOGI LAS KAPAL 378 GADING BESAR DILIHAT DARI DEPAN 1. Metode Seksi Bidang Dalam pelaksanaan metode ini gambar mutlak diperlukan selain sebagai penunjang kerja juga difungsikan sebagai kontrol pekerjaan, gambar tersebut seperti gambar rencana garis (line Plan),Gambar bukaan (Sheel Expantion) dan gambar kerja (Working Drawing). Garis besar dari metode seksi bidang adalah membuat konstruksi berupa seksi – seksi berbentuk bidang datar misalnya seksi dasar, seksi sekat, seksi lambung sisi dan seksi geladak. Metode seksi bidang dapat digambarkan pada gambar IV.2 dibawah ini. Gambar IV.2 Pembagian seksi bidang 2. Metode Seksi Ruang Bila dilihat dari cara kerja penyusunan seksi-seksinya maka metode seksi ruang dibagi menjadi 2 (dua), yaitu dengan metode layer dan metode seksi vertikal dimana kedua metode tersebut menggabungkan beberapa seksi secara horisontal dan vertikal. (1) Metode Layer Dalam metode ini pembangunan badan kapal diarahkan dalam pengembangan arah memanjang atau horisontal dan pengembangan tersebut dimulai dari arah dasar dari depan sampai belakang, selanjutnya diteruskan kebagian atasnya seperti sekat memanjang, sekat melintang, kulit, geladak dan lain - lain. Proses pengelasan pada saat penyambungan diatas landasan pembangunan kapal (building berth) banyak dilakukan dengan posisi horisontal dan posisi vertikal dimana TEKNOLOGI LAS KAPAL 379 faktor kesulitannya sangat tinggi dan faktor ketelitian ukuran sangat dituntut mengingat bila urutan pengelasan dari seksi dengan seksi lainnya tidak tepat maka tingkat deformasi dari pengelasan akan menjadi lebih besar sehingga ketepatan ukuran akhir dari bentuk kapal akan terpengaruh pula. Gambaran proses pembangunan dengan metode layer dapat dilihat pada gambar IV.3. Gambar IV.3 Penyusunan badan kapal dengan metode layer (2) Metode Seksi Vertikal Metode ini dalam pembangunan kapal menitik beratkan arah vertikal dan pembagian seksinya diorientasikan untuk satu kompartemen dari dasar sampai menuju geladak atas. Dalam metode ini beban pekerjaan bervariatif mulai dari bagian dasar, sekat, pelat kulit dan geladak yang dikerjakan secara bersamaan sehingga kondisi kerja relatif lebih simpang siur dan kenaikan beban kerja menjadi sering terjadi dan proses pengelasan akan banyak menggunakan posisi vertikal dan horisontal serta posisi datar seperti yang terjadi pada metode layer. Gambar metode seksi vertikal dapat dilihat pada skema pengerjaan seperti pada gambar IV.4. STARTING BLOCK N1 hari setelah keel laying : pembangunan bagian dasar N2 hari setelah keel laying Next >