< PreviousTeknik Pemesinan viDan pada Bab 15 memuat penyimpangan ukuran yang terjadi selama proses pemesinan, toleransi, suaian, cara penulisan toleransi ukuran/dimensi, toleransi standar dan penyimpangan fundamental. Keterangan-keterangan di atas disusun sebagai gambaran menyeluruh isi buku ini, dengan harapan akan mempermudah bagi para pembaca untuk memahami materi-materi yang telah dituliskan dalam buku ini. Penulis terus berusaha untuk dapat menyempurnakan isi buku ini, sehingga dapat memberikan informasi tentang keilmuan teknik pemesinan kepada para pembaca, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan. ___________________________________________________Daftar Isi Teknik Pemesinan viiDaftar Isi Halaman Halaman Sampul Pengantar Umum i Daftar Isi vii BAB 1. MEMAHAMI DASAR-DASAR KEJURUAN 1 A. Statika dan Tegangan 1. Statika 2. Tegangan 2 2 9 B. Mengenal Elemen Mesin 1. Poros 2. Bantalan 14 14 18 C. Mengenal Material dan Mineral 1. Berbagai Macam sifat Logam 2. Mineral 3. Berbagai Jenis sumber Daya Mineral 4. Pemurnian Mineral 19 19 21 21 22 BAB 2. MEMAHAMI PROSES-PROSES DASAR KEJURUAN 25 A. Mengenal Proses Pengecoran Logam 1. Pengertian 2. Pembuatan Cetakan Manual 3. Pengolahan Pasir Cetak 4. Pengecoran Cetakan Ekspandable (Expandable Mold Casting) 5. Pengecoran dengan Pasir (Sand Casting) 6. Pengecoran dengan Gips (Plaster Casting) 7. Pengecoran Gips, Beton, atau Plastik Resin. 8. Pengecoran Sentrifugal (Centrifugal Casting) 9. Die Casting 10. Kecepatan Pendinginan 26 26 27 29 29 30 31 31 32 33 35 B. Mengenal Proses Pemesin 1. Klasifikasi Proses Pemesinan 2. Pembentukan Beram (Chips Formation) pada Proses Pemesinan 36 36 38 C. Mengenal Proses Pengerjaan Panas 1. Pengerolan (Rolling) 2. Penempaan (Forging) 42 42 43 D. Mengenal Proses Mesin Konversi Energi 1. Pengertian Energi 2. Macam-Macam Energi 3. Klasifikasi Mesin-Mesin Konversi Energi 43 43 43 47 JILID 1___________________________________________________Daftar Isi Teknik Pemesinan viii BAB 3. MEREALISASI KERJA YANG AMAN 51 A. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) B. Manajemen Bahaya C. Contoh Pengendalian Bahaya Kebisingan (Noise) D. Pencahayaan E. Pengendalian Bahaya Pencemaran Udara/polusi F. Alat Perlindungan Diri G. Penanganan dan Penyimpanan Bahan H. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran 1. Pengendalian bahan (yang dapat) terbakar 2. Pengendalian titik nyala 3. Klasifikasi kebakaran 4. Sebab-sebab kebakaran 5. Peralatan pemadaman kebakaran 6. Petunjuk pemilihan APAR 7. Karakteristik APAR I. Pedoman Singkat Antisipasi dan Tindakan Pemadaman Kebakaran J. Fasilitas Penunjang K. Pemeliharaan dan Penggunaan Alat-alat Perkakas 52 53 55 58 64 67 71 75 75 75 76 76 77 79 79 79 80 80 BAB 4. MEMAHAMI KAIDAH PENGUKURAN 82 A. Alat Ukur 1. Jangka Sorong 2. Mikrometer 3. Jam Ukur (Dial indicator) 83 83 85 87 A. Sistem Satuan 88 BAB 5. MEMAHAMI GAMBAR TEKNIK 91 A. Mengenal Alat Menggambar Teknik 1. Kertas Gambar 2. Pensil Gambar 3. Rapido 4. Penggaris 5. Jangka 6. Penghapus dan Alat Pelindung Penghapus 7. Alat-alat Penunjang Lainnya 8. Meja Gambar 9. Mesin Gambar 92 92 93 95 95 96 98 98 100 100 B. Lembar Kerja 1. Alat 2. Bahan 3. Keselamatan dan Kelematan Kerja 101 101 101 101 ___________________________________________________Daftar Isi Teknik Pemesinan ixC. Membaca Gambar Teknik 1. Proyeksi Piktorial 2. Proyeksi Isometris 3. Proyeksi Dimetris 4. Proyeksi Miring (sejajar) 5. Gambat Perspektif 6. Macam-macam Pandangan 7. Bidang-bidang Proyeksi 8. Simbol Proyeksi dan Anak Panah 9. Penentuan Pandangan 10. Gambar Potongan 11. Garis Arsiran 12. Ukuran Pada Gambar Kerja 13. Penulisan Angka Pengukuran 14. Pengukuran Ketebalan 102 102 103 106 107 107 109 109 114 115 120 130 133 136 142 BAB 6. MENGENAL PROSES BUBUT (TURNING) 151 A. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut 153 B. Geometri Pahat Bubut 155 C. Perencanaan dan Perhitungan Proses Bubut 158 1. Material Pahat 159 2. Pemilihan Mesin 163 3. Pencekaman Benda Kerja 163 4. Penentuan Langkah Kerja 165 5. Perencanaan Proses Membubut Lurus 167 6. Perencanaan Proses Membubut Tirus 174 7. Perencanaan Proses Membubut Ulir 177 8. Perencanaan Proses Membubut Alur 188 9. Perencanaan Proses Membubut/membuat Kartel 190 BAB 7. MENGENAL PROSES FRAIS (MILLING) 194 A. Klasifikasi Proses Frais 1. Frais Periperal (slab milling) 2. Frais Muka (Face milling) 3. Frais Jari (End milling) 196 196 197 197 B. Metode Proses Frais 1. Frais Naik (Up milling) 2. Frais Turun (Down milling) 197 197 198 C. Jenis Mesin Frais 199 D. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Frais 202 E. Geometri Pahat Frais 203 F. Peralatan dan Asesoris untuk Memegang Pahat Frais 206 G. Alat Pencekam dan Pemegang Benda Kerja pada Mesin Frais 208 ___________________________________________________Daftar Isi Teknik Pemesinan xH. Elemen Dasar Proses Frais 212 I. Pengerjaan Benda Kerja dengan Mesin Frais 1. Proses Frais Datar/rata 2. Proses Frais Roda Gigi 213 214 218 BAB 8. MENGENAL PROSES GURDI (DRILLING) 222 A. Mesin gurdi (Drilling machine) dan Jenis-jenisnya 1. Mesin Gurdi (Drilling machine) 2. Jenis-Jenis Mesin Gurdi 3. Ukuran Mesin gurdi 4. Beberapa Mesin Gurdi yang Dipakai Pada Proses Produksi 224 224 225 226 226 B. Perkakas Mesin Gurdi 231 C. Geometri Mata Bor (Twist drill) 233 D. Pengasahan Kembali Mata Bor 237 E. Pencekaman Mata Bor dan Benda Kerja 239 F. Elemen Dasar Proses Gurdi 249 G. Perencanaan Proses Gurdi 251 BAB 9. MENGENAL PROSES SEKRAP (SHAPING) 235 A. Mesin Sekrap dan Jenis-jenisnya 1. Jenis-jenis Mesin Sekrap 2. Mekanisme Kerja Mesin Sekrap 3. Nama Bagian-bagian Mesin Sekrap 236 236 239 239 B. Elemen dasar Perencanaan Proses Sekrap 242 BAB 10. MENGENAL PROSES GERINDA (GRINDING) 253 A. Jenis-jenis Mesin Gerinda 1. Mesin Gerinda Datar 2. Mesin Gerinda Silindris 255 255 267 B. Batu Asah 1. Jenis-jenis Butir Asahan/abrasive 2. Ukuran Butiran Asah 3. Tingkat Kekerasan (Grade) 4. Macam-macam Perekat 5. Susunan Butiran Asah 6. Bentuk-bentuk Roda Gerinda 7. Klasifikasi Batu Gerinda 8. Pemasangan Batu Gerinda 284 285 286 286 287 288 289 290 291 BAB 11. MENGENAL CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN 298 A. Jenis Cairan Pendingin 300 B. Cara Pemberian Cairan Pendingin pada Proses Pemesinan 301 JILID 2___________________________________________________Daftar Isi Teknik Pemesinan xiC. Pengaruh Cairan Pendingin pada Proses Pemesinan 304 D. Kriteria Pemilihan Cairan Pendingin 305 E. Perawatan dan Pembuangan Cairan Pendingin 307 BAB 12. MEMAHAMI MESIN CNC DASAR 310 A. Mesin Bubut CNC 311 1. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2A 312 2. Bagian Utama Mesin Bubut CNC TU-2A 3. Kecepatan Potong dan Kecepatan Putar Mesin 4. Pemrograman Mesin CNC 5. Pengoperasian Disket 6. Cara setting Benda Kerja 7. Contoh-contoh Aplikasi Fungsi G, Fungsi M, serta Soal Latihan 313 323 325 329 331 333 B. Mesin Frais CNC 363 1. Prinsip Kerja Mesin Frais CNC TU-3A 363 2. Bagian Utama Mesin Frais CNC TU-3A 364 3. Kecepatan Potong dan Putaran Mesin 373 4. Pengoperasian Disket 374 5. Cara Setting Pisau terhadap Benda Kerja 376 6. Contoh-contoh Aplikasi Fungsi G, Fungsi M, serta Soal Latihan Bagian I 7. Kompensasi Radius Pisau Sejajar Sumbu 8. Contoh-contoh Aplikasi Fungsi G, Fungsi M, serta Soal Latihan Bagian II 378 389 390 BAB 13. MEMAHAMI MESIN CNC LANJUT 406 A. Mesin Perkakas CNC 410 B. Pengontrolan Sumbu Mesin Perkakas CNC 1. Sistem Kontrol Terbuka (Open Loop Control) 2. Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop Control) 414 414 415 3. Sistem Kontrol Langsung dan Sistem Kontrol Tidak Langsung 4. Sistem Kontrol Analog dan Sistem Kontrol Digital 5. Sistem Kontrol Absolut dan Sistem Kontrol Incremental 415 417 417 C. Penamaan Sistem Sumbu (Koordinat) Mesin Perkakas NC 1. Penentuan Sumbu Z 2. Penentuan Sumbu X 3. Penentuan Sumbu Y 4. Penentuan Sumbu Putar dan Sumbu Tambahan 418 418 420 420 420 D. Pemrograman CNC 1. Langkah Persiapan 2. Langkah Pelaksanaan Pembuatan Program 424 424 425 ___________________________________________________Daftar Isi Teknik Pemesinan xii3. Langkah Percobaan 4. Tugas Programmer dalam Pembuatan Program NC 5. Kode dan Format Pemrograman 6. Pengertian Program NC 7. Struktur Program NC 8. Sistem Pemrograman Absolut dan Incremental 9. Kontruksi Program NC 10. Kode G (G-code) dan Fungsi M 11. Pembuatan Program NC 426 427 429 429 430 431 433 434 435 BAB 14. MENGENAL EDM 440 A. Gambaran Singkat EDM 441 B. Cara kerja EDM 441 C. Perkembangan Penggunaan EDM 445 D. Penggunaan EDM 446 E. Pemilihan Elektrode 447 F. Jenis Bahan Elekrode 448 G. Pembuatan Eektrode 1. Proses Galvano 2. Pembuatan Elektrode pada Umumnya 3. Pembuatan Elekrode Graphite 449 449 449 449 H. Elektrode untuk Wire EDM 450 I. Kualitas Hasil Pengerjaan EDM 1. Kelebihan Pemotongan (Overcut) 2. Pengerjaan Penghalusan (Fnishing) 3. Penyelesaian Setara Cermin (Mirror finishing) 450 450 451 452 J. Keterbatasan Proses EDM 452 BAB 15. MEMAHAMI TOLERANSI UKURAN DAN GEOMETRIK 454 A. Penyimpangan Selama Proses Pembuatan 455 B. Toleransi dan Suaian 456 C. Suaian 457 D. Cara Penulisan Toleransi Ukuan/dimensi 459 E. Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental 461 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN INDEKS A B CTeknik Pemesinan 1 BAB 1 MEMAHAMI DASAR-DASAR KEJURUAN Teknik Pemesinan 2A. Statika dan Tegangan 1. Statika tatika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaan setimbang. a. Gaya Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya dari bergerak menjadi diam. Gaya dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran yang mempunyai besar dan arah. Gaya biasanya disimbolkan dengan huruf F. Gambar 1 1. Perpindahan benda dari A ke B akibat gaya F Gaya yang bekerja pada benda di atas antara lain: Gaya berat (W) yang selalu berpusat pada titik beratnya dan arahnya selalu ke pusat grafitasi bumi. Gaya (F) dapat sejajar dengan permukaan benda atau membentuk sudut Į dengan permukanan tumpuan. Gaya F dapat menyebabkan masa (m) dari diam menjadi bergerak hingga memiliki percepatan sebesar a (m/s2), dapat dituliskan : F = m (Kg) . a (m/s2) = Kg.m/s2 = Newton (N) Bila gaya F dihilangkan benda (m) akan mengalami perlambatan hingga setelah waktu t detik benda akan berhenti (kecepatan v=0). Hal ini karena benda melewati permukaan kasar yang memiliki gaya gesek (f) yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya f tergantung pada harga koefisien geseknya (μ). Semakin kasar permukaan benda maka koefisien geseknya (μ) akan semakin besar. Bila gaya gesek lebih besar dari gaya tarik (F), maka benda akan berhenti (v = 0). Gaya gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal (N) benda atau dapat dituliskan : f = u . N Newton STeknik Pemesinan 3di mana: N = gaya normal yang selalu tegak lurus permukaan benda (Newton) μ = koefisien gesek permukaan benda (tanpa satuan) Aplikasi dari gaya gesek dapat diilustrasikan pada contoh: roda yang masih baru akan memiliki cengkeraman yang lebih kuat dibanding dengan roda yang aus/halus. Pengereman di permukaan aspal lebih baik bila dibandingkan dengan di permukaan lantai keramik, karena μ aspal lebih besar dari u permukaan keramik. Gambar 1 2. Gaya gesek antara roda mobil dan aspal jalan 1) Menentukan besarnya gaya Besarnya gaya dapat ditentukan oleh skala tertentu, misalnya 1 cm mewakili 1 Newton atau kelipatannya. Satuan gaya ditentukan oleh sistem satuan SI (standar internasional) yang dinyatakan dengan Newton (N). Garis lukisan gaya itu dapat diperpanjang sesuai besarnya gaya F. Titik tangkap gaya (A) dapat dipindahkan sepanjang lintasannya, asalkan besar dan panjangnya tetap sama sesuai dengan gaya F. Gambar 1 3. Titik tangkap gaya (A) pada garis kerja gaya Next >