< Previous2Kelas VII SMP1. Minggu PertamaSumber : www.trueancestor.typepad.com Gambar : 1.2 pasca mencapai penerangan sempurna Sepanjang minggu pertama Buddha duduk di bawah pohon Bodhi meresapi Kebahagiaan Kebebasan (Vimutti Sukha). Buddha sepenuhnya memahami “Hubungan sebab akibat yang saling bergantungan” (Paticca Samuppada) dengan urutan sebagai berikut: "Dengan adanya ini (sebab), maka muncullah itu (akibat); dengan tidak timbulnya ini (sebab), maka tidak timbullah itu (akibat)”.Peristiwa pada minggu pertama ini dikenal sebagai pallanka sattaha karena Buddha Gotama tetap duduk di tahta yang tak terkalahkan di kaki pohon bodhi selama tujuh hari. Setelah merenungkan Paticcasamuppàda selama tiga malam itu, pada malam pertama Buddha mengucapkan seruan gembira (Udàna); pada hari kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh Beliau tetap duduk di atas singgasana Aparàjita, menikmati kebahagiaan menjadi arahat.Rangkaian sebab-akibat yang saling bergantungan ini dapat dilihat pada peristiwa lingkungan. Misalnya: Mengapa banjir? Karena airnya tidak dapat mengalir. Mengapa air tidak dapat mengalir? Karena saluran airnya tersumbat. Mengapa saluran air tersumbat? Karena banyak sampah yang menghambat. Dan seterusnya dapat dicari sebabnya sampai tak terhingga banyaknya. Jika peristiwa tersebut dijelaskan dari akibatnya, maka menjadi: Karena sampah menghambat, maka saluran air tersumbat. Karena saluran air tersumbat maka air tidak dapat mengalir. Karena air tidak dapat mengalir maka terjadi banjir. Ayo mengamati!Amatilah Gambar: 1.2 dan bacalah uraian materi di bawah ini!3Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Orang bodoh akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Semakin banyak kebododohan yang dimiliki, maka semakin banyak pula kemungkinan mengalami kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya. Misalnya, ketika siswa tidak mengerti matematika, maka siswa akan menderita ketika menghadapi soal-soal matematika. Jika Siswa juga kurang bisa dalam mata pelajaran bahasa Inggris, maka ia juga akan menderita ketika menghadapi soal-soal bahasa inggris.Ayo mengamati !Amatilah gambar: 1.3 dan bacalah uraian materi!Paticcasamuppada dapat diuraikan sebagai berikut.1. Karena kegelapan batin (avijja), muncullah bentuk-bentuk karma/batin (sankhara).2. Karena bentuk-bentuk karma, muncullah kesadaran (vinnana).3. Karena kesadaran, muncullah batin dan bentuk (nama rupa).4. Karena batin dan bentuk nama rupa, muncullah enam landasan indra (salayatana).5. Karena enam landasan indra, muncullah kontak (passa).6. Karena kontak, muncullah perasaan (vedana).7. Karena perasaan, muncullah nafsu keinginan (tanha).8. Karena nafsu keinginan, muncullah kemelekatan (upadana).9. Karena kemelekatan, muncullah kelangsungan hidup (bhava).10. Karena kelangsungan hidup, muncullah kelahiran (jati).11. Karena kelahiran, muncullah penuaan dan kematian (jaramarana). 12. Karena penuaan dan kematian, muncullah kesedihan (soka), ratapan (parideva), penderitaan (dukkha), duka cita (dumanassa), dan keputusasaan (upayasa).Sumber: https://www.google.co.id/searc Gambar : 1.3 Diagram dua belas mata rantai sebab akibat (paticcasamuppada)4Kelas VII SMP2. Minggu KeduaPada minggu kedua, Buddha mencapai penerangan sempurna. Akan tetapi pada minggu kedua Beliau diam-diam mengajarkan pelajaran batin yang besar kepada dunia. Sebagai tanda terima kasih yang sangat besar pada pohon Bodhi yang tidak bernyawa yang menaungi-Nya selama perjuangan untuk mencapai penerangan sempurna, Beliau berdiri pada suatu jarak tertentu, menatap pohon tersebut dengan mata tidak bergerak selama satu minggu penuh. Dari peristiwa ini murid-murid beliau dan umat Buddha sampai sekarang menghargai pohon Bodhi baik yang asli maupun pohon-pohon Bodhi turunannya.Minggu ini dikenal sebagai animisa sattaha dan tempat Buddha Gotama berdiri disebut Cetiya Animisa. Sikap mulia Buddha Gotama ini, seyogyanya diteladani oleh umat Buddha, dengan menghormati pohon Bodhi yang pertama dan juga pohon-pohon turunannya sampai saat ini.3. Minggu KetigaPada minggu ketiga, Beliau masih berdiam di dekat pohon Bodhi. Dengan mata batin yang tajam, Buddha mengetahui adanya makhluk-makhluk Dewa yang masih meragukan penerangan sempurna yang beliau capai. Untuk menghilangkan keragu-raguan makhluk Dewa ini kemudian Buddha dengan kekuatan pikiran-Nya Beliau menciptakan Jembatan Permata. Beliau selama seminggu berjalan bolak balik di atas Jembatan Permata yang beliau ciptakan sendiri. Melihat hal itu para Dewa mempercayai dan mengagumi pencapaian penerangan sempurna yang Beliau capai. Minggu ketiga ini dikenal sebagai cangkama sattaha.Ayo mengamati!Amatilah Gambar: 1.4 dan bacalah uraian materi di bawah ini!Sumber :https://www.google.co.id/search Gambar : 1.4 Ilustrasi Buddha berdiri berjalan diatas jembatan pertama5Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sumber :Illustrator Gambar : 1.5 Ilustrasi Buddha berdiri menatap pohohnBodhi selama 1 mingguAyo mengamati!Amatilah gambar: 1.5 dan bacalah uraian materi di bawah ini!Ayo, Mencari Informasi!Carilah informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku/artikel dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang kalian rumuskan dengan menuliskan pada lembar berikut! 1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Menanya!Rumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum jelas tentang materi yang kalian amati pada gambar 1.1 sampai 1.5 dan dari hasil membaca serta mencermati materi di atas dengan menuliskan pada lembar berikut:1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________6Kelas VII SMPAyo, Mengolah Informasi!Ayo mengolah dan menganalisis informasi yang telah kalian dapatkan untuk menjawab pertanyaan dan buatlah kesimpulan dari informasi tersebut!1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Mengomunikasikan!Ayo, sampaikan informasi yang telah kalian dapatkan untuk menjawab pertanyaan dan buatlah kesimpulan dari informasi tersebut!1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo Menutup Pelajaran!Nyanyikan Gita NamaskharaGita NamaskaharaMari kita menghormatiBuddhaJunjungan kitaGuru Buddha amatlah berjasaMengajarkan kita kebenaranTerpujilah Tuhan Yang Maha EsaTerpujilah Sang TriratnaTerpujilah para Bodhisattva dan Maha Sattva.Terima kasih hari ini saya telah belajar dengan baiksemoga ilmu yang saya dapatkan bergunauntuk diri sendiri dan orang lain.Semoga semua makhluk berbahagiaSadhu sadhu sadhu.7Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Pembelajaran 1.2Ayo, duduk hening.Pejamkan mata, sadari napas masuk dan keluar.Tarik napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tahu.” Hembuskan napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tahu.”Tarik napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tenang.”Hembuskan napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Bahagia.”4. Minggu Keempat Pada minggu keempat, Buddha berdiam di Kamar Permata yang beliau ciptakan selama seminggu. Beliau merenungkan kesulitan-kesulitan manusia mempelajari dan menyelami ajaran yang lebih tinggi (Abhidhamma). Di sana Beliau merenungkan abhidhamma, yaitu kumpulan ajaran khusus. Kumpulan ajaran ini terdiri dari tujuh risalah yaitu: Dhammasangani, Vibhanga, Dhatukatha, Puggalapannatti, Kathavatthu, Yamaka, dan Patthana. Ketika Beliau menyelidiki keenam risalah pertama, tubuh-Nya tidak memancarkan cahaya, namun ketika Beliau sampai pada perenungan Sumber : Dok pribadi Gambar : 1.6 Illustrasi Buddha duduk di kamar permata atas ciptaan-NyaAyo mengamati!Amatilah gambar: 1.6 dan bacalah uraian materi di bawah ini!Ayo amati sinar yang keluar dari kepada Buddha!Ada berapa warna?Sebutkan dan jelaskan artinya! 8Kelas VII SMPPatthana, kemahatahuan-Nya akhirnya menunjukkan kilauan yang luar biasa. Kemahatahuan-Nya benar-benar tampak sepenuhnya melalui Risalah Agung tersebut.Demikianlah Buddha merenungkan Dharma yang halus dan mendalam dari Risalah Agung Patthana dengan cara yang tak terhingga jumlahnya. Pikiran dan tubuhNya menjadi sedemikian murninya. Karena berpikir tentang ajaran yang lebih tinggi, pikiran dan batin Beliau sangat suci sehingga dari tubuh Beliau memancar 6 sinar berwarna. 6 pancaran warna tersebut yaitu: biru (nila), kuning emas (pita), merah (lohita), putih (odata), jingga (manjittha), dan sebuah warna berkilau yang terbentuk dari campuran kelima warna ini (pabhassara) terpancar dari tubuh-Nya. Masing-masing warna tersebut mewakili sifat mulia Buddha Gotama. Biru melambangkan keyakinan, kuning emas melambangkan keluhuran, merah melambangkan kebijaksanaan, putih melambangkan kemurnian, jingga melambangkan tiadanya nafsu, sedangkan warna kilau campuran melambangkan kombinasi dari semua sifat mulia ini. Minggu keempat yang diisi dengan perenungan terhadap Abhidhamma ini dikenal sebagai ratanaghara sattaha.5. Minggu KelimaPada minggu kelima, beliau masih berdiam dibawah pohon Ajaphala yang tumbuh disekitar pohon Bodhi sambil meresapi Kebahagiaan Kebebasan yang Beliau rasakan (vimuttisukha) selama tujuh hari.Ayo mengamati ! Amatilah gambar: 1.7 dan bacalah uraian materi pada buku siswa!!Siapakah mereka?Mengapa mereka melakukan hal itu?Bagaimana sikap Buddha dalam menghadapi mereka?Bagaiman akhir dari peritiwa itu! Sumber : Dok pribadi Gambar : 1.7 Illustrasi Buddha digoda oleh mara tanha9Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Ketika Beliau sadar dari kondisi samadhinya, seorang pertapa yang sombong menghampiri beliau. Tanpa menunjukkan rasa hormat dia bertanya: Dalam hal apa seseorang menjadi seorang brahmana dan kondisi-kondisi apa yang membuat seseorang menjadi brahmana? Buddha menjawab: “Seseorang dapat disebut menjadi brahmana kalau brahmana itu sudah membuang kejahatan, tidak memiliki sifat congkak, bebas dari kekotoran batin, mampu menguasai diri, dan mampu mengukur diri sendiri. Seseorang layak disebut brahmana kalau dia benar-benar memiliki pengetahuan dan sudah menjalani kehidupan suci dengan benar”.Pada minggu kelima ini banyak godaan yang dihadapi Buddha melalui putri-putri cantik sebagai jelmaan dari Mara-Tanha yaitu Tanha, Arati, dan Raga akan tetapi, semua usaha itu sia-sia dan tidak menggoyahkan keteguhan batin Buddha. Mereka menampakkan diri sebagai tiga orang gadis yang elok dan menggiurkan yang dengan berbagai macam tarian yang erotis, diiringi nyanyian yang merdu dan bisikan yang memabukkan berusaha untuk merayu dan menarik perhatian Buddha Gotama. Tetapi semua itu tidak menggoyahkan batin Buddha sehingga akhirnya mereka pergi meninggalkan Buddha Gotama. Minggu kelima ini yang dikenal sebagai ajapala sattaha.6. Minggu KeenamPada minggu keenam Buddha berpindah tempat dari pohon Ajaphala menuju ke pohon Mucalinda. Beliau tetap menikmati sambil meresapi Kebahagiaan Kebebasan yang Beliau peroleh. Pada minggu keenam ini selama beberapa hari datang prahara menimpa Beliau melalui turunnya hujan lebat dan angin Ayo mengamati !Amatilah gambar: 1.8 dan bacalah uraian materi pada buku siswa!!Sumber : Dok pribadi Gambar : 1.8 Illustasi Buddha duduk meditasi di bawah pohon mucalinda10Kelas VII SMPdingin yang menusuk tulang. Mengetahui hal itu Mucalinda, sang raja naga yang perkasa, keluar dari kediamannya. Ia membelitkan badannya tujuh kali memutari tubuh Buddha Gotama dan kepalanya memayungi Buddha Gotama dengan berpikir : “Semoga yang Mulia tidak dirundung dingin, supaya jangan sampai terkena air hujan, dan jangan diganggu lalat, nyamuk, angin, terik matahari, dan binatang merayap.” Pohon Mucalinda melindungi tubuh Buddha dengan daunnya yang sedemikian rimbun sehingga tidak ada satu titik air maupun angin mampu menembus ke tubuh Buddha. Ternyata pohon Mucalinda merupakan penjelmaan seorang dewa yang menyamar. Akhirnya setelah keadaan alam menjadi normal lagi, dewa ini kembali sebagai seorang pemuda yang lalu menghampiri dan berdiri dengan sikap hormat menelungkupkan dua tangan di depan dada di hadapan Buddha. Minggu keenam itu, saat Buddha Gotama tinggal dalam lilitan tujuh kali Sang Raja Naga Mucalinda, dikenal sebagai mucalinda sattaha.7. Minggu KetujuhPada minggu ketujuh, Buddha dengan tenang melewatkan waktunya di bawah pohon Rajayatana dan mengalami Kebahagiaan Kebebasan. Buddha mengucapkan kalimat di bawah ini:Ayo mengamati ! Amatilah gambar: 1.8 di samping dan bacalah uraian materi pada buku siswa!!Sumber : https://www.google.com/search Gambar : 1.8 Ilustrasi Buddha duduk menikmati kebahagiaan di bawah pohon Rajayatana11Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Melalui banyak kelahiran dalam kehidupan aku menggembara mencari, tetapi tidak menemukan pembuat rumah ini. Menyedihkan menjalani kelahiran yang berulang-ulang. O pembuat rumah, engkau telah terlihat. Engkau tidak akan membangun rumah lagi.Seluruh atapmu telah rusak.Tiang belandarmu telah hancur.Pikiran mencapai keadaan tanpa kondisi.Mencapai akhir dari nafsu keinginan.Pada saat fajar menyingsing, Buddha mengucapkan lagu pujian ini yang menggambarkan kemenangan dan pengalaman batinNya. Minggu ketujuh ini dikenal sebagai rajayatana sattaha di kaki pohon rajayatana.B. Nilai Penting dalam 7 Minggu Pascapenerangan SempurnaBuddha mengakui bahwa pengembaraan-pengembaraanNya yang lampau dalam kehidupan yang membawa penderitaan, adalah suatu kenyataan. Hal ini dengan jelas membuktikan tentang tumimbal lahir. Beliau mengembara berusaha mencari obat untuk mengobati penderitaan manusia dan sebagai akibatnya Beliau menderita. Selama Beliau tidak dapat menemukan arsitek yang membangun rumah ini (tubuh), tidak mungkin melenyapkan penderitaan. Beliau melakukan pengembaraan, setelah proses pencarian penyebab penderitaan tidak berhasil. Akhirnya, beliau menemukan penyebab penderitaan yaitu arsitek bangunan “rumah” yang sulit ditangkap ini. Arsitek itu tidak terletak di luar tubuh tetapi di dalam lubuk hati sendiri. Arsitek ini berupa nafsu keinginan atau kemelekatan, pencipta diri, unsur mental yang tersembunyi dalam semua makhluk. Bagaimana dan kapan asal nafsu keinginan ini sulit untuk dapat dipahami. Apa yang diciptakan oleh diri sendiri, maka oleh diri sendiri pula ciptaan itu dapat dihancurkan. Penemuan ini akan menghasilkan pemberantasan nafsu keinginan untuk pencapaian keadaan arahat, yang disebut sebagai ‘akhir dari nafsu keinginan.'Atap rumah ciptaan sendiri ini adalah kegemaran (kilesa) seperti kemelekatan /keserakahan (lobha), kebencian (dosa), khayalan/kebodohan (moha), kesombongan (mana), pandangan-pandangan salah (ditthi), keragu-raguan (vicikiccha), kemalasan (thina), kegelisahan (uddhacca), moral yang tidak takut malu (ahirika), moral yang tidak takut (anottappa). Penyangsa yang menunjang atap melambangkan kebodohan, akar penyebab semua nafsu keinginan. Kehancuran dari kebodohan dengan kebijaksanaan akan Next >