< Previous144 Kelas VIII SMP dengan Sekjen. Oka Diputhera. Perbudhi kemudian dilebur bersama-sama dengan organisasi Buddhis lainnya menjadi Buddhis Indonesia (Buddhi).Pada tahun 1958, berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian ganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia kemudian pecah dan melahirkan Sangha Indonesia. Dengan demikian, di Indonesia terdapat dua Sangha, yakni Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dan Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Girirakkhito.Pada tahun 1974, atas prakarsa Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha, Gde Pudja MA, telah diadakan pertemuan antara Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Hasil dari pertemuan tersebut melahirkan Sangha Agung Indonesia, gabungan dari Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Sebagai Maha Nyaka Sangha Agung Indonesia, terpilih Sthavira. Kemudian, setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1979, di Indonesia terdapat tiga kelompok Sangha, yakni Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia, dan Sangha Mahayana Indonesia. Semuanya tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI).Sangha Mahayana Indonesia dibentuk pada tahun 1978. Dewasa ini pengurusnya terdiri atas Bhiksu Dharmasagaro (Ketua Urnum), Bhiksu Dharmabatama (Ketua 1), Bhiksu Sakyasakti (Ketua II), Bhiksu Dutavira (Sekretaris Urnum), Bhiksu Dhyanavira (Sekretaris 1), dan Bhiksu Andhanavira (Sekretaris II). Sangha Mahayana Indonesia inilah yang mencetuskan ide pembangunan Pusdiklat Buddha Mahayana Indonesia. Cita-cita Sangha adalah menyebarluaskan ajaran Buddha Mahayana di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia serta menerjemahkan kitab-kitab suci agama Buddha ke dalam bahasa Indonesia.2. Organisasi-Organisasi Agama Buddha yang Berkembang di Indonesia Setelah Kemerdekaan1. Pada tahun 1952, perkumpulan Sam Kauw Hwee kehilangan ketuanya, Kwee Tek Hoay. Selanjutnya, masuk beberapa organisasi di dalamnya, antara lain Tian Li Hwee di bawah pimpinan Ong Tiang Biauw (Bhikkhu Jinaputta) dan terbentuk Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI) dengan ketuanya The Boan (kemudian di kenal dengan Ashin Jinarakkhita).2. Pada tahun 1962, di bawah pimpinan Drs. Khoe Khiam, GSKI menjadi Tri Dharma Indonesia. Badan ini menerbitkan majalah Tri Budaya.3. Pada tahun 1955-1956, berdirilah persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) yang kemudian berganti menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI) dan kemudian menjadi Majelis Upasaka Pandita Buddhayana Indonesia.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 145 4. Pada tanggal 5 Mei 1958 di Semarang, dibentuk Perhimpunan Buddhis Indonesia (Perbudi) Sejak tahun 1965, Perbudi dipindahkan ke Jakarta.5. Pada tahun 1970, Perbudi menjadi PERBUDHI sebagai gabungan dari PERBUDI, PUUI, GPIB (Gabungan Pemuda Buddhis Indonesia), dan Wanita Buddhis Indonesia. Pada tahun 1970 pula, berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Maha Sangha Indonesia.6. Pada tahun 1959, terjadi suatu hal yang istimewa, yaitu umat Buddha pertama kalinya mengadakan upacara perayaan Waisak di Candi Borobudur secara besar-besaran dalam rangka menyongsong Buddha Jayanti.7. Pada kesempatan itu enam bhikkhu dari luar negeri hadir. Kemudian, beberapa orang ditahbiskan menjadi bhikkhu dan samanera, antara lain: a. Ong Tian Biaw (Tanggerang) menjadi bhikkhu Jinaputta b. I Ketut Tangkas (Bali) menjadi bhikkhu Jinapiya c. Sontomiharjo (Kutarjo) menjadi samanera JinanandaPada bulan Mei 1972, dicetuskan ikrar persatuan dan kesatuan dari tujuh organisasi Buddhis menjadi satu organisasi tunggal yang namanya Buddha Dharma Indonesia (BUDHI) dan sebuah Majelis dengan nama Majelis Buddha Dharma Indonesia yang kelak merupakan pedoman mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Buddha di Indonesia. Tujuh organisasi yang menyatukan dirinya antara lain:a. Perbudhib. Buddhis Indonesiac. MUBSI (Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia)d. Gabungan Tri Dharma Indonesiae. Persaudaraan Umat Buddha Salatigaf. MUABIg. Dewan Vihara IndonesiaPada tahun 1974, atas prakarsa Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Gede Puja, M.A. diadakan pertemuan di antara Maha Sangha Indonesia. Hasil pertemuan tersebut adalah Sangha Agung Indonesia yang bersifat federasi dari Maha Sangha Indonesia.Pada tanggal tahun 1976, terbentuk gabungan seluruh umat Buddha Indonesia dengan nama Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia (MUBSI). MUBSI merupakan gabungan dari tujuh organisasi, yaitu:a. BUDHIb. Gabungan Tri Dharma Indonesiac. Gabungan Vihara Buddha Mahayana Indonesiad. Majelis Agama Buddha Nichiren Shoshu Indonesia146 Kelas VIII SMP e. Pamong Umat Buddha Kasogatanf. Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI)g. PERBUDHIPada tahun itu, terbentuk Majelis Pandita Buddha Dharma Indonesia (MAPANBUDHI) yang kemudian berkembang menjadi Sangha Teravada Indonesia. Pada tanggal 7 Agustus 1979, dilangsungkan Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh Sangha dan Majelis-majelis agama Buddha dan menghasilkan beberapa keputusan dan ketetapan yang penting dan merupakan tonggak pengembangan agama Buddha di indonesia.Semua mazhab agama Buddha mempunyai keyakinan adanya Yang Maha Esa yang sebutannya berbeda-beda yang pada hakikatnya adalah satu dan sama, serta mengakui Buddha Gotama/Sakyamuni sebagai Guru Agung/Nabi. Kongres menghasilkan ketetapan berkenaan Kriteria Agama Buddha yang berkembang di Indonesia, yaitu seperti berikut.a. Adanya Tuhan Yang Maha Esab. Adanya Triratna/Tiratanac. Cattari Ariya Saccanid. Kamma/Karmae. Punarbhava/Punabhavaf. Tilakkhanag. Nirvana/Nibbanah. Bodhisattvai. PaticcasamupaddaPada perkembangan selanjutnya, dibentuk WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) yang merupakan wadah tunggal persatuan umat Buddha Indonesia yang beranggotakan Sangha dan Majelis-majelis. Anggota WALUBI adalah seperti berikut.a. Sangha Agung Indonesiab. Sangha Teravadha Indonesiac. Sangha Mahayana Indonesia d. MUABI yang kemudian menjadi MBIe. MAPANBUDHIf. Majelis Dharmaduta Kasogatan kemudian menjadi Majelis Kasogatan Tantrayana Indonesiag. MAPANBUMIh. NSIi. Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia j. Majelis Rohaniawan Tri Dharma Seluruh IndonesiaPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 147 C. Peran Para Tokoh Perkembangan Agama Buddha Setelah Kemerdekaan 1. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Januari 1923. Beliau lahir dengan nama The Boan An. Beliau pernah kuliah di THS Bandung (sekarang ITB) dan di Universiteit Groningen, Belanda. Di Groningen, di luar kuliah resmi, beliau mengikuti kuliah filsafatserta bahasa Sanskrit dan Pali. Selain itu, beliau juga mengikuti kursus kebatinan yang diberikan oleh Dr. J.E. van de Stok, Profesor Emeritus pada Landbouw Hogeschool Wageningen.Pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk sebagai Ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda TheosofiIndonesia. Beliau mengorganisasi peringatan Hari Tri Suci Waisak secara nasional di Borobudur yang pertama sejak agama Buddha tertidur di bumi Indonesia selama lima ratus tahun.Pada tanggal 29 Juli 1953, beliau melanjutkan kehidupan sucinya menjadi samanera dengan nama Thi Cen. Penahbisannya dilakukan menurut tradisi Mahayana di bawah bimbingan Y.A. Maha Bhiksu Pen Cing bertempat di Vihara Kong Hua Si, Jakarta. Turut menyaksikan dalam penahbisan ini Y.A. Maha Bhiksu Ju Sung, Y.A. Bhiksu Ju Kung, Y.A. Bhiksu Cen Yao, dan Y.A. Bhiksu Wu Cing.Atas anjuran Y.A. Maha Bhiksu Pen Cing, beliau berangkat ke Burma pada awal tahun 1954 untuk mempelajari agama Buddha lebih lanjut. Di sana, beliau menjalani latihan Vipasana di pusat latihan meditasi Mahasi Sasana Yeikhta, Rangoon. Kemajuan amat pesat yang dicapainya dalam waktu kurang dari satu bulan dalam Sumber: www.buddhayana.or.idGambar 8.3 Bhikkhu Ashin JinarakkhitaTahukah kamu?Mahabhiksu Ashin Jinarakkhita adalah bhikkhu pertama Indonesia. Pada bulan April 1954, beliau ditahbiskan menjadi bhikkhu yang disaksikan oleh Y.A. Balangoda Ananda Metteya dari Srilanka dan Y.A. Chao Kun Bimoldam dari Thailand. Guru spiritual utamanya adalah Y.A. Mahasi Sayadaw.Pada tahun 1954, beliau mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI). Kemudian, PUUI berkembang menjadi Majelis Upasaka Pandita Agama Buddha Indonesia (MUABI), dan sekarang menjadi Majelis Buddhayana Indonesia (MBI).Pada tahun 1959, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita mengundang para bhikkhu dari luar negeri, di antaranya Y.A. Mahasi Sayadaw, Y.A. Narada Maha Thera, dan Y.A. Piyadassi Maha Thera, datang ke Indonesia untuk melakukan penahbisan bhiksu-bhiksu baru.148 Kelas VIII SMP latihan ini menarik perhatian Y.A. Mahasi Sayadaw.Bhikkhu Ashin Jinarakkhita pada tahun 1959 mengundang para bhikkhu dari luar negeri, di antaranya Y.A. Mahasi Sayadaw, Y.A. Narada Maha Thera, dan Y.A. Piyadassi Maha Thera, datang ke Indonesia untuk melakukan penahbisan bhiksu-bhiksu baru. Penahbisan juga dilakukan dengan mengirim calon bhiksu baru ke luar negeri. Pada masa beliau, berdirilah Sangha Suci Indonesia yang kemudian berkembang menjadi Maha Sangha Indonesia (1963) dan akhirnya menjadi Sangha Agung Indonesia (1974). Bhante Ashin Jinarakkhita senantiasa terpilih sebagai Maha Nayaka (Ketua Umum).Bhikkhu Ashin Jinarakkhita menjabat sebagai Ketua Persidangan Sangha dan sekaligus Ketua Widyaka Sabha (Dewan Fatwa) WALUBI (Perwalian Umat Buddha Indonesia) sebelum terbentuknya Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI).Bhikkhu Ashin Jinarakkhita juga aktif dalam kegiatan agama Buddha Internasional. Beberapa konferensi Buddhis Internasional diikutinya, termasuk pesamuhan keenam (Chattasangayana) yang dilaksanakan di Rangoon pada tahun 1954 sampai 1956, dan konferensi-konferensi yang diadakan oleh World Buddhis Sangha Council (WBSC) maupun World Fellowship of Buddhist (WFB). Beliau termasuk pendiri World Buddhis Sangha Council (WBSC) dan berulangkali terpilih sebagai wakil presiden (WBSC).Tugas Kelompok1.Diskusikan bagaimana peran Bhikkhu Ashin Jinarakkhita terhadap perkembangan agama Buddha di Indonesia! 2. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 149 2. Bhikkhu GirirakkhitoBhikkhu Girirakkhito lahir pada tanggal 12 Januari 1927, di Banjar, Bali dengan nama Ida Bagus Giri. Beliau semula tidak tertarik kepada agama Buddha. Seperti kebanyakan orang, terutama putra-putra Bali, dia mengira bahwa agama Hindu atau agama Buddha itu sama saja. Puncak tertinggi yang dapat diraih adalah Moksa bagi orang Hindu dan Nirwana/Nibbana bagi orang Buddhis. Sejak muda, dia menyukai pengetahuan budi pekerti yang terus mengarah ke kebatinan.Perkenalan dengan Buddha Dharma mulai mendalam ketika pada tahun 1956, Ida Bagus Giri pergi ke Watu Gong, Semarang dalam rangka perayaan Buddha Jayanti. Tahun itu dikenal sebagai tahun Buddha Jayanti karena konon Buddha pernah bersabda bahwa “Ajaranku ini akan tampak 2500 tahun lagi”.Pada tahun 1972, Bhikkhu Girirakkhito bersama-sama dengan Bhikkhu Subhato, Bhikkhu Jinapiya, Bhikkhu Jinaratana dan Bhikkhu Sumangalo, berlima memproklamirkan/mendirikan sangha baru, yaitu Sangha Indonesia yang terpisah dari Maha Sangha Indonesia.Pada tahun 1974, berdirilah Sangha Agung Indonesia yang merupakan penggabungan dari Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Namun demikian, perbedaan pendapat terus belanjut. Akhirnya, pada bulan Oktober 1976, Bhikkhu Girirakkhito dan kawan-kawan kembali memisahkan diri dan mendirikan Sangha Theravada Indonesia.Pada tahun 1985 s.d. 1989, Bhikkhu Girirakkhito terpilih menjadi Wakil Presiden Tahukah Kamu?Tahun 1960, Ida Bagus Giri sudah menjadi pandita, dan berkeliling Indonesia memberikan ceramah Dharma. Tahun 1962 pada usia 35 tahun, beliau menjadi samanera dengan nama Jinagiri. Pada tanggal 15 November 1966, Jinagiri ditahbiskan menjadi bhikkhu di Bangkok Thailand dengan nama Girirakkhito. Lagu-lagu Buddhis karanngan beliau antara lain Malam Suci Waisak, Pekik Kemenangan, Anatta, Anicca, Dukkha.Sumber: ritaumi.blogspot.comGambar 8.4 Bhikkhu Girirakkhito150 Kelas VIII SMP Sangha Sedunia (WBSC). Di samping itu, beliau juga terpilih menjadi Ketua Umum Perwalian Umat Buddha Indonesia periode 1986 – 1992, dan 1992–1997. Selain sebagai Ketua Umum WALUBI, Bhikkhu Girirakkhito juga dikenal sebagai pencipta lagu dengan beberapa lagu yang sampai sekarang tetap dikenal, misalnya lagu Malam Suci Waisak, Anicca, dukkha, dan lain-lain. Bhante Giri mencipta lagu dengan motivasi ingin menyebar Dharma kepada orang banyak agar orang banyak dapat menyenangi untuk belajar Dharma. Misalnya, pengertian dukkha, anatta, anicca, kemudian diubah menjadi lagu agar orang mudahmemahaminya. Pernah menjadi anggota MPR periode 1972 – 1977 dan juga menjadi dosen di Universitas Udayana, Bali.Bhante Girirakkhito wafat pada hari Minggu, 05 Januari 1997 pada usia 70 tahun. Telah begitu banyak jasa dan perannya di dalam memajukan perkembangan agama Buddha di Indonesia. Figurnya yang lembut, memiliki wawasan luas, memperlakukan semua orang dengan sikap yang sama serta mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap umat Buddha.3. Ong Kie Tjay Ong Kie Tjay adalah orang yang memprakarsai lahirnya Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma (PTITD) pada tahun 1966, kemudian disusul dengan lahirnya: a. Majelis Rohaniwan Tri-Dharma Se-Indonesia (Surabaya)danb. MajelisRohaniwan Tridharma Indonesia (Jakarta) yang berasal dari Seksi Pencer-amah Gabungan Tridharma Indonesia.Kedua Majelis ini kemudian bersatu dalam wadah: Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia disingkat MARTRISIA berpusat di Jawa Timur dibentuk pada tanggal 22 September 1979, yang dipimpin oleh Ong Kie Tjay di Surabaya.Tugas Kelompok1. Diskusikan bagaimana peran Bhikkhu Girirakkhito terhadap perkembangan agama Buddha di Indonesia! 2. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!Tahukah Kamu?Ong Kie Tjay (1917-1985) sebagai Tokoh San Jiao, beliau gigih memperjuangkan keberadaan kelenteng di masa Orde Baru dengan mendirikan “Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma” (PTITD) se-Jawa Timur di Surabaya pada tanggal 15 Mei 1967. Organisasi ini kemudian diperluas menjadi PTITD se-Indonesia.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 151 Penetapan nama “Tridharma” dan kelenteng sebagai badan keagamaan yang disebut sebagai “Tempat Ibadah Tridharma” disingkat TITD, Diresmikan oleh Menteri Agama R.I. pada tanggal 19 November 1979.Tahun 1988 Ong Kie Tjay wafat dan diganti dengan putranya bernama Ongko Prawiro dari tahun 1988 – sekarang. Ongko Prawiro adalah Ketua Umum Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma (PTITD) dan Majelis Rohaniwan Tridharma (MATRISIA) se-Indonesia yang berpusat di Surabaya dari tahun 1988 hingga sekarang. Berkat perjuangan dan kegigihan seluruh pengurus Martrisia dan PTITD baik pusat maupun daerah. Melalui Surat Nomor: Khusus/PTITD/X/99, perihal Uraian singkat dan permohonan tentang INPRES No. 14/1967 dan perangkat/produk hukumnya, kepada Bapak Presiden RI, yang memohon:1. Pencabutan/peninjauan kembali INPRES No. 14 Tahun 1967.2. Menegaskan Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma se-Indonesia dengan Tempat Ibadah Tridharma sebagai anggotanya yang merupakan badan keagamaan, bukan yang dimaksud/tidak termasuk yang dimaksud INPRES No. 14 tahun 1967 tersebut.3. Mengintruksikan pada instansi terkait hendaknya tidak mengkaitkan masalah Cina dalam pembinaan umat Tridharma.Kemudian, pada tanggal 27 November 1999 melalui Surat Nomor: Khusus/3/PTITD/XI/99 perihal Permohonan Penyelesaian tentang INPRES No. 14/1967 dan perangkat/produk hukumnya mengenai lanjutan surat sebelumnya. Akhirnya, pada tanggal 17 Januari 2000 keluarlah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2000, tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.Tahukah Kamu?Para tokoh Tridharma yang dipimpin oleh Ong Kie Tjay dengan gigih berjuang pada tanggal 28 Juni 1967, Pangdam VIII Brawidjaja di Surabaya mengeluarkan SK: Kep-26/6/1967 yang isinya menetapkan mengganti istilah Kelenteng menjadi Tempat Ibadah Tridharma. Semenjak saat itu semua kelenteng yang menjadi anggota dari Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma telah merubah namanya menjadi Tempat Ibadah Tridharma (TITD). Renungan:Perjuangan para tokoh perkembangan agama patut diteladan oleh semua umat Buddha. Aku sebagai pelajar Buddhis harus meneruskan perjuangan mereka. Akan berjanji akan menjadi pelajar Buddhis yang militan yang kelak menjadi pemimpin andal dalam meneruskan jejak para pejuang Dharma. 152 Kelas VIII SMP Ayo, MerangkumPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 153 Glosarium aggisavaka siswa kepalaajjattika nidana penyebab dari dalam sebagai welas asih Buddha untuk mengajarkan Dharmaanagami tingkat kesucian ketigaanagarika umat Buddha laki-laki yang menjalankan Atthasila (8 Latihan kebajikan), biasanya dilakukan sebelum seseorang menjalani kehidupan sebagai Samanera.arahat tingkat kesucian tertinggi (keempat)bahira nidana permohonan brahma kepada Buddha untuk mengajarkan Dharma sebagai penyebab dari luarBenares tempat Buddha mengajarkan Khotbah Pertama kepada lima petapabhante panggilan untuk seorang bhikkhuBuddha orang yang telah mencapai penerangan sempurnaBuddhagaya (Bodhgaya) tempat Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna Buddha Jayanti tahun kebangkitan agama Buddha di dunia tahun 1956.Cattari Ariya Saccani Empat Kebenaran Mulia Cattumaharajika: alam 4 raja dewaCullarahulovada Sutta khotbah untuk Rahula Kecildhammaraja Raja Dharmadhammasenapati Panglima DharmaDharmacakkappavatthana Sutta nama khotbah Buddha Pertama kepada 5 petapa Dhutanga latihan pertapaan secara kerasehi bhikkhu datanglah bhikkhukontekstual sesuai dan cocok dengan keadaan yang sedang dihadapiMahabhiksu masa kebikkhuan yang telah lebih dari 20 tahun. Nama lain yang umum adalah Maha Thera atau Maha Sthavira.membumi suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan praktik keagamaan yang mudah dipahami dan dilaksanakan. Nibban: nama lain dari nirwana, yaitu terhentinya penderitaan, tujuan akhir umat Buddhanimmanarati alam yang menikmati ciptaannyapandita umat Buddha (Upasaka) yang diangkat oleh Sangha untuk menjadi pembantu sangha dalam membabarkan DharmaParanimmitavasavatti alam dewa yang menyempurnakan ciptaan dewa lainNext >