< PreviousKelas XI SMA/SMK124Memahami TeksMenurut Agama Hindu, dalam kehidupan ini manusia mempunyai empat tujuan yang dinamakan “Catur Purusartha”. Catur artinya empat, purusa artinya manusia dan artha artinya tujuan, sehingga Catur Purusartha mempunyai arti empat tujuan hidup manusia.Kitab Sarasamuscaya menerangkan bahwa kelahiran menjadi manusia merupakan suatu kesempatan yang terbaik untuk memperbaiki diri. Manusialah yang dapat memperbaiki segala tingkah lakunya yang dipandang tidak baik agar menjadi baik, guna menolong dirinya dari penderitaan dalam usahanya untuk mencapai moksa.Dalam kitab Nitisastra, Bhagawan Sukra mengemukakan bahwa semua perbuatan manusia itu pada hakikatnya didasarkan pada usaha untuk mencapai empat hakikat hidup yang terpenting dharma, artha, kama dan moksa. Tidak ada satu pun perbuatan manusia yang tidak didorong oleh keinginannya untuk mencapai keempat tujuan itu, sehingga dapat dikatakan bahwa keempat hal inilah yang menjadi hakikat tujuan hidup manusia menurut ajaran Agama Hindu. dharma, artha, kama dan moksa dikenal juga dengan “Catur Warga atau Catur Purusartha”. Keempat aspek tujuan hidup manusia ini di dalam ilmu politik disamakan dengan aspek-aspek keamanan, kesejahteraan, kebahagiaan lahir batin dan dharma yang mengandung pengertian aspek keadilan dan kepatutan.Unsur keinginan yang berakar pada pikiran manusia, terdapat pula hakikat tujuan agama Hindu yang dirumuskan dalam “Moksartham Jagadhita ya, ca iti Dharma” artinya bahwa dharma bertujuan untuk mencapai moksa dan kesejahteraan dunia. Moksa dalam filsafat Hindu “Tattwa Dharsana” merupakan tujuan hidup manusia tertinggi. Tujuan ini harus diusahakan oleh setiap umat Hindu untuk mencapainya dengan cara mengamalkan agama sebaik-baiknya. Adapun Jagadhita atau kesejahteraan itu akan dicapai apabila ketiga kerangka dharma, artha dan kama itu terealisir dan manusia benar-benar berusaha untuk mewujudkannya dengan jalan berpikir, bertutur kata dan beryajna.Keinginan manusia itu tidak ada batasnya dan pada umumnya cenderung selalu merasa kurang. Oleh karena itu, Agama Hindu memberi ukuran yang bersifat membatasinya dengan Catur Purusartha, yaitu suatu usaha untuk mewujudkan kesejahteraan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah secara seimbang melalui pengamalan dharma. Di samping itu Agama Hindu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti125menyucikan jasmani dan rohani. Agama Hindu sebagai dharma untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya. Hindu sebagai agama bukan hanya bersifat doktrinal dan dogma semata, tetapi juga memberikan jalan berdasarkan Wahyu Tuhan yang sifatnya ilmiah, karena itu Kitab Suci Agama Hindu disebut Veda, artinya ilmu pengetahuan tertinggi.Agama diturunkan ke dunia oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menuntun manusia agar mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia maupun di alam rohani. Untuk itu setiap orang harus mempunyai empat landasan yang disebut dengan Catur Purusartha, yang artinya empat tujuan hidup.Catur Purusartha sering disebut Catur Warga. Kata Warga dalam hal ini artinya ikatan atau jalinan yang saling melengkapi atau saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Di samping itu, keempat tujuan hidup itu saling menunjang. Dharma adalah landasan untuk mendapatkan arta dan kama. Artha dan kama adalah landasan atau sarana untuk melaksanakan dharma. Dharma, arta dan kama adalah landasan untuk mencapai moksa. Moksa Juga landasan untuk mendapatkan dharma, arta dan kama, justru akan mengikat manusia karena bukan tujuan akhir.Dalam kitab tafsiran tentang Catur Purusartha, disebutkan bahwa dharma, arta dan kama merupakan tujuan pertama dan moksa disebut tujuan akhir atau tujuan tertinggi untuk kembali kepada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa. Empat tujuan hidup itu adalah suatu kenyataan yang tidak mungkin dapat dihindari oleh setiap orang yang mendambakan hidup yang sejahtera lahir dan batin.Uji Kompetensi1. Apakah yang dimaksud dengan Catur Purusartha? Jelaskanlah!2. Apakah yang akan terjadi bila umat Hindu ingin mewujudkan tujuan hidup tanpa berpedoman kepada Catur Purusartha? Jelaskanlah!3. Buatlah analisis teori mana yang paling kuat dari beberapa teori tentang konsep Catur Purusartha! Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah!Kelas XI SMA/SMK126B. Bagian-bagian Catur Purusartha Perenungan “Mā ṡredhata somino dakṣatā mahe kṛṇudhvaṁ rāya ātuje taraṇir ij jayati kṣeti puṣyati na devāsaá kavatnave”.Terjemahaannya:“Wahai orang-orang yang berpikiran-mulia, janganlah tersesat. Tekunlah dan dengan tekad yang keras mencapai tujuan-tujuan yang tinggi. Bekerjalah dengan tekun untuk mencapai tujuan. Orang yang bersemangat berhasil, hidup berbahagia dan menikmati kemakmuran. Para dewa tidak menolong orang yang bermalas-malasan” (Rgveda VII. 32. 9).Memahami TeksCatur Purushaartha adalah empat tujuan hidup yang utama. Catur Purusaartha dapat juga diartikan empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagiaan, yaitu dharma, artha, kama, dan moksa. Urut-urutan ini merupakan tahapan yang tidak boleh ditukar-balik karena mengandung keyakinan bahwa tiada artha yang diperoleh tanpa melalui dharma; tiada kama diperoleh tanpa melalui artha, dan tiada moksa yang bisa dicapai tanpa melalui dharma, artha, dan kama. Berikut ini adalah bagian-bagian dari Catur Purusartha;1. Dharma Dharma berasal dari akar kata “dhr” yang berarti menjinjing, memelihara, memangku atau mengatur. Jadi kata dharma dapat berarti sesuatu yang mengatur atau memelihara dunia beserta semua makhluk. Hal ini dapat pula berarti ajaran-ajaran suci yang mengatur, memelihara, atau menuntun umat manusia untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketenteraman batin (rohani). Dalam Santi Parwa (109,11) dapat ditemui keterangan tentang arti dharma sebagai berikut. “Dharanad dharman ityahur, dharmena widhrtah prajah (Santi Parwa (109,11).Terjemahannya:“Dharma dikatakan datangnya dari kata dharana (yang berarti memangku atau mengatur)”.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti127Makna yang terkandung dalam kata dharma sebenarnya sangat luas dan dalam. Bagi mereka yang menekuni ajaran-ajaran agama akan memberi perhatian yang pokok pada pengertian dharma tersebut.Kutipan dari salah satu sloka kitab Santi Parwa di atas telah menggambarkan bahwa semua yang ada di dunia ini telah mempunyai dharma, yang diatur oleh dharma tersebut. Agar mudah menangkap pengertian dharma tersebut, kita ambil beberapa contoh. Manusia yang memelihara dan mengatur hidupnya untuk mencapai jagadhita dan moksa adalah telah melaksanakan dharma. Artinya melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia tak lain adalah pelaksanaan dharma. Sebagaimana kitab Sarasamuccaya menjelaskan, bahwa kalau artha dan kama yang dituntut, maka seharusnya dharma dilakukan lebih dahulu, tak disangsikan lagi, pasti akan diperoleh artha dan kama itu nanti. Tidak akan ada artinya jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma. Pernyataan di atas menekankan bahwa jika dharma harus dilaksanakan, maka artha dan kama datang dengan sendirinya. Bila petunjuk suci itu dapat kita jalani dalam hidup ini berarti kita telah dapat memfungsikan dharma dalam kehidupan ini. Sehubungan dengan itu, kitab Manu Samhita menyebutkan sebagai berikut.“Veda” pramanakah Gryah sadhanani dharma”Terjemahannya adalah. “Di dalam ajaran suci Veda dharma dikatakan sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan (moksa)”Selanjutnya di dalam kitab Udyoga Parwa khususnya bagian dari Asta Dasa Parwa dijumpai pernyataan berikut.“Ikang dharma ngaranya, hetuning mara ring swarga ika, kadi gatining perahu, an hetuning banyaga nentasing tasik”.Terjemahannya:“Yang disebut dharma adalah jalan untuk pergi ke sorga, sebagai halnya perahu, sesungguhnya merupakan alat bagi pe-dagang dalam mengarungi lautan”. Gambar 2.2 Polisi sebagai Abdi Negara Sumber : Dok. https://www.facebook.com sumber. www.facebook.com7.1 Polisi sebagai Abdi NegaraKelas XI SMA/SMK128Berdasarkan sloka di atas, yang dimaksud dengan dharma adalah kebenaran yang abadi (agama), atau sebagai hukum guna mengatur hidup dari segala perbuatan manusia yang berdasarkan pada pengabdian keagamaan. Di samping itu dharma juga merupakan suatu tugas sosial di masyarakat. Untuk mengamalkan ajaran ini dipakai pedoman “Catur Dharma” yang terdiri dari dharma kriya, dharma santosa, dharma jati, dan dharma Putus.a. Dharma Kriya Dharma Kriya berarti manusia harus berbuat, berusaha dan bekerja untuk kebahagiaan keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan menempuh cara peri kemanusiaan sesuai dengan ajaran-ajaran agama Hindu. Setiap pekerjaan dan usaha akan berhasil dengan baik apabila dilandasi dengan Sad Paramita, seperti diuraikan di bawah ini.1) Dana Paramita: suka berbuat dharma, amal dan kebajikan.2) Ksanti Paramita:suka mengampuni orang lain.3) Wirya Paramita: mengutamakan kebenaran dan keadilan.4) Prajna Paramita: selalu bersikap tenang, cakap dan bijaksana dalam menghadapi segala sesuatu persoalan.5) Dhiyana Paramita: merasa bahwa segalanya ini adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya wajib menyayangi sesama makhluk hidup.6) Sila Paramita: selalu bertingkah laku yang baik (Tri Kaya Parisuda) dalam pergaulan.b. Dharma Santosa. Dharma Santosa berarti berusaha untuk mencapai kedamaiaan lahir bathin dalam diri sendiri, dilanjutkan ke dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Tanpa adanya kebahagiaan dan kedamaian dalam diri sendiri akan sangat sukar untuk mewujudkan kedamaian dan kesentausaan dalam keluarga, bangsa dan negara.c. Dharma Jati. Dharma Jati berarti kewajiban yang harus dilakukan untuk menjamin kesejahteraan dan ketenangan keluarga serta selalu mengutamakan kepentingan umum di samping kepentingan diri sendiri (golongan).d. Dharma Putus. Dharma Putus berarti melakukan kewajiban dengan penuh keikhlasan, berkorban serta bertanggung jawab demi terwujudnya keadilan sosial bagi umat manusia dan selalu mengutamakan penanaman budhi baik untuk menjauhkan diri dari noda Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti129dan dosa yang menyebabkan moral menjadi rusak. Secara singkat Dharma itu dapat dilaksanakan dengan mengamalkan ajaran “Tri Kaya Parisadha” yaitu tiga usaha dan jalan utama dalam seluruh kehidupan untuk mencapai tujuan agama yang terdiri dari beberapa hal berikut ini.1) Kayika artinya tingkah laku dan perbuatan yang baik.2) Wacika artinya perkataan dan pembicaraan yang jujur dan benar.3) Manacika artinya pikiran perasaan yang baik dan suci serta tresnasih.2. Artha. Artha dalam Catur Purusartha mempunyai beberapa makna. Di atas telah diuraikan bahwa dalam kaitannya dengan kata Purusartha, kata artha dapat berarti tujuan. Demikian pula dalam kaitannya dengan kata Parama Artha (tujuan yang tertinggi), Parartha (tujuan atau kepentingan orang lain), dan sebagainya. Tetapi sebagai tujuan dari Catur Purusartha, kata artha berarti harta atau kekayaan. Artha berarti benda-benda, materi, atau kekayaan sebagai sumber kebutuhan duniawi yang merupakan alat untuk mencapai kepuasan hidup. Artha merupakan pelengkap hidup. Artha (dalam arti artha benda) memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan beragama. di antaranya sebagaimana berikut ini.a. Fungsi Artha dalam kehidupan beragama. Artha dapat digunakan untuk beryajña, misalnya melaksanakan Panca Yajña yaitu seperti di bawah ini.1) Dewa Yajña: korban suci yang ditujukan untuk melakukan pemujaan ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya.2) Manusa Yajña: korban suci yang ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia.3) Pitra Yajña: korban suci yang ditujukan ke hadapan para leluhur atau pitara baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal/disucikan.4) Rsi Yajña: korban suci atau penghormatan yang ditujukan terhadap para Rsi atau para guru dengan ilmu-ilmunya.5) Bhuta Yajña: korban yang tulus ikhlas ditujukan ke hadapan para Bhuta Kala, makhluk-makhluk bawahan dan unsur-unsur Panca Maha Bhuta yang lainnya.b. Fungsi artha dalam mewujudkan Jagadhita. Di samping fungsi artha dalam kepentingan agama, juga berperanan dalam mewujudkan Jagadhita atau kebahagiaan di dunia. Kelas XI SMA/SMK130Berikut ini beberapa fungsi yang dimaksud.1) Untuk kemakmuran dan kesejahteraan, meliputi hal-hal di bawah ini.a) Bhoga yakni kebutuhan primer bagi perkembangan hidup jasmani dari segala makhluk, yaitu makanan dan minuman (pangan).b) Upabhoga yakni kebutuhan hidup yang perlu dimiliki oleh manusia seperti pakaian, perhiasan, dan sebagainya (sandang).c) Paribhoga yakni kebutuhan sosial lainnya, seperti peru-mahan, istri, anak dan lain-lainnya (papan).2) Untuk “dana-dana” sosial atau punia yakni tanda terima kasih dan pertolongan fakir miskin. Terutama sekali artha digunakan dan disalurkan di samping untuk kepentingan yajna juga untuk kemajuan pendidikan. Secara singkat artha harus dimanfaatkan, untuk hal-hal berikut.a) Maha Don Dharma Karya yaitu untuk dharma(dana, sosial).b) Maha Don Artha Karya yaitu untuk kemakmuran dan kesejahteraan (dagang, perusahaan dan lain-lain).c) Maha Don Kama Karya yaitu kenikmatan, makanan, pendidikan (kesenian, olahraga) dan sebagainya.Pemanfaatan artha yang sesuai dengan petunjuk dharma berarti umat Hindu telah melaksanakan dharma agama. Kebahagiaan lahir bathin akan tercapai, kehidupan rumah tangga, masyarakat jadi rukun harmonis damai dan sentosa, tidak ada penghisaban antara manusia dengan manusia, karena umat telah menggunakan artha itu sesuai dengan ajaran dharma. Di dalam Brahma Purana dan Santi Parwa disebutkan sebagai berikut.“Dharmo dharma nuban dharto dharmo natmantha pidakah” (Brahmana Purana 221,16)Terjemahannya: “Dharma bertalian erat dengan artha dan dharma tidak menentang artha itu sendiri (tetapi mengendalikan)” Gambar 2.3 Dharma Agama Sumber : Dok Pribadi sumber. Dok. Pribadi7.3 Dharma AgamaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti131Selanjutnya dalam kitab Santhi Parwa, didapat penjelasan tentang fungsi artha sebagai berikut. “Dharma mulah sadaiwartah, Dharma sadai wartah, Kamartha phalam utyata” (Çanti Parwa 123.4)Terjemahannya:“Walaupun artha dikatakan alat untuk kama, tetapi ia selalu sebagai sumber untuk dharma”Sedangkan dalam kitab suci Sarasamuccaya juga disebutkan sebagai berikut.“Apan ikang Artha, yan Dharma luirning karjanaya, ya ika labba ngaranya paramartha ning amanggih sukha sang tumemwaken ika, kuneng yan adharma luirning karjanya, kasmala ika, sininggahan de sang sai jana, matangnya haywa anasar sangkeng Dharma, yan tangarjana” (Sarasamuccaya. 263)Terjemahannya:“Sebab artha itu, jika dharma landasan memperolehnya, laba atau untung namanya, sungguh-sungguh mengalami kesenangan orang yang memperoleh artha tersebut, namun jika artha itu diperoleh dengan jalan adharma, maka artha itu adalah merupakan noda, hal itu dihindari oleh orang yang berbudhi utama, oleh karenanya janganlah bertindak menyalahi dharma, jika hendak berusaha menuntun sesuatu”.Menurut penjelasan dari beberapa kitab agama tersebut dapat disimpulkan, bahwa artha itu memang benar-benar sangat dibutuhkan dalam kehidupan di dunia ini sebagai sarana baik dalam melaksanakan ajaran agama maupun dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Fungsi dan manfaat artha sangat penting, namun semuanya tidak boleh bertentangan dengan dharma.3. Kama Kama berarti nafsu atau keinginan yang dapat memberikan kepuasan atau kesejahteraan hidup. Kepuasan atau kenikmatan tersebut memang merupakan salah satu tujuan atau kebutuhan manusia. Biasanya kama itu diartikan dengan kesenangan, cinta.Kama adalah tujuan kebahagiaan, kenikmatan yang didapat melalui indra, tetapi harus berlandaskan dharma dalam memenuhinya. Kama berarti kesenangan dan cinta kasih penuh keikhlasan terhadap sesama makhluk hidup dan yang penting memupuk cinta kasih, kebenaran, keadilan dan kejujuran untuk mencapainya. Kelas XI SMA/SMK132Sehubungan dengan cinta kasih ini, kama dapat dibagi atas tiga bagian yang disebut “Tri Parartha” yakni seperti berikut ini.a. Asih, menyayangi dan nengasihi sesama makhluk sebagai mengasihi diri sendiri. Kita harus saling asah (harga menghargai), asih (cinta mencintai) asuh (hormat menghormati), dan mewujudkan ajaran Tat Twam Asi terhadap sesama makhluk agar terwujudnya kerukunan, kedamaian, dan keharmonisan dalam kehidupan serta tercapainya masyarakat Jagadhita (tat tentram kerta raharja).b. Punya, dana Punya cinta kasih kepada orang lain diwujudkan dengan selalu menolong dengan memberikan sesuatu (harta benda) yang kita miliki dan berguna bagi orang yang kita berikan.c. Bhakti, cinta kasih pada Hyang Widhi dengan senantiasa sujud kepadanya dalam bentuk pelaksanaan agama. Kebahagiaan berupa bersatunya “atma” dengan “brahmana”( Tuhan ) menimbulkan“Sat Cit Ananda” (kesadaran, ketentraman, dan kebahagiaan abadi) yang dicapai hanya dengan ketekunan sujud bhakti dan sembahyang yang sempurna. Kama atau kesenangan atau kenikmatan menurut ajaran agama, tidak akan ada artinya jika diperoleh menyimpang dari dharma. Karenanya dharma menduduki tempat di atas kama, dan menjadi pedoman dalam pencapaiannya. Dalam hal ini dikemukakan contoh, bagaimana tindakan seorang Raja dalam pencapaian kama tersebut. Dalam kekawin Ramayana disebutkan.“Dewa ku sala-sala mwang Dharma ya pahayun mas ya ta paha wre ddhim bya ya ring kayu kekesan bhukti sakaharep tedwehing bala kasukhan dharma mwang artha mwang kama ta ngaran ika”. (Ramayana I.3.54)Terjemahannya:“Tempat-tempat suci hendaknya dipelihara kumpulkanlah emas yang banyak serta diabadikan untuk pekerja yang baik, nikmati kesenangan dengan memberi kesempatan bersenang-senang kepada rakyatmu, itulah yang disebut dharma, artha dan kama”.Dalam bait kekawin Ramayana di atas telah dinyatakan bahwa kenikmatan (kama) hendaknya terletak dalam kemungkinan yang diberikan pada orang lain untuk merasakan kenikmatannya. Jadi pekerjaan yang sifatnya ingin menguntungkan diri sendiri dalam memperoleh kama (kenikmatan) itu harus dihindari.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti1334. MoksaMoksa berarti ketenangan dan kebahagiaan spiritual yang kekal abadi (suka tan pewali duka). Moksa adalah tujuan terakhir dari umat Hindu. Kebahagiaan bathin yang terdalam dan langgeng ialah bersatunya atma dengan brahmana yang disebut moksa. Moksa atau mukti berarti kebebasan, kemerdekaan yang sempurna, ketentraman rohani sebagai dasar kebahagiaan abadi, kesucian dan bebasnya roh dari penjelmaan dan manunggal dengan Tuhan yang sering disebut dengan “Kelepasan”.Manusia harus menyadari bahwa perjalanan hidup pada hakikatnya adalah perjalanan mencari Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), lalu bersatu dengan Tuhan. Perjalanan seperti itu penuh dengan rintangan, bagaikan mengarungi samudra yang bergelombang. Sudah dikatakan di atas bahwa ajaran agama telah menyiapkan sebuah perahu untuk mengarungi samudra itu, yaitu dharma. Hanya dengan berbuat berdasarkan dharma manusia akan dapat dengan selamat mengarungi samudra yang luas dan ganas itu.Dengan bersatunya atma pada sumbernya yaitu brahmana (sang Hyang Widhi) maka berakhirlah proses atau lingkaran punarbhawa atau samsara bagi atma. Selesailah pengembaraan atma yang telah berulang kali lahir di dunia ini, dan tercapailah kebahagiaan yang kekal abadi. Berdasarkan petunjuk kitab-kitab suci agama Hindu moksa sebagai kebebasan abadi, dinyatakan memiliki beberapa tingkatan, antara lain sebagai berikut.a. SamipyaSamipya adalah moksa atau kebebasan yang dapat dicapai semasih hidupnya ini, terutama oleh para Rsi saat melaksanakan yoga, samadhi, disertai dengan kemekaran antusiasnya, sehingga mereka dapat menerima wahyu dari Tuhan. Samipya sama sifatnya dengan Jiwan Mukti.b. SarupyaSarupya adalah moksa atau kebebasan yang dicapai semasih hidup di mana kedudukan atma mengatasi unsur-unsur maya. Kendati pun atma mengambil perwujudan tertentu namun tidak akan terikat oleh segala sesuatunya seperti halnya awatara seperti Budha, Sri Kresna, Rama dan lain sebagainya. sumber. www.facebook.com7.4 Menuju MoksaNext >