< Previous4Buku Guru SMP/MTs Kelas VII 1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya; 2. bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilainilai/aturan aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilainilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Intergrasi muatan lokal ke dalam mata pelajaran seni budaya dapat memberi peluang bagi guru untuk mengenalkan potensipotensi seni dan budaya lokal yang dekat dengan lingkungan pada anak. Hal ini akan memudahkan guru dan sekolah dalam menentukan sumber belajar, maupun narasumber dari seniman lokal. Guru dapat membawa siswa pada kelompok atau grupgrup seni dan rumah atau tempat seniman lokal berkarya yang ada diwilayah terdekat. Bahkan siswa dapat terlibat langsung pada peristiwaperistiwa budaya lokal yang menjadi agenda budaya rutin di daerahnya. Dengan karakteristik mata pelajaran seni budaya, dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan budaya lokal. Oleh karena itu, budaya lokal ter jaga kelestariannya dan peluang untuk pengembangannya tetap terbuka di lingkungan sekolah. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh siswa. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluasluasnya bagi siswa untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Jadi tujuan akhir pembelajaran mengacu ke SKL. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari 5Seni Budayasiswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap religius (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Ke4 kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap religius dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu berorientasi hanya pada filosofiesensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofirekonstruksi sosial, progresifisme, atau pun humanisme. Karena filosofiyang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofiesensialisme dan perenialisme.6Buku Guru SMP/MTs Kelas VII E. Lingkup Kompetensi dan Materi Mapel di SMP/MTs Mata pelajaran Seni Budaya di SMP/MTs menekankan pada aspek apresiasi dan kreasi, dalam ranah pendidikan dapat diurai menjadi kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut cara bekerjanya simultan dan tidak dapat dipisahkan satu di antaranya. Dalam proses penciptaan seni, ditekankan pada proses pengembangan kreativitas, menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Seni Budaya melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan. Aktivitas fisik dan cita rasa keindahan itu ter tuang dalam kegiatan apresiasi, eksplorasi, eksperimentasi dan kreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran. Setiap aktivitas mencakup pembinaan dan pemberian fasilitas mengungkap gagasan seni, keterampilan berkarya serta apresiasi dalam konteks sosial budaya masyarakat.7Seni BudayaLevelKompetensiKelasKompetensiRuang LingkupMateri4VIIVIII• Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya. • Membandingkan masingmasing karya seni dan nilai seni budaya untuk menemu kenali/merasakan keunikan/keindahan. • Menghargai, memiliki kepeka an dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya. • Memahami teknik dasar dan mampu menerap kan nya dalam saji an karya dan telaah seni budaya.Seni Rupa • Ragam hias pada bahan tekstil dan kayu. • Gambar model dan ilustrasi. Seni Musik • Teknik vokal. • Ansambel campuran. Seni Tari • Elemen Tari. • Peragaan Tari. Seni Teater • Teknik bermain teater. • Perencanaan pementas an teater. LevelKompetensiKelasKompetensiRuang LingkupMateri4aIX• Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya. • Membandingkan masingmasing. karya nilai dan nilai seni budaya untuk menemu kenali /merasakan keunikan/keindahan. • Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya. • Memahami konsep, prosedur dan mampu menerapkannya dalam sajian karya dan telaah seni budaya.Seni Rupa • Lukis. • Patung. • Grafis. Seni Musik • Kreasi musik. • Penampilan musik. Seni Tari • Komposisi tari. • Peragaan karya tari. Seni Teater • Teknik bermain teater. • Konsep manajemen produksi. • Pertunjukkan teater.8Buku Guru SMP/MTs Kelas VIIPembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran Seni BudayaBAB2A. Kerangka Pembelajaran Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 merupakan penjabaran dari kompetensi inti. Kompetensi inti pertama berisi sikap religius. Kompetensi inti yang kedua berkenaan dengan sikap personal dan sosial. Kompetensi inti ketiga berkenaan dengan muatan pengetahuan, fakta, konsep, dan prinsip. Selanjutnya, kompetensi inti keempat berkenaan dengan keterampilan. Pembelajaran dilakukan dengan membahas kompetensi dasar dari kompetensi inti ketiga dan keempat. Kompetensi dasar dari kompetensi inti pertama dan kedua selalu disertakan namun hanya dalam administrasi penulisan saja. Kompetensi dasar dari kompetensi inti pertama dan kedua sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran tidak dibahas. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui proses belajar aktif.Siswa melakukan aktivitas berkesenian seperti menggambar, membentuk, menyanyi, memainkan alat musik, membaca partitur, menggubah lagu, menari, dan bermain peran. Selain itu, siswa dapat melakukan kegiatan dengan membuat naskah drama, membuat sipnosis tari, dan membuat tulisan tentang apresiasi seni.B. Pendekatan Pembelajaran Seni Budaya Pembelajaran Seni Budaya merupakan proses pendidikan olah rasa membentuk pribadi harmonis, dan menumbuhkan multikecerdasan. Pembelajaran dilakukan dengan aktivitas berkesenian sehingga dapat meningkan kemampuan sikap menghargai, memiliki pengetahuan, dan keterampilan dalam berkarya dan menampilkan seni dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan konteks masyarakat dan budayanya. Falsafah lama dari Kong Fu chu mengatakan bahwa pembelajaran harus dialami oleh siswa. Falsafah itu mengungkapkan bahwa saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya mengerti. Lebih lanjut dapat dilihat pada gambar berikut.9Seni Budaya Aktivitas berkesenian merupakan kegiatan nyata dan konkret dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran seni budaya. Pada tingkat awal atau di sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini, pembelajaran dilakukan dengan praktik dalam bentuk utuh, yaitu sebagai media untuk ekspresi, komuni kasi, dan kreasi. Pengenalan unsurunsur rupa dilakukan dengan kegiatan menggambar, membentuk, menggunting, menempel, lalu ditunjukan dan ditemukan konsep nya. Pengenalan elemen musik dilakukan dengan menggunakan lagu model yaitu lagu yang dikenal dan diminati siswa. Kemudian, siswa baru ditunjukan elemenelemen musiknya. Pengenalan wiraga, wirama, dan wirasa dalam tari ditingkat dasar dimulai dengan gerak dan lagu. Untuktingkat lanjutan mulai dikenalkan tari bentuk. Penjabaran lebih lanjut dalam rencana pembelajaran, aktivitas berkesenian muncul pada kompetensi dasar dari komptensi inti keempat. Dengan demikian pembelajaran pada jenjang awal atau pada sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini dimulai dengan kompetensi dasar yang ada pada kompetensi inti keempat. Setelah itu, baru dikenalkan pengetahuan dan konsepnya. Hal ini dapat dilakukan karena aspek atau cabang seni yang ada pada seni budaya mencakup seni rupa, musik, dan tari pada sekolah dasar serta ditambah teater pada sekolah menegah pertama dan mengenah atas. Keempat cabang seni tersebut dapat dijadikan wahana kreativitas dan olah rasa walau belum mengerti aturan maintanya. Cabangcabang seni tersebut dapat diajarkan secara terpadu atau berdiri sendiri. Pada jenjang sekolah lanjutan dapat dipilih dua cabang seni sesuai dengan kondisi yang ada. Pembelajaran pada tikak lanjut atau pada sekolah lanjutan pertama atau atas jika pemahaman mereka sudah baik pembelajaran dapat diberikan (sumber bahan belajar aktif Balitbang Kemdikbud 2007) Gambar kerucut aktivitas belajar dengan perolehan pemahaman dan kompetensi yang dicapai. 10Buku Guru SMP/MTs Kelas VIIC. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi Pendekatan pembelajaran Seni Budaya menggunakan pendekatan belajar aktif dan menyenangkan yang dilakukan melalui aktivitas berkesenian. Hal ini sesuai dengan pendekatan saintifik yang dilakukan dengan aktivitas mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Namun, ada yang beranggapan pendekatan saintifik kurang sesuai dengan pembelajaran seni budaya terutama berkaitan dengan pembelajaran tari bentuk atau tari tradisi. Sebagai contoh dalam mengajarkan tari Serampang dua belas. Pada pembelajaran tari Serampang dua belas kegiatan mengeksplorasi tari Serampang dua belas tidak diperbolehkan. Anggapan itu merupakan anggapan yang melalui pengetahuan (kompetensi dasar dari kompetensi inti yang ketiga) kemudian dipraktikan dalam suatu karya seni. Pembelajaran secara umum pada mata pelajaran seni budaya dilakukan dengan membahas kompetensi dasar dari kompetensi inti ke3 dan ke4.Kompetensi dasar dari kompetensi inti ke1 dan ke2 selalu disertakan dalam administrasi penulisan pada rencana pelaksanaan pembelajaran namun tidak dibahas secara mendalam. Gambar Kompetensi dasar berkenaan dengan sikap, keterampilan dan pengetahuan merupakan input dalam proses pembelajaran KD dari KI -1 ReligiusKD dari KI -2 SosialKD dari KI - 3 Fakta, Konsep, PrinsipKD dari KI - 4 Keterampilan11Seni Budaya Dalam kegiatan menggambar dan membentuk ekspresi mungkin hal ini ada benarnya bahwa pendekatan saintifik ada kalanya tidak cocok di gunakan. Sebab, dalam menggambar ekspresi tidak perlu pengamatan melainkan langsung mencurahkan perasaan dalam bentuk karya. Namun demikian pasti ada bentuk pengamatan lain, misalnya pengamatan pada media dan alat yang diguna kan apakah karya yang akan dibuat lebih cocok menggunakan media basah atau kering, cat air, atau cat minyak, bahan alam atau buatan dan sebagainya. 2. Metode Pembelajaran Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila siswa/ seseorang mengalami/berbuat secara langsung dan aktif di lingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indra yang dimilikinya, serta mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan, perilaku, dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidik/guru adalah mengondisikan situasi pengalaman belajar yang dapat menstimulasi atau merangsang indra dan keingintahuan siswa. Hal ini perlu didukung dengan pengetahuan guru akan perkembangan psikologis siswa dan kurikulum di mana keduanya harus saling terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya peka akan gaya belajar siswa di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar siswa di kelas secara umum, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Pendidik/guru hendaknya salah persepsi. Kegiatan mengeksplorasi yang dimaksud bukan kegiatan mengubah bentuk tari. Namun, kegiatan mengeksplorasi yang dimaksud yaitu siswa berlatih tari Serampang dua belas dari tidak bisa samapai mahir dia melakukan eksplorasi mencoba dan terus mencoba sampai siswa menguasai gerak tari Serampang dua belas. 12Buku Guru SMP/MTs Kelas VIImenyiapkan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan mental siswa secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti: kegiatan mengamati, bertanya/ mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan mental lainnya. Guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan selalu menghargai usaha siswa meskipun hasilnya belum sempurna. Selain itu, guru perlu mendorong siswa supaya siswa berbuat/ berpikir lebih baik, misalnya melalui pengajuan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ sikap ingin tahu dan sikap kreativitas siswa. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar siswa terlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat. Beberapa model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas, antara lain berikut ini.a. Model Pembelajaran Kolaborasi Pembelajaran kolaborasi (collaboration learning) menempatkan siswa dalam kelompok kecil dan memberinya tugas. Pada pem belaja ran ini, siswa saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz. b. Model Pembelajaran Individual Pembelajaran individu (individual learning) memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, dan galeri proses.c. Model Pembelajaran Teman Sebaya Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benarbenar dikuasai hanya apabila seorang siswa mampu mengajarkan kepada siswa lain. Mengajar teman sebaya (peer learning) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama, siswa menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok 13Seni Budayake kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja.d. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar efektif (affective learning) membantu siswa untuk menguji perasaan, nilai, dan sikapsikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, dan posisi penasihat.e. Model Pembelajaran Bermain Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang siswa lupakan. Humor atau kejenakaan me rupakan pintu pembuka simpulsimpul kreativitas. Dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum, siswa akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan ke terlibatan belajar siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, tekateki, sosio drama, dan bermain peran.f. Model Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering diguna kan pada setiap kegiatan belajarmengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, dan bermain peran.g. Model Pembelajaran Mandiri Model Pembelajaran mandiri (independent learning) siswa belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan mengkreasikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasitanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat/bahan berdasarkan temuan sendiri atau modikasi dan imitasi, kreasi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (pertanyaaninquiry, penemuandiscovery,dan penemuan kembalirecovery).Next >