< PreviousBuku Guru Kelas VII SMP/MTs12Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik). Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/menambahi/mengembangkan. Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.Menalar/Mengasosiasi (associating) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan. Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua. Mengomunikasi-kanMenyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.Dikutip dari Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan13a. MengamatiMetode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Hal ini sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode ini peserta didik akan mampu menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut.1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan di-observasi.3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk me-ngumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor-faktor yang akan diobservasi. Skala rentang, berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.b. MenanyaKegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara : mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya guru harus memberi kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan.Fungsi bertanya1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.Buku Guru Kelas VII SMP/MTs142) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengem-bangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pem belajaran yang diberikan.5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan per-tanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengem-bangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.Kriteria pertanyaan yang baikKriteria pertanyaan yang baik adalah : singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi.Tingkatan PertanyaanPertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan15Tabel 1.3 Kata Kunci Pertanyaan OperasionalTingkatanSub TingkatanKata-Kata Kunci PertanyaanKognitif yang lebih rendah• Pengetahuan (knowledge)• Apa...• Siapa...• Kapan...• Di mana...• Sebutkan...• Jodohkan...• Pasangkan...• Persamaan kata...• Golongkan...• Berilah nama...• dll.• Pemahaman (comprehension)• Terangkanlah...• Bedakanlah...• Simpulkan...• Bandingkan...• Berikanlah interpretasi...• Penerapan (application)• Gunakanlah...• Tunjukkanlah...• Buatlah...• Demonstrasikanlah...• Carilah hubungan...• Tulislah contoh...• Siapkanlah...• Klasifikasi kanlah...Kognitif yang lebih tinggi• Analisis (analysis)• Analisislah...• Kemukakan bukti-bukti…• Mengapa…• Identifikasikan…• Tunjukkanlah sebabnya…• Berilah alasanalasan…• Sintesis (synthesis)• Ramalkanlah…• Bentuk…• Ciptakanlah…• Susunlah…• Rancanglah...• Tulislah…• Bagaimana kita dapat memecahkan…• Apa yang terjadi seandainya…• Bagaimana kita dapat memperbaiki…• Kembangkan…Buku Guru Kelas VII SMP/MTs16• Evaluasi (evaluation)• Berilah pendapat…• Alternatif mana yang lebih baik…• Setujukah anda…• Kritiklah…• Berilah alasan…• Nilailah…• Bandingkan…• Bedakanlah...c. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen (Mencoba)Kegiatan pembelajaran dalam mengumpulkan informasi/eksperimen antara lain :1) Melakukan eksperimen.2) Membaca sumber lain selain buku teks.3) Mengamati objek/kejadian/aktivitas. 4) Wawancara dengan narasumber.Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses guna mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.Agar pelaksanaan mencoba dapat berjalan lancar maka : (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan peserta didik; (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan; (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu; (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik; (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen; (6) Membagi kertas kerja kepada peserta didik; (7) Peserta didik melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru; dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. d. Mengasosiasi/Mengolah informasi Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah ”menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan17dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.e. MengomunikasikanMengomunikasikan merupakan ilmu dan praktik menyampaikan atau mentrans-misikan informasi atau aneka jenis pesan. Selama proses pembelajaran, guru secara konsisten mengomunikasikan atau mentransmisikan pengetahuan, informasi, atau aneka baru kepada peserta didiknya. Kegiatan mengomunikasikan merupakan proses yang kompleks. Proses transmisi atau penyampaian pesan yang salah menyebabkan komunikasi tidak berjalan efektif.Pada konteks pembelajaran dengan pendekatan saintifik, mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara lain : (1) mengomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau pendapat; (2) berbagi informasi; (3) memperagakan sesuatu; (4) menampilkan hasil karya; dan (5) membangun jejaring. Mengomunikasikan juga mengandung makna : (1) melatih keberanian; (2) melatih keterampilan berkomunikasi; (3) memasarkan ide; (4) mengembangkan sikap saling memberi-menerima informasi; (5) menghayati atau memaknai fenomena; Buku Guru Kelas VII SMP/MTs18(6) menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain; dan (7) berinteraksi antar sejawat atau dengan pihak lain. Seperti dijelaskan di atas, salah satu esensi mengomunikasikan adalah membangun jejaring. 3. Model-model Pembelajaran PPKnSebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran PPKn pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan, dengan strategi pembelajaran kontekstual. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa model pembelajaran yang merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintaks, pengaturan, dan budaya. Model pembelajaran yang dikembangkan dalam PPKn, yaitu discovery learning, inquiry learning, problem-based learning, dan project-based learning.Discovery learning dan inquiry learning berorientasi pada penemuan, peserta didik dituntut untuk menemukan sesuatu. Biasanya sesuatu yang ditemukan itu adalah konsep. Artinya dengan belajar penemuan, anak-anak tidak diberi tahu terlebih dahulu konsepnya, dan setelah mereka mengamati, menanya, menalar, dan mencipta serta mencoba mereka akhirnya menemukan konsep itu. Problem-based Learning adalah pembelajaran yang menyajikan pemecahan masalah kontekstual, sehingga merangsang peserta didik untuk belajar memecahkan masalah dunia nyata (real world). Sedangkan Project-based Learning menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari kegiatan melakukan suatu proyek yang menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat.Model Pembelajaran dalam mata Pelajaran PPKn yang sesuai dengan pembelajaran berbasis discovery (penemuan) dan inquiry (pencarian) antara lain Pembiasaan, Keteladanan, Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Kajian Dokumen Historis.Model Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning/PBL) diterapkan melalui kegiatan meneliti isu publik, klarifikasi nilai, pembelajaran berbasis budaya, kajian konstitusional, refleksi nilai-nilai luhur, dan debat pro-kontra.Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk meng-hasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam me-ngumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Model Pembelajaran dalam Mata Pelajaran PPKn yang sesuai dengan pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PjBL) antara lain penciptaan suasana lingkungan, partisipasi dalam asosiasi, mengelola Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan19konflik, pengabdian kepada masyarakat, melaksanakan pemilihan, proyek belajar kewarganegaraan, partisipasi dalam asosiasi, bermain/simulasi, kajian karakter ketokohan, mengajukan usul dan petisi, dan berlatih demonstrasi damai.Merujuk pada desain pembelajaran yang sudah dikemukakan, berikut ini disajikan berbagai model pembelajaran yang menjadi ciri khas mata pelajaran PPKn.Tabel 1.4 Model-Model Pembelajaran Khas PPKnNo.Nama ModelDeskripsi Model1.PembiasaanPenugasan dan pemantauan pelaksanaan sikap dan/atau perilaku kewargaan (sekolah/masyarakat/negara) yang baik oleh peserta didik.2.KeteladananPenampilan sikap dan/atau prilaku kewargaan (sekolah/masyarakat/warga negara) yang baik dari seluruh unsur manajemen sekolah dan guru.3.Penciptaan Suasana LingkunganPenataan lingkungan kelas/sekolah dengan kelengkapan simbol-simbol kemasyarakatan/kenegaraan, antara lain Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Foto Presiden dan Wakil Presiden.4.Meneliti IsuPublikPeserta didik secara berkelompok ditugasi untuk melacak berita yang berisi masalah pelik dalam masyarakat dengan cara menghimpun kliping beberapa koran lokal dan/atau nasional, internet, dan sebagainya. Selanjutnya dipilih isu publik untuk dikaji secara kelompok tentang latar belakang dan kejelasan isu itu, serta memberikan klarifikasi yang cukup dapat dipahami orang lain.5.Debat Pro-KontraDipilih suatu kebijakan publik (riil atau fiktif) yang mengundang pandangan pro dan kontra. Setiap kelompok siswa (2-3 orang) diprogram agar masing-masing berperan sebagai kelompok yang pro atau yang kontra terhadap kebijakan tersebut. Seting debat dipimpin oleh guru atau peserta didik sebagai moderator. Dengan cara itu diharapkan terbiasa berargumentasi secara rasional dan elegan.Buku Guru Kelas VII SMP/MTs206.MemanfaatkanTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Peserta didik difasilitasi/ditugasi untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu dari jaringan internet.7.MelaksanakanPemilihanPeserta didik difasilitasi untuk untuk merencanakan dan melaksanakan pemilihan panitia karyawisata kelas atau pemilihan ketua kelas/ketua OSIS sekolah.8.Partisipasi dalamAsosiasiPeserta didik difasilitasi untuk membentuk dan bekerjasama dalam klub-klub di sekolahnya dan masyarakat, misalnya klub pencinta alam, penyayang binatang, penjaga kelestarian lingkungan, dan lain-lain.9.Mengelola KonflikPerta didik berlatih menengahi suatu konflik antarsiswa di sekolahnya melalui bermain peran sebagai pihak yang terlibat konflik dan yang menjadi mediator konflik secara bergantian, dengan menerapkan mediasi konflik yang cocok.10.MengajukanUsul/PetisiDiadakan simulasi menyusun usulan/petisi dari masyarakat adat yang merasa di rugikan oleh pemerintah setempat yang akan membuat jalan melewati tanah miliknya tanpa ganti rugi yang memadai. Petisi disampaiakan secara damai.11.BermainPeran/SimulasiGuru menentukan tema/bentuk permainan/simulasi yang menyentuh satu atau lebih dari satu nilai dan/atau moral Pancasila. Peserta didik difasilitasi untuk bermain/bersimulasi terkait nilai dan/atau moral Pancasila, yang diakhiri dengan refleksi penguatan nilai dan/atau moral tersebut.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan2112.PembelajaranBerbasis BudayaGuru menggunakan unsur kebudayaan, diantaranya lagu daerah, benda cagar budaya, dan lain-lain untuk mengantarkan nilai dan/atau moral; atau guru melibatkan peserta didik untuk melakukan peristiwa budaya seperti lomba baca puisi perjuangan, pentas seni Bhinneka Tunggal Ika.13.Kajian Karakter Ketokohan (Biografi)Peserta didik difasilitasi mencari dan memilih satu tokoh dalam masyarakat dalam bidang apa saja; menemukan karakter dari tokoh tersebut; menjelaskan mengapa tokoh tersebut itu menjadi idolanya dan menyusun biografinya.14.BerlatihDemonstrasiDamaiGuru menskenarionakan adanya kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak, misalnya penguasaan aset negara oleh orang asing, Kemudian peserta didik difasilitasi secara kelompok untuk melakukan demonstrasi damai kepada pihak pemerintah pusat.15.KajianKonstitusionalitasPeserta didik difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam UUD NRI 1945 dan peraturan perundangan di bawahnya mengenai materi pokok, suatu peristiwa/kasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada, misalnya pejabat setempat yang menerima uang suap. Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menguji konstitusionalitas (kesesuaiannya dengan ketentuan yang ada) dengan diskusi mendalam dengan penuh argumentasi.16.Kajian DokumenHistorisPeserta didik difasilitasi untuk mencari/menggunakan dokumen historis ke-Indonesia-an sebagai wahana pemahaman konteks lahirnya suatu gagasan/ketentuan/peristiwa sejarah, dll dan menumbuhkan kesadaran akan masa lalu terkait masa kini.Next >