< Previous 175 Teknologi Dasar Otomotif bahan yang diperoleh dari besi mentah (pig Iron) dengan kadar Karbon yang telah diketahui yakni antar 2,4 sampai 4%, sebagai baja hyper eutectoid hanya memerlukan pemanasan hingga mencapai temperatur cair yakni antara 1200oC hingga 1600oC hingga bahan mencair secara menyeluruh, hal ini akan berbeda tergantung kepada jenis klasifikasi dari bahan tuangan tersebut. Proses peleburan bahan tuangan Proses peleburan bahan tuangan dilakukan dengan pamanasan didalam dapur Cupola dan dapur induksi frekwensi rendah (lihat uraian halaman 22 sampai 26). Peleburan dengan dapur Kupola (Cupola Furnace) merupakan cara peleburan yang paling banyak digunakan dibanding dengan pemakaian dapur listrik dan dapur-dapur lainnya karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain : 1) Konstruksi dapur kupola sangat sederhana dan mudah dalam pengoperasian 2) Biaya operasional relatif rendah 3) Kapasitas relatif besar 4) Komposisi kimia mudah dikendalikan 5) Dapat digunakan dalam peleburan secara terus-menerus. Prosedur kerja pengoperasian dapur kupola Dapur kupola dibuat dari baja berbentuk silinder dengan posisi tegak, pada dinding bagian dalam di mana proses peleburan itu terjadi dilapisis dengan bata tahan api. Sebagai bahan bakar yang diperlukan untuk peleburan baja ini digunakan Kokas (batu bara). Bahan baku yakni bahan logam yang akan dilebur dimasukan kedalam dapur ini, tentu saja dengan susunan yang benar. Untuk itu pula dapur kupola didisain sedemikian rupa agar mudah dalam pengoperasiannya. Secara rinci susunan bagian-bagian dari dapur kupola ini dapat dilihat pada gambar ini. 176 Teknologi Dasar Otomotif Sebagaimana terlihat susunan bahan-bahan dalam konstruksi dapur kupola pada gambar diatas, dimana bahan baku logam yang terdiri atas besi kasar (pig Iron dan besi-besi bekas) serta kokas sebagai bahan bakarnya dimasukan kedalam dapur melalui saluran pengisi, secara berlapis dimulai dari kokas hingga dapur tersebut terisi penuh, selanjutnya setelah semua unsur dipersiapkan dengan benar maka mulailah melakukan pembakaran dimana sebagai pemantik atau pembakaran awal dilakukan dengan pembakaran yang menggunakan arang kayu yang ditiup oleh udara melalui saluran yang disebut Tuyere, yakni suatu bagian dari dapur Kupola, dimana Tuyere dari dapur kupola ini terdapat dalam berbagai bentuk misalnya silinder, segi empat atau Rotary Blower biasanya system ini digunakan pada dapur Kupola yang ukuran besar dan sedang, namun dari semua system peniup ini prinsip kerjanya sama dimana udara yang ditiupkan ini ditampung terlebih dahulu didalam kotak-kotak udara sebelum ditiupkan melalui Tuyere tersebut. Dapur Kupola dengan konstruksi dari beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing, antara lain : 1) Bagian atau daerah pemanasan awal, yaitu bagian mulai dari pintu pengisian sampai pada tempat dimana logam mulai mencair. 2) Bagian daerah peleburan, yakni bagian dari alas kokas dan di tempat ini logam sudah mencair. 3) Bagian daerah pemanasan lanjut, yakni bagian yang berada pada daerah lebur dari Tuyere, pada daerah ini dilakukan pemanasan pada logam cair yang mengalir diantara sela-sela kokas. 4) Daerah Krus yaitu bagian dari batas tuyere hingga dasar Kupola dimana pada bagian ini logam cair bersama dengan terak ditampung. Selain dari bagian-bagian tadi juga terdapat bagian dimana akibat reaksi dari Gambar 8.22 konstruksi dapur kupola 177 Teknologi Dasar Otomotif kokas itu akan terjadi oksidasi, pada bagian ini disebut sebagai : a. Daerah Oksidasi, yakni daerah yang terdapat diantara tuyere hingga bagian tengah dari alas kokas. Proses oksidasi ini terjadi karena proses pembakaran kokas dengan bantuan udara yang ditiupkan melalui Tuyere. b. Daerah Reduksi yaitu daerah yang berada dibagian atas dari daerah oksidasi dimana Gas CO2 yang terbentuk didaerah Oksidasi direduksi oleh kokas. Ukuran dapur peleburan Kupola ditentukan berdasarkan tinggi efektif yang dihitung dari pertengahan Tuyere hingga bagian bawah dari pintu pengisisan dimana terjadi proses pemanasan awal pada logam. Panjang tinggi efektif sebagaimana digambarkan harus memiliki ukuran 4 sampai 5 kali diameter dapur kupola tersebut. Ukuran yang terlalu panjang akan menghasilkan tahanan yang besar terhadap laju aliran dari gas, akan tetapi jika terlalu pendek pemindahan panas menjadi tidak efektif. Dengan proses peleburan ini nampak bahwa perbedaan sifat cair dari benda padat dibanding dengan sifat air sebagaimana yang terjadi pada logam cair dimana akan mengalir turun sesuai dengan berat jenisnya dan relatif tidak membasahi bagian apapun yang dilaluinya. Kendati demikian produk yang dihasilkan masih kurang baik terutama kemurniannya. Proses peleburan dengan menggunakan dapur Listrik Tuntutan moderenisasi diberbagai aspek, mutu dan kualitas serta produktifitas menjadi sangat penting kendati harus dibayar mahal, hal ini terjadi pula dalam proses peleburan dalam upaya menghasilkan produk yang bermutu tinggi dikembangkan pemakaian energi listrik sebagai sumber panasnya. Dalam beberapa hal pemakaian energi listrik ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain: a. Memberikan jaminan homogenitas kemurnian bahan tuangan sesuai dengan komposisi yang diharapkan b. Temperatur pemanasan dapat dikendalikan pada konstanta yang diinginkan 178 Teknologi Dasar Otomotif c. Dapat memperbaiki mutu logam dari bahan baku dengan mutu rendah. Dapur peleburan dengan Induksi listrik frekwensi rendah Industri-industri pengecoran logam dewasa ini banyak menggunakan dapur listrik dalam proses peleburannya, dimana dapur listrik yang digunakan ini terdapat dua type, yakni : Dapur Induksi dan dan dapur busur listrik (lihat uraian pada Bab III hal 97). Untuk dapur induksi ini merupakan dapur yang paling banyak digunakan dalam proses peleburan karena biaya operasionalnya murah serta mudah pengoperasiannya sehingga disebut sebagai dapur induksi frekwensi rendah. Yang termasuk dalam dapur jenis ini antara lain: Dapur Krus Dapur krus ialah salah satu dari dapur listrik yang menggunakan induksi listrik sebagai sumber panasnya. Dapur ini disebut sebagai dapur Krus atau disebut juga dapur tak beriinti karena tempat peleburannya berbentuk Krus atau bak atau kubangan Dapur ini dibentuk dari system pamanas listrik yang dilindungi oleh bahan tahan api dan dinding baja. (lihat gambar). Dapur Induksi saluran Dapur induksi saluran ini konstruksinya terbagi menjadi dalam dua bagian yakni bagian pemanasan dan bagian krus dan disebut sebagai dapur berinti, induksi listriknya diperoleh dari dua bagian yakni dari bagian Krus dan bagian saluran. (lihat gambar berikut). Dapur induksi saluran ini konsumsi listriknya relatif kecil sehingga pemanasannya dilakukan pada kurang lebih 20% sampai 30% dari bahan yang akan dilebur kemudian ditambah setelah peleburan ini, disamping itu dapur ini juga memerlukan bata tahan api yang bermutu tinggi dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan kebutuhan (lihat tabel berikut). Konstruksi dapur ini memungkinkan pengeluaran hasil peleburan melalui sudut kemiringan yang kecil, dapur dengan ukuran kecil ini sering digunakan sebagai penyimpanan Gambar 8.23 dapur induksi krus 179 Teknologi Dasar Otomotif dan pemanasan duplek untuk pembakaran pada dapur kupola. Bahan-bahan seperti besi tuang, besi kasar baru, skrap serta potongan-potongan baja dapat dilebur pada dapur ini, hal ini sangat berbeda dengan dapur kupola dimana skrap lebih banyak dilebur maka untuk memperoleh sifat besi tuang sesuai dengan yang diinginkan diperlukan pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Proses peleburan dengan menggunakan dapur listrik ini tidak menimbulkan pengarbonan sehingga diperlukan penambahan kadar karbon yakni dengan memasukan bubuk karbon atau bubuk kokas. Untuk mencegah penurunan suhu didalam dapur pengisian harus dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Pada saat awal dimana skrap baja dimasukan dan saat mulai mencair kira-kira 2/3 bagian dari bahan pengarbon dimasukan kedalam dapur dan setelah itu ditambah besi kasar baru, sekrap besi dan potongan-potongan baja dimasukan dan kemudian paduan besi. Proses penuangan (pengecoran) Proses penuangan (pengecoran) ialah pengisian rongga cetakan dengan bahan tuangan yang telah dileburkan (dicairkan), berbagai cara penuangan dapat dilakukan sesuai dengan system pengecoran yang digunakan, seperti penuangan pada cetakan pasir dilakukan dengan system penuangan menggunakan panci tuang (ladle), dimana cetakan dibuat pada rangka cetak. (lihat gambar 6,3 dan 6.4). Untuk pengecoran dengan cetakan logam dimana bentuk luar dari cetakan itu sendiri telah didisain sesuai dengan perencanaan dalam proses pengecorannya. Gambar 8.24 dapur induksi dengan sistem saluran 180 Teknologi Dasar Otomotif Centrifugal casting (pengecoran) Proses penuangan (pengecoran) dengan metoda sentrifugal dilakukan pada pengecoran dengan menggunakan cetakan logam (die casting), tidak semua bentuk benda tuangan dapat dilakukan dengan metoda ini, benda-benda bulat silinder dan simetris sesuai dengan konstruksinya dapat dicor dengan metoda sentrifugal ini. Secara prinsip proses pengecoran dengan sentrifugal ini dapat dilihat pada gambar berikut. Penuangan (pengecoran) dengan cara centrifugal ini ialah menggunakan putaran yang tinggi dari dies dengan demikian logam cair yang cukup berat akan terlempar keluar dari posisi penuangan yakni ke posisi bentuk dies sebagai bentuk benda kerja yang kita kehendaki. Jadi walaupun sebenarnya centrifugal casting memiliki keunggulan seperti hasil penuangan yang padat, permukaan tuangan yang halus serta dapat membentuk dinding tuangan pada ukuran yang tipis dan lain- lain, namun hal ini akan bergantung pula pada kemungkinan pengecoran yang paling baik yang dapat dilakukan untuk menghasilkan benda cor yang memuaskan menurut bentuk yang dikehendaki. Gambar 8.25 proses pengecoran 181 Teknologi Dasar Otomotif Continouos casting (pengecoran) Teknik convesional yang lain penerapan proses pembentukan melalui penuangan (pengecoran) dengan cetakan ini ialah pembuatan baja batangan (Ingot), di mana pemanasan ulang pada ingot untuk menghasilkan bentuk serta ukuran yang sesuai dan dikehendaki. Bongkahan-bongkahan (billets), dan lembaran-lembaran (slabs) dibentuk dalam keadaan panas merupakan dasar metoda pembentukan ulang pada hot working processes yang akan kita bahas lebih lanjut. Pada gambar berikut diperlihatkan prinsip-prinsip tersebut dalam penerapannya pada penuangan (pengecoran). Proses penuangan berlanjut (Continouos Casting) bertujuan untuk menghasilkan benda tuangan yang panjang yang dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan benda kerja. Mesin penuangan (Continouos Casting machine) terdiri atas bagian yang sejajar dengan saluran pada bejana dimana logam cair dituangkan dan mengalir ke dalam cetakan (Mould) dari bahan tembaga yang berbentuk pipa sepanjang ± 1m dengan dinding yang dilapisi dengan chromium bagian ini dilengkapi juga dengan air pendingin. Setelah casting melewati cetakan juga didinginkan yang selanjutnya ditarik dan diarahkan oleh roller khusus (straightening roller). Mesin ini juga memeiliki sisitem pengendalian gerakkan casting hingga masuk pebagian pemotongan (flying shears) yang akan memotong casting ini sepanjang yang diinginkan. Continouos casting ini dapat diterapkan dalam pembentukan bagian yang berukuran kecil serta menghasilkan produk dengan kualitas baik dan mendekati kualitas yang dihasilkan oleh hot working processes serta dengan gerakan kerja secara automatic. Gambar 8.26 prinsip dasar penuangan berlanjut (continuous casting) Gambar 8.27 prinsip dasar penuangan berlanjut (continuous casting) langkah pembuatan cetakan (mould) pada sistem Shell Mould 182 Teknologi Dasar Otomotif Shell Moulding Shell Moulding merupakan salah satu bentuk cetakan pasir dimana cetakan tipis bentuk benda yang terbagi atas dua bagian dan dibuat dari pasir dengan perekat resin-bond, cetakan dihasilkan melalui pemanasan model yang diperoleh dari proses pengerasan kimiawi bahan resinoid, dengan demikian maka akan diperoleh bentuk dan ukuran yang akurat dari cetakan yang diinginkan, namun dalam pembuatannya memerlukan teknik serta biaya yang relatif mahal. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar 6.39 berikut Die Casting Sebagaimana telah bahas pada uraian terdahulu tentang proses pengecoran denga cetakan Logam, bahwa cetakan logam ini dirancang tidak saja pada bentuk benda kerja yang dikehendaki akan tetapi karakteristik serta kualitas dari benda tuangan itu sendiri penting menjadi pertimbangan dimana kualitas dari benda tuangan ini juga dipengaruhi oleh proses penuangan yang dilakukannya. Proses penuangan sebagaimana dilakukan dengan sentrifugal casting memiliki tujuan tertentu yang berbeda dengan proses penuangan dengan metoda yang lain, antara lain metoda penuangan pada dies casting ini dibedakan menjadi dua selain metoda sentrifugal yang telah diuraikan diatas, antara lain : 1) Pressure die casting 2) Gravity die casting Pressure die casting (injection moulding) Pressure die casting merupakan salah satu proses pengecoran yang cepat, dimana proses pengecoran dilakukan pada mesin penekan yang akan menekan logam cair kedalam cetakan, mesin ini juga dilengkapi dengan bagian yang dapat membuka dan menutup cetakan untuk memudahkan dalam melepaskan hasil cetakan dari benda tuangan. Tentu saja dengan mesin yang otomatis ini akan menghasilkan benda tuangan yang memiliki tingkat akurasi tinggi, namun demikian proses ini hanya cocok digunakan pada proses pengecoran benda-benda yang berukuran kecil Gambar 8.28 langkah pembuatan cetakan (mould) pada sistem Shell Moulding 183 Teknologi Dasar Otomotif dimana ukuran kapasitas mesin yang biasanya terbatas serta tidak dapat dilakukan pada semua jenis bahan logam tuangan dan sangat baik digunakan dalam pengecoran bahan paduan seng (zinc base alloy). Gambar berikut illustrasi yang memperlihatkan prinsip kerja pengecoran dengan metoda pressure die casting. Proses pengecoran dengan pressure die casting (injection moulding) dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana diperlihatkan pada gambar illustrasi berikut, antara lain: Sesuai gambar: a) Pemasangan dan penyesuaian kedudukan die pada mesin injeksi (injection moulding machine) b) Penyetelan posisi dari kedua bagian dies yang biasanya dalam pembentukan bagian luar dari dies diberi tanda penyesuai antara keduanya. c) Proses Injeksi yakni memasukan bahan tuangan (logam cair) ke dalam rongga cetakan. d) Tekanan dihentikan jika lubang-lubang saluran dibelakang telah terisi melepaskan tekanan dengan menggeser bagian cetakan (moving platen) e) Benda tuangan dapat dikeluarkan. Gambar 8.29 pressure die casting 184 Teknologi Dasar Otomotif Dies dibuat melalui proses pembentukan dipemesinan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki, bagian dari badan dies disesuaikan dengan bentuk kedudukan pada Mesin injeksi yang digunakan atau dapat disesuaikan dengan pamakaian Jig. Gravity die Casting (Penuangan Curah) Gravity die Casting (penuangan curah) ialah proses penuangan logam cair kedalam cetakan dengan cara dicurahkan melalui saluran-saluran cetakan yang telah disediakan pada cetakan dengan menggunakan panci tuang (ladle). Proses penuangan ini dilakukan sebagaimana dijelaskan pada contoh dalam pengecoran bahan roda gigi. Investment casting Investment casting merupakan salah satu cara/metoda pembentukan produk melalui proses pengecoran dimana berbeda dengan metoda yang telah dibahas seperti sand casting, Dies casting dan lain-lain terutama dalam proses Gambar 8.31 tuner housing untuk suku cadang televisi dibuat dengan die casting dengan injection molding Gambar 8.30 electric witch component Next >