< Previous18 Untuk mendapatkan larutan 1 N, maka zat yang dibutuhkan hanya 49 gram H2SO4 dilarutkan kedalam 1 Liter air, karena dengan 49 gram atau 0.5 molar sudah dihasilkan satu muatan dari zat‐zat yang terionisasi. Perhatikan keterangan berikut ini : H2SO4 - 2 H+ + SO4 2- 1 MOL 2 mol + 1 mol 2 muatan 2 muatan 98 gr menghasilkan 2 muatan 49 GR menghasilkan 1 muatan (5)Pengenceran Dalam kehidupan sehari‐hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika ibu sedang membuat minuman the hangat di dapur, apabila minuman the yang disiapkan ternyata terlampui terlalu kemanisan, maka ibu kembali menambahkan air ke dalam minuman tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan air kopi terlalu kental, kadang‐kadang yang kita persiapkan terlampau kental sehingga kita akan menambahkan air ke dalamnya atau contoh yang lain, air teh yang kita persiapkan kurang manis, sehingga kita menambahkan garam ke dalamnya. Dari dua kejadian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengenceran adalah berkurangnya rasio zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan adalah bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan zat terlarut. Dalam laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran. Umumnya tersedia zat padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat menjadi kegiatan rutin. Menyiapkan larutan NaOH 1 M, dilakukan dengan menimbang kristal NaOH seberat 40 gram dilarutkan kedalam 1 Liter air. 40 gram 19 didapat dari Mr NaOH, dimana Na = 23, O = 16 dan H = 1, Perhatikan Gambar 9 dibawah ini : Gambar 4. Mempersiapkan larutan 0,1 M NaOH Gambar 5. Pengenceran Larutan CUSO4 Menjadi 0,5 M Untuk pengenceran, misalnya 50 mL larutan CuSO4 dengan konsentrasi 2 M, diubah konsentrasinya menjadi 0.5 M. Dalam benak kita tentunya dengan mudah kita katakan tambahkan pelarutnya, namun berapa banyak yang harus ditambahkan. Perubahan konsentrasi dari 2 M menjadi 0.5 M, sama dengan pengenceran 4 kali, yang berarti volume larutan menjadi 4 kali 20 lebih besar dari 50 mL menjadi 200 mL (Gambar 8.8). Secara sederhana kita dapat selesaikan secara matematis seperti berikut ini : M1 X V1 = M2 X V2 Dimana M1 = kosentrasi mula mula V1 = volume mula mula M2 = kosentrasi stlh pengenceran V2 = volume stlh pengenceran 2 X 50 = 0,5 X V2 V2 = Larutan merupakan campuran homogen (serbasama) antara terrdua zat atau lebih, dimana kedua atau semua zat tersebut tidak dapat dipisahkan secara fisik. Berdasarkan jumlah dalam larutan maka dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian terkecil adalah zat terlarut dan yang terbesar adalah pelarut. Contoh, jika kita ambil 1 gram kalium bicromat (K2Cr2O7) dan dimasukan kedalam labu ukur yang berisi 100 mL air, diaduk dan akan dihasilkan larutan kalium bicromat, dimana kalium bicromat sebagai zat terlarutnya dan air adalah sebagai pelarutnya. (Zulfikar,. 2008,. Kimia Kesehatan, Dep Pendidikan Nasional). 21 Eksplorasi Amati dan catat secara berkelompok, beberapa proses pengolahan yang ada lingkungan sekitar, misal proses pengenceran/pengentalan (catat: kondisi awal, massa jenis, volume, suhu awal , waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut ). Mengasosiasi Jelaskan hubungan antara kondisi awal sebelum proses dengan sesudah proses, buatlah grafik hubungan awal dan akhir proses berhubungan dengan waktu.. Mengkomunikasi Sampaikan kepada kelompok – kelompok yang lain mengenai hasil pengamatan dan identifikasi model pengaduk serta letaknya, samakah pendapat anda dengan pendapat kelompok – kelompok yang lain? Mengumpulkan informasi Setelah anda melakukan pengamatan, coba anda kumpulkan informasi dari 22 (6)Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Di dalam proses melarut tentunya terjadi pemecahan ukuran partikel zat terlarut dan terjadi interaksi antara zat partikel terlarut dengan partikel pelarutnya. Apakah partikel memiliki muatan. Atas dasar sifat kelistrikannya kita larutan menjadi dua bagian yaitu larutan elektrolit dan larutan non‐elektrolit. Pada tahun 1887, seorang ahli kimia dari Swedia Svante August Arrhenius berhasil melakukan pengamatan terhadap sifat listrik larutan. Dia menyatakan bahwa larutan dapat menghantarkan arus listrik jika larutan tersebut mengandung partikel‐partikel yang bermuatan listrik (ion‐ion) dan bergerak bebas didalam larutannya. Pembuktian adanya larutan elektrolit dapat kita lakukan dengan percobaan sederhan. Persiapkan larutan garam dapur (NaCl), asam cuka dapur (CH3COOH), larutan garam (C12H22O11) dan larutan alkohol C2H5OH (etanol), larutan ini mudah kita sediakan, kemudian kita tuang kedalam bekerja gelas. (a). Derajat Ionisasi (α). Persiapkan juga peralatannya yaitu bola lampu kecil, kabel, batangan logam besi atau tembaga, selanjutnya dirangkai seperti Gambar dibawah ini : Gambar 6. Rangkaian untuk uji sifat daya hantar larutan. Jika kita lakukan pengamatan, dan hasil pengamatan disederhanakan seperti Table 2. di bawah ini : 23 Tabel 1. Pengamatan daya hantar listrik pada larutan Senyawa Rumus Lampu menyala Lampu tidak menyala Garam dapur Na Cl V Asam cuka CH3 COOH V Garam C12 H22 011 V Alkohol C2H5OH V Dari hasil pengamatan percobaan dapat disimpulkan bahwa larutan dapat dibagi menjadi dua bagian. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik adalah larutan elektrolit. Sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah larutan non‐elektrolit, dan kita simpulkan pada Tabel 2. Percobaan berikutnya dapat kita lakukan terhadap beberapa larutan elektrolit misalnya, larutan natrium klorida (NaCl), tembaga (II) sulfat (CuSO4), asam nitrat (HNO3), asam cuka (CH3COOH), asam oksalat (C2H2O4) dan asam sitrat (C6H8O7). Dengan cara yang sama dengan percobaan diatas, pengamatan disederhanakan dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 2. Pengamatan daya hantar terhadap beberapa larutan elektrolit LARUTAN Nyala Lampu Terang Kurang Terang Na Cl V Cu SO4 V HNO3 V CH3 COOH V C2H204 V C6H8O7 V hasil ini mengindikasikan bahwa terdapat dua larutan elektrolit yaitu larutan elektrolit kuat dan lemah yang ditunjukkan dengan nyala lampu lihat tabel 3. 24 Tabel 3. Dua jenis larutan elektrolit, elektrolit kuat dan elektrolit lemah Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Na Cl CH3 COOH Cu SO4 C2H2O4 HNO3 C6H8O7 Kuat lemahnya larutan elektrolit sangat ditentukan oleh partikel‐partikel bermuatan di dalam larutan elektrolit. Larutan elektrolit akan mengalami ionisasi, dimana zat terlarutnya terurai menjadi ion positif dan negatif, dengan adanya muatan listrik inilah yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar listriknya. Proses ionisasi memegan peranan untuk menunjukkan kemapuan daya hantarnya, semakin banyak zat yang terionisasi semakin kuat daya hantarnya. Demikian pula sebaliknya semakin sulit terionisasi semakin lemah daya hantar listriknya. Kekuatan ionisasi suatu larutan diukur dengan derajat ionisasi dan dapat disederhanakan dalam persamaan dibawah ini: Untuk larutan elektrolit besarnya harga 0 < α ≤ 1, untuk larutan non‐elektrolit maka nilai α = 0. Dengan ukuran derajat ionisasi untuk larutan elektrolit memiliki jarak yang cukup besar, sehingga diperlukan pembatasan larutan elektrolit dan dibuat istilah larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. 25 Gambar 7. Skala derajat ionisasi dalam larutan elektrolit Untuk elektrolit kuat harga α = 1, sedangkan elektrolit lemah harga derajat ionisasinya, 0 < α < 1. Untuk mempermudah kekuatan elektrolit skala derajat ionisasi pada Gambar 8. 26 Eksplorasi Lakukanlah pembagian kelompok dalam satu kelas, ambilah buah tanaman seperti blimbing wuluh, jeruk (yang masam) untuk yang lainnya dari getah atau pun apaun hinga tiap kelompok mempunyai 10 item yang berbeda lakukanlah pelarutan kedalam air hingga percobaan pada gambar 7 pada halaman 22, dapat terlaksana ! Mengasosiasi Jelaskan hubungan sifat larutan terhadap nyala lampu yang dihasilkan, buatlah grafik hubungan kekuatan terang lampu dengan kosentrasi larutan Mengkomunikasi Sampaikan kepada kelompok – kelompok yang lain mengenai hasil pengamatan dan identifikasi model pengaduk serta letaknya, samakah pendapat anda dengan pendapat kelompok – kelompok yang lain? Mengumpulkan informasi Setelah anda melakukan diskusi dengan kelompok yang lain, coba anda kumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk melengkapi proses larutan dan kekentalan larutan terhadap nyala lampu dan kandungan kimia apa yang terduga dalam 27 (7)Sifat sifat larutan . Dalam suatu proses pelarutan setiap partikel padatan akan dimasukkan ke dalam suatu larutan. Akan terjadi peristiwa pemecahan partikel padatan sehingga berinteraksi dengan larutan. Partikel padatan tadi akan memiliki rasa yang berbeda beda sesuai dengan kandungan partikelnya. Partikel partikel yang dikandung dalam larutan akan memiliki sifat sifat tertentu sesuai dengan isi dari partikel tersebut. Dalam ilmu kimia sifat sifat tersebut adalah keasaman, kebasaan, penggaraman (sifat dari garam masing masing partikel). (a). Asam dan basa Asam adalah zat sifat sifat khusus salah satunya adalah bereaksi dengan logam membentuk gas hidrogen, mengubah kertas lamus biru menjadi merah. Sedangkan basa mempunyai sifat sifat licin jika mengenai kulit, dan terasa getir, mengubah kertas lamus merah menjadi biru. Menurut Bronsted Lowry, asam adalah zat yang memiliki kemampuan memberi donor proton, sedangkan basa adalah zat yang menerima proton. Suatu reaksi yang melibatkan asam dan basa seperti dibawah ini : Next >