< Previous 24 Dari materi yang telah kita bahas di atas tentang cara kerja serta jenis alternator coba anda buat beberapa pertanyaan seputar cara kerja dari alternator, juga tentang macam-macam alternator yang dapat meliputi: 1. Perbedaan hasil output antara alternator belitan delta dan star/Y. 2. Perbedaan konstruksi antara alternator brushes dengan alternator brushless. 3. Perbedaan hasil output antara alternator brushes dengan alternator brushless. MENGUMPULKAN DATA/ EKSPLORASI Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah anda buat coba carilah data-data yang akurat untuk menjawab pertanyaan yang telah ada, data data bersumber pada buku-buku yan ada di perpustakaan atau melalui media internet. 25 RANGKUMAN BAB I Pada dasarnya alternator adalah juga sebuah generator AC (arus bolak-balik) yaitu merupakan alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik yang dihasilkan engine menjadi energi listrik. Beberapa komponen elektrik sistem yang juga sebagai perubah energi adalah motor setarter dan baterai. Ketiganya merupakan komponen yang saling terkait dan bekerja sama mendukung kinerja engine. Ketika fluks magnetik terpotong oleh konduktor listrik, maka gaya electromotive (tegangan/voltage induksi) akan terjadi di dalam konduktor, dan suatu aliran akan mengalir jika konduktor merupakan bagian dari sebuah rangkaian lengkap. Arah dari gaya electromotive (EMF/electromotive force) yang dihasilkan pada konduktor di dalam medan magnetik akan bervariasi sesuai perubahan arah fluks magnetik dan arah ke mana konduktor bergerak. Jumlah dari gaya eletromotif yang dihasilkan ketika konduktor memotong (melalui) fluks magnetik di dalam suatu medan magnetik adalah sebanding dengan jumlah garis gaya magnetik yang terpotong di dalam suatu unit waktu tertentu. Dalam lilitan delta, masing-masing lilitan individu dihubungkan pada ujung dari lilitan yang lain. Hal ini menciptakan hubungan sejajar di dalam stator delta, yang umumnya memungkinkan output arus yang lebih tinggi daripada stator lilitan “Y”. Dalam stator lilitan “Y”, lilitan dihubungkan untuk membentuk pasangan hubungan seri. Hubungan seri ini ini umumnya menyediakan tegangan/voltage yang lebih tinggi tetapi output arus yang lebih rendah daripada stator lilitan delta. Pabrik-pabrik pembuat alternator masa kini menggunakan baik koil lilitan “delta” maupun “Y” di dalam stator. 26 BAB II A. MEMAHAMI KOMPONEN-KOMPONEN ALTERNATOR CHARGING SISTEM 27 B. MATERI POKOK DAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN 2. Memahami komponen-komponen alternator charging sistem. Mengamati • Mengamati komponen alternator charging sistem dan fungsi komponen masing-masing, serta mengidentifikasi rangkaian kerja antar komponen pada alternator charging sistem. • Mengamati cara melepas dan memasang kembali alternator sesuai prosedur yang berlaku. • Mengamati proses pemeriksaan dan perbaikan kerusakan pada alternator charging sistem yang meliputi kunci kontak, alternator, dan alternator. • Mengamati proses pemeriksaan dan perbaikan alternator meliputi pemeriksaan rotor coil, stator coil, rectifier assy, dan brush assy. Pemeriksaan dan perbaikan regulator meliputi kondisi fisik dan rangkaiannya. Menanya • Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan yang berhubungan dengan prinsip kerja dan jenis alternator, komponen alternator, regulator, dan cara kerja alternator charging sistem. • Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cara melepas dan memasang kembali komponen alternator. Pengumpulan Data/ eksplorasi • Mengumpulkan data dengan cara membaca dari berbagai sumber berkaitan dengan pertanyaan yang telah disampaikan meliputi komponen alternator charging sistem dan fungsi komponen masing-masing • Mengumpulkan data dengan cara membaca dari berbagai sumber berkaitan dengan pertanyaan yang telah disampaikan meliputi cara mendiagnosa kerusakan pada alternator charging sistem dan cara memperbaikinya. • Melakukan simulasi pembongkaran alternator, pemeriksaan komponen alternator charging sistem baik terhadap alternator maupun regulatornya, serta pemasangan kembali komponen alternator charging sistem. Mengasosiasi • Menyimpulkan simulasi yang berhubungan dengan pemeriksaan komponen alternator charging sistem. • Menyimpulkan proses pengujian alternator charging sistem dengan beban dan tanpa beban. Mengkomunikasikan • Menyampaikan hasil diskusi tentang pemeriksaan dan perbaikan yang dilakukan pada komponen alternator charging sistem yang meliputi pemeriksaan komponen alternator dan regulator. 28 C. PETA KONSEP Komponen-Komponen Charging Sitem Batterai dan Charging Indikator Alternator Fuse Stator Rotor Diode Penyearah Slipring Brush Regulator 29 D. MATERI PEMBELAJARAN Pada bab sebelumnya kita telah membahas tentang cara kerja dari alternator. Agar mendapatkan gambaran secara keseluruhan, maka pada bab ini kita akan membahas tentang komponen- komponen charging sistem. Komponen utama pada charging sistem sebenarnya adalah alternator sedangkan yang lain merupakan komponen pendukung agar sistem kelistrikan pada unit dapat bekerja dengan baik. E. KOMPONEN PADA CHARGING SISTEM Baterai Gambar 2.1 starting dan charging system Baterai adalah elektrokimiawi yang menyimpan listrik secara kimia, dengan merubah energi listrik ke bentuk kimiawi dan merubahnya kembali menjadi energi listrik. Baterai terbuat dari banyak sell yang terpisah satu dengan lainnya. Masing–masing sell terbuat dari plat negatip dan positip yang dipisahkan oleh 2 1 3 4 5 6 1.Batter2. Starter 4. Magnetic 3. Key 5. Push Button Switch 6. Alternator 30 separator dan terisi oleh elektrolit yang mempunyai kandungan 36 persen Sulphuric Acid dan 64 persen air distilasi/air suling. Plat-plat positip dan negatip dihubungkan secara seri oleh moulded strap di bagian atasnya. Masing-masing battery mempunyai sell-sell berbeda tergantung dari kapasitas tegangannya. Misalnya battery 6 Volt mempunyai 3 sell, battery 12 Volt mempunyai 6 sell dan mempunyai potensial tegangan 2,3 Volt. Untuk baterai lebih lengkap telah kita bahas pada semester 2 yang telah lalu. 1. Charging indicator Charge indicator dapat berupa ammeter, voltmeter atau charge indicator light. Ammeter mungkin dipasang seri jika ammeter berarus-penuh, tipe shunt atau paralel jika ammeter bertipe non-shunt. Voltmeter lebih umum dipergunakan karena voltmeter dengan lebih tepat mengindikasikan operasi dari sistem. Voltmeter dengan mudah dapat dipasang sejajar dengan charging sistem dan memberikan informasi mengenai operasi charging sistem dan kondisi battery. Charge indication light memperlihatkan sistem operasi secara umum. Lampu ini tidak akan mengindikasikan output alternator yang tinggi atau kondisi tegangan/voltage tinggi, akan tetapi akan memperlihatkan output yang rendah. Gambar 2.2 Chargingindikator pada dashboard unit alat berat 31 2. Fuse Pada setiap rangkain elektrik dan elektronik alat berat secara umum biasanya dipasangkan berupa fuse (fusiblelink) komponen ini akan memutuskan aliran arus listrik pada saat besar arus listrik yang melewati melebihi batas ketentuan yang ada, sehingga tujuan utamanya adalah sebagai pengaman pada komponen yang ada setelah fuse tersebut. Pada rangkaian charging sistem biasanya dipasang setelah alternator untuk mengamankan baterai. Gambar 2.3 letak fuse pada charging sistem MENGAMATI Dari materi yang telah disampaikan amatilah komponen-komponen charging sistem yang ada pada unit alat berat, bandingkan dengan literatur yang ada jika ada perbedaan bentuk dengan nama dan fungsi yang sama. Kumpulkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan. 32 F. KOMPONEN PADA ALTERNATOR Gambar 2.4 komponen Alternator Sesuai dengan yang telah dibicarakan sebelumnya, medan magnetik di dalam alternator AC (Gambar 2.4) diciptakan oleh rotor assembly yang berputar di dalam stator. 1. Rotor Rotor ini terdiri dari sebuah rotor shaft, dua bagian rotor (rotor half) dengan finger yang akan menciptakan banyak medan magnetik, sebuah rangkaian koil dan dua slip ring (Gambar 2.5). 33 Gambar 2.5 rotor assembly Jika arus dilewatkan melalui rangkaian koil, sebuah medan magnetik tercipta di dalam masing-masing potongan kutub (Pole Piece) rotor. Satu set finger akan menjadi kutub utara sementara set finger yang lain akan menjadi kutub selatan. Karena rotor finger saling tumpang-tindih, maka banyak simpul fluks individu akan terbentuk antara kutub utara dan selatan alternator. Bukan satu medan magnetik melalui setiap lilitan selama satu perputaran rotor, melainkan banyak medan akan melalui lilitan, yang akan meningkatkan output dari stator. Karena rotor harus diberi arus untuk dapat menciptakan medan magnetik, maka rangkaian koil di dalam potongan kutub (Pole Piece) dihubungkan pada slip ring. Slip ring ini disediakan agar brush dapat Next >