< Previous PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 158 Sedang pada FM brodcasting FM mono berkisar sampai dengan 20 KHz. Sedangkan untuk FM stereo mencapai 240 KHz. FM Demodulator atau detektor berfungsi mengembalikan sinyal informasi yang termodulasi FM pada frekwensi IF , metode demodulasi ini ada beberapa cara , secara rinci dapat dilihat pada bahan ajar berikutnya. AF Penguat frekuensi rendah menguatkan sinyal frekuensi rendah dari demodulator sehingga mampu menggerakkan Loud speaker Loud spekaker mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara stereocoder Stereo decoder berfungsi untuk mengkodekan atau mendapatkan kembali sinyal L dan sinyal R yang pada saat pengiriman sinyal tersebut dikodekan . stereo decoder ini akan berfungsi jika pemancar yang diterima juga pemancar stereo (informasi lebih lanjut ada pada LP selanjutnya). PF Pelalu frekwensi rendah, suatu blok bagian yang terdapat pada penerima FM mono yang berfungsi untuk membatasi daerah laluan LPF ini mempunyai frekwensi guling atas sekitar 19 KHz, ini dimungkinkan agar penerima mono dapat kompatibel jika menerima siaran stereo dan hanya menerima sinyal L + R. Frekuensi Antara (IF) intermediate frequency PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 159 Frekwensi antara adalah proses conversi frekwensi dari frekwensi pemancar (yang besarnya diantara 88 MHz. sampai dengan 108 MHz) yang ditangkap pada penerima menjadi satu frekwensi yang besarnya tetap. Pada gambar blok penerima FM dapat dilihat perubahan besar frekwensi osilator akan selalu disertai dengan perubahan penalaan pada rangkaian penala, ini dimaksudkan agar antara penala dan osilator perubahan selalu sinkron pada osilator frekwensi osilasi diset lebih tinggi 10,7 MHz dari resonansi rangkaian penala angka 10,7 tersebut adalah besarnya frekwensi antara. Besarnya frekuensi antara IF = fo - fe fo = Frekuensi osilator fe = Frekuensi penerimaan Contoh : Berapa besar perubahan frekuensi osilator FM pada daerah penerimaan 88 - 108 Mhz Jawab :. fol = 88 mHz + 10,7 Mhz = 98,7 kHz ; foh = 108 Mhz + 10,7 kHz = 118,7 MHz fol adalah frekwensi osilator low (terendah) foh adalah frekwensi osilator high (tertinggi) 2. SISTEM PEMANCAR a. Pemancar AM Rangkaian Blok Pemancar AM GHFAFnffAMHF Gambar 9.5. Blok pemancar AM PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 160 Gambar blok Keterangan G Pembangkit tegangan bolak balik frekuensi tinggi nff Pengganda frekuensi , frekuensi pembangkit digandakan sehingga frekuensi pancar. Blok ini juga sebagai penyangga HF Penguat frekuensi tinggi menguatkan tegangan frekuensi tinggi dari pengganda frekuensi . AF Penguat frekuensi rendah , menguatkan sinyal berfrekuensi rendah yang datang dari mikropon. AM Modulator AM memodulasi amplitudokan tegangan frekuensi tinggi ( pembawa ) sinyal frekuensi rendah PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 161 HF Penguat akhir pemancar menguatkan sinyal AM sehingga dapat dipancarkan melalui antena ke udara.. PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 162 b. Pemancar FM Rangkaian Blok Pemancar FM GHFAFnffFMHFa Gambar 9.6. Blok Pemancar FM Gambar blok Keterangan AF Penguat frekuensi suara, menguatkan sinyal suara dari mikropon FM Modulator FM memodulasi frekuensikan tegengan frekuensi tinggi dengan sinyal frekuensi rendah (suara). G Pembangkit tegangan bolak-balik berfrekuensi tinggi. nff Pengganda frekuensi, menggandakan frekuensi pembangkit sehingga sebesar frekuensi pancar. PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 163 HF Penguat frekuensi tinggi, menguatkan sinyal FM untuk kemudian diberikan pada penguat akhir pemancar. HF Penguat akhir pemancar menguatkan sinyal FM sehingga dapat dipancarkan melalui antena ke udara.. 3. SISTIM PANCARIMA RADIO Piranti elektronik yang digunakan untuk hubungan radio dikenal sebagai pesawat pancarima (radio transceiver). Diagram blok yang disederhanakan dari pemancar (Tx) dan penerima (Rx) super heterodhyne untuk menggambarkan pengolahan sinyal RF dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 9.7. Diagram blok pemancar dan penerima radio Berdasarkan gambar diatas, fungsi masing-masing blok dapat dijelaskan secara garis besar sebagai berikut : PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 164 1. Sumber sinyal informasi, dapat berasal dari konverter sinyal atau tranduser yang akan mengubah informasi menjadi sinyal listrik. 2. Osilator RF lokal, menentukan frekuensi pembawa/ kelipatannya. Karena kestabilan frekuensi yang baik diperlukan oleh pemancar, osilator sebaiknya dikendalikan oleh kristal. 3. Penyangga RF, menguatkan tingkat daya sinyal RF dari osilator keharga yang diperlukan untuk masukan modulator atau tingkat RF berikutnya. 4. Modulator, menggabungkan sinyal informasi dan komponen frekuensi pembawa untuk menghasilkan gelombang pembawa termodulasi. 5. Penguat daya RF, diperlukan untuk menghasilkan tingkat daya keluaran yang cukup besar hingga pada harga keluaran antena yang diinginkan. 6. Tapis lolos bawah berguna untuk meredam frekuensi harmonisa yang tidak diharapkan akibat komponen RF yang bekerja pada frekuensi tinggi. 7. Antena pemancar, merupakan batang logam yang mengubah energi RF menjadi gelombang elektromagnetik terpolarisasi agar energi yang dipancarkan optimal. 8. Antena penerima, menangkap gelombang elektromagnetik yang diterima dan mengkonversi kembali menjadi tegangan listrik. 9. Penguat RF, pada ujung depan suatu pesawat radio diperlukan untuk menaikan daya sinyal ketingkat yang sesuai untuk masukan pencampur. 10. Osilator lokal (LO), dalam penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi lokal yang berbeda dengan frekuensi yang diterima dengan sselisih frekuensi sebesar frekuensi IF (intermediate frequency). 11. Pencampur, merupakan piranti tidak linear yang berfungsi sebagai konverter frekuensi dari RF masukan dengan frekuensi tinggi menjadi IF. 12. Penguat IF, menaikan sinyal RF termodulasi untuk deteksi sinyal pemodulasi dan sekaligus sebagai tapis keluaran pencampur. 13. Detektor, mendapatkan sinyal suara asli (pemodulasi) dari keluaran penguat IF. Pada bagian ini, tegangan searahkeluaran detektor dapat digunakan untuk masukan kendali perolehan otomatis. 14. Penguat audio, menguatkan sinyal dari hasil demodulator /detektor untuk masukan pengeras suara. PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 165 Persyaratan berikut mutlak dimiliki sebuah penerima radio komunikasi (communications receiver), antara lain : 1. Sensistivitas, didefinisikan sebagai besarnya tegangan yang harus diberikan pada antena penerima agar menghasilkan keluaran optimal pada pesawat. Kepekaan radio AM berkisar 10uV -10mV untuk radio komunikasi. Penerima radio broadcasting memiliki kepekaan sekitar 100uV – 10mV. 2. Selektivitas, diartikan sebagai kemampuan memisahkan sinyal yang diinginkan dengan sinyal yang lain agar diperoleh sinyal informasi yang bersih. 3. Kesetiaan (fidelitas), merupakan kemampuan penerima untuk menghasilkan suara dengan lebar pita mendekati aslinya. 4. IRR (image rejection ratio), merupakan kemampuan penerima untuk menolak frekuensi bayangan. 5. Penjejakan (tracking), merupakan kemampuan penerima untuk selalu mendapatkan sinyal RF pada frekuensi kerja. 6. AVC (automatic volume control), adalah rangkaian yang secara otomatis mengatur keluaran konstan untuk tingkat variasi masukan tertentu. Sistem Modulasi Sistem modulasi yang paling banyak diterapkan dalam radio komunikasi adalah sistem modulasi AM dan FM. Modulasi diperlukan karena adanya kesulitan untuk mentransmisikan sinyal informasi (pemodulasi) secara langsung, disebabkan : 1. Karakteristik saluran transmisi pada frekuensi rendah tidak stabil karena mudah terpengaruh frekuensi yang relatif lebih besar. 2. Transmisi sinyal melalui media nonfisis membutuhkan antena, dengan ukuran ideal minimal adalah ¼ panjang gelombang. Sehingga sinyal base band (audio, gambar, data) membutuhkan antena dengan ukuran fisik sangat besar apabila hendak dipancarkan langsung. Modulasi Amplitudo Persamaan matematis dari modulasi amplitudo adalah sebagai berikut : Sinyal pemodulasi = Am cos (ωmt), Am = amplituda pemodulasi. Sinyal pembawa = Ac cos (ωct) , Ac = amplituda pembawa. PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 166 Proses modulasi akan menghasilkan sinyal suatu modulasi AM dengan sinyal termodulasi. Jika digambarkan spektrum frekuensinya, AM dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 9.8. Spektrum gelombang AM Modulasi Frekuensi Didalam modulasi frekuensi sinyal pemodulasi digunakan untuk mengubah frekuensi pembawa. Sinyal pemodulasi = Am sin ωmt, Am = amplitudo pemodulasi. Dapat dijelaskan bahwa amplitudo pembawa relatif dan amplitudo pita sisi dalam sinyal FM berubah menurut amplitudo sinyal dan frekuensi sinyal pemodulasi, tetapi daya total yang terkandung dalam gelombang termodulasi tetap besarnya. Gambar 9.9. Spektrum dari gelombang FM dengan indek modulasi berbeda 4. MERAKIT PANCARIMA SSB Sebuah sideband tunggal (SSB) transceiver adalah perangkat transmisi berdaya rendah yang digunakan di radio amatir. Ini adalah salah satu jenis transceiver QRP dan terkenal karena berdasarkan jumlah daya yang sangat PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 167 rendah, sering kurang dari lima watt. SSB adalah modus dominan transmisi yang digunakan oleh operator ham di seluruh dunia. Rentang yang jauh memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan orang-orang di daerah lain. Kemudahan operasi dan konstruksi adalah salah satu alasan paling penting bagi popularitas transceiver SSB. Kemampuan berkomunikasi dengan daya rendah merupakan salah satu hal utama yang menarik untuk para penggemar. Sebuah transceiver SSB bekerja dengan mentransfer daya ke sideband tunggal pada pemancar dan membaginya antara dua sidebands dan carrier. Hal ini digunakan untuk berkomunikasi pada band frekuensi airwave lebih rendah. Beberapa stasiun pada modulasi SSB juga dapat menempati frekuensi yang sama tanpa menyebabkan gangguan. Jenis transceiver ini disukai untuk kemudahan penggunaan dan konstruksi. Yang dibutuhkan untuk operasi adalah unit transceiver, antena, sebuah tuning antena unit (ATU) dan ground plane. Semua komponen harus terpasang dengan benar agar sistem dapat bekerja secara efektif. Banyak penggemar memilih untuk membangun transceiver SSB sendiri, suatu kegiatan sering disebut sebagai "homebrew." Membangun transceiver SSB yang dapat dicapai dengan membeli kit atau membeli semua bahan untuk membangunnya dari awal. Banyak orang menggabungkan bagian-bagian dari kit dengan komponen lainnya dibeli secara terpisah. Modulasi SSB mirip dengan modulasi amplitudo (AM) yang digunakan di radio AM dan-talkie talkie, tetapi jauh lebih efisien. Sebuah transceiver SSB menghasilkan sinyal rendah, tetapi karena cara memusatkan kekuatan transmisi, rentang potensial jauh lebih tinggi. Hal ini juga mirip dengan gelombang kontinu (CW) transceiver tetapi memiliki bandwidth yang lebih besar. Pada sebuah transceiver SSB, yang sering terjadi adalah pilihan untuk beralih antara pengaturan SSB dan AM. Sebuah transceiver SSB biasanya lebih kecil dari transceiver yang sama. Ini sering cukup portabel untuk digunakan untuk backpacking dan jenis perjalanan. Di antara peralatan radio amatir, sebuah transceiver SSB adalah salah satu yang paling sederhana untuk beroperasi. Next >