< Previous PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 28 D. TUGAS 1. Siapkan kabel koaksial type RG58 sepanjang 2 meter. 2. Siapkan Antenna Analyzer / SWR analyzer contoh MFJ259 atau yang seri lebih tinggi 3. Pasang konektor di salah satu ujung kabel RG58 yang sudah tersedia dengan model konektor yang sesuai dengan Antenna Analyzer. 4. Hubungkan kabel RG58 tersebut ke Antenna Analyzer, kemudian atur tombol pengaturnya pada posisi frekuensi sekitar 144MHz. 5. Atur tombol “Tune” sehingga didapatkan penunjukan R mendekati 50 dan X mendekati 0. Kemudian catat hasilnya. 6. Potonglah ujung kabel RG58 sepanjang 5 cm. Ulangi langkah 5 diatas. 7. Potonglagi ujung kabel RG58 sepanjang 5 cm lagi. Kemudian ulangi langkah 5 diatas. 8. Ulangi langkah 1 sampai dengan 7 untuk kabel RG8. 9. Dari hasil percobaan diatas, buatlah kesimpulannya. Gambar MFJ HF/VHF SWR Analyzer Model MFJ-259B PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 29 E. TES FORMATIF 1. Untuk menghubungkan antena dengan pesawat dan pemancar dengan antena diperlukan ..... 2. Semakin tinggi frekuensi sinyal yang lewat akan semakin ...... XL dan semakin ........ XC. 3. Berapakah besarnya redaman pada umumnya kabel transmisi dengan kepanjangan 100m yang dipekerjakan pada frekuensi 100MHz ? 4. Berapakah besarnya Zo pada kabel koaksial yang anda ketahui ? 5. Kabel jenis apa yang hanya mampu bekerja sampai beberapa ratus MHz ? F. LEMBAR JAWAB TES FORMATIF 1 .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... 2 .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... 3 .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... 4 .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 30 5 .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 31 1.3 KEGIATAN BELAJAR 3 A. TUJUAN PEMBELAJARAN : Setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat : Menginterprestasikan macam-macam modulasi sinyal analog pada sistim radio B. MATERI Modulasi Amplitudo (AM) Pada modulasi amplitudo, AMPLITUDO TEGANGAN frekuensi tinggi diubah-ubah dalam irama tegangan frekuensi rendah. Tegangan informasi Tegangan pembawa Sinyal Modulasi Amplitudo Gambar 3.1. Proses modulasi amplitudo Ayunan amplitudo sinyal frekuensi tinggi sesuai dengan KUAT SUARA sinyal frekuensi rendah. Amplitudo sinyal informasi diperbesar sehingga lebih besar dari amplitudo tegangan pembawa, maka informasi suara akan menjadi cacat. PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 32 Gambar 3.2. Terjadinya modulasi amplitudo Perbandingan antara amplitudo sinyal informasi dengan amplitudo sinyal pembawa (belum termodulasi) disebut DERAJAT MODULASI. U atau U M = derajat modulasi Ui = amplitudo tegangan sinyal informasi UT = amplitudo tegangan pembawa PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 33 U p-p = amplitudo puncak-puncak tegangan pembawa Derajat modulasi dinyatakan dalam prosen ( % ) dan harus selalu lebih kecil dari 100 %. Pada pemancar radio ditetapkan tegangan sinyal ( kuat suara ) terbesar 80 % pada tegangan sinyal menengah kira-kira 30 %. Pada radio dengan modulasi amplitudo kuat suara ditentukan melalui DERAJAT MODULASI. Gambar 3.3. Rangkaian modulasi amplitudo Pada penumpangan getaran frekuensi tinggi dengan getaran frekuensi renfdah, frekuensi dari getaran frekuensi tinggi TIDAK BERUBAH. Getaran frekuensi tinggi bergoyang didalam getaran frekuensi rendah sekitar keadaan diamnya. Gambar 3.4. Modulasi dengan sebuah dioda PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 34 Modulasi dengan Sebuah Dioda Getaran frekuensi tinggi dan rendah bersama-sama dilewatkan pada elemen saklar (dioda) yang mempunyai kurva bengkok. Amplitudo tegangan frekuensi tinggi dan rendah diubah melalui dioda. Dengan begitu tegangan frekuensi tinggi dimodulasi. 10kH Gambar 3.5. Sesonator paralel Resonator paralel ditala pada 10 kHz, sehingga hanya getaran berfrekuensi 10 kHz saja yang dapat terukur sebagai U2.U2 mempunyai amplitudo berubah-ubah. Resonator paralel mensimetriskan amplitudo getaran frekuensi tinggi ( Lihat modulasi dengan dioda ). Demodulasi AM Maksud demodulasi AM adalah memperoleh kembali sinyal INFORMASI dari sinyal AM. Untuk sinyal AM dapat dengan mudah dilakukan dengan sebuah dioda dan beberapa komponen sebagai berikut. PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 35 Gambar 3.6. Demodulasi AM Bentuk tegangan setelah melalui dioda (tanpa CL) Bentuk tegangan setelah melalui dioda dengan kapasitor CL Besarnya CL harus dipilih sesuai sehingga masih terdapat frekuensi rendah dan menekan frekuensi tinggi. Konstanta waktu RL dan CL ; R1 dan C1 menyaring lebih lanjut. Disini masih terdapat bagian tegangan arus searah, kapasitor Ck menahan arus searah dan melalukan sinyal AC yang meeerupakan sinyal informasi. Pemilihan besarnya CL Jika ditetapkan RL = 10 k Untuk fHf = 455 kHz mempunyai fAF = 4,5 kHz mempunyai dipilih 100 s PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 36 maka 1 Modulasi Frekuensi FM Pada modulasi frekuensi, FREKUENSI getaran pembawa diubah-ubah dalam irama tegangan informasi frekuensi rendah. Sedang amplitudonya KONSTAN. frekt4 Gambar 3.7. Proses pemodulasian FM Hubungan antara frekuensi informasi dan pembawa pada FM Kuat suara 0 Frekuensi pembawa dipancarkan 6 getaran tiap satuan waktu t* PEREKAYASAAN SISTEM RADIO dan TELEVISI 37 Kuat suara 1 Frekuensi fi 1 Frekuensi sisi dipancarkan F1 = 8 getaran/ t* F2 = 4 getaran/ t* Terdapat empat perubahan Kuat suara 2 Frekuensi fi 1 Frekuensi sisi dipancarkan f1 = 10 getaran/ t* f2 = 2 getaran/ t* terdapat empat perubahan Kuat suara 1 Frekuensi fi 2 = 2 . fi 1 Frekuensi sisi dipancarkan f 1 = 4 getaran tiap t*/2 = 8 get/ t* f 2 = 2 getaran tiap t*/2 = 4 get/t* Terdapat delapan perubahan Frekuensi sinyal informasi berpengaruh pada keseringan PERGANTIAN antara maksimal dan minimal frekuensi pembawa. Kuat suara informasi berpengaruh pada PENYIMPANGAN frekuensi pembawa dari harga terbesar dan terkecil. Penyimpangan frekuensi Kuat suara berpengaruh pada penyimpangan frekuensi. Penyimpangan frekuensi (frekuensi deviation) Af dapat dijelaskan dengan bantuan gambar dibawah. Next >