< Previous Setelah Anda melakukan pengujian mutu komoditas beras: 1. Buatlah laporan hasil pengujian yang ringkas namun jelas. Laporan dibuat setiap kali pertemuan melakukan pengujian atau sesuai petunjuk guru, dengan out line sebagai berikut: Halaman sampul memuat judul praktikum, waktu / tanggal praktikum, tempat, anggota kelompok Daftar isi Bab I: Pendahuluan A. Tujuan Percobaan B. Landasan teori Bab II: Pelaksanaan A. Alat dan bahan B. Prosedur kerja Bab III: Hasil dan Pembahasan Bab IV: Kesimpulan Daftar pustaka 2. Setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil pengujian, teknik pelaksanaan presentasi sesuai petunjuk guru. 229 d. Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Produksi jagung di Indonesia selama 5 tahun terakhir terus meningkat, pada tahun 2006 mencapai sekitar 12 juta ton dan pada tahun 2010 ini diperkirakan meningkat menjadi 13,6 juta ton. Jagung digunakan untuk bahan baku industri makanan, konsumsi langsung manusia dan terbesar untuk bahan baku industri pakan ternak. Kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak mencapai 5 juta ton/tahun dengan laju kenaikan sekitar 10 – 15 % setiap tahunnya (Ditjen P2HP, 2008). Namun peningkatan produksi ini belum diiringi oleh peningkatan mutunya, sehingga produksi jagung dari petani sering ditolak oleh pabrik pakan. Penerimaan bahan baku merupakan awal pengendalian mutu pada industri pakan. Jagung merupakan bahan pakan potensial yang disediakan di dalam negeri, namun mutunya sangat bervariasi, sehingga penerimaan bahan tersebut di pabrik pakan membutuhkan pengawasan yang ketat. Sebelum dibongkar dari truk pengangkutan bahan baku, staf pengendalian mutu pada industri pakan mengevaluasi mutu secara fisik, berdasarkan evaluasi tersebut diputuskan apakah bahan tersebut diterima atau ditolak. 230 Kriteria mutu fisik jagung diantaranya ditentukan berdasarkan persentase biji utuh, biji pecah, biji rusak, dan biji berjamur. Saat ini penentuan persentase biji utuh, biji pecah, biji rusak, dan biji berjamur pada jagung dilakukan melalui pemisahan secara manual dan selanjutnya ditimbang untuk mengetahui persentase masingmasingnya. 1) Mutu Jagung Dalam perdagangan mutu jagung dikelompokkan menjadi empat kelompok mutu, yaitu Mutu I, II, III dan IV. Pengelompokkan mutu ini didasarkan pada kriteri mutu yang mencakup Kadar air, butir rusak, butir warna lain, butir pecah dan kadar kotoran. Untuk masing-masing kelompok mutu jagung, Badan Standarisasi Nasional (SNI 3920:2013) telah menetapkan standar mutu jagung untuk perdagangan dibagi menjadi dua bagian peryaratan yaitu persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan umum meliputi: - Produk harus terbebas dari hama dan penyakit - Produk terbebas dari bau busuk maupun zat kimia lainnya (berupa asam) - Produk harus terbebas dari bahan dan sisa-sisa pupuk maupun pestisida - Memiliki suhu normal Sedangkan persyaratan kuantitatif dapat dilihat pada tabel 24. 2) Metode dan Prinsip Pengujian Mutu Jagung a) Penentuan adanya hama dan penyakit Penentuan adanya hama dan penyakit dilakukan pada jagung contoh analisis secara visual dan cepat dengan indra penglihatan. Ditandai adanya hama hidup/bagian tubuh hama yang mati atau 231 adanya busuk kering oleh jamur dan busuk basah oleh bakteri. Bila dicurigai penampakan jagung menghasilkan tanda-tanda adanya hama dan penyakit yang berbahaya dilakukan analisis secara laboratorium. b) Penentuan adanya bau apek, asam atau bau lainnya Penentuan adanya bau apek, asam atau bau lainnya dilakukan pada jagung contoh analisis dengan indra penciuman yang ditandai dengan adanya bau yang khas. c) Penentuan kadar air Penentuan kadar air dilakukan dengan metode gravimetrik atau dengan alat pengukur kadar air lainnya yang telah dikalibrasi dengan metode gravimetrik. d) Penentuan butir rusak Penentuan butir rusak dilakukan dengan cara manual menggunakan pinset dengan contoh uji 100 gram/sampel. Persentase butir rusak ditetapkan berdasarkan berat butir rusak dibandingkan dengan berat contoh analisa × 100 %. e) Penentuan butir warna lain Penentuan butir warna lain dilakukan dengan cara manual menggunakan pinset dengan contoh uji 100 gram/sampel. Persentase butir warna lain ditetapkan berdasarkan berat butir warna lain dibandingkan dengan berat contoh analisa x 100 %. f) Penentuan butir pecah Penentuan butir pecah dilakukan dengan cara manual dengan pinset dengan contoh uji 100 gram/sampel. Persentase butir 232 pecah ditetapkan berdasarkan berat butir pecah dibandingkan dengan berat contoh analisa × 100 %. g) Penentuan kadar kotoran Penentuan kadar kotoran dilakukamenggunakan pinset dengan contoh uji Persentase berat kotoran ditetapkan dibandingkan dengan berat contoh analisa × Agar lebih memahami dan terampil dalam menguji mutu beras, lakukan kegiatan pengujian mutu beras pada lembar kerja berikut ini. Bentuklah kelompok, jumlah per kelompok sesuai petunjuk guru! 3) Lembar Kerja PENGUJIAN MUTU KOMODITAS JAGUNG a) Penentuan kadar air Prinsip: Kehilangan bobot pada pemanasan 105° C dianggap sebagai kadar air yang terdapat pada contoh. Peralatan: (1) Cawan + bertutup: (2) Eksikator/desikator: (3) Oven; (4) Neraca analitik. 233 Prosedur (1) Sampel jagung sebanyak 5 gram ditimbang dalam cawan yang telah diketahui berat tetapnya. (2) Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 °C selama 3 jam atau sampai mencapai berat yang tetap. (3) Disimpan dalam desikator, setelah dingin ditimbang. (4) Kadar air jagung dihitung sebagai % fraksi massa. Perhitungan Penentuan kadar air dihitung menggunakan persamaan : Kadar air jagung = × 100 % Keterangan : A = Berat cawan B = Berat contoh + cawan C = Berat contoh kering + cawan Bandingkan hasil pengujian kadar air contoh jagung yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 234 b) Penentuan butir rusak Peralatan: (1) Cawan; (2) Pinset: (3) Neraca analitik. Prosedur: (1) Timbang contoh sebanyak 100 g; (2) Pisahkan butir rusak (jagung yang utuh maupun pecah yang mengalami kerusakan karena kerusakan mekanis, biologis, fisik dan enzimatis) menggunakan pinset; (3) Timbang jumlah butir rusak; (4) Hitung persentase butir rusak; Perhitungan Penentuan butir rusak dihitung menggunakan persamaan: Persentase butir rusak =contohBeratrusakbutirBerat × 100 % c) Penentuan butir warna lain Peralatan: (1) Cawan; (2) Pinset: (3) Neraca analitik. 235 Prosedur: (1) Timbang contoh sebanyak 100 g; (2) Pisahkan butir warna lain (jagung yang berwarna lain dari warna aslinya disebabkan varieta lain) menggunakan pinset; (3) Timbang butir warna lain; (4) Hitung persentase butir warna lain; Perhitungan Penentuan butir warna lain dihitung menggunakan persamaan: Persentase butir warna lain = contohBeratlainwarnabutirBerat × 100 % d) Penentuan butir pecah Peralatan: (1) Cawan; (2) Pinset: (3) Neraca analitik. Prosedur: (1) Timbang contoh sebanyak 100 g; (2) Pisahkan butir pecah (yang mempunyai ukuran < 0,6 bagian jagung) menggunakan pinset; (3) Timbang jumlah butir pecah; (4) Hitung persentase butir pecah; 236 Perhitungan Penentuan butir pecah dihitung menggunakan persamaan: Persentase butir pecah = contohBerat pecahbutir Berat × 100 % e) Penentuan kadar kotoran Peralatan: (1) Cawan; (2) Pinset: (3) Neraca analitik. Prosedur: (1) Timbang contoh sebanyak 100 g; (2) Pisahkan kotoran (butir tanah, batu kecil, pasir, sisa batang, tongkol jagung, klobot dan biji lain yang bukan jagung) ada menggunakan pinset; (3) Timbang jumlah kotoran; (4) Hitung persentasi kadar kotoran; Perhitungan Penentuan kadar kotoran dihitung menggunakan persamaan: Persentase berat kotoran = contohBerat kotoranBerat × 100 % Bandingkan hasil pengujian butir rusak, butir warna lain, butir pecah dan kadar kotoran contoh komoditas jagung yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? f) Penentuan kadar aflatoksin Prosedur (a) Ekstraksi sampel - Timbang 25 gram sampel yang telah dihaluskan. Tambahkan 5 gram NaCl dan 125 ml methanol : air (70:30) - Lumatkan menggunakan blender atau ultra turaks selama 2 menit. - Saring dengan Whatman 1 (atau setara). - Ambil 15 ml filtrate, lalu tambahkan 30 ml air kemudian dikocok. - Saring dengan glass microfiber filter. (b) Clean up - Ambil 15 ml filtrat lalu masukkan kedalam siring reservoir yang terhubung dengan immunoaffinity column. - Kondisikan filtrat keluar dari immunoaffinity column dengan kecepatan 2 tetes/detik. - Cuci kolom menggunakan 10 ml air dengan kecepatan 2 Next >