< Previous 258 2) Cara kerja − Taburkan contoh uji secukupnya di atas gelas arloji yang bersih dan kering, − amati dan raba contoh uji tersebut untuk mengetahui bentuk contoh uji, dan − lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. 3) Cara menyatakan hasil − Jika teraba serbuk halus, maka hasil dinyatakan Dzserbuk halusdz; dan − Jika teraba selain serbuk halus, maka hasil dinyatakan sesuai dengan pengamatan. b. Bau 1) Prinsip − Melakukan analisis contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera penciuman. 2) Cara kerja − Ambil contoh uji secukupnya dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering, − cium contoh uji untuk mengetahui baunya, dan − lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. 3) Cara menyatakan hasil − Jika tercium bau khas tepung beras, maka hasil dinyatakan Dznormaldz; dan − jika tercium selain bau khas tepung beras, maka hasil dinyatakan Dztidak normaldz. 259 c. Warna 1) Prinsip − Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera penglihatan. 2) Cara kerja − Ambil contoh uji secukupnya dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering, − amati warna contoh uji, dan − lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. 3) Cara menyatakan hasil − Jika terlihat warna putih khas tepung beras, maka hasil dinyatakan Dznormaldz, dan − jika terlihat selain warna putih khas tepung beras, maka disebutkan warna yang diamati dan hasil dinyatakan Dztidak normaldz. Bandingkan hasil pengujian keadaan contoh tepung beras yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 260 c) Benda asing 1) Prinsip − Contoh uji diamati secara visual dengan indera penglihatan. 2) Cara kerja − Ambil contoh uji sebanyak 50 g dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering, − amati dan raba contoh uji tersebut untuk mengetahui bentuk contoh uji apakah mengandung benda lain selain tepung beras misalnya tanah, pasir, batu-batuan, dan lain-lain, dan − lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. 3) Cara menyatakan hasil − Jika tidak terlihat dan teraba benda asing, maka hasil dinyatakan Dztidak adadz, dan − Jika terlihat dan teraba benda asing, maka disebutkan benda asing yang diamati dan hasil dinyatakan Dzadadz. d) Serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak 1) Prinsip − Contoh uji diamati secara visual dengan menggunakan mikroskop atau kaca pembesar. 2) Peralatan − Mikroskop atau kaca pembesar; − neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; − gelas piala 250 ml; − corong Buchner; dan − kertas saring. 261 3) Pereaksi − Kloroform (CHCl3); dan − Tetra klorida (CCl4); 4) Cara kerja − Timbang 50 g contoh uji ke dalam gelas piala 250 ml, − tambah CHCl3 sampai 1 cm di atas permukaan contoh uji, biarkan mengendap minimal selama 30 menit, − aduk bagian yang mengambang di atas permukaan lapisan beberapa kali, − tuang CHCl3 dan bagian yang mengambang ke dalam corong Buchner (hati-hati jangan sampai endapan yang di bagian bawah terbawa), − tambah CCl4 sebanyak volume CHCl3, − biarkan mengendap lagi dan tuangkan lagi seperti di atas, − ulangi pengendap-tuangan dengan campuran CHCl3 dan CCl4 sampai bagian yang mengambang tinggal sedikit (hati-hati jangan sampai bagian serangga yang ada ikut terbuang), − cuci endapan dalam gelas piala dengan CHCl3 atau CCl4 melalui kertas saring, dan − amati kertas saring menggunakan mikroskop atau kaca pembesar. 5) Cara menyatakan hasil − Jika tidak terlihat serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak, maka hasil dinyatakan Dztidak adadz; dan − jika terlihat serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak, maka hasil dinyatakan Dzadadz. Bandingkan hasil pengujian kadar benda asing dan serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak pada contoh tepung beras yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? e) Jenis pati lain selain pati beras 1) Prinsip − Membandingkan bentuk granula pati tepung contoh uji dengan bentuk granula pati tepung beras. 2) Peralatan − Mikroskop dengan pembesaran 300 kali sampai dengan 500 kali. − Kaca obyek; dan − kaca penutup. 3) Cara kerja − Timbang 1 g contoh uji ke dalam gelas piala 100 ml dan tambahkan 50 ml air, − aduk menggunakan batang pengaduk hingga membentuk suspensi homogen, − tempatkan beberapa tetes larutan di atas kaca obyek yang telah diletakkan di mikroskop, − tutup dengan kaca penutup secara hati-hati dan jangan sampai terbentuk gelembung udara, 263 − kelebihan larutan suspensi pada kaca objek dibersihkan dengan kertas saring, dan − amati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400 kali. Gambar 2. Tepung beras (Oryza sativa Linn) pada pembesaran 400 kali 4) Cara menyatakan hasil − Jika tidak terdapat jenis pati lain, maka hasil dinyatakan Dztidak adadz; dan − jika terdapat jenis pati lain, maka hasil dinyatakan Dzadadz. Bandingkan hasil pengujian jenis pati lain contoh tepung beras yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 264 f) Kehalusan 1) Prinsip − Pengukuran derajat kehalusan contoh uji dengan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh. 2) Peralatan − Ayakan dan piring/penampung dengan ukuran 80 mesh; − neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; dan − alat penggoyang ayakan. 3) Cara kerja − Timbang (50 ± 0,1) g contoh uji ke dalam ayakan yang dipasang pada alat penggoyang dan goyangkan selama 5 menit (W1), dan − timbang bagian yang tertinggal dalam ayakan (W2) 4) Perhitungan Kehalusan (%) = 100 – x100W1W2 Keterangan: W1 adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g); dan W2 adalah bobot yang tertinggal dalam ayakan, dinyatakan dalam gram (g). Bandingkan hasil pengujian tingkat kehalusan contoh tepung beras yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 265 g) Kadar air 1) Prinsip − Kadar air dihitung berdasarkan bobot yang hilang selama pemanasan dalam oven pada suhu (130 ± 3) °C. 2) Peralatan − Oven terkalibrasi dengan ketelitian 1 °C; − neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; − desikator yang berisi desikan; dan − pinggan nikel, platina atau aluminium bertutup. 3) Cara kerja − Panaskan pinggan beserta tutupnya dalam oven pada suhu (130 ± 3) °C selama lebih kurang satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit sampai dengan 30 menit, kemudian timbang dengan neraca analitik (pinggan dan tutupnya) (W0), − masukkan 2 g contoh ke dalam pinggan, tutup, dan timbang (W1), − panaskan pinggan yang berisi contoh tersebut dalam keadaan terbuka dengan meletakkan tutup pinggan disamping pinggan di dalam oven pada suhu (130 ± 3) °C selama 1 (satu) jam setelah suhu oven (130 ± 3) °C, − tutup pinggan ketika masih di dalam oven, pindahkan segera ke dalam desikator dan dinginkan selama 20 menit sampai dengan 30 menit sehingga suhunya sama dengan suhu ruang kemudian timbang (W2), − lakukan pekerjaan duplo, dan − hitung kadar air dalam contoh. 4) Perhitungan Kadar air (%) = W0W1W2W1 × 100 % 266 Keterangan: W0 adalah bobot pinggan kosong dan tutupnya, dinyatakan dalam gram (g); W1 adalah bobot pinggan, tutupnya dan contoh sebelum dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g);dan W2 adalah bobot pinggan, tutupnya dan contoh setelah dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g). 5) Ketelitian − Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 5 % dari nilai rata-rata hasil kadar air. Jika kisaran lebih besar dari 5 %, maka analisis harus diulang kembali. Bandingkan hasil pengujian kadar air contoh tepung beras yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? h) Kadar abu 1) Prinsip − Kadar abu dihitung berdasarkan bobot abu yang terbentuk 267 selama pembakaran dalam tanur pada suhu 550 °C sampai terbentuk abu berwarna putih. 2) Peralatan − Tanur terkalibrasi dengan ketelitian 1 °C; − neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; − desikator yang berisi desikan; dan − cawan platina, kuarsa atau porselen yang berukuran 50 ml sampai dengan 100 ml. 3) Cara kerja − Panaskan cawan dalam tanur pada suhu 550 °C selama kurang lebih satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit sehingga suhunya sama dengan suhu ruang kemudian timbang dengan neraca analitik (W0), − masukkan 3 g sampai dengan 5 g contoh ke dalam cawan dan timbang (W1), − tempatkan cawan yang berisi contoh tersebut dalam tanur pada suhu 550 °C sampai terbentuk abu berwarna putih dan diperoleh bobot tetap, − pindahkan segera ke dalam desikator dan dinginkan selama 30 menit sehingga suhunya sama dengan suhu ruang kemudian timbang (W2), − lakukan pekerjaan duplo, dan − hitung kadar abu dalam contoh. 4) Perhitungan Kadar abu (%) = 100% x W- W W- W0102 Keterangan: W0 = bobot cawan kosong, dinyatakan dalam gram (g); W1 = bobot cawan dan contoh sebelum diabukan, dinyatakan Next >