< Previous194Buku Guru Kelas VII SMP4. Setelah kelompok mempresentasikan hasilnya, bila dipandang perlu Guru dapat menyampaikan beberapa peneguhan sebagai berikut.• Dalam kehidupan di dalam masyarakat kita, keanekaragaman yang ada antara lain bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, ras, agama, kelompok, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya, dan sebagainya. Kenyataan dalam kehidupan di masyarakat kita, berbagai perbedaan tersebut jika tidak disikapi dengan arif dan bijaksana dapat menjadi sumber konflik. Sebagai contoh; adanya konflik karena perbedaan agama, adanya konflik karena terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat, perang antarsuku terjadi di beberapa wilayah Indonesia.• Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Oleh karena itu, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu dengan yang lain. Tetapi dalam kenyataannya, ketika orang melamar pekerjaan ditanya dulu: apa agamanya, dari daerah mana, dsb, bukan dilihat dari kemampuan atau keahliannya. Atau ketika berada di tempat tertentu oang berpakaian tertentu, atau berparas etnik tertentu dicurigai dan diperlakukan kurang manusiawi. Segala bentuk praktik hidup yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak hendaknya segera diakhiri.Langkah 2Mendalami Pandangan Kristiani tentang Cinta yang Universal1. Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan merenungkan kutipan Injil: Lukas 10: 25-37 berikut ini.Orang Samaria yang Baik HatiLukas 10: 25 -3725Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” 26Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” 27Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 28Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” 29Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” 30Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-hadapatn, tetapi juga memukulnya dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti19531Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiramnya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” 37Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” Maria dan Marta2. Guru membentuk kelompok dan dalam kelompok mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut ini.a. Bagaimana situasi hidup pada zaman Yesus menurut bacaan tadi?b. Apa kritik yang hendak disampaikan Yesus melalui perumpamaan tersebut? c. Apa yang dikehendaki Yesus berdasar kisah yang disampaikan Yesus?d. Cari contoh sikap dan tindakan Yesus dalam Kitab Suci dalam upayanya mengikis sikap mengasihi secara pilih-pilih.e. Bagaimana mewujudkan cinta yang tanpa pilih-pilih dalam kehidupan sehari-hari?3. Setelah diskusi, diberi kesempatan untuk dilakukan pleno atas hasil diskusi kelompok.4. Setelah selesai pleno, bila diperlukan, Guru dapat menanggapi dan meneguhkan dengan pokok-pokok peneguhan sebagai berikut.• Yesus hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan ditengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama, segolong an, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya, dan sebagainya.• Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan, sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam kisah yang disampaikan oleh Yesus.196Buku Guru Kelas VII SMP• Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi itu bahagia. Tidak pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan menjadikan orang tersebut bahagia.• Contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa membedakan yang dapat dilakukan remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang dan tidak hanya berteman dengan teman tertentu saja, mau mendekati atau berteman dengan orang yang oleh teman lain dijauhi, mau terlibat kegiatan bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman tidak hanya pada teman dekat saja melainkan kepada semua teman yang memerlukan bantuan.Langkah 3Refleksi Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pribadi berdasarkan kegiatan pembelajaran hari ini, dan hasil refleksinya diminta untuk diungkapkan secara tertulisYesus memberikan teladan kepada kita, bahwa Ia mengasihi semua orang tanpa membedakan. Kasih yang tanpa membedakan ini, memungkinkan terjadinya kehidupan yang penuh dengan kedamaian. Berdasarkan pengalaman belajar kalian hari ini, nilai apa yang kalian peroleh dalam pelajaran hari ini? Kebiasaan mana yang menjadikan kita mengasihi tanpa membedakan? Teladan seperti apa yang telah Yesus tunjukkan dalam hal cinta tanpa membedakan ini? Kebiasaan seperti apa yang akan kalian usahakan untuk mewujudkan kasih yang tak membedakan ini?DoaGuru mengajak peserta didik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama. Allah, Bapa kami yang Mahakasih,Engkau telah mengajarkan kepada kami untuk mengasihi sesama tanpa membedakan.Bantulah kami ya Bapa, agak kami mampu untuk mewujudkan kasih,seperti yang dikehendaki oleh Yesus Putera-Mu.Bantulah kami ya Bapa,Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti197agar kami mampu menghilangkan keegoisan kami dan kelemahan manusiawi kami,sehingga kami mampu mengasihi sesama tanpa membedakan satu dengan yang lain.Semua ini kami haturkan kehadirat-Mu ya Bapa,dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juru selamat kami.Amin.D. Membangun Diri seturut Teladan YesusKompetensi Dasar1.8. Beriman akan Yesus yang memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah.2.8. Percaya diri dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan Yesus Kristus.3.8. Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk mengembangkan hidup bersama.4.8. Melakukan aktivitas (misalnya Menemukan dan menuliskan ayat-ayat Kitab Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat motto) yang berhubungan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik.IndikatorPeserta didik mampu1. Menyebutkan tokoh-tokoh di masyarakat yang dapat menjadi idola.2. Menjelaskan bahwa Yesus adalah Sang Inspirator.3. Menyebutkan sikap-sikap Yesus sebagai Sang Inspirator.4. Meneladan sikap Yesus dalam hidup sehari-hari.Bahan Kajian1. Tokoh-tokoh di masyarakat yang dapat menjadi idola.2. Yesus adalah Sang Inspirator.3. Sikap-sikap Yesus sebagai Sang Inspirator.4. Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.5. Sikap Yesus dalam hidup sehari-hari.6. Perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan Yesus.Sumber Belajar1. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010.198Buku Guru Kelas VII SMP2. Komkat KWI, Persekutuan Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII,Yogyakarta, Kanisius, 2004.3. Pengalaman peserta didik.PendekatanKateketis dan Saintifik Metode1. Diskusi Kelompok2. Sharing3. RefleksiWaktu6 Jam PelajaranPemikiran Dasar Remaja pada umumnya memiliki tokoh yang diidolakan dalam hidupnya. Pada umumnya tokoh idola mereka adalah orang-orang yang terkenal, rupawan, dan berprestasi. Dengan memiliki tokoh idola, dapat menjadikan tokoh idolanya sebagai acuan dalam kehidupannya. Tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi, motiasi dan pendorong semangat dalam setiap segi kehidaupan para remaja. Bagaimana dengan Yesus? Apakah remaja saat ini mengidolakan Yesus? Yesus telah dan terus memberi pengaruh begitu mendalam dalam diri para pengikut-Nya. Mereka yakin bahwa tidak mungkin ada orang lain yang sama atau lebih besar dari pada-Nya. Bahkan Musa atau Elia tidak (Markus 9: 2 – 8), Abraham juga tidak (Yohanes 8:58). Tidak perlu lagi “menantikan seorang lain” (Matius 11:3). Yesus adalah penggenapan setiap janji dan nubuat. Kalau ada yang harus diangkat menjadi Mesias, Raja, Tuhan, Anak Allah, tidak ada kemungkinan lain kecuali Yesus (Kis 2:36; Rom 1:4; Wahy 17:14; 19:16) Yesus adalah terobosan sejarah manusia. Kata-kata-Nya adalah sabda Allah. Roh-Nya adalah Roh Allah. Perasaan-Nya adalah perasaan Allah. Pada zaman ini percaya kepada Yesus berarti setuju dengan yang telah dikatakan mengenai diri-Nya. Jika Percaya kepada Yesus berarti percaya bahwa Dia Ilahi. Percaya bahwa Yesus Ilahi adalah memilih untuk menjadikan Dia dan yang Ia perjuangkan sebagai Allah. Remaja SMP merupakan remaja yang masih senantiasa mencari tokoh idola. Dengan pelajaran ini diharapkan peserta didik semakin mengenal Yesus secara lebih luas dan lebih mendalam, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menjadikan Yesus sebagai tokoh idola bagi mereka.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti199Kegiatan PembelajaranDoaGuru mengajak peserta didik untuk mengawali pelajaran dengan berdoa bersama.Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu, karena telah mengasihi kami dan memberi kesempatan kepada kami untuk mengenal Engkau dan Yesus Putra-Mu. Mohon terang dan bimbingan-Mu Bapa, agar pada hari ini kami dapat semakin mengenal Yesus Putera-Mu.Dengan semakin mengenal Putera-Mu,Kami dapat menjadikanNya sebagai idola kami dalam hidup sehari-hari.Demi Kristus, Tuhan dan juru selamat kami.Amin.Langkah 1Mengenal Tokoh-Tokoh Idola dalam Masyarakat1. Guru mengadakan dialog dengan peserta didik tentang tokoh-tokoh idola dari para remaja, melalui beberapa pertanyaan berikut ini.a. Siapakah tokoh idolamu? Mengapa memilihnya sebagai tokoh idola?b. Apa yang kalian kagumi dari tokoh idolamu itu?c. Apa usaha yang kamu lakukan untuk meneladan tokoh idolamu?2. Setelah tanya jawab, guru dapat memberikan peneguhan dengan menyampaikan beberapa hal seperti berikut.a. Remaja pada umumnya memiliki tokoh yang diidolakan dalam hidupnya. Pada umumnya tokoh idola mereka adalah orang-orang yang terkenal, rupawan, dan berprestasi. b. Dengan memiliki tokoh idola, dapat menjadikan tokoh idolanya sebagai acuan dalam kehidupannya. Tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi, motiasi dan pendorong semangat dalam setiap segi kehidupan para remaja.Langkah 2Menemukan Pribadi Yesus sebagai Tokoh Idola1. Peserta didik diminta untuk melakukan studi pustaka dengan tugas sebagai berikut:a. Peserta didik diminta menuju ke perpustakaan untuk membaca Kitab Suci.200Buku Guru Kelas VII SMPb. Membaca Kitab Suci dan mencari atau menemukan sikap/ sifat/ atau tindakan Yesus yang bagi mereka luar biasa dan mengagumkan.c. Menuliskan berbagai sikap/sifat/ atau tindakan Yesus yang bagi mereka luar biasa dan mengagumkan tersebut dalam lembar kertas laporan.2. Peserta didik diminta untuk mengomunikasikan temuannya kepada teman-teman mereka.3. Guru dapat memberikan peneguhan kepada peserta didik dengan beberapa pokok peneguhan berikut ini.• Kita sudah melihat seperti apakah Yesus itu. Karena kita telah mengimani bahwa Dialah Allah kita, maka seluruh pribadi Yesus kita yakini memberi inspirasi dalam hidup kita. Seluruh hidup kita hendaknya diinspirasi, dimotivasi dan didorong oleh pribadi Yesus yang kita kenal dan kita imani itu. Dengan demikian Yesuslah tokoh idola kita dalam hidup.• Menjadikan Yesus sebagai tokoh idola berarti berusaha untuk menyerupai Yesus, berusaha untuk seperti Yesus, berusaha untuk menjadi kebanggan Yesus dalam setiap langkah, dan dalam setiap peri kehidupan kita. Yesus menjadi nafas dalam kehidupan kita.4. Guru kemudian meminta peserta didik untuk membentuk kelompok, dan di dalam kelompok melakukan kegiatan sebagai berikut.Syahadat Kehidupan”Aku percaya akan Allah Sang Pencinta kehidupan,Allah yang senantiasa mencintai dirikutanpa syarat apa pun,Allah yang selalu menginginkan diriku hidupdengan penuh kelimpahanAku percaya akan Allah yang selalau mengampuni dirikuserta membukakan masa depan bagiku,masa depan yang penuh kehidupan dan harapan.Aku percaya akan Allah yang selalu menyertai perjalanan hidupku,bersedia membantuku, menyembuhkan luka-luka dalam hidupku,menguatkan aku, menderita bersamaku, serta menjadi sahabatku yang terbaik.Aku percaya akan Allah yang hanya mengenal cinta dan kasih setia (compassion);Allah pencinta kehidupan dan selalu mengundang akuuntuk memilih kehidupan tersebut.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti201Dalam iman seperti ini, aku menemukan kebahagiaandan rasa damai yang mendalam di dalam kehidupanku sekarang ini, maupun harapan akan kehidupan yang akan datang”(Membangun Komunitas Murid Yesus, untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius)a. Hening dalam kelompok dan secara pribadi merenungkan kata demi kata “Syahadat Kehidupan” tersebut. (pada saat ini jika memungkinkan guru dapat mengiringi dengan musik instrumen).b. Menuliskan niatnya dalam membangun sikap-sikap yang akan diwujudkan untuk meneladani Yesus.c. Membagi niat itu kepada temannya dalam kelompok.Langkah 3Semakin Mengenal Allah yang Diwartakan Yesus Melalui Dramatisasi Kitab Suci1. Guru membagi kelas dalam tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah peserta didik) dan setiap kelompok diminta untuk membuat dramatisasi dari teks Kitab Suci yaitu: Matius 18: 21-35; Lukas 15: 11-32; Matius 20: 1-16.2. Masing-masing kelompok diberi waktu untuk berlatih drama sesuai dengan tugas kelompoknya.3. Peserta didik mendramatisasikan kisah dalam Kitab Suci tersebut, dan setelah mendramakan, mereka menyampaikan makna/ pesan Kitab Suci yang di dramakan bagi kelompok.Langkah 4Refleksi 1. Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pribadi berdasarkan kegiatan pembelajaran hari ini, dan hasil refleksinya diminta untuk diungkapkan secara tertulis. 2. Sebagai orang yang mengimani Yesus, maka bukan hal yang salah, jika kita mengidolakan Dia dalam hidup kita. Dia yang telah kita kenal melalui sabda dan perbuatan-Nya, dapat menjadi idola bagi kita semua. Sikap Yesus yang seperti apakah yang ingin kalian teladani? Apasaja usahamu untuk mewujudkan itu dalam hidup sehari-hari?202Buku Guru Kelas VII SMPDoaGuru mengajak peserta didik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama. Yesus yang Mahabaik,Engkau adalah teladan kami dalam seluruh kehidupan ini.Kami bangga dan bersyukur, karena boleh percaya dan mengimani Engkau.Ajarlah kami ya Yesus, agar kami dapat meneladan-Mu.Ajarlah kami ya Yesus, agar kami mampu menjadi seperti-Mu,yang senantiasa mengasihi, senantiasa memperhatikan dan juga senantiasa mengampuni.Perkenankanlah kami menjadikan-Mu sosok idola bagi kami.Kami membuka diri, agar Engkau berkenan menjadi idola kami,yang memotivasi kami, yang mewarnai hidup kami, yang menginspirasi hidup kami serta mendorong kami untuk senantiasa hidup seturut kehendak-Mu.Engkau kami puji dan kami sembah ya Tuhan,kini dan sepanjang masa.Amin.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti203PENILAIAN1. Penilaian Sikap Spiritual:Bentuk/ Teknik Penilaian : Penilaian diri Instrumen Penilaian : Nilailah dirimu sendiri dan berilah tanda centang (a) pada kolom 4 (selalu), 3 (sering), 2 (kadang-kadang) atau 1 (tidak pernah) sesuai dengan hal-hal yang ada dalam pernyataan berikut ini.Format Penilaian : No.PernyataanSkor43211.Saya mengimani Yesus yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam hidup saya2.Saya percaya bahwa semua kebaikan berasal dari Yesus3.Saya percaya bahwa Yesus senantiasa menuntun saya kejalan yang baik dan benar4.Saya percaya bahwa Yesus senantiasa membimbing dan membisikkan hal yang baik dalam hati sayaJumlah SkorNilai akhir: Skor yang diperoleh x 100 = Skor maksimal2. Penilaian Sikap SosialBentuk/ Teknik Penilaian : ObservasiInstrumen Penilaian : No.Hal yang diamatiSkor43211.Berani berbuat baik walaupun temannya tidak2.Tanpa ragu-ragu, mau membantu teman yang mengalami kesulitan,3.Berani menegur teman yang melakukan kesalahan atau tindakan yang tidak benarJumlah SkorNext >