< PreviousKelas XI sMa/Ma/sMK/MaK94seMester 2PEMENTASAN TEATERBAB12PETAKoNSEPMerancang Pementasan Teater ModernMerancang Konsep PementasanMerancang Teknik Pementasan Teater ModernMerancang Prosedur Pementasan Teater ModernSetelah mempelajari Bab 12 diharapkan siswa mampu:1. mengidentifikasi kebutuhan dalam pementasan,2. mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab setiap anggota kepanitiaan,3. mengidentifikasi jenis-jenis teater yang akan dipentaskan,4. melakukan latihan pementasan, dan5. melakukan pementasan teater.senI Budaya95Pementasan teater merupakan puncak dari kerja yang panjang, yaitu dimulai dari proses latihan peran, latihan membaca naskah, merancang tata panggung, tata rias dan busana serta faktor pendukung lainnya. Pementasan dapat berhasil jika didukung oleh tim yang handal dan saling melengkapi. Pementasan yang baik haruslah dimulai dari menuliskan konsep pementasan, teknik yang digunakan dalam pementasan, dan prosedur yang harus dilakukan dalam pementasan. Sebelum mempelajari materi pembelajaran, perhatikan beberapa gambar pementasan di bawah ini.Sumber: penulisGambar 12.1 Diperlukan tata rias busana sesuai dengan karakter tokoh yang diinginkan.Sumber: penulisGambar 12.3 Tata panggung dapat menjadi petunjuk tentang cerita yang dimainkan.Sumber: penulisGambar 12.2 Untuk mengetahui karakter tokoh dapat dilihat dari tata rias busana yang digunakan.Sumber: penulisGambar 12.4 Permainan pencahayaan dapat membantu desain dramatik teater.Setelah kamu mengamati gambar tentang teater, deskripsikan tentang beberapa hal pada kolom di bawah ini.NoDeskripsi Tata PanggungDeskripsi Rias Busana Tokoh1234Kelas XI sMa/Ma/sMK/MaK96seMester 2Setelah kamu mengisi kolom tersebut langkah selanjutnya dapat mendiskusikan dengan teman lainnya. Melalui diskusi dapat diperoleh lebih banyak lagi informasi tentang pementasan teater.A. Konsep PementasanPada setiap pementasan teater memerlukan konsep. Isi konsep mencerminkan apa yang hendak disampaikan kepada penonton. Sebuah konsep biasanya telah dirancang jauh hari sehingga pada saat pementasan semua dapat berjalan sesuai dengan rencana. Konsep haruslah dirancang secara kuat sehingga dapat menampilkan cerita secara baik. Konsep pementasan teater dapat dimulai dari merancang panggung. Kesesuaian antara panggung dengan cerita yang akan dibawakan dapat menambah desain dramatik teater lebih baik. Seorang manajer panggung tidak hanya pandai dalam mengatur kerja krunya tetapi dapat menerjemahkan makna dan isi pesan yang hendak disampaikan pada cerita tersebut. Panggung mencerminkan cerita itu sendiri. Panggung merupakan latar tempat cerita itu berada.Konsep tata panggung akan semakin kuat dengan dukungan konsep tata rias dan busana. Karakter dan tokoh selain dapat dilihat dari akting yang dilakukan, juga dapat dilihat dari tata rias dan busana yang dikenakan. Setiap rias dan busana yang dikenakan oleh pemain dapat menunjukkan karakter dan tokoh yang sedang diperankan. Kostum membantu seorang pemain teater untuk dapat menjiwai tokoh yang diperankan.Konsep tata iringan memegang peran penting di dalam pertunjukan teater. Suasana dapat dibangun melalui tata iringan. Suasana riang, suasana haru, suasana sedih, suasana hening, dapat ditampilkan melalui tata iringan. Konsep ini disesuaikan dengan isi dan makna yang ingin disampaikan sehingga ada kesatuan utuh antara konsep panggung, konsep rias busana, dan konsep iringan. Ketiga harus menjadi kesatuan utuh tidak berdiri sendiri-sendiri. Pemilihan alat musik memiliki efek terhadap suasana yang ingin dibangun.Sumber: penulisGambar 12.5 Konsep pementasan dengan menggunakan layar sebagai pendukung cerita.Sumber: penulisGambar 12.6 Konsep tata rias dan busana sesuai dengan cerita yang dipentaskan.senI Budaya97B. Teknik PementasanPementasan sebuah lakon teater dapat berhasil jika memperhatikan teknik pementasan secara detail. Pementasan satu lakon dengan lakon lainnya memerlukan teknik pementasan yang berbeda. Kemungkinan ada yang sama. Beberapa teknik pementasan yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.Teknik tata panggung perlu dirancang untuk keluar masuk pemain. Keluar dan masuk pemain ke dalam panggung pertunjukan memiliki peran penting. Teknik ini dapat membantu pertunjukan teater menjadi lebih cair dan tampil sesuai dengan cerita yang ingin dibangun. Pada pertunjukan teater pemain keluar dan masuk ke arena panggung dapat berasal dari sayap kiri atau kanan panggung, tetapi dapat juga masuk ke dalam panggung melalui bawah. Ada beberapa pertunjukan menampilkan pemain ke dalam panggung dari atas. Saat ini teknik keluar dan ke dalam panggung dapat menggunakan teknologi. Properti yang digunakan dalam teknik keluar dan ke dalam panggung perlu dirancang secara matang. Beberapa properti panggung dapat menggunakan roda sehingga memudahkan untuk memindahkan atau mengeluarkan dari atas panggung.Teknik iringan pada pementasan teater perlu dirancang secara matang. Jika iringan dengan menggunakan musik hidup tentu penanganannya berbeda ketika menggunakan tape recorder maupun sejenisnya. Saat ini teknik iringan pada pementasan teater dimungkinkan dengan menggunakan bantuan komputer. Teknik ini dapat lebih praktis dan menghemat biaya. Musik dengan bantuan komputer dapat lebih beragam bunyi alat musik sehingga suasana yang ingin dibangun dapat terpenuhi secara maksimal dengan biaya seminimal mungkin.Teknik tata lampu diperlukan jika pertunjukan dilaksanakan pada malam hari. Spot atau titik lampu perlu dirancang sesuai dengan bloking pemain di atas pentas. Suasana cerita dapat dibangun melalui permainan pencahayaan yang baik. Kapan lampu menyala secara general dan kapan lampu hanya menyorot pada satu titik tertentu untuk menambah karakter lebih kuat terhadap tokoh yang ditampilkan. Teknik pada tata lampu juga perlu mempelajari kostum yang dipakai pemain sehingga karakter yang ingin ditampilkan tetap sesuai dengan warna yang dikehendaki.Sumber: penulisGambar 12.7 Perlu teknik tersendiri ketika membawa sebuah tempat tidur kayu dalam ruang pentas.Sumber: penulisGambar 12.8 Konsep teknik tata lampu yang baik hanya menyorot pada sekelompok pemain sebagai pendukung cerita.Sumber: penulisGambar 12.9 Konsep pementasan dengan pencahayaan fokus pada aktor sehingga menimbulkan kesan kuat.Kelas XI sMa/Ma/sMK/MaK98seMester 2C. Prosedur PementasanSetiap pementasan teater memerlukan prosedur sehingga semua berjalan dengan baik dan tanpa halangan. Langkah pertama dalam prosedur pementasan adalah bekerjanya organisasi kepanitiaan sesuai dan tugas dan fungsinya. Pimpinan organisasi pementasan dapat mengatur setiap bidang bekerja sesuai dengan tugasnya. Pada prosedur pementasan perlu dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP), baik sebelum pementasan dimulai maupun pada saat pementasan.Setiap unit kerja atau seksi dapat mematuhi SOP yang telah disepakati. Pada bagian ticketing misalnya, perlu merancang tempat untuk penonton. Apakah penonton akan duduk dengan kursi, duduk di lantai, atau berdiri dalam menyaksikan pementasan teater. Pengaturan ini penting agar semua dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Demikian juga pada bagian peralatan properti perlu menyiapkan alur keluar dan masuk properti ke atas panggung sesuai dengan urutan kebutuhannya. Unit tata rias busana perlu juga menerapkan prosedur secara baik sehingga semua pemain menggunakan rias dan busana sesuai dengan karakter dan tokoh yang diperankan. Pada bagian ini perlu menghitung setiap pemain waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rias dan busana. Perias perlu memahami setiap tokoh dan karakter sehingga dapat menafsirkan dalam bentuk visual secara baik.D. Uji KompetensiSetelah mengikuti pembelajaran tentang pementassan teater, jawab pertanyaan di bawah ini.1. Uji kompetensi Pengetahuan1. Jelaskan fungsi tata rias dalam pementasan teater!2. Jelaskan fungsi tata panggung dalam pementasan teater!3. Jelaskan fungsi sutradara dalam pementasan teater!Sumber: penulisGambar 12.10 Konsep pementasan dengan menggunakan dua setting panggung rendah dan tinggi diperlukan pengaturan keluar dan masuk pemain ke arena panggung.senI Budaya99RangkumanPementasan teater dapat dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa syarat, yaitu tata panggung sesuai dengan isi cerita yang ingin disampaikan. Karakter dan tokoh tidak hanya dapat ditampilkan dalam bentuk bahasa tubuh dan bahasa verbal, tetapi juga melalui kostum rias yang digunakan. Durasi waktu pementasan sebuah teater dapat disesuaikan dengan tema cerita, tetapi sebaiknya tidak lebih dari 90 menit sehingga tidak membosankan penonton yang melihatnya. Lakon pada teater dapat diadaptasi dari cerita rakyat, lalu dikembangkan menjadi cerita teater modern.Tata iringan mempunyai pengaruhi kuat terhadap pementasan teater. Suasana dapat dibangun melalui musik. Keriangan tidak hanya dapat dibangun melalui akting para pemain, tetapi juga musik yang mengiringinya. Pada beberapa teater dalam bentuk opera, musik, dan nyanyian merupakan dua sisi yang saling melengkapi.RefleksiPada materi pementasan kita dapat belajar gotong royong, kerja sama, disiplin, empati, serta saling memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. Kita juga dituntut untuk mematuhi segala aturan yang telah dibuat bersama. Pementasan teater merupakan gambaran dari kehidupan nyata. Karakter maupun tokoh yang ditampilkan terkadang memiliki kesamaan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga dengan cerita yang ditampilkan terkadang merupakan representasi dari masalah yang dijumpai dalam keseharian. Jadi, bermain teater dapat memahami karakter dan watak setiap individu yang berbeda-beda.Kelas XI sMa/Ma/sMK/MaK100seMester 2Pameran Seni RupaPameran adalah salah satu bentuk penyajian karya seni rupa murni, desain, dan kria agar dapat berkomunikasi dengan pengunjung. Makna komunikasi berarti, karya-karya seni rupa yang dipajang tersaji dengan baik, sehingga para pemirsa dapat mengamatinya dengan nyaman untuk mendapatkan pengalaman estetis dan pemahaman nilai-nilai seni.Proposal PameranProposal adalah rencana sistematis, teliti, dan rasional penyelenggaraan pameran seni rupa yang dibuat oleh panitia untuk pedoman kerja bagi kepentingannya, termasuk bagi sekolah, sponsor, perizinan dan lain-lain.Materi pameranMateria pameran adalah koleksi terbaik karya seni rupa murni, desain, dan seni kria, terdiri dari karya-karya tugas harian, karya mandiri, maupun karya-karya para pemenang berbagai lomba seni rupa dari para siswa-siswi sekolah menengah atas tertentu.Kurasi PameranInformasi tentang koleksi materi pameran seni lukis, seni grafis, desain, dan kria, agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual, aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain, atau kria yang dipamerkan.Kurator PameranOrang yang kompeten bekerja mengkurasi kegiatan pameran seni rupa. Dia adalah penulis informasi tentang keunggulan dan permasalahan materi pameran untuk kepentingan apresiasi dan penilaian. Tulisan kurasi yang dibuatnya biasanya di muat di katalogus pameran, yang dipakai sebagai acuan utama dalam kegiatan diskusi seni rupa, sebagai bagian dari kegiatan pameran.PerupaIstilah profesi orang yang bekerja menciptakan, memamerkan, dan menghidupi diri dan keluarganya dari hasil ciptaannya di bidang seni rupa, sesuai dengan aliran yang dianutnya.Fungsi SeniAda tiga fungsi seni, fungsi seni secara personal, fungsi seni secara sosial, dan fungsi seni secara fisikal. Seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa terapan adalah penciptaan benda pakai yang estetis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat desain atau kria berfungsi memenuhi kebutuhan fisikal yang sifatnya praktis dan sekaligus indah.GlosariumsenI Budaya101Makna PameranMakna pameran adalah melatih kemampuan siswa bekerja sama, berorganisasi, berpikir logis, bekerja efesien dan efektif dalam penyelenggaraan pameran seni rupa. Sehingga nilai pameran, tujuan, sasaran, dan tema pameran tercapai dengan baik.Konsep SeniAspek konsep berkaitan dengan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi.Nilai EstetisNilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi (1) objektif/intrinsik dan (2) subjektif/ekstrinsik. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni, aktivitas ini mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni. Sedangkan nilai subjektif kita peroleh dari pengalaman mengamati karya seni, misalnya tentang kesan kita atas “pesan seni” dan nilai keindahan berdasarkan reaksi dan respons pribadi kita sebagai pengamat.Tema SeniTema seni bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal seperti hara-pan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal, kepribadian seorang perupa diekspresikan melalui karya seni. Sedangkan realitas eksternal adalah ekspresi interaksi perupa dengan kepercayaan; religius, kemiskinan, ketidakadilan, nasionalisme, politik (tema sosial), hubungan perupa dengan alam; (tema lingkungan) dan lain sebagainya.Pop ArtPop Art adalah produk sistem perekonomian kapitalis, di mana segala hal dalam kehidupan ini, termasuk hal-hal yang berada dalam wilayah realitas simbolisme diusahakan menjadi komoditi yang bisa dijual ke pasar bebas. Oleh karena itu logika produk kesenian yang lahir dari sistem perekonomian ini adalah logika pasar, bukan logika artistik.Seni OptikSeni optik pada kemunculannya meliputi seni dua dimensi dan tiga dimensi, yang mendasarkan diri pada limo optik, limo cahaya, dan limo warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi fallibilitas mata. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas geometrik dan perulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang digunakan kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas pada hue atau saturation yang tajam dan tegas.102SENI RUPAAchmad, Katherina. 2012. Raden Saleh. Yogyakarta: Penerbit Narasi.Bangun, Sem C. 2011. Apresiasi Seni. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.______, 2011. Kritik Seni Rupa. Cetakan ketiga. Bandung: Penerbit ITB.______, 2007. Kompetensi Pendidik dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Budaya. Jurnal Pendidikan Seni, Kagunan, Tahun II No. 01. Agustus 2007. 74-81.Carrol, Noell. 2005. Theories of Art Today. The University of Wisconsin Press.Feldman, Edmund Burke. 1967. Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice Hall.Iskandar, Popo. 1977. Affandi, Suatu Jalan Baru Dalam Ekspresionisme. Jakarta: Akademi Jakarta bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Penulisan Buku Kurikulum 2013. Jakarta, 3-5 September 2013.______, 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta, 15 Agustus 2013.______, 2015. Kompetensi Isi dan Kompetensi Dasar SMA/MA/SMK/MAK Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Kemdikbud.Koentjaraningrat, Prof. Dr. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.______, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.Levine, Gemma. 1978. With Henry Moore, The Artist at Work. New York: Times Books.Lovejoy, Margot. 2004. Digital Current: Art in The Electronic Age. New York and London: Roudlege.Mustika, 1992. Tokoh-Tokoh Pelukis Indonesia. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI.Peursen, C.A. van, Prof. Dr.,1976. Strategi Kebudayaan. Diindonesiakan oleh Dick Hartoko. Yogyakarta: Kanisius.Semiawan, Conny R., 1999. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja Rosda-karya.Supangkat, Jim. 1995. Indonesian Modern Art and Beyond. Jakarta: Indonesian Fine Art Foundation.Wardhani, Cut Kamaril, dkk. 2011. Penciptaan Karya Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.Wagner, Fritz A. 1988. Art of Indonesia. Singapore: Graham Brash.Wentinck, Charles, 1974. Masterpiece of Art. New York: Park Lane.Wilson, Brent G. 1971. Evaluation of Learning in Art Education. Dalam B.S. Bloom, Hand Book Formative and Sumative Evaluation of Student Learning. New York: McGraw Hill.http: media. Smashing magazine. Diakses 9 Agustus 2013.http: melbourneblogger.blogspot.com. Diakses 19 September 2013.http:www.griya-asri.com. Diakses 25 Oktober 2013.http://www.kompasiana.com/ Diakses 29 Januari 2016.http://flpjaya.com/2014/07/09/seni-kreativitas-dan-proses-kreatif-23-betulkah-tak-ada-ide-yang-benar-benar-orisinal/ Diakses 30 Januari 2016.Daftar Pustaka103SENI TARIBrandon, James, R. 1967. Theatre in South East Asia. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press.Hawkins, Alma. Moving from Within: A New Method for Dance Making. Terjemahan Prof. Dr. I Wayan Dibia. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta: MSPIHolt, Claire. 1967. Art in Indonesia: Continuities and Change. Ithaca, New York: Cornell University Press juga terjemahannya oleh R.M. Soedarsono. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Bandung: MSPI.Humprey, Dorris. 1959. The Art of Making Dancers. New York: in the United States of Amerika.Morris, Desmond. 1977. Man watching: A Field Guide to Human Behaviour. New York: Harry N Abrams, Inc. Publisher. Murgianto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi Beberapa Masalah Tari di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.Kurikulum 2013. Panduan Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014. Pusat Pengembangan profesi pendidik. Jakarta: Penjaminan mutu pendidikan.Soedarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.--------------------- 2003. Jejak-Jejak Seni Pertunjukan di Asia Tenggara. Bandung: MSPI.Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tindakan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.https://allkpopblog.wordpress.com/page/7/[10 Desember 2015]http://badungtourism.com/arts-Barong_and_Rangda_Dance.html?lang=id[19 Desember 2015]http://bali.panduanwisata.id/blog/tari-barong-dan-tari-kecak[10 Desember 2015]http://balikuu.blogspot.co.id/2014/11/tari-tarian-di-bali.html[22 desember 2015]http://bloggbebass.blogspot.co.id/2013/11/tari-tarian-daerah-riau.html[10 Desember 2015]http://blogjarumbeakalanplus.org.jpg[13 Desember 2014]http://cabiklunik.blogspot.com/tari danshare.jpg [12 Desember 2014]https://chrevie.wordpress.com/2010/10/19/tarian-khas-dayak[10 Desember 2015]https://daulagiri.wordpress.com/2009/04/27/minang-dance[15 Desember 2015]http://elvinachristina.blogspot.co.id/2009_04_01_archive.html[2 Februari 2016]http://greatindnesia.blogspot.co.id/2014/02/gambar-dan-nama-tari-tradisional-daerah.html[10 Desember 2015]https://imaginationphoto.wordpress.com/2011/01/06/seni-tari-konteporer[2 Februari 2016]http://indrianieriza.blogspot.co.id/2011/07/tari-melayu-antara-tradisi-dan.html[11 Desember 2015]http://indonesiaexplorer.net/tarian-bali-simbol-kebudayaan-bangsa-indonesia.html[20 Desember 2015]http://www.inspirasinusantara.com/tari tayub blora/jpg [10 Desember 2014]http://www.kompasiana.com/290465tantepaku/menyamar-menjadi banci_55003565813311a119fa72bf [22 Desember 2015]Next >