< Previous 82Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 22. Peristiwa Rengasdengklok Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Jepang, tanggal tersebut merupakan titik akhir nyali mereka dalam melanjutkan PD II. Menyerah kepada Sekutu adalah pilihan yang sangat pahit tetapi harus dilakukan. Bagi bangsa Indonesia, tanggal tersebut justru menjadi kesempatan baik untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Inilah yang menjadi pemikiran utama para pemuda atau sering disebut Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia. Para pemuda berpikir, bahwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu, berarti di Indonesia sedang kosong kekuasaan. Proklamasi dipercepat adalah pilihan yang tepat, sekaligus tanpa campur tangan Jepang.Para pejuang terutama kaum muda yang melancarkan gerakan “bawah tanah” segera mengetahui berita penyerahan Jepang itu. Para pemuda mendesak para tokoh senior untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sutan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda yang aktif dalam “gerakan bawah tanah” telah mengetahui berita penyerahan Jepang kepada Sekutu dari siaran radio. Oleh karena itu, ia segera menemui Moh. Hatta di kediamannya. Syahrir mendesak agar Sukarno dan Moh.Hatta segera memerdekakan Indonesia. Kira-kira pukul 14.00 Syahrir berhasil menemui Bung Hatta yang baru saja datang dari Dalat, Saigon. Syahrir menyampaikan informasi tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Oleh karena itu, agar Sukarno dan Moh.Hatta mau menyatakan kemerdekaan. Namun Hatta tidak bersedia dan akan membicarakan dengan Bung Karno. Oleh karena itu, Bung Hatta dan Syahrir pergi ke kediaman Bung Karno. Syahrir menyampaikan hal yang sama saat bertemu Moh. Hatta, agar Bung Karno dan Bung Hatta mau memerdekaan Indonesia karena Jepang telah menyerah. Tetapi Bung Karno belum bersedia sambil mencari kebenaran berita tentang menyerahnya Jepang pada Sekutu.Mengapa Sukarno dan Hatta menolak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Sebagai tokoh-tokoh yang demokratis, tahu hak dan kewajiban selaku pemimpin, kedua tokoh itu berpendapat bahwa untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, perlu dibicarakan dengan PPKI agar tidak menyimpang dari ketentuan. Akan tetapi, para pemuda berpendapat bahwa proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI. Menurut para pemuda, PPKI 83 Sejarah Indonesiaitu buatan Jepang. Pemuda berharap kemerdekaan yang dilakukan adalah kemerdekaan yang dilakukan oleh bangsa sendiri, bukan karena jasanya Jepang.Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 21.30 WIB, para pemuda yang dipimpin Wikana, dan Darwis datang di rumah Sukarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana dan Darwis memaksa Sukarno untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar proklamasi malam ini dapat dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sambil menimang-nimang senjata Wikana berucap dan bernada ancaman. Wikana terperanjat setelah melihat sikap dan bentakan Bung Karno. Suasana rumah Bung Karno semakin tegang. Hal ini juga disaksikan antara lain oleh Moh. Hatta, dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, dan lwa Kusumasumantri.Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Para pemuda kemudian meninggalkan rumah kediaman Bung Karno. Bung Karno kemudian meminta Bung Hatta untuk mengundang para anggota PPKI pada pagi tanggal 16 Agustus 1945 untuk rapat membahas keadaan terakhir Indonesia dan persiapan untuk kemerdekaan Indonesia.Wikana :“Bung … Apabila Bung Karno tidak mengumumkan kemerdekaan malam ini juga, besok akan terjadi pertumpahan darah”Sukarno bangkit dari duduk dan nampak marah kemudian berjalan menuju Wikana nyawa saya malam ini juga, jangan menunggu sampai besok berdiri. Sukarno membuka krah baju sambil berucap:Sukarno: Ini gorok leher saya, seretlah saya ke pojok itu, sudahilah ”Saya tidak bisa melepas tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI, karena itu akan saya tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”. 84Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 2Para pemuda malam itu sekitar pukul 24.00 tanggal 15 Agustus mengadakan pertemuan di Jl Cikini 71 Jakarta. Para pemuda yang hadir, antara lain Sukarni, Wikana, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih. Mereka sepakat untuk membawa Sukarno dan Moh. Hatta ke luar kota. Tujuannya, agar kedua tokoh ini jauh dari pengaruh Jepang dan bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Para pemuda juga sepakat menunjuk Shodanco Singgih untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut.Untuk melaksanakan tugas, Singgih mendapat pinjaman beberapa perlengkapan dari markas Peta di Jaga Monyet. Waktu itu yang piket di markas Peta adalah Latif Hendraningrat.Singgih disertai pengemudi, Sampun dan penembak mahir Sutrisno bersama Sukarni, Wikana, dan dr. Muwardi menuju ke rumah Moh.Hatta. Singgih secara singkat minta kesediaan Moh. Hatta untuk ikut ke luar kota. Moh. Hatta menuruti kehendak para pemuda itu. Rombongan kemudian menuju ke rumah Sukarno. Tiba di rumah Sukarno, keluarga Sukarno baru saja makan sahur. Setelah permisi, Singgih masuk rumah dan meminta agar Sukarno ikut pergi ke luar kota saat itu juga. Sukarno setuju, asal Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) dan Moh.Hatta ikut serta. Pemuda pun mengiyakan permintaan Sukarno. Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi rombongan Sukarno, Moh.Hatta, dan para pemuda menuju ke arah timur. Pemuda tetap merahasiakan kemana tujuan rombongan Sukarno ini mau dibawa pergi, Ternyata rombongan ini akan dibawa ke Rengasdengklok. Sumber: Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, 1996.Gambar 6.6 Rute perjalanan ke Rengasdengklok. 85 Sejarah IndonesiaDipilihnya daerah Kawedanan Rengasdengklok, karena daerah itu terpencil yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang. Selain itu, juga ada hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta dan Daidan Jakarta, sehingga dari segi keamanan terjamin. Pagi hari rombongan Sukarno sampai di Rengasdengklok.Mereka diterima oleh Shodanco Subeno dan Affan. Mereka ditempatkan di rumah keluarga Tionghoa, Djiau Kie Siong yang simpati pada perjuangan bangsa Indonesia. Sehari di Rengasdengklok, para pemuda ternyata gagal memaksa Sukarno untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Namun, ada gelagat yang ditangkap oleh Singgih bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kalau sudah kembali ke Jakarta. Melihat tanda-tanda bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, maka sekitar pukul 10.00 bendera Merah Putih dikibarkan di halaman Kawedanan Rengasdengklok.Jakarta berada dalam keadaan tegang karena tanggal 16 Agustus 1945 seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Sukarno dan Moh. Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Akhirnya setelah terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan dan diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.Sumber: https://www.disparbud.jabarprov.co.id, 4-1-2016Gambar 6.7 Rumah Djiau Kie Siong 86Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 2Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk menjemput Sukarno dan rombongan. Namun kecurigaan para pemuda terhadap Ahmad Subardjo pun masih terjadi. Apakah, kalau Sukarno dan Hatta kembali ke Jakarta, proklamasi kemerdekaan akan bisa terlaksana. Terjadilah dialog antara Subeno selaku komandan Peta Rengasdengklok dengan Ahmad Subardjo.Dengan jaminan itu, maka Shodanco Subeno mewakili para pemuda mengizinkan Subardjo untuk bertemu dan membawa pulang bersama Ir. Sukarno, Drs. Moh.Hatta, dan rombongan kembali ke Jakarta. Petang itu juga Sukarno dan rombongan kembali ke Jakarta. Dengan demikian berakhirlah peristiwa Rengasdengklok.» Siapakah Ahmad Subarjo? Dapatkah kamu mencari riwayat Ahmad Subarjo? Mengapa dia berani menjadi taruhan kepada para pemuda bila proklamasi tidak terjadi tanggal 17 Agustus 1945? Apa yang terjadi seandainya proklamasi tidak jadi dilaksanakan? Nilai apa yang pantas kita contoh dari Ahmad Subarjo?Subeno : “Apa proklamasi dapat dilakukan sebelum tengah malam nanti”Subardjo : “Tidak mungkin. Sekarang sudah sekitar jam delapan (malam). Kami masih harus kembali ke Jakarta, lalu mengundang para anggota badan Persiapan Kemerdekaan untuk rapat kilat. Itu minta banyak waktu. Kami khawatir harus bekerja semalam suntuk untuk menyelesaikannya”Subeno : “Bagaimana kalau jam enam besok pagi”Subardjo : “Saya akan berusaha sekuat tenaga agar dapat selesai jam enam pagi”, tetapi sekitar tengah hari besok pasti sudah beres”Subeno : “Kalau tidak bagaimana?”Subardjo : “ Mayor, kalau semua gagal. Besok siang tanggal 17 Agustus jam 12.00 belum terjadi Proklamasi, jaminannya saya, sayalah yang bertanggung jawab, tembak matilah saya” 87 Sejarah Indonesia3. Perumusan Teks Proklamasi Bagaimana setelah para pemuda melepas para tokoh golongan tua tersebut? Rombongan Sukarno setelah mengantar pulang Fatmawati dan Guntur, menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol no. 1. Setelah tiba di Jl. Imam Bonjol No. 1, lalu Sukarno dan Moh.Hatta diantarkan Laksamana Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal Hoichi Yamamoto (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Akan tetapi, Gunseikan menolak menerima Sukarno-Hatta pada tengah malam. Dengan ditemani oleh Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah, mereka pergi menemui Somubuco Mayor Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur/Kepala Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang), dengan maksud untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sukarno menyampaikan bahwa akan mengadakan rapat PPKI untuk membahas persiapan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.Pada pertemuan antara Sukarno-Hatta dengan Nishimura ini tidak dicapai kata sepakat. Di satu pihak Sukarno- Hatta bertekad untuk melangsungkan rapat PPKI yang pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 itu tidak jadi diadakan karena mereka dibawa ke Rengasdengklok. Mereka menekankan kepada Nishimura bahwa Jenderal Besar Terauchi telah menyerahkan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada PPKI. Di lain pihak Nishimura menegaskan garis kebijakan Panglima Tentara ke-XVI di Jawa, bahwa dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura melarang Sukarno-Hatta untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan pihak Jepang. Mereka hanya berharap pihak Jepang supaya tidak menghalang-halangi pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.Rombongan Sukarno segera kembali ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis berkumpul di rumah Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, hadir para anggota PPKI, para pemimpin pemuda, para pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada di Jakarta. Mereka berjumlah 40 - 50 orang. 88Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 2Rumah Laksamana Maeda itu dianggap aman dari kemungkinan gangguan yang sewenang-wenang dari anggota-anggota Rikugun (Angkatan Darat Jepang/Kampeitai) yang hendak menggagalkan usaha bangsa Indonesia untuk mengumumkan Proklamasi Kemerdekaannya. Oleh karena Laksamana Maeda adalah Kepala Perwakilan Kaigun, maka rumahnya merupakan extra territorial, yang harus dihormati oleh Rikugun. Selain itu, Laksamana Maeda sendiri memiliki hubungan yang akrab dengan para pemimpin bangsa Indonesia, dan Maeda juga simpatik terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia, maka rumah beliau direlakan menjadi tempat pertemuan para pemimpin bangsa Indonesia untuk berunding dan merumuskan naskah/teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. » Siapakah Laksamana Maeda? Dapatkah kamu mencari riwayat hidupnya? Mengapa Maeda memberikan kesempatan para pejuang menyusun proklamasi di rumahnya? Bagaimana akhir hidup Maeda? Nilai apa yang pantas kita tiru dari Laksamana Maeda?Setelah pertemuan dengan Nishimura itu dianggap cukup, Sukarno dan Hatta kembali ke rumah Maeda. Setelah berbicara sebentar dengan Sukarno, Moh.Hatta dan Ahmad Subarjo, Laksamana Maeda minta diri untuk beristirahat dan mempersilakan para pemimpin Indonesia berunding sampai puas di rumahnya. Di ruang makan Maeda, dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ketika peristiwa itu berlangsung Maeda tidak hadir, tetapi Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sumber: 1996. PETA: Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa dan Sumatera 1942-1945.Gambar 6.8 Laksamana Maeda. 89 Sejarah IndonesiaSukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”. Sukarno kemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo.“ Bagaimana bunyi rancangan pada draf pembukaan UUD?” Kedua orang yang ditanya pun tidak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian menyampaikan kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya”. Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8- ’05 Wakil-wakil bangsa Indonesia”, sebagai penutup. Mereka semua sepakat tentang draf itu.Pukul 04.00 WIB dini hari, Sukarno minta persetujuan dan minta tanda tangan kepada semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia.Para pemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir banyak yang menjadi kolaborator Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi cukup ditandatangani dua orang tokoh, yakni Sukarno dan Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan beberapa perubahan yang telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik.Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Gambar 6.9 Ruangan tempat perumusan teks proklamasi. 90Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 2Berikut naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, baik yang diketik oleh Sayuti Melik. Coba kamu perhatikan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang sudah diketik Sayuti Melik dengan naskah yang dikonsep dengan tulis tangan.Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Gambar 6.10 Konsep rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno. Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Gambar 6.11 Naskah proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik. 91 Sejarah IndonesiaKeterangan: naskah diatas sudah mengalami perubahan sesuai dengan persetujuan dalam rapat.Teks Proklamasi yang hanya beberapa kalimat itu memiliki makna yang luar biasa dalam konteks jalinan kerja masa atau persatuan yang kokoh. Kata “Proklamasi” andil Bung Karno. Kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan menyatakan kemerdekaan Indonesia” dinyatakan oleh Ahmad Subarjo. Kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. Diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkat” andil Bung Hatta. Kalimat “Atas nama Bangsa Indonesia, Sukarno-Hatta” usulan Sukarni.Demikian pertemuan dini hari itu menghasilkan naskah Proklamasi. Agar seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya, naskah itu harus disebarluaskan. Timbullah persoalan tentang bagaimana caranya naskah tersebut disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Sukarni mengusulkan agar naskah tersebut dibacakan di Lapangan Ikada, yang telah dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar pembacaan naskah Proklamasi. Tetapi Sukarno tidak setuju, karena tempat itu adalah tempat umum yang dapat memancing bentrokan antara rakyat dengan militer Jepang. Beliau sendiri mengusulkan agar Proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No.56. Usul tersebut disetujui dan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dibacakannya bersama Hatta di tempat itu pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00.WIB di tengah-tengah bulan Ramadhan (bulan Puasa). Naskah Proklamasi: Beberapa perubahan yang dimaksud, yaitu kata tempoh diganti dengan kata tempo. Penulisan tanggal, bulan, dan tahun yang semula Jakarta, 17-8-’05 diubah menjadi Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05. (Tahun 05 adalah singkatan dari tahun Jepang Sumera, yakni tahun 2605 yang bertepatan dengan tahun 1945 Masehi). Kata-kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dengan kata-kata Atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi diketik kemudian ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta. Naskah inilah yang kemudian diketik Sayuti Melik itu disebut teks proklamasi yang otentikNext >