ISBN: 978-602-282-282-0 (jilid lengkap)978-602-282-284-4 (jilid 2)Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti • Kelas VIII SMPPendidikan Agama Katolikdan Budi PekertiSMPKELASVIIIKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA2017HETZONA 1ZONA 2ZONA 3ZONA 4ZONA 5Rp11.500 Rp12.000 Rp12.00 Rp1.00 Rp1.200 Pendidikan Agama Katolikdan Budi PekertiSMP Kelas VIIIBuku Pendidikan Agama Katolik tingkat SMP terdiri dari buku guru dan buku siswa. Buku guru berisi proses belajar mengajar yang memiliki unsur-unsur yang sesuai dengan kekhasan dari kurikulum 2013, yaitu dengan mengedepankan pendekatan Saintifik. Selain pendekatan Saintifik, Pendidikan Agama Katolik juga mempertahankan pendekatan khasnya yaitu pendekatan Kateketis. Proses semacam itu mendukung tujuan Pendidikan Agama Katolik yang berusaha membantu peserta didik memiliki kompetensi dalam hidup beriman. Peserta didik diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan iman, tetapi juga mampu mempraktekkannya dalam hidup sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.Pendidikan Agama Katolik kelas VIII, mencakup dua aspek (dari empat aspek dalam Pendidikan Agama Katolik) yang memiliki keterkaitan yang tak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ke dua aspek yang di bahas dalam buku kelas VIII ini adalah 1). Aspek Yesus Kristus yang membahas tentang inti pewartaan Yesus yaitu tentang Kerajaan Allah dan konsekuensi yang harus dihadapi Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah yang mencapai puncaknya dalam peristiwa salib di Golgota. Namun melalui kebangkitan-Nya dari alam maut, menguatkan hati para murid untuk melanjutkan karya-Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah. Kekuatan para murid semakin dikuatkan dengan kehadiran Roh Kudus seperti yang telah dijanjikan oleh Yesus sendiri sebelum Ia naik ke Surga. 2). Aspek Gereja yaitu membahas tentang Gereja sebagai persekutuan murid-murid Yesus dan Gereja sebagai tanda dan sarana penyelamatan Allah (sakramen). Dalam Gereja Katolik dikenal 7 (tujuh) sakramen, namun dalam buku ini peserta didik akan diajak untuk mendalami 5 sakramen yakni sakramen Baptis, sakramen Krisma, sakramen Ekaristi, sakramen Tobat dan sakramen Pengurapan orang sakit. Untuk 2 sakramen yang lainnya yaitu sakramen Perkawinan dan tahbisan akan dibahas di kelas berikutnya.Proses pembelajaran yang digunakan dalam buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ini menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan kateketis yang terdiri dari pemahaman dan pendalaman hidup baik melalui refleksi pribadi maupun kisah kehidupan, yang kemudian diteguhkan dengan terang Kitab Suci. Setelah mendapat pencerahan dan peneguhan Kitab Suci dan atau ajaran Gereja, peserta didik diajak untuk mengaplikasikan inti ajaran tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya peserta didik diajak untuk melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran.Hak Cipta © 2017 pada Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDilindungi Undang-UndangDisklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.Katalog Dalam Terbitan (KDT)Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. vi, 154 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMP Kelas VIIIISBN 978-602-282-282-0 (jilid lengkap)ISBN 978-602-282-284-4 (jilid 2)1.Katolik -- Studi dan PengajaranI. Judul II.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan282Penulis: Lorensius Atrik Wibawa, Y. Sulisdwiyanta.Nihil Obstat : FX. Adisusanto 22 Februari 2013Imprimatur : Mgr. John Liku Ada 27 Februari 2013Penelaah : Adisusanto, Bintang Nusantara, Vinsensius Darmin Mbula.Pereview : Agus Subiyantoro.Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, KemFOdikbud.Cetakan Ke-1, 2014*4#/ KJMJE Cetakan Ke-2, 2017 (Edisi Revisi)Disusun dengan huruf Minion Pro, 11 pt.iii Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiKata PengantarKita semua bersyukur kepada Allah yang Mahakuasa atas terbitnya buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang telah direvisi dan diselaraskan sesuai perkembangan Kurikulum 2013.Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah.Tidak ada gunanya mengetahui tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan olehSanto Yakobus: “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26). Demikianlah, belajar bukan sekadar untuk tahu, melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh dan berubah. Tidak sekadar belajar lalu berubah, tetapi juga mengubah keadaan. Begitulah Kurikulum 2013 dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan siswa berkembang dari proses menyerap pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur kemanusiaan.Pembelajaran agama diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan, mengasah keterampilan beragama dan mewujudkan sikap beragama peserta didik yang utuh dan berimbang yang mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya. Untuk itu pendidikan agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan penanaman karakter dalam pem-bentukan budi pekerti yang luhur. Karakter yang ingin kita tanamkan antara lain: kejujuran, kedisiplinan, cinta kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran intelektual, dan kreativitas.Nilai-nilai karakter itu digali dan diserap dari pengetahuan agama yang dipelajari para siswa itu dan menjadi penggerak dalam pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku anak didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidup mereka secara selaras, serasi, seimbang antara lahir-batin, jasmani-rohani, material-spiritual, dan individu-sosial. Selaras dengan itu, Pendidikan Agama Katolik secara khusus bertujuan membangun dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang semakin mencerminkan diri mereka sebagai gambar Allah, sebab demikianlah “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia” (Kejadian 1:27). Sebagai makhluk yang diciptakan seturut gambar Allah, manusia perlu mengembangkan sifat cinta kasih dan takut akan Allah, memiliki kecerdasan, keterampilan, pekerti luhur, memelihara lingkungan, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. [Sigit DK: 2013].Buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ini ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi-bagi dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam usaha memahami pengetahuan agamanya. Akan tetapi pengetahuan agama bukanlah hasil akhir yang dituju. Pemahaman tersebut harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan ivKelas VIII SMP tuntunan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial. Untuk itu, sebagai buku agama yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, rencana pembelajarannya dinyatakan dalam bentuk aktivitas-aktivitas. Di dalamnya dirancang urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa. Dengan demikian, buku ini menuntun apa yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman sekelasnya untuk memahami dan menjalankan ajaran iman katolik. Buku ini bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa didorong untuk mempelajari agamanya melalui pengamatan terhadap sumber belajar yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Lebih-lebih untuk usia remaja perlu ditantang untuk kritis sekaligus peka dalam menyikapi fenomena alam, sosial, dan seni budaya.Peran guru sangat penting untuk menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Penyesuaian ini antara lain dengan membuka kesempatan luas bagi kreativitas guru untuk memperkayanya dengan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan dengan tempat di mana buku ini diajarkan, baik belajar melalui sumber tertulis maupun belajar langsung dari sumber lingkungan sosial dan alam sekitar.Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia sebagai lembaga yang ber-tanggungjawab atas ajaran iman Katolik berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas kerja sama yang baik selama ini mulai dari proses penyusunan kurikulum hingga penulisan buku teks pelajaran ini.Jakarta, medio Februari 2016Koordinator Tim Penulis BukuKomisi Kateketik KWIv Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiDaftar Isi HalKata Pengantar .............................................................................. iiiDaftar Isi ....................................................................................... ivBab I Pribadi Yesus Kristus ................................................................... 1A. Yesus Pemenuhan Janji Allah................................................................. 2B. Kemanusiaan dan Ke-Allahan Yesus..................................................... 7Bab II Yesus Mewartakan Kerajaan Allah ............................................. 11A. Kerajaan Allah sebagai Pokok Pewartaan Yesus .................................. 12B. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Perumpamaan ............... 20C. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Tindakan dan Mukjizat ................................................................................................... 26Bab III Panggilan dan Perutusan Murid Yesus ..................................... 33A. Panggilan Para Murid Yesus .................................................................. 34B. Cara Hidup Murid Yesus ........................................................................ 40C. Melaksanakan Tugas Perutusan sebagai Murid Yesus ........................ 44Bab IV Konsekuensi Pewartaan Yesus ................................................... 49A. Berbagai Tanggapan terhadap Pewartaan Yesus ................................ 50B. Sengsara dan Wafat Yesus sebagai Penolakan Manusia .................... 53C. Kebangkitan Yesus sebagai Tanda Penerimaan Bapa ......................... 60Bab V Peran Roh Kudus bagi Murid Yesus ........................................... 65 A. Yesus Mengutus Roh Kudus .................................................................. 66B. Roh Kudus Memberi Daya Kekuatan ................................................... 71C. Mengikuti Bimbingan Roh Kudus ........................................................ 78Bab VI Gereja sebagai Paguyuban Orang Beriman .............................. 84 A. Gereja sebagai Paguyuban ..................................................................... 85B. Ciri Gereja sebagai Paguyuban .............................................................. 91C. Bentuk-bentuk Pelayanan Gereja sebagai Paguyuban ....................... 95 viKelas VIII SMP Bab VII Gereja sebagai Tanda dan Sarana Penyelamatan ..................... 100 A. Tanda dan Sarana Penyelamatan dalam Hidup Manusia .................... 101B. Gereja sebagai Tanda dan Sarana Penyelamatan Manusia ................. 106Bab VIII Sakramen–Sakramen Gereja ................................................... 113A. Sakramen Baptis ...................................................................................... 114 B. Sakramen Ekaristi .................................................................................... 119 C. Sakramen Penguatan/Krisma ................................................................. 124D. Sakramen Tobat ....................................................................................... 131E. Sakramen Pengurapan Orang Sakit ....................................................... 137Glosarium ...................................................................................... 142Daftar Pustaka ............................................................................... 145Profil Penulis .................................................................................. 147Profil Penelaah ................................................................................ 149Profil Editor .................................................................................... 152Profil Ilustrator ............................................................................... 1531 Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiBab IPribadi Yesus Kristus Kebersamaan para murid selama kurang lebih tiga tahun hidup bersama dengan Yesus, seakan-akan mereka telah mengenal secara mendalam tentang Pribadi Yesus. Namun peristiwa penyaliban di Bukit Golgota yang diawali pengkhianatan Yudas Iskariot salah satu murid-Nya, ternyata telah menggoyahkan iman mereka. Bahkan Petrus yang telah ditetapkan oleh Yesus sendiri sebagai pemimpin para Rasul-Nya telah tega menyangkal Gurunya sendiri. Mereka rupanya kurang percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan telah dinubuatkan oleh para Nabi sejak lama. Bahkan setelah Yesus bangkit pun mereka belum mampu menghayati siapa sebenarnya Yesus. Oleh karena itu, Yesus berkata kepada Mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi (Luk 24:25-27). Baru setelah beberapa kali penampakan Yesus, iman mereka tumbuh kembali. Mereka sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus yang pernah hidup bersama mereka adalah Mesias yang telah dijanjikan Allah. Mereka percaya Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia. Dalam bab ini kalian akan mempelajari:A. Yesus Pemenuhan Janji Allah.B. Kemanusiaan dan Ke-Allahan Yesus. 2Kelas VIII SMPA. Yesus Pemenuhan Janji AllahDalam hidup bersama dengan orang lain, manusia mengenal istilah janji. Ada berbagai alasan yang mendorong orang membuat janji, misalnya karena rasa cinta, rasa tanggung jawab, ingin membahagiakan orang lain, dan ingin mewujudkan suatu cita-cita. Janji yang telah diungkapkan membawa konsekuensi baik bagi diri orang yang berjanji dan maupun orang yang mengetahuinya. Oleh karena itu, janji harus ditepati dan dijalankan dengan setia. Pengingkaran terhadap janji akan menimbulkan kekecewaan, tetapi janji yang ditepati akan mendatangkan kebahagiaan dan rasa syukur, memperbesar kepercayaan serta menumbuhkan ikatan persaudaraan yang lebih erat. Untuk mewujudkan sebuah janji memang dibutuhkan perjuangan bahkan pengorbanan. Janji Allah untuk menyelamatkan manusia dipenuhi-Nya dengan kehadiran Yesus Kristus. Dalam pelajaran ini akan dibahas bahwa Yesus adalah Pemenuhan Janji Allah.DoaBapa yang Mahakasih, puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu,karena Engkau berkenan mengumpulkan kami kembali. Terangilah akal budi dan hati kami,sehingga kami dapat lebih mengenal Putera-Mu, Yesus Kristus,sebagai pemenuhan janji-Mu untuk menyelamatkan kami.Demi keluhuran nama-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.1. Memahami Arti dan Makna Janji1. Amati dan bacalah cerita berikut ini.Hilangnya Sebuah KepercayaanAku benar-benar pusing. Dari mana aku harus mendapatkan uang Rp. 750.000, untuk melunasi sisa uang kuliahku. Minta orang tua, malu sekali rasanya. Semestinya hal itu tak perlu terjadi seandainya waktu itu uang pemberian orang tuaku langsung kubayarkan untuk melunasi uang kuliah. Tetapi melihat temanku Alex yang memohon dengan cara seperti itu, tak sampai hati aku menolaknya.“Dimas…tolonglah aku, pinjami aku dulu Rp 750.000 untuk bayar kost. Aku sudah telat bayar 2 minggu, dan kalau besuk aku belum dapat membayar, aku diminta untuk pindah”, kata Alex.3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti“Lex…bukannya aku tak boleh. Aku sendiri juga sedang membutuhkan, kamu sendiri juga tahu kalau sampai akhir bulan ini belum melunasi uang kuliah, bisa-bisa tak boleh ikut ujian.” Aku mencoba menjelaskan. “Ayolah…tolonglah aku, paling lama 3 hari pasti sudah aku kembalikan. Aku janji… selama ini aku kan tidak pernah membohongimu.” Alex meyakinkanku.“Tapi benar ya Lex…”“Aku janji Dimas…3 hari pasti kembali. Kamu boleh pegang kata-kataku.” Segera saat itu juga uang yang seharusnya untuk membayar uang kuliahku segera berpindah tangan. Dua minggu telah berlalu, belum juga ada tanda-tanda Alex akan mengembalikan uangku. Setiap kali kutanyakan kapan akan membayar, ada saja alasannya. bahkan ketika terakhir kali aku menagih janjinya, tanpa kuduga malah marah-marah. Aku benar-benar kecewa atas sikapnya. Janji yang telah dia buat, diingkarinya sendiri. Hilang sudah kepercayaanku kepadanya. (Oleh: Sulis) 2. Setelah membaca cerita tersebut, buatlah daftar pertanyaan untuk lebih memaha-mi arti dan makna sebuah janji. 3. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama guru dan teman-mu.4. Agar dapat saling melengkapi dan saling meneguhkan, ceritakan pengalamanmu ketika kamu membuat janji atau menerima janji.2. Menggali Pengalaman Iman Kristiani tentang Janji AllahAllah juga pernah mengungkapkan janji-Nya kepada manusia. Janji Allah itu muncul karena keprihatinan Allah terhadap situasi situasi dosa yang melanda manusia. Nah, marilah kita sekarang mendalami janji Allah tentang keselamatan dengan membaca beberapa kutipan teks Kitab Suci!1. Bacalah dan renungkanlah perikop Kitab Suci Kej 3:8-15, Yes 7:10-14 dan Ibr 1:1-4.Manusia Jatuh dalam Dosa Kej 3:8-158 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”Next >