< PreviousKelas XI SMA/SMK Kurikulum“13114latihan dan vairagya yaitu keadaan tidak mengaktifkan diri. Adapun kekuatan pikiran kita lakukan di dalam hal kita berbuat apa saja, pikiran harus kita pusatkan kepadanya. Dalam urusan-urusan keduniawian pun pemusatan pikiran ini mutlak diperlukan. Bukanlah sifat yang diperlukan hanya untuk suksesnya di dunia berlainan dengan sifat-sifat yang dibutuhkan untuk kemajuan spiritual atau batin. Usaha untuk menjernihkan kegiatan kita sehari-hari ialah kehidupan rohaniah. Apapun kita laksanakan, berhasil atau tidaknya tergantung kepada kekuatan pemusatan pikiran kita kepada-Nya.d. Raja Marga Raja Marga adalah suatu jalan mistik (rohani) untuk mencapai kelepasan atau Moksha. Melalui Raja Marga/Yoga seseorang akan lebih cepat mencapai Moksha, tetapi tantangan yang dihadapinya pun lebih berat, orang yang mencapai Moksha dengan jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru Kerohanian yang sempurna untuk dapat menuntun dirinya ke arah pemusatan pikiran.Ada tiga jalan pelaksanaan yang ditempuh oleh para Yogi sebagai pengikut ajaran Raja Marga yaitu melakukan tapa-brata, Yoga, dan samadhi. Tapa dan brata merupakan suatu latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu yang ada dalam diri kita ke arah yang positif sesuai dengan petunjuk ajaran kitab suci. Sedangkan Yoga dan samadhi adalah latihan untuk dapat menyatukan Atman dengan Paramatman (Brahman) dengan melakukan meditasi atau pemusatan pikiran. Setelah yang bersangkutan menjalani tapa, brata, Yoga dan samadhi dengan sungguh-sungguh, maka pribadinya menjadi suci, tenang, tentram dan terlatih. Renungkanlah sloka berikut dengan baik!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti115Perenungan:“Praúànta-manasam hy enaý Yogiaýsukham uttamam,upaiti úanta-rajasaýbrahma-bhùtam akalmaûam”Terjemahan:Karena kebahagiaan tertinggi datang pada Yogi yang pikirannya tenang, yang nafsunya tidak bergolak, yang keadaannya bersih bersatu dengan Tuhan (Bhagavadgita. VI.27).Pengikut ajaran Raja Marga berkewajiban untuk mengimplementasikan Astangga Yoga guna mewujudkan tujuannya. Mereka dapat menghubungkan diri dengan kekuatan rohaninya melalui Astangga Yoga. Astangga Yoga adalah delapan tahapan Yoga untuk mencapai Moksha. Astangga Yoga diajarkan oleh Maha Rsi Patanjali dalam bukunya yang disebut dengan Yoga Sutra Patañjali. Adapun bagian-bagian dari ajaran Astangga Yoga yang patut dipedomani dan dilaksanakan oleh praktisi ajaran Raja Marga adalah sebagai berikut:a. YamaYama (Yama bratha) adalah ajaran pengendalian diri yang wajib dipedomani dan dilakukan oleh pengikut Raja Marga yang berhubungan dengan tindakan jasmani, misalnya, tidak menyiksa/menyakiti/membunuh mahkluk sesamanya Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13116(ahimsa), dilarang berbohong (satya), pantang mengingini sesuatu yang bukan miliknya (asteya), pantang melakukan hubungan seksual (brahmacari) dan tidak menerima pemberian dari orang lain (aparigraha). Kitab Sarasamuscaya menguraikan pahala/hasil yang patut dinikmati oleh pengikut Raja Marga adalah:“Yaccintayati yadyàti ratinbadhnàti yatra ca,tathà càpnotyayatnena pràninona hinasti yah. Kunëng phalanya nihan, ikang wwang tan pamàtimàtin haneng ràt, senangënangënya, sapinaranya, sakahyunya, yatika sulabha katëmu denya, tanulihnya kasakitan.Terjemahan:Pahalanya, orang yang tidak membunuh (menyakiti) selagi ada di dunia ini, maka segala sesuatu yang dicita-citakannya, segala yang ditujunya, segala sesuatu yang dikehendaki atau diingini olehnya, dengan mudah tercapai olehnya tanpa sesuatu penderitaan, (Sarasamuçcaya,142).“Ànrcamsyaý kûmà satyamahinsàdama àrjavam,pritih prasàdo màdhuryam màrdavaýca yamà daça”. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti117 Nyang brata ikang inaranan yama, pratyekanya nihan, sapuluh kwehnya, ànresangsya, kûamà, satya, ahingsà, dama, àrjawa, priti, prasàda, màdhurya, màrdawa, nahan pratyekanya sapuluh, ànresangsya, si harimbawa, tan swàrtha kewala: ksamà, si kelan ring panastis: satya, si tan mrsàwàda: ahingsà, manukhe sarwa bhàwa: dama, si upacama wruh mituturi manahnya: àrjawa, si dugà-dugabener: priti, si gong karuna: prasàda, beningning manah: màduhurya, manisning wulat lawan wuwus: màrdawa, pösning manah.Terjemahan: Inilah brata yang disebut yama, perinciannya demikian: ànresangsya, ksamà, satya, ahingsà, dama, àrjawa, priti, prasàda, màdhurya, màrdawa, sepuluh banyaknya: ànresangsya yaitu harimbawa, tidak mementingkan diri sendiri saja: ksamà, tahan akan panas dan dingin: satya, yaitu tidak berkata bohong (berdusta): ahingsà, berbuat selamat atau bahagianya sekalian makhluk: dama, sabar serta dapat menasehati dirinya sendiri: àrjawa, adalah tulus hati berterus terang: priti, yaitu sangat welas asih: prasàda, adalah kejernihan hati: màdhurya, yaitu manisnya pandangan (muka manis) dan manisnya perkataan (perkataan yang lemah lembut): màrdawa, adalah kelembutan hati, (Sarasamuçcaya, 259).Gambar : 3.8 Sulinggih (Orang Suci)Sumber ; Dok. Pribadi (15-7-2013)Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13118b. NyamaNyama yaitu bentuk pengendalian diri yang lebih bersifat rohani, di antara unsur-unsurnya adalah: 1. Sauca (tetap suci lahir batin), 2. Santosa (selalu puas dengan apa yang datang), 4. Swadhyaya (mempelajari kitab-kitab keagamaan) dan 5. Iswara pranidhana (selalu bhakti kepada Tuhan). Kitab Sarasamuscaya, 260 menjelaskan sebagai berikut:“Dànamijyà tapo dhyànam swàdhyàyopasthaningrahah, vratopavasamaunam ca ananam ca niyama daûa”. Nyang brata sapuluh kwehnya, ikang niyama ngaranya, pratyekanya, dàna, ijya, tapà, dhyana, swàdhyàya, upasthanigraha, brata, upawàsa, mauna, snàna, nahan ta awakning niyama, dàna weweh, annadànàdi: ijyà, Devapujà, pitrpujàdi, tapa kàyasangcosana, kasatan ikang ûarira, bhucarya, jalatyagàdi, dhyana, ikang siwaûmarana, swàdhyàya, wedàbhyasa, upasthanigraha, kahrtaning upastha, brata annawarjàdi, mauna wàcangyama, kahrtaning ujar, haywàkeceng kuneng, snàna, trisangdhyàsewana, madyusa ring kàlaning sandhya. Terjemahan:Inilah brata sepuluh banyaknya yang disebut niyama, perinciannya: dàna, ijya, tapà, dhyana, swàdhyàya, upasthanigraha, brata, upawàsa, mauna, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti119snàna, itulah yang merupakan niyama, dàna, pemberian makanan-minuman dan lain-lain: ijya, pujaan kepada Deva, kepada leluhur dan lain-lain sejenis itu: tapà, pengekangan nafsu jasmaniah, badan yang seluruhnya kurus kering, layu, berbaring di atas tanah, di atas air dan di atas alas-alas lain sejenis itu: dhyana, tepekur merenungkan Çiwa: swàdhyàya, yakin mempelajari Veda: upasthanigraha, pengekangan upastha, singkatnya pengendalian nafsu sex: brata/upawàsa, pengekangan nafsu terhadap makanan dan minuman: mauna/mona, itu wacanyama berarti menahan, tidak mengucapkan kata-kata yaitu tidak berkata-kata sama sekali tidak bersuara: snàna, trisandhyasewana, mengikuti trisandhya, mandi membersihkan diri pada waktu pagi, tengah hari dan petang hari, (Sarasamuçcaya, 260).c. AsanaAsana yaitu sikap duduk yang menyenangkan, teratur dan disiplin (pada silasana, padmasana, bajrasana, dan sukhasana).d. PranayamaPranayama, yaitu mengatur pernafasan sehingga menjadi sempurna melalui tiga jalan yaitu puraka (menarik nafas), kumbhaka (menahan nafas) dan recaka (mengeluarkan nafas).e. PratyaharaPratyahara, yaitu mengontrol dan mengendalikan indriya dari ikatan obyeknya, sehingga orang dapat melihat hal-hal suci.Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13120f. DharanaDharana, yaitu usaha-usaha untuk menyatukan pikiran dengan sasaran yang diinginkan. Pengendalian pikiran.g. DhyanaDhyana, yaitu pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan kepada suatu obyek. Dhyana dapat dilakukan terhadap Ista Devata.h. SamadhiSamaddhi, yaitu penyatuan atman (sang diri sejati dengan Brahman). Bila seseorang melakukan latihan Yoga dengan teratur dan sungguh-sungguh ia akan dapat menerima getaran-getaran suci dan wahyu Tuhan.Dalam kitab Bhagavadgita dinyatakan sebagai berikut:“Yogi yuñjita satatamàtmànaý rahasi sthitaá,ekàki yata-citàtmàniràúir aparigrahaá”.Terjemahan:Seorang Yogi harus tetap memusatkan pikirannya (kepada Atman yang maha besar) tinggal dalam kesunyian dan tersendiri, menguasai dirinya sendiri, bebas dari angan-angan dan keinginan untuk memiliki (Bhagavadgita, VI.10).Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti121Selanjutnya dijelaskan bahwa ketenangan hanya ada pada mereka yang melakukan Yoga. Empat jalan yang ditempuh untuk pencapaian Moksha itu sesungguhnya memiliki kekuatan yang sama bila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Setiap orang akan memiliki kecenderungan memilih jalan-jalan tersebut, maka itu setiap orang memiliki jalan mencapai Mokshanya bervariasi. Moksha sebagai tujuan hidup spiritual bukanlah merupakan suatu janji yang hampa melainkan merupakan suatu keyakinan yang berakhir dengan kenyataan. Kenyataan dalam dunia batin merupakan alam super transendental yang hanya dapat dibuktikan berdasarkan instuisi yang dalam. Moksha merupakan sesuatu yang tidak dapat dibantah kebenarannya, demikianlah dijelaskan oleh kitab suci. Oleh sebab itu, mari kita melatih diri untuk melaksanakan ajaran Astangga Yoga dengan tuntunan seorang guru yang telah memiliki kemampuan dalam hal tersebut.Moksha adalah terlepasnya Atman dari belenggu maya (bebas dari pengaruh karma dan punarbhawa) dan akhirnya bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hubungan dengan penyatuan dengan Tuhan, renungkanlah dan amalkanlah sloka berikut:“Bhaktyà tvananyanyà úakya,ahaý evam-vidho: ‘rjuna,jñatuý draûþum cha tattvenapraveûþuý cha paraýtapa”. Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13122Terjemahan:Akan tetapi dengan berbakti tunggal padaku, O Arjuna, Aku dapat dikenal, sungguh dapat dilihat dan dimasuki ke dalam, O penakluk musuh (Bhagawadgita XI. 54).Demikianlah ajaran kitab Astangga Yoga yang ditulis oleh Maharsi Patañjali, mengajarkan umat manusia agar mengupayakan dirinya masing-masing untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini. Siapapun juga akan dapat mencapai kesadaran tertinggi ini, apabila yang bersangkutan mau dan mampu melaksanakannya secara sungguh-sungguh.Uji kompetensi:1. Banyak jalan menuju hidup sejahtera dan bahagia, menurut Anda jalan atau cara manakah yang terbaik untuk mewujudkan kesejahtraan dan kebahagiaan hidup ini “Moksha”? Narasikanlah pengalaman Anda!2. Buatlah peta konsep tentang cara atau jalan untuk dapat mewujudkan Moksha, yang Anda ketahui!3. Latihlah diri-mu untuk dapat mewujudkan Moksha dalam hidup dan kehidupan ini setiap saat menurut cara atau jalan yang diyakini, selanjutnya buatlah laporan tentang perkembangan kebahagiaan “Moksha” yang Anda rasakan baik secara fisik maupun rohani!4. Mengapa kita penting mewujudkan kebahagiaan hidup ini? Diskusikan dengan teman sekelompok dan selanjutnya paparkanlah di depan kelas sesuai petunjuk bapak/Ibu guru yang mengajar!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti1235. Setelah Anda membaca teks penerapan ajaran Astangga Yoga, apakah yang Anda ketahui tentang tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah!6. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan penerapan ajaran Astangga Yoga, guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas Anda!7. Apakah yang Anda ketahui tentang ajaran Moksha dan Astangga Yoga? Jelaskanlah!8. Bagaimana cara kita untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani menurut petunujuk kitab suci yang pernah Anda baca? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya!9. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini “Moksha”? Tuliskanlah pengalaman Anda!10. Amatilah lingkungan sekitar Anda terkait dengan penerapan ajaran Astangga Yoga guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto: 4-3-3-4!Next >