< PreviousKelas XI SMA/SMK Kurikulum“13124C. Mewujudkan Tujuan Hidup Manusia dan Tujuan Agama Hindu 1. Tujuan Hidup manusia“Ùrddhvabàhurviraumyeûa na cakacciûchrnoti me,dharmàdarthaûca kàmaûca sakimartham na sevyate”. Nihan mata kami mangke, manawai, manguwuh, mapitutur, ling mami, ikang artha, kàma, malamaken Dharma juga ngulaha, haywa palangpang lawan Dharma mangkana ling mami, ndatan juga angrëngo ri haturnyan ewëh sang makolah Dharmasadhàna, apa kunang hetunya.Terjemahan:Itulah sebabnya hamba, melambai-lambai: berseru-seru memberi ingat: kata hamba: “dalam mencari artha dan kama itu hendaklah selalu dilandasi oleh Dharma: jangan sekali-kali bertindak bertentangan dengan Dharma” demikian kata hamba: namun demikian, tidak ada yang memperhatikannya: oleh karena katanya, adalah sukar berbuat atau bertindak bersandarkan Dharma, apa gerangan sebabnya? (Sarasamuçcaya,11).Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti125Manusia yang dilahirkan dan hidup di dunia ini dilengkapi dengan tujuan, yang disebut dengan istilah tujuan hidup manusia. Manusia tidak sekedar dilahirkan dan setelah lahir dibiarkan begitu saja. Manusia dilahirkan, dipelihara, dibesarkan, dan dididik dalam lingkungan yang berbeda-beda. Pengalaman yang didapat dari pengaruh lingkungan sekitar manusia hidup dapat mengembangkan sikap mental dan cita-citanya. Sifat-sifat pribadi manusia, kemampuan dan kecendrungan, agama yang dianutnya, kebiasaan, ideologi dan politik bangsa, memberikan pengaruh besar terhadap tingkah laku manusia dalam mewujudkan tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia di dalam agama Hindu disebut “Purusartha”. “Purusa” berarti manusia, utama, dan “artha” berarti tujuan. Purusartha berarti tujuan hidup manusia yang utama. Kitab suci Veda menjelaskan sebagai berikut:“Yatnah kàmàrthamokûaóamkrtopi hi vipadyate,dharmmàya punararambhahsañkalpopi na niûphalah”. Ikang kayatnan ri kagawayaning kama, artha, mwang Moksha, dadi ika tan paphala, kunang ikang kayatnan ring Dharmasàdhana, niyata maphala ika, yadyapin angena-ngenan juga, maphala atika.Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13126Terjemahan:Usaha tekun pada kerja mencari kama, artha dan Moksha, dapat terjadi ada kalanya tidak berhasil: akan tetapi usaha tekun pada pelaksanaan Dharma, tak tersangsikan lagi, pasti berhasil sekalipun baru hanya dalam angan-angan, (Sarasamuçcaya,15).Berdasarkan uraian di atas tentang tujuan hidup manusia, dapat dinyatakan bahwa ada 4 (empat). Empat tujuan hidup manusia yang utama disebut “catur purusartha”. Catur purusartha terdiri dari: Dharma, artha, kama, dan Moksha. Bagaimana dengan tujuan agama “Hindu”? Manusia adalah mahkluk individu dan juga sebagai mahkluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia bertanggung jawab pada dirinya sendiri, sedangkan sebagai mahkluk sosial manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Keinginan manusia berakar pada pikirannya. Dengan pikirannya manusia memiliki beraneka macam keinginan, seperti: ingin makan, minum, berteman, berkumpul, beragama dan yang lainnya. Mengapa kita berkeinginan untuk memeluk agama Hindu? Apa tujuan agama Hindu? Tujuan agama Hindu dirumuskan dalam satu kalimat singkat yaitu “Mokshartham jagadhita yasca iti Dharma” artinya “Dharma itu untuk mewujudkan Moksha (kebahagiaan) dan jagadhita (kebaikan/kesejahtraan dunia) masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, umat seDharma dapat mencapainya dengan melaksanakan catur marga. Catur marga adalah empat cara atau jalan untuk mewujudkan kesejahtraan dan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti127kebahagiaan hidup ini. Catur marga, terdiri dari: Karma marga, Bhakti marga, Jnana marga, dan Raja marga.Catur Purus¢rtha merupakan landasan dasar ajaran bagi umat Hindu untuk berupaya mewujudkan tujuannya beragama. Segala sesuatu yang menjadi tujuan umat beragama patut dipedomani dengan ajaran “Catur Purusa Artha”. Dengan demikian maka cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan hidup jasmani dan kebahagiaan hidup rohaninya dengan sendirinya dapat tercapai. Mencapai kesejahteraan jasmani dan kebahagiaan rohani (kebahagian yang kekal) hendaknya dijadikan komitmen dalam hidup ini. Ajaran Catur Purusa Artha adalah merupakan ajaran yang bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman. Banyak inteprestasi yang terjadi di lapangan terkait dengan ajaran tersebut, namun demikian hakekat ajarannya tetap sama. Apakah yang dimaksud dengan catur Purus¢rtha?Di dalam kitab Brahma Purana mengenai Catur Purusa Artha ada dijelaskan sebagai berikut:“Dharmãrtha kama Moksharam sariram sadhanam” (Brahma Purana 228, 45).Artinya:Tubuh adalah alat (untuk mendapat) Dharma, Artha, Kama dan Moksha.Selanjutnya dalam kitab Astha Dasa Parwa pada bagian UdYoga Parwa kita temukan ajaran yang berkaitan dengan hakekat Dharma, sebagai berikut:Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13128“Ikang Dharma ngaranya, hetuning mara ring swarga ika, kadi gatining perahu, an hetuning banyaga nentasing tasik (UdYoga Parwa).Artinya:Yang disebut Dharma, adalah merupakan jalan untuk pergi ke sorga, sebagai halnya perahu, sesungguhnya adalah merupakan alat bagi pedagang dalam mengarungi lautan.Sloka suci tersebut di atas menjelaskan kepada kita bahwa manusia harus menyadari apa yang menjadi tujuan hidupnya. Apa yang harus dicarinya dengan badan yang dimiliki-nya. Semuanya itu tak lain adalah sebagai pengamalan dari ajaran Dharma sebagai salah satu bagian dari ajaran Catur Purus¢rtha. Yang manakah bagian-bagian dari ajaran Catur Purus¢rtha itu?Sesuai dengan beberapa penjelasan tersebut di atas yang termasuk bagian-bagian dari catur purus¢rtha antara lain: a. DharmaDharma adalah tingkah laku mulia dan budhi luhur, suci, senantiasa berpegang teguh pada ajaran-ajaran kebijaksanaan yang mulia (Dharma) sebagai landasan utama untuk mencapai kebahagiaan abadi, sukha tan pewali duka yang disebut Moksha.b. ArthaArtha adalah artha benda untuk memenuhi keperluan hidup seperti bhoga, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti129upabhoga, dan paribhoga (tri bhoga). Artha adalah tujuan yang ingin diwujudkan yakni tercapainya kesejahteraan (jagadhita) dan kebahagiaan (Moksha) hidup yang abadi.c. KamaKama adalah keinginan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.d. MokshaMoksha adalah kebebasan abadi, sukha tan pawali dukha, yaitu bersatunya atman dengan Brahman. Penjelasan lebih lanjut tentang bagian-bagian ajaran catur purusartha, secara singkat dapat diikuti pada uraian hubungan catur asrama dengan catur purusartha sebagaimana terurai berikutnya setelah uraian singkat dari hubungan catur warna dengan catur asrama. Bagaimana hubungan antara catur warna dengan catur asrama itu? 2. Tujuan Agama HinduDalam ajaran agama Hindu terdapat suatu prinsip ajaran yang berbunyi “Moks¢rtham jagadhita ya ca iti Dharma” yang berarti tujuan umat manusia beragama adalah untuk mencapai “Jagadhita” atau sejahtra dan “Moksha” atau kebahagiaan. Jagadhita adalah tercapainya kesejahtraan jasmani, sedangkan Moksha adalah terwujudnya ketentraman batin, kehidupan abadi yakni menunggalnya Sang Hyang Atma (roh) dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Sebagaimana yang diajarkan Sarasamuscaya, 15. Supaya diperhatikan dengan Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13130diingat-ingat dalam mengusahakan kama, artha, dan Moksha, sebab tidak ada pahalanya. Adapun yang harus diusahakan dengan jalan Dharma, tujuan itu pasti tercapai, walaupun hanya dalam angan-angan saja akhirnya akan berhasil.“Moks¢rtha jagadhita ya ca iti Dharma” adalah merupakan ajaran tentang tujuan hidup umat manusia. Ajaran tersebut selanjutnya dijabarkan dalam konsepsi “Catur Purusa Artha” atau “Catur warga”. Catur berarti empat, Purusa berarti jiwa atau manusia, dan Artha berarti tujuan hidup. Catur Purusa Artha berarti empat tujuan hidup manusia yang utama. Sedangkan Catur warga, yang terdiri dari kata catur berarti empat, dan warga berarti jalinan erat atau golongan. Catur warga berarti empat tujuan hidup umat manusia yang utama yang terjalin erat antara yang satu dengan yang lainnya Ajaran “Moks¢rtha jagadhita ya ca iti Dharma” sudah sepatutnya untuk selalu dipedomani dalam pengabdian hidup ini. Bila kita tidak ingin mendapatkan tantangan yang lebih berat lagi, kenapa harus menunggu lebih lama lagi. Tidak ada waktu terlambat untuk belajar memulai membiasakan diri berbuat baik. Bukankah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa bersifat maha pemahaf, maha pemurah, maha pelindung dan maha kasih? Pahami, pedomani dan wujudkanlah dalam setiap langkah hidup kita ini dengan ajaran catur purusartha sebagai satu kesatuan yang utuh. Yang manakah bagian-bagiannya?Berikut ini adalah bagian-bagian dan penjelasan singkat dari masing-masing bagian ajaran Catur Purusa Artha.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti1311. DharmaDharma berasal dari urat kata “dhr” yang berarti menjinjing, memelihara, memangku atau mengatur. Jadi, kata Dharma dapat berarti sesuatu yang mengatur atau memelihara dunia beserta semua makhluk. Hal ini dapat pula berarti ajaran-ajaran suci yang mengatur, memelihara, atau menuntun umat manusia untuk mencapai kesejahtraan jasmani dan ketenteraman batin (rohani). Dalam Santi Parwa (109,11) dapat ditemui keterangan tentang arti Dharma sebagai berikut : “Dharanad Dharman ityahur, dharmena widhrtah prajah (Santi Parwa (109,11).Terjemahannya:“Dharma dikatakan datangnya dari kata dharana (yang berarti memangku atau mengatur).Makna yang terkandung dalam kata “Dharma” sebenarnya sangat luas dan dalam. Bagi mereka yang menekuni ajaran-ajaran agama akan memberi perhatian yang pokok pada pengertian Dharma tersebut. Kutipan dari salah satu sloka kitab Santi Parwa di atas telah menggambarkan bahwa semua yang ada di dunia ini telah memiliki Dharma, dan juga diatur oleh Dharma. Manusia yang memelihara dan mengatur hidupnya untuk mencapai jagadhita dan Moksha adalah telah melaksanakan Dharma. Melaksanakan kewajiban-kewajiban hidup sebagai manusia tak lain adalah pelaksanaan Dharma. Kitab Sarasamuccaya menjelaskan sebagai berikut: Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13132“Yan paramãrthanya, yan artha kama sadhyan, Dharma juga leka sekena rumuhun, riyata katemwaning artha kama mepe tan paramãrtha wi katemwaning artha kama dening anasar sakeng Dharma (Saramuccaya.12)Terjemahannya:Kalau Artha dan Kama yang dituntut, maka seharusnya Dharma dilakukan lebih dahulu, tak tersangsikan lagi, pasti akan diperoleh Artha dan Kama itu nanti, tidak akan ada artinya jika Artha dan Kama itu diperoleh menyimpang dari Dharma.Petikan sloka di atas menekankan bahwa Dharma mesti dilaksanakan, maka Artha dan Kama datang dengan sendirinya. Bila petunjuk suci itu dapat kita lakoni dalam hidup ini berarti kita telah dapat memungsikan Dharma dalam kehidupan ini. Sehubungan dengan fungsi Dharma, didalam “Manu Samhita” disebutkan sebagai berikut ini:“Weda” pramanakah Gryah sadhanani Dharma.”Terjemahannya:Di dalam ajaran suci Weda “Dharma” dikatakan sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan (Moksha).Selanjutnya di dalam kitab UdYoga Parwa khususnya bagian dari Asta Dasa Parwa dijumpai ucapan sebagai berikut:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti133“Ikang Dharma ngaranya, hetuning mara ring swarga ika, kadi gatining perahu, an hetuning banyaga nentasing tasik.Terjemahannya:Yang disebut Dharma, adalah merupakan jalan untuk pergi ke sorga, sebagai halnya perahu, sesungguhnya adalah merupakan alat bagi pedagang dalam mengarungi lautan.Berdasarkan sloka di atas yang dimaksud dengan Dharma adalah kebenaran yang abadi (agama), atau sebagai hukum guna mengatur hidup dari segala perbuatan manusia yang berdasarkan pada pengabdian keagamaan. Di samping itu Dharma juga merupakan suatu tugas sosial di masyarakat. Untuk mengamalkan ajaran ini dipakai pedoman “Catur Dharma” yang terdiri dari : a. Dharma Kriya.b. Dharma Santosa.c. Dharma Jati.d. Dharma Putus.a. Dharma Kriya Dharma Kriya berarti manusia harus berbuat, berusaha dan bekerja untuk kebahagiaan keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan menempuh cara: peri kemanusiaan sesuai dengan ajaran-ajaran agama Hindu. Setiap pekerjaan dan usaha akan berhasil dengan baik apabila dilandasi dengan Sad Paramita, yaitu:Next >