< PreviousKelas XI SMA/SMK Kurikulum“13174Sebaiknya setiap akan melakukan kegiatan didahului dengan memohon tuntunan kehadapan Sang Hyang Widhi / Tuhan Yang Maha Esa, agar kita selalu dalam keadaan selamat dan terlindungi. Tujuannya adalah agar atman terbebas dari triguna dan menyatu dengan Paramàtman. Semuanya dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan Dharma “Mokshartham Jagadhitaya ca iti Dharmah” tercapainya kesejahtraan dan kebahagiaan umat berdasarkan Dharma. 6. Mempedomani dan Melaksanakan Catur MargaMoksha (hidup bahagia) dapat diwujudkan atau ditempuh dengan beberapa cara sesuai dengan bakat dan bidang yang ditekuni oleh umat seDharma. Disebutkan ada empat cara yang patut dipedomani dan dilaksanakan untuk mewujudkan hidup bahagia yang disebut dengan Catur Marga, yang terdiri dari:a. Bhakti MargaBhakti marga adalah jalan atau cara untuk mencapai Moksha, kebebasan, bersatunya atman dan Brahman dengan melaksanakan sujud bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa. Bhakti adalah cinta yang mendalam kepada Tuhan, bersifat tanpa pamerih dan tanpa keinginan duniawi apapun juga.b. Karma MargaCara atau jalan untuk mencapai Moksha (bersatunya Atman dengan Brahman), dengan selalu berbuat baik (tidak mengharapkan balasan), hasil yang diperoleh diabdikan untuk kepentingan bersama (amerih sukaning wonglen) disebut Karma Marga.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti175c. Jnana MargaJnana Marga adalah jalan untuk mencapai persatuan atau pertemuan antara Atman dengan Paramatman (Tuhan) berdasarkan atas pengetahuan (kebijaksanaan filsafat) terutama pengetahuan kebenaran dan pembebasan diri dari ikatan duniawi (maya) mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk kesejahteraan untuk manusia dan kelestarian alam.d. Raja MargaRaja marga adalah cara atau jalan untuk mencapai Moksha dengan melaksanakan tapa, brata, Yoga, dan semadi. Mengendalikan diri,untuk mengatasi gejolak sad ripu yang bersemayam dalam diri kita dengan melakukan latihan tapa, brata, Yoga, dan semadi dapat mengantarkan seseorang menumbuhkan dan mengembangkan kesabaran untuk mencapai ketenangan dalam hidupnya. Ketenangan adalah jalan utama bersatunya atman dengan Brahman. Ceritra berikut ini dapat dijadikan sebagai ilustrasi untuk belajar mewujudkan ketenangan hidup:Belajar Hidup BahagiaDi tengah-tengah hutan rimba ada sebuah pesraman yang dipimpin oleh seorang Rsi bernama Rsi Çuka. Dalam aktivitas keseharian Rsi Çuka selalu memberikan Dharma wecana kepada murid-muridnya tentang tapa, brata, Yoga, dan semadi. Dari sekian banyak murid-muridnya ada seorang raja bernama raja Jenaka. Raja Jenaka di samping mempunyai kerajaan yang sangat besar, megah Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13176dan kaya juga berkeinginan belajar spiritual (tapa, brata, Yoga, dan semadi) kepada Rsi Çuka yang sangat terkenal ilmu spiritualnya. Berbagai macam materi ujian diberikan kepada para siswanya agar dapat mencapai Moksha dalam kehidupan ini. Belajar meninggalkan keduniawian, melepaskan semua ikatan material, latihan-latihan menyatukan atman dengan Brahman selalu diupayakan dalam proses pembelajaran. Pada suatu hari Rsi Çuka agak terlambat memberikan Dharma wecana, sehubungan raja Jenaka ada keperluan kerajaan yang sangat mendesak dan tidak boleh diwakili. Rsi Çuka dengan sengaja menunggu Raja Jenaka, ingin menguji kesabaran para muridnya apakah dapat mengekang sad ripu sebagai dasar belajar Yoga.Dari pengamatan Rsi Çuka banyak para muridnya gelisah dan gusar dan kadang-kadang timbul marah, tidak sabar menunggu sampai ada yang protes: bahwa pelajaran dimulai saja, mengapa kita dibeda-bedakan antara orang biasa dengan raja. Setelah Raja datang Dharma wecana baru dimulai dan Rsi Çuka memberikan wejangan: di antara kita harus dapat mengendalikan diri, sad ripu, dan amarah, sehingga ketenangan bathin dapat diwujudkan pada diri kita masing-masing. Setelah Dharma wecana selesai, maka pelajaran dilanjutkan dengan Yoga, semadi. Pembelajaran ini dilakukan dengan penuh konsentrasi, pikiran-pikiran siswanya terpusat pada proses pembelajaran.Suasana khusuk, hening, sepi tercipta di pasraman Rsi Çuka. Sesekali hanya suara jengkrik yang terdengar, para muridnya sedang asyik melakukan Yoga semadi, tiba-tiba Rsi Çuka berteriak bahwa sedang ada ‘kebakaran’ di kota kerajaan. Di antara para murid-nya pada bubar, berlarian pergi ke kota kerajaan ingin menyelamatkan harta dan rumahnya yang kebakaran. Tetapi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti177Raja Jenaka tidak bergeming sedikitpun, dia telah masuk dalam keadaan semadi, beliau berbahagia dalam atman. Rsi Çuka mengamati wajah Raja Jenaka dengan perasaan sangat gembira. Setelah beberapa murid-muridnya yang lari kembali dan menyampaikan bahwa di kota Raja tidak ada kebakaran, Rsi Çuka pun memberikan penjelasan arti dari peristiwa tersebut. Penundaan mulainya Dharma wecana adalah untuk menghormati raja, karena beliau telah menghapuskan keakuannnya, kebangsawanannya dan mempunyai kerendahan hati dengan tekun berlatih mengendalikan sadripu serta berhasil dengan sangat baik. Ini perlu dicontoh oleh semua siswa, katanya. Dan peristiwa kebakaran di kota kerajaan sebenarnya tidak pernah terjadi, peristiwa kebakaran adalah rekayasa Rsi Çuka dan itu merupakan salah satu materi ujian dari Rsi Çuka. Kalau mau berhasil sebagai seorang spiritual (Yoga) harus berani melepaskan semua ikatan keduniawian. Tanpa ada kemauan untuk melenyapkan keterikatan duniawi ini tertutup kemungkinanya dapat mencapai tujuan sebagai seorang yogi (http://hinduismegue.blogspot.com{tgl. 27Juli 2014).Berbagai upaya atau pelatihan-pelatihan untuk membebaskan diri dari hambatan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan ini barangkali sudah dan sedang dilaksanakan oleh umat seDharma, namun demikian hal hasilnya belum juga dapat diwujudkan sebagaimana harapan bersama. Yakinlah usaha terbaik yang ingin dicapai membutuhkan ketekunan, ketulusan, kesujudan, keyakinan dan motivasi tanpa pamerih berpayungkan Dharma atau kewajiban. Belakangan ini tidak sedikit umat seDharma dari berbagai tingkatan usia sedang melakukan usaha menuju tugas mulia tersebut melalui latihan-latihan bersabar, berDharma, Yoga dan semadi dan yang lainnya.Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13178Berbagai judul buku penuntun berlatih Yoga dan semadi untuk yang baru memulai belajar sudah cukup banyak beredar di toko-toko buku. Demikian juga buku-buku yang lainnya yang ditulis bernafaskan ketrampilan, kejujuran, kesabaran, menuju sukses ikut menghiasi toko buku/perpustakaan yang ada. Suasana ini sangat membantu umat Hindu untuk meningkatkan pembelajaran spiritual dan keterampilannya melalui aktivitas membaca.Untuk dapat mewujudkan tujuan hidup umat seDharma dan tujuan agama Hindu, setiap individu dapat memilih di antara keempat marga (catur marga) tersebut. Pada hakikatnya semuanya adalah sama tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya, yang utama adalah bagaimana umat dengan sungguh-sungguh, meyakini, tulus, dan disiplin untuk melaksanakannya.Segala sesuatu yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, yakin, tulus, dan penuh disiplin maka betapapun sulitnya hambatan dan tantangan yang dihadapi termasuk untuk mencapai ‘Moksha’semoga dapat diwujudkan.Uji Kompetensi:1. Hambatan dan tantangan apakah yang Kamu hadapi di zaman global ini untuk mewujudkan jagadhita dan Moksha? Jelaskanlah!2. Setelah Kamu membaca teks penerapan ajaran Moksha, apakah yang Kamu ketahui tentang tujuan utama manusia dan tujuan agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah!3. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan penerapan ajaran Moksha, guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti179ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas!4. Bagaimana cara Kamu untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani menurut petunjuk kitab suci yang pernah Kamu baca? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya!5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini “Mokûha”? Tuliskanlah pengalaman Kamu!6. Amatilah lingkungan sekitar Kamu terkait dengan penerapan ajaran Moksha guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya!Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto: 4-3-3-4!Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13180F. Contoh-contoh Orang yang Dipandang Mampu Mencapai MokshaPerenungan:Aham àtmà guðàkeúasarva-bhùtàúya-sthitaá,aham àdiú cha madhyaý cabhùtànàm anta eva cha.Terjemahan:Aku adalah Sang Diri yang ada dalam hati semua makhluk,wahai Gudakesa, Aku adalah permulaan, pertengahan dan akhir dari semua mahluk (Bhagawadgita X.20).Tuhan “Brahman” telah menciptakan semua yang ada ini. Pada semua ciptaan-Nya beliau bersemayam untuk kesejahtraan dan kebahagiaan hidup ini. Pada saatnya nanti semua yang diciptakan ini kembali kepada-Nya. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti181Pada uraian berikut telah dituliskan beberapa contoh orang suci yang dipadang oleh umat sedharma telah mencapai hidup bahagia “Moksha”. Carilah artikel yang menguraikan tentang orang suci Hindu yang dipandang oleh umat sedharma bawa beliau sudah mencapai Moksha! Jadikanlah artikel tersebut sebagai bahan diskusi di kelas, dengan bimbingan Bapak/Ibu guru yang mengajar. Lakukanlah!Dapat mewujudkan catur purusãrtha dalam hidup dan kehidupan ini adalah kewajiban utama setiap individu umat sedharma. Melaksanakan kewajiban sendiri adalah lebih mulia dari aktivitas yang lainnya. Kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin (Mokshartham jagadhita) sesungguhnya adalah puncak dari perjuangan hidup manusia. Kesejahtraan adalah terpenuhinya kebutuhan bhoga, upabhoga dan paribhoga selama hidup menjadi manusia. Sedangkan kebahagiaan batin adalah terpenuhinya kebutuhan rohani selama hidup dan berkehidupan termasuk bersatunya atman dengan Brahman yang disebut Moksha. Moksha atau mukti atau nirwana adalah kebebasan, kemerdekaan atau terbebas dari ikatan karma, kelahiran, kematian, dan belenggu maya/penderitaan hidup keduniawian. Bersatunya atman dengan Brahman adalah tujuan terakhir atau tertinggi bagi umat Hindu. Tujuan tertinggi umat Hindu ini dapat dicapai dengan mempedomani, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari secara baik dan benar. Melaksanakan persembahyangan, olah batin dengan menetapkan cipta (dharana), memusatkan cipta (dhyana) dan mengheningkan cipta (semadhi) merupakan bagian dari Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13182aktivitas menuju Moksha. Moksha adalah kondisi di mana seseorang mampu melampaui atau lepas bebas dari segala sesuatu yang ada di dunia. Manusia tidak lagi terikat oleh keindahan dunia. Pandangan ini sejalan dengan kisah yang dialami banyak tokoh spiritual dalam ceritera rama-sitha. Tokoh Rama, yang digambarkan sebagai seorang yang bijaksana dan tidak lagi terikat dengan hal-hal duniawi. Ketika rama dijemput adiknya dan hendak dijadikan seorang raja namun rama menolaknya. Tokoh Anoman yang digambarkan selalu taat dan setia menjalankan kewajibannya (dharma) sebagai duta Rama ketika diutus mencari kabar tentang Devi Sitha yang diculik Rahwana.Masing-masing peribadi dari umat Hindu yang telah mencapai jiwa mukti dalam hidupnya tidak lagi terikat pada gelombang kehidupan di dunia ini. Baginya bekerja adalah sebagai pemujaan kepada Tuhan dan semua hasilnya diserahkan kepada Tuhan. Mereka memiliki pandangan yang sama terhadap keberhasilan dan kegagalan, terhadap suka dan duka, memiliki sifat cinta kasih terhadap semua yang ada di dunia ini. Dalam hubungan ini baca dan hayatilah sloka berikut:Man-manà bhava mad-bhaktomad-yàji màý namoskuru,Gambar 3.14 Ilustrasi Rama-SithaSumber ; http://unikahidha.ub.ac.id (11-7-2013)Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti183màm evai ûyasi yuktvai vamàtmànaý matparàyaóaá.Terjemahan:Pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbakti pada-Ku, sembahlah Aku sujudlah pada-Ku. Setelah melakukan disiplin pada dirimu sendiri dan Aku sebagai tujuan, engkau akan datang padaku (Bhagawadgita IX. 34).Seseorang yang telah mencapai jiwa mukti segala perbuatannya dipandang telah berubah menjadi Yoga dan dilakukan sebagai persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi orang yang telah mencapai Moksha atau kebahagiaan hidup ini, yang bersangkutan selalu berpikir, berbicara dan berbuat senafas Brahman. Orang suci yang telah mencapai kesadaran dirinya yang sejati adalah mereka yang telah mencapai jiwa mukti. Ia telah mempersembahkan setiap pikiran, ucapan dan perbuatannya kepada Tuhan, dan dengan demikian segala perbuatannya akan menjadi ibadah.Namun bagi masyarakat kebanyakan “biasa” yang belum mencapai kesadaran jiwa mukti, maka semua yang dikerjakannya merupakan sesuatu yang masih terikat dengan hasilnya. Mereka menganggap, semua pikiran, ucapan dan pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya diharapkan memberikan fasilitas yang diinginkan. Mereka belum menyadari sepenuhnya bahwa semua yang ada ini diliputi dan dikuasai oleh kebutuhan. Seseorang yang demikian sesungguhnya adalah orang yang masih dipenuhi oleh sifat-sifat egoisme. Pekerjaan yang dilandasi oleh rasa egoisme dapat mendatangkan malapetaka dan penderitaan. Next >