< PreviousKelas XI SMA/SMK Kurikulum“13244orang lain, karena dalam diri ada kebenaran tetapi di luar diri juga masih banyak kebenaran yang belum diketahui. Untuk itu pesan yang ingin disampaikan melalui bhakti dengan jalan mendengar ini adalah dalam hidup ini masyarakat kita agar selalu berupaya membudayakan untuk mendengar, baik mendengar secara vertikal antara manusia dengan Tuhan-nya melalui sabda-sabda sucinya, maupun secara horizontal antar sesamanya dengan lingkungannya. Karena baik mendengar ataupun memberi pendengaran atau pewartaan apabila sama-sama dilandasi dengan rasa bhakti, maka semua akan mendapat hasil (pahala) yang baik atau paling tidak dapat manfaat dari bhakti mendegar ini. Iklim saling bhakti mendengar ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita yang di awali dengan memulainya dari lingkungan keluarga selanjutnya ditumbuh kembangkan secara harmonis dan dinamis dalam kehidupan sosial masyarakat di lingkungan masyarakat sosial yang lebih luas.Srawanam, dalam bagian Nawa Wida Bhakti yang pertama ini kalau kita kaji artinya adalah “mendengar”. Di mana maksudnya di sini adalah mendengarkan ajaran atau cerita suci kerohanian. Kitab suci veda menjelaskan sebagai berikut;“Adhyeûyate ca ya imaýdharmyaý saývàdam àvayoá,jñana-yajñena tenàhamiûþah syàm iti me matiá.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti245Terjemahan:Dan, yang akan mempelajari percakapan suci kami berdua, oleh dialah Aku dipuja dengan yajna pengetahuan, itulah keyakinan-Ku’ (Bhagawagita XVIII.70). Selanjutnya Bhagawadgita XVII.71 menjelaskan bahwa; mereka yang mempelajari percakapan suci kami berdua, walaupun hanya sekedar mendengar, ia mencapai dunia kebahagiaan. Demikian dinyatakan bahwa jika umat manusia mengaplikasikan srawanam pada kehidupannya saat ini dengan disadari maupun tak disadari mereka akan mencapai dunia kebahagian lahir bhatin. Kebahagiaan di sini artinya dengan hanya mendengarkan saja tentang cerita dan ajaran suci tentang Tuhan kita akan memperoleh perasaan yang berbeda, entah itu tenang, lega maupun perasaan indah lainnya. Kekawin Ràmàyana menjelaskan sebagai berikut; Mwang satya ta sira mojar,Ring anakkébi towi tan mresawàda,Nguni-nguni yan ri para jana,Priyahita sojar niràtiúaya.Terjemahannya:Dan lagi jujur baginda bersabda, kepada orang perempuan sekalipun baginda tidak berbohong, apalagi kepada orang lain, sangat menawan hati semua sabda baginda luar biasa (Kw. R¢m¢yana Sargah I.6).Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13246Itulah yang dimaksud dengan kebahagiaan melalui “Srawanam.” Contoh penerapannya yang umum sudah berjalan kita bisa lihat adalah seperti misalnya, Dharmawacana Keagamaan, Kelas-kelas di asram-asram setelah persembahyangan dan yang lainnya.b. Bersyukur (mensyukhuri atas anugrah-Nya) “Vedanam”.Dalam ajaran ini Vedanam berarti bagaimana cara kita bersyukur terhadap keberadaan diri kita. Maksudnya di sini, kita hidup di dunia ini adalah sebagai ciptaan Tuhan yang lahir karena karma yang kita buat terdahulu. Umat Hindu telah meyakini hal tersebut. Jadi, bagaimanapun keadaan kita dilahirkan di bumi ini, kita harus tetap bersyukur dan bhakti kepada-Nya. Kita anggap apa saja yang kita miliki, kita punya, nikmati dan lain-lain, itu semua adalah atas karunianya. Sehingga jika semua umat menyadari hal ini yaitu ajaran Vedanam, niscaya kehidupannya yang dijalani akan terasa indah dan tanpa beban. Kekawin R¢m¢yana menjelaskan sebagai berikut:Ndan kita pi sarabhàran ràkûang sakala jagat,Ksatriyawinaya yékà ràkûan katuturakén,úàsana ya gégén tang úàstra d-wulati lanà,Sojaring aji tótén yékà mawa kasukan.Terjemahannya:Kamu, kakanda serahi menjaga seluruh Negara, kebijaksanaan sebagai seorang kesatria hendaknya pegang teguh, ingatkan! Peraturan, hukum harus Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti247diikuti ajaran kitab-kitab agama diperhatikan selalu, apa yang diajarkan oleh ilmu pengetahuan supaya diikuti karena semuanya itu membawa kebahagiaan (Kw. R¢m¢yana Sargah III.53).Ingat kita terlahir menjadi manusia adalah utama, yang artinya kita bisa memperbaiki dan menyelamatkan diri kita sendiri dari perputaran kelahiran kembali/punarbhawa.c. Menembangkan, Melafalkan, Menyanyikan Gita/Kidung “Kirtanam”. Gambar 4.5 GeguntanganSumber ; Dok. Pribadi (11-7-2013)Kirtanam, adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita (nyayian atau kidung suci memuja dan memuji nama suci dan kebesaran Tuhan), bhakti ini juga di arahkan menjadi dua arah gerak vertikal maupun arah gerak horizontal. Arah gerak vertical melakukan bhakti kirtanam untuk menumbuhkan dan Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13248membangkitkan nilai-nilai spiritual yang ada dalam jiwa setiap individu manusia, dengan bangkitnya spiritual dalam setiap individu akan dapat meredam melakukan pengendalian diri dengan baik, jiwa lebih tenang, tenteram dan tercerahi, sistuasi dan kondisi ini akan dapat membantu keluar dari kekusutan mental dan kegelapan jiwa. Sehingga dapat dijadikan modal dasar untuk menciptakan kesalehan dan keharmonisan individual yang damai dan bahagia. Demikianlah bahagia perasaan hati Úri R¢ma menikmati keindahan lingkungan gunung Swela yang ditumbuhi oleh berbagai macam kembang dan suara kidung/gambelan yang merdu mengantarkan pendengarnya semakin dekat dengan para dewata. Arah gerak horizontal masyarakat manusia berusaha selalu untuk melantunkan bhakti kirtanam yang dapat menyejukan perasaan hati orang lain dan lingkungannya. Kepada sesama atau anggota masyarakat yang lainnya tidak hanya melantunkan atau melontarkan kritikan dan cemohan tetapi selalu belajar untuk melatih diri untuk memberikan saran, solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama dalam keberagamaan, kehidupan sehari-hari tentang kemanusiaan, kebersamaan, persatuan dan perdamaian, serta memberikan pengakuan dan penghargaan atau pujian akan keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai terhadap sesama atau anggota masyarakat manusia yang lain. Iklim saling bhakti Kirthanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia yang penanaman nilai-nilai bhakti Kirthanam diawali di lingkungan keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti249Jika kita artikan kata Kirtanam itu adalah “menyanyikan/melantunkan”. Ini maksudnya, menyanyikan/melantunkan kidung suci yang sarat dengan nama-nama Tuhan. Di jaman sekarang ini jarang kader muda khususnya kader muda Hindu yang mau melaksanakan ajaran kedua dari Nawa Wida Bakti ini, jangankan menyanyikan/melantunkan, mendengarkan saja pun para muda-mudi sekarang jarang mau untuk mengikutinya.d. Selalu Mengingat Nama Tuhan “Smaranam” Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Arah gerak vertikal dari bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini masyarakat manusia sepatutnya selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama suci Tuhan dengan segala Kemahakuasaan-Nya, dan selalu untuk melatih diri untuk mengingat tentang intruksi dan pesan atau amanat dari sabda suci Tuhan kepada umat manusia yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan hidup dalam hidup di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti. Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-isu pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender maka sepatutnya masyarakat manusia selalu berusaha untuk mengingat kembali tragedi dan penderitaan kemanusiaan, musibah dan bencana alam, dan lain-lain, yang diakibatkan oleh konflik-konflik atau pertikaian, kesewenang-wenangan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan yang lainnya antara individu yang satu dengan individu yang lain ataupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain yang tidak atau kurang memahami dan menghargai indahnya sebuah kebhinekaan dan pluralisme. Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13250Harapannya dengan mengingat tragedi, penderitaan, musibah dan bencana yang diakibatkan itu masyarakat manusia selalu mewartakan dan mengingatnya sebagai bekal untuk mengevaluasi dan merefleksi diri akan indahnya kebhinekaan dan pluralisme apabila masyarakat manusia mampu mengemasnya dalam satu bingkai yaitu bingkai kebersamaan, persatuan dan kedamaian. Iklim saling bhakti Smaranam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia yang ditanamkan diawali di lingkungan keluarga sehingga tumbuh karakter Ketuhanan dalam setiap anggota keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya. Kekawin R¢m¢yana menjelaskan sebagai berikut:Hàh natha t hér kami pinaka hulun,Tonén tàtah pranata mami kabéh,Làwam pamrih mami ya wulatana,Panglingganté hati mami malilang.Terjemahannya:Oh, Sri Baginda! Nantikanlah kami abdi Sri Baginda, Sri Baginda silakan lihat sujud kami, lagi pula lihatlah ketekunan usaha kami, hanya Sri Baginda yang kami semayamkan dalam lubuk hati yang tulus (Kw. R¢m¢yana Sargah XXI.114).Demikian Sang Sugriwa sebagai hamba Úri R¢ma berjanji dengan tulus untuk menghabisi musuh-musuhnya yang selalu membuat bencana dalam Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti251mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini. Sang Sugriwa selalu mengingat janjinya itu sampai kelak kepada jungjungannya. Sang Sugriwa yakin hidupnya tanpa makna bila tidak dapat menghamba atau sebagai abdi setia Úri R¢ma.Smaranam artinya “mengingat nama Tuhan”. Jika kita kaji secara lebih jelasnya Smaranam ini merupakan ajaran suci yang wajib untuk umat beragama yang meyakini akan adanya sang pencipta “Tuhan”, di mana dalam ajaran ini kita di harapkan agar biasa terhubung, dekat dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa, dan mengingat nama-Nya, mengingat kebesaran-Nya, dan kemulian-Nya. Ini bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara berbhakti kepada-Nya. Banyak jalan untuk melaksanakan bhakti kita kepada Tuhan, contoh kecil saja hanya dengan mengingat-Nya setiap saat, itu sudah aplikasi dari bhakti kita kehadapan-Nya.e. Menyembah, Sujud, Hormat di Kaki Padma “Pada sevanam”Pada sevanam artinya “melayani”. Dalam artian bagaimana cara kita melayani mahkluk lain. Pada sevanam meyakini bahwa mahkluk lain yang ada ini adalah sebagai perwujudan Tuhan. Misalkan saja jika kita dapat melayani orang lain baik itu orang yang lagi sakit, tertimpa musibah, dan orang yang lagi membutuhkan sebuah pertolongan, itu sudah disebut dengan Pada sevanam. Dalam kehidupan ini masih ada orang yang belum bisa dan belum dapat mengaplikasikan ajaran Nawa Wida Bakti yang di sebut dengan Pada sevanam ini. Kekawin R¢m¢yana menjelaskan sebagai berikut:Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13252Nà ling sang wànarapati sumahur,Wét ni satyé hati nira malilang,Tàtan linggàr ikanang angén angén,Tan tréûóéng jìwita satiru-tirun.Terjemahannya:Demikian jawaban Sang Sugriwa, didorong oleh pikiran yang tulus setia, imannya sangat teguh tidak berubah, tidak sayang kepada jiwa, patut dipakai contoh (Kw. R¢m¢yana Sargah XXI.121).Pada sevanam, adalah bhakti dengan jalan menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma. Arah gerak vertikal dalam bhakti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya sepatutnya selalu sujud dan hormat kepada Tuhan, hormat dan sujud terhadap intruksi dan pesan/amanat dari hukum Tuhan (rtam). Arah gerak horizontal masyarakat manusia untuk selalu belajar dan menumbuhkan kesadaran untuk menghormati para pahlawan dan pendahulunya, pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang telah dijadikan dan disepakati sebagai sumber hukum, para pemimpin, para orang tua dan yang tidak kalah penting juga hormat/sujud kepada ibu pertiwi. Dengan adanya kesadaran untuk saling menghormati inilah kita akan bisa hidup berdampingan dalam kebhinekaan dan pluralisme, sehingga terwujud kebersamaan, persatuan, kesalehan dan keharmonisan sosial. Iklim saling bhakti Pada sevanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita sehingga sejak dini semestinya ditanamkan untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan di lingkungan keluarga sebagai modal Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti253dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.f. Bersahabat dengan Tuhan “Sakhyanam”Sakhyanam, adalah tahapan atau bagian ke-8 dalam ajaran Nawa Widha Bhakti yang artinya itu adalah, memperlakukan pujaannya/Tuhan sebagai sahabat dan keluarga. Di sini kalau kita cari intinya sekali bahwa jika kita menganggap Tuhan itu adalah teman atau keluarga, pasti rasa hormat dan bhakti yang kita miliki menjadi lebih besar. Ini menumbuhkan rasa senang dan rasa memiliki yang sangat besar terhadap-Nya. Dengan rasa senang dan rasa memiliki Tuhan, kita akan terus menerus setiap saat akan memuja keagungan dan kemurahan beliau. Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya, jadi jika hal ini kita aplikasikan, Tuhan itu akan disadari selalu ada didalam kegiatan keseharian kita. Penerapan semua jalan Nawa Wida Bhakti ini bisa menjadi proses penyatuan atau proses kembalinya kita ke asal semula yaitu Tuhan.Sakhyanam, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati hukum dan tidak merusak sistim hukum. Baik arah gerak vertikal dan horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan spiritual (jasmani dan rohani) masyarakat Gambar : 4.6 Mengatur Lalulintas Sumber : http://unikahidha.ub.ac.id/2012/07/11/Next >