< Previous 30 b) Distribusi Salinitas Horizontal Salinitas di Samudra Atlantik, Pasifik dan Hindia sangat bergantung pada lintang. Salinitas minimum terdapat di daerah ekuator dan salinitas maksimum pada daerah 20ºLU dan 20ºLS, kemudian salinitas ini menurun lagi ke arah kutub. Rendahnya salinitas di daerah ekuator disebabkan tingginya curah hujan, ditambah lagi banyaknya sungai-sungai bermuara ke laut. Sedangkan di daerah subtropis utamanya yang beriklim kering dimana evaporasi lebih tinggi daripada presipitasi, salinitasnya dapat mencapai 45‰. Hal ini dapat dijumpai di Laut Merah dan lagoon-lagoon di Texas Amerika Serikat. Gambar 8. Sebaran salinitas secara horizontal 6) Kecerahan Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan menggambarkan sejumlah atau sebagian cahaya yang diteruskan pada kedalaman tertentu yang dinyatakan dengan persen. Cahaya ini adalah 31 cahaya dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrumcahayayang terlihat danjatuh tegakluruspada lapisan permukaan air pada kedalaman tertentu. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan. Begitu juga sebaliknya. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air yang dinyatakan dalam % dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlihat cahaya melalui lapisan 1 meter jauh agak lurus pada permukaan air. Apabila kecerahan tidak baik, berarti perairan itu keruh. Kekeruhan (turbidity) air sangat berpengaruh terhadap ikan. Kekeruhan terjadi karena plankton, humus dan suspensi lumpur, atau bisa juga diakibatkan oleh suspensi hidroksida besi. Kekeruhan perairan dapat menghambat pertumbuhan ikan budidaya baik langsung maupun tidak langsung. Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pengukuran kecerahan air sebaiknya dilakukan pada saat siang hari dan cuaca relatif cerah. Pada perairan kecerahan air erat hubungannya dan berbanding terbalik dengan kelimpahan plankton terutama jenis phytoplankton yang berada di dalam perairan tersebut, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton akan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton di perairan tersebut semakin tinggi. 32 Gambar 9. Perairan dengan tingkat kecerahan tinggi Phytoplankton merupakan jenis tanaman berukuran renik yang mempunyai zat hijau daun (klorofil) dan selalu melakukan fotosintesa dengan bantuan sinar matahari. Produktivitas plankton akan meningkat dengan semakin meningkatnya intensitas penyerapan cahaya matahari ke dalam perairan, sehingga kelimpahan plankton akan semakin meningkat pula dan akan mengurangi tingkat penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Berdasarkan uraian tersebut maka kecerahan air merupakan suatu variable dari kelimpahan plankton dan tingkat intensitas matahari. Penetrasi cahaya pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh: a) Intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan air, b) Kelarutan bahan/zat-zat di dalam air, dan c) Suspensi bahan dalam air. Intensitas dankualitas cahaya yang masuk ke dalam air (perairan) dapat menentukan: a) Aktivitas fotosintesis bagi jasad nabati, yang pada akhirnya menentukan kehidupan hewan dalam air. Proses fotosintesis tersebut adalah sebagai berikut: 33 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2 b) Iklim (keadaan) cahaya pada kedalaman tertentu pada suatu perairan. Cahaya yang diserap ini menghasilkan panas yang sangat penting untuk proses kehidupan hewan dan tumbuhan 7) Kedalaman Kedalaman suatu perairan berhubungan erat dengan produktivitas, suhu vertikal, penetrasi cahaya, densitas, kandungan oksigen, serta unsur hara (Hutabarat dan Evans, 2008). Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap biota yang dibudidayakan. Hal ini berhubungan dengan tekanan yang diterima di dalam air, sebab tekanan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman (Nybakken, 1992). Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan pasang surut, pergerakan, pemeliharaan, rute navigasi. Kedalaman juga sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi budidaya perairan yang dilakukan di laut ataupun di perairan tergenang ataupun mengalir. Kedalaman berhubungan erat dengan Batimetri yang berarti ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief pantai atau daratan dengan garis-garis kontur 34 (contor lines) yang disebut kontur kedalaman (depth contous atau subath). Berdasarkan kedalamannya perairan laut dapat dikelompokkan menjadi 4 zona, antara lain : a) Zona Litoral Zona Litoral yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai. Zona litoral adalah bagian dari laut, danau atau sungai yang dekat dengan pantai. Dalam lingkungan pesisir zona pesisir memanjang dari tanda air yang tinggi, yang jarang terendam, untuk daerah pantai yang secara permanen terendam. Ini selalu mencakup ini zona intertidaldan sering digunakan untuk berarti sama dengan zona intertidal. Namun, arti dari “zona litoral” dapat meluas melewati zona intertidal. b) Zona Neritik Zona neritik adalah zona laut yang memiliki kedalaman dangkal, sampai kedalaman200 meter. Zona neritik ini adalah zona indah primadona dengan aneka ragam terumbu karang sekaligus tempat bekumpulnya ikan-ikan. Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter, zona ini sering disebut wilayah laut dangkal. Ciri-ciri zona neritik diantaranya : (1) Sinar matahari masih menembus dasar laut (2) Kedalamannya ±200 m (3) Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut 35 Zona neritik berada di paparan benua yang dihuni oleh biota laut yang berbeda dengan zona oseanik karena : (1) Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah. (2) Sifat kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik karena berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang dibawa ke laut dari daratan. (3) Perairan neritik sangat berubah-ubah, baik dalam waktu maupun dalam ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini dapat terjadi karena dekatnya mintakat ini dengan daratan dan adanya tumpahan berbagai zat terlarut dari darat ke laut. (4) Penembusan cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam kolom air berbeda antara mintakat neritik dan mintakat oseanik. c) Zona Batial Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga ± 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona neritic. Zona batial laut dimulai dari batas bawah dari rak(biasanya 130-200 m) atas dasar lereng, yang terletak di kedalaman 2000 m zona ini ditandai dengan air yang tenang, tidak adanya cahaya, hewan hidup sangat miskin dan pengaruh yang lemah tanah dengan proses yang terjadi dalam lingkungan. Dengan tidak adanya cahaya di sana, tidak ada tanaman. 36 d) Zona Abisal Zona abisal adalah suatu zona di dasar lautyang amat dalam, dimulai dari kedalaman 1000meter sampai 6000meter. Zona ini termasuk kedalam lubuk lautdan palung laut.Tekanan air laut sangat besar sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang dapat hidup di zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipihdan panjang. Tepat di atas zona abisal terdapat zona bathyal, daerah yang terakhir mendapatkan cahaya dimana sebagian besar kehidupan laut itu ada. Sedangkan tepat dibawah zona abisal yaitu zona hadal, daerah yang diliputi oleh kegelapan abadi. Materi sedimentasi sangat halus, berupa sejenis lumpuryang kemerah-merahan dan terdiri dari hancuran diatomeadan radiolaria, karena dalam kedalaman sekitar 3000 meter kerangpun sebelum mencapai dasar laut telah hancur dan larut. Dikarenakan tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfersetiap kedalaman 33kaki, hewandi zona abisal harus mampu menahan tekanan yang besar. Tekanan ini membuat manusia sangat sulit untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat hidup di zona abisal ini adalah cumi-cumiraksasa. Karakteristik dari zona ini antara lain cahaya, tekanan, suhu, oksigen, dan makanan. Karena sangat dalam dan gelap, lapisan abysal tidak mendapat cahaya. Sehingga sebagian besar dari makhluk hidup di lapisan ini memiliki tubuh yang menghasilkan cahaya biru-hijau (bioluminescence). Selain itu, mereka juga memiliki mata yang lebih besar untuk menangkap cahaya lebih banyak. 37 Gambar 10. Zonasi perairan laut berdasarkan kedalamannya Menurut Hutabarat dan Evans (1985), kedalaman perairan merupakan petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas cahaya matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada kedalaman tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen terlarut semakin berkurang pada kedalaman tertentu sampai dasar perairan. Jadi kadar oksigen terlarut sangat berkaitan juga dengan variabel kedalaman suatu perairan atau kolam. Fitoplankton dalam melakukan fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat dengan makin tingginya kedalaman. Ini sebabnya fitoplankton sebagai produsen primer hanya dapat didapat di suatu daerah atau kedalaman dimana sinar matahari dapat menembus pada badan perairan. 38 8) Kecepatan Arus Arus di laut disebabkan oleh perbedaan densitas masa air laut, tiupanangin terus menerus diatas permukaan laut dan pasang-surut terutama di daerah pantai. Pasangsurut juga dapat menggantikan air secara total dan terus menerus sehinggaperairan terhindar dari pencemaran. Sedangkan distribusi pantai dapat merubah dan meredam arus. Arus mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi kehidupan biotaperairan. Arus dapat menyebabkan ausnya jaringan jazad hidup akibat pengikisanatau teraduknya substrat dasar berlumpur yang berakibat pada kekeruhan sehinggaterhambatnya fotosintesa. Pada saat yang lain, manfaat dari arus adalahmenyuplai makanan, kelarutan oksigen, penyebaran plankton dan penghilanganCO2 maupun sisa-sisa produk biota laut (Romimohtarto, 2003). Pengamatan Pernahkah anda berkunjung ke air terjun, sungai, pantai atau ke tambak? apakah anda pernah mengamati pergerakan air pada perairan tersebut? dapatkah anda menceritakan pergerakan air yang terjadi pada perairan tersebut dan bagaimana terjadinya? Coba kumpulkan informasi tentang pergerakan air tersebut dan pemanfaatannya bagi umat manusia, diskusikan dengan kelompok anda! 39 Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk alga kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat dipenuhi. Sedangkan bagi binatang, CO2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus juga berperanan penting bagi penyebaran plankton, baik holoplankton maupun meroplankton. Gambar 11. Pemanfaatan arus pada budidaya laut Terutama bagi golongan terakhir yang terdiri dari telur-telur dan burayak-burayak avertebrata dasar dan ikan-ikan. Mereka mempunyai kesempatan menghindari persaingan makanan dengan induk-induknya terutama yang hidup menempel seperti teritip (Belanus spp.) dan kerang hijau (Mytilus viridis). Kenyataan yang tidak dapat ditoleransi terhadap kuat maupun lemahnya arus akanmenghambat kegiatan budidaya laut (Ghufron dan Kordi, 2005).Arus juga sangat penting dalam sirkulasi air, pembawa bahan terlarut danpadatan tersuspensi (Dahuri, 2003), serta dapat berdampak pada keberadaanorganisme penempel. Next >