< Previous230Pembangkitan Tenaga Listrikyang tergantung pada jenis bahan yang menimbulkan kebakaran. Apabilakebakaran ditimbulkan oleh cairan yang mudah terbakar (bensin, minyak, dan lain-lain).Air tidak dapat digunakan karena pembanjiran tempat kebakaran dengan air akan menyebarkan cairan yang sedang terbakar tersebut sehingga api makin meluas. Bentuk kebakaran seperti ini (kebakaran kelas B) yang terbaik adalah pemadam kimiawi kering (bubuk) disusul oleh C02. Apabila kebakaran terjadi pada bagian-bagian listrik yang bertegangan (kebakaran keluar Q air tidak juga dapat digunakan karena air dapat menghantar listrik; pada keadaan ini pun C02 dan pemadam kimiawi kering (bubuk) adalahpemadamyang terbaik. Untuk kedua jenis kebakaran ini,pemadamkimiawi kering (bubuk) adalahyang terbaik karena di sampingmenyelungkupi nyala api agar tidak berkontak dengan oksigen udara; penyelungkupan ini juga melindungi petugas pemadam dari radiasi panas nyala api.Melakukan langkah-langkah untuk mencegah kebakaran adalah lebih baik daripada memadamkan kebakaranyang sudah terjadi. Langkah-langkah pencegahan ini antara, lain adalah:1.Menjauhkan bahan yang mudah terbakar, misalnya bahan bakar dari suhu yang tinggi. Tangki bahan bakar minyak atau minyak pelumas, terutama apabila ditaruh di tempat yang tinggi harus diperhatikan agar bocorannya atau luapannya tidak menyentuh atau mengenai sesuatu yang bersuhu tinggi, niisalnya pipa gas buang atau pipa uap.2.Timbunan batu bara harus secara teratur dibalik dan disemprot airuntuk mencegah terjadinya penyalaan sendiri (self ignition).3.Dilarang keras merokok di sekitar instalasi bahan bakar, terutama instalasi bahan bakar gas.4.Kontak-kontak dan sambungan listrik harus tertutup rapat padainstalasi bahan bakar.Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik2315. Dilarang keras melakukan pekerjaan las pada instalasi bahan bakar yang belum dikosongkan.6.Instalasi bahan bakar harus dilindungi terhadap sambaran petir.7.Alat-alat proteksi dari instalasi listrik perlu diuji secara periodik agar pasti berfungsi apabila terjadi gangguan hubung singkat sehingga tidak timbul kebakaran.Personil pusat listrik harus secara periodik dilatih memadamkankebakaran sehingga jika sampai terjadi kebakaran, kebakaran tersebutdapat segera dipadamkan.Alat-alat pendeteksi terjadinya kebakaran harus diuji secara periodiksehinggaterjadinya kebakaran dapat diketahui sedini mungkin.Selain instalasi pemadam kebakaran yang terpasang pada bangunan, harus tersedia pula alat-alat pemadam kebakaranyangmobileyangdapat dipindahkan ke tempat yang memerlukannya setiap saat.N.Beberapa Spesifikasi Bahan BakarSelaincalorific value (nilai kalori), masih ada lagi beberapa spesifikasi bahan bakar terutama bahan bakar minyak (BBM) yang sering diperlukan dalam praktik. Spesifikasi ini antara lain:Gambar III.65Transformator yang sedang mengalami kebakaran dan sedang diusahakan untuk dipadamkan dengan menggunakan air232Pembangkitan Tenaga Listrik1.Viskositas (viscosity)Viskositas kinematik BBM (cairan) menggambarkan kekentalan BBM dan hal ini berkaitan dengan tahananyang dialaminya apabila mengalirmelalui pipa atau lubang kecil. Sebagai contoh pemakaian BBM marinefuel oil (MFO) memerlukan pemanasan terlebih dahulu untuk mengurangi viskositas kinematiknya sebelum bisa digunakan sebagai bahan bakar mesindiesel agar tidak menyumbat pengabut mesin diesel bersangkutan.Viskositas dinamik BBM adalah viskositas kinematik kali massa jenis BBM.Viskositas kinematik diukur dalamStokes (St), sedangkanviskositas dinamik diukur dalam Poise (P). Sering digunakan centistokes (cSt) = 1072 Stokes.2.Titik Tuang (Pour Point)Titik tuang minyak (cairan) adalah suhu terendah di mana, minyak masih dapat dituang. Hal ini diperlukan di daerah beriklim dingindalam kaitan dengan keperluan menuang BBM atau pelumas di mana satuannyaadalah dalam derajat (0C) Celcius atau, derajat (0F) Fahrenheit.3.Titik Nyala (Flash Point)Titik nyala adalah suhu terendah minyak harus dipanaskan agarmenghasilkanuap secukupnya untuk bercampur dengan udara dan dapat menyala(flamable) bila dilewati angka api kecil. Satuannya adalahderajat (0C) Celcius atau, derajat (0F) Fahrenheit.4.Titik Bakar (Ignition Point)Titik bakar adalah suhu terendah di mana pada kondisi cukup oksigen,pembakaran spontan terjadi. satuan titik bakar adalah derajat (0C) Celcius atauderajat (0F) Fahrenheit.Titik bakar minyak baik BBM maupun minyak perlu diperhatikandalamkaitannya dengan suhu, ruangan tempat penyimpanannya. Apabila suhu ruangan penyimpanan mencapai titikbakarnya, maka minyakyangdisimpan tersebut akan menyala sendiri dan menimbulkan kebakaran.Kebakaran-kebakaranyang terjadi di pusat listrik, antara lain disebabkan oleh adanya minyak pelumas atau BBM yang bocor atau meluap dari tangkinya, kemudian mengenai asbes isolasi pembalut pipa gas buang PLTD atau pipa uap PLTU yang suhunya mencapai titik bakar minyak yang mengenainya sehingga minyak tersebut menyala sendiri danmenimbulkan kebakaran dalam pusat listrik.Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik233Titik bakar batubara lebih tinggi daripada fitik bakar BBM. Oleh karena itu,start pembangkit listrik dilakukan dengan menggunakan BBM karena suhu ruang bakar masih rendah.5.Titik Api (Fire Point)Titik api adalah suhu terendah minyakyang harus dipanaskan untuk menghasilkan uap secukupnya agar bercampur dengan udara dan dapat terbakar selama paling sedikit 5 detik.Satuan titik api adalah derajat (0C) Celcius atau, derajat (0F) Fahrenheit.Suhu ini juga perlu diperhatikan seperti halnya titik bakar, walaupunpenyalaan minyakyang terjadibelum stabil, paling sedikit 5 detik, tetapihal ini sudah membahayakan.6.Angka Oktan (Octane Number)Angka oktan adalah angkayang menggambarkan banyaknya dalam persentase (%) volume isooctanedalam campuranyang terdiri dariisooctane dan n-heptaneyang tidak menimbulkan letupan (knock) pada minyak bakar yang diuji dalam ruang kompresi sebuah silinder motorbakar.Satuan angka oktan adalah persen (%). Angka oktan = 70 berarti pada bahan bakar yang mempunyai angka oktan ini 70 % volumenya adalahisooctane dan 30 % volumenya adalah n-heptane. Angka oktan beberapa BBM adalah:Bensin 80-85 Premium 95-98 Super 99-100Makin tinggi angka oktannya, maka makin tinggi perbandingan kompresi silinder motor bakar yang bisa digunakan.Dari tinjauan termodinamika, makin tinggi perbandingan kompresi yang digunakan, makin efisiensi motor bakar yang didapat.Pada motor bensin, penyalaan kabut BBM dalam silinder dilakukanmenggunakan busur listrik dari busi sehingga dapat digunakan bahan bakar dengan angka oktan tinggi yang tidak akan menyala sebelum ada loncatan busur listrik dari busi. Pada motor diesel bahan bakardiharapkan agar menyala sendiri (tanpa busur listrik dari busi) saatmencapai akhir langkah kompresi. Oleh karena itu, dapat digunakan BBM yang lebih murah daripada BBM motor bensin.234Pembangkitan Tenaga Listrik7.Uji Ketergilingan(Grindability Test)Uji ketergilingan adalah pengujian untuk menentukan tingkat ketergilingan relatif atau kemudahan menghancurkan batubarayang sedang diujidengan membandingkannya terhadap batubara standar.Hasil dari uji ketergilingan ini menggambarkan tingkat kekerasanbatubarayang diperlukan untuk membuat desain mesin giling batubara, pada PLTU.O.LatihanLatihan1.Operasikan genset yang ada di bengkel ataulaboratorium yang ada di sekolah anda denganbimbingan guru dan teknisi. Amati perubahan tegangan jika putaran pada genset dinaikkan pada genset tidakdibebani, dibebani setengah dan beban penuh. Amati apa yang terjadi pada putaran genset.2.Lepasexcitasi pada generator, kemudian jalankangenset, lakukan pengukuran dan amati besar tegangan yang dibangkitkan Genset.3.Bagaimana kondisi Genset di sekolah anda, apakahterawatt dengan baik? Jika perawatannya kurang baiklakukan perawatan dengan didampingi guru dan teknisiP. TugasBuat laporan hasil latihan anda di laboratorium dandiskusikan dengan didampingi oleh guru Daftar PustakaLAMPIRAN A1 DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, 1998. Transmisi Tenaga Listrik. Universitas Indonesia, Jakarta Andriyanto, 2003. Pengoperasian Generator STF 100 kVA Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik. Laporan PI. Teknik Elektro FT Unesa, Surabaya Davit Setyabudi, 2006. Transformator Tenaga. Laporan PI. Teknik Elektro FT Unesa, Surabaya Djiteng Marsudi, 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga, Surabaya Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Pengenalan Pemeliharaan Mesin Pembangkit. PT PLN Persero Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Penanganan Bahan Bakar. PT PLN Persero Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Alat Bantu Mesin Pembangkit PT. PLN Persero. Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Pemeliharaan Mesin Pembangkit. Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Kebakaran. Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Kerja Mesin Pembangkit PLTU. Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 Diklat Pembidangan Teknik SLTA. Kerja Mesin Pembangkit PLTA. Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya. 2003 LAMPIRAN A2 Pembangkitan Tenaga Listrik Ermanto, Petunjuk Operasi PLTU Sektor Perak Unit III & IV Bidang Turbin. Tim Alih Bahasa. Perusahaan Umum Listrik Negara Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Timur Sektor Perak. GBC Measurement, Protective Relay Aplication Guide, the General Electric Company. Stafford England, 1987 Hedore Wildi, 2002. Electrical Machines & Power System. Prentice Hall, New Jersly http://faizal.web.id/sky/tutorial/energi-alternatif-dari-gunung-halimun/ http://www.blogberita.com http://www.ekaristi.org http://www.firstelectricmotor.com http://www.harianbatampos.com http://www.indonesiapower.co.id/Profil/UnitBisnis/tabid/66/Default.aspx http://www.motor-rundirect.com http://www.sitohangdaribintan.blogspot.com http://members.bumn-ri.com/jasa_tirta1/graphics.html http://www.gtkabel.com/ Jan Machrowski, et.al. 1996. Power System Dynamic and Stability. New York, Singapore Toronto Joel Weisman, et.al. 1985. Modern Power and Planning System. Printed in the United Soth of America, America. Joko, 2004. Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin-Mesin Listrik (Paket Belajar Bernuansa Kewirausahaan. Teknik Elektro FT Unesa Surabaya, Surabaya IEC 156/1963, Method for the Determination of Electric Strength of Insulating oils. 1963 Daftar PustakaLAMPIRAN A3 IEC 76/1976. Power Transformer. 1976 Indrati Agustinah, Joko, 2000. Pemeliharaan dan Perbaikan Transformator (Paket Belajar Bernuansa Kewirausahaan). Teknik Elektro FT Unesa Surabaya, Surabaya Kurikulum SMK Tahun 2004. Direktorat Pendidikan Menegah Kejuruan, Jakarta. 2004 Kursus Pengoperasian Sistem Penunjang (Demin Plant) (L.KUG/M.OUI.803 (1) A). PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan Surabaya. 2004 Laporan On Site Training Prajabatan SLTA & D3 PLTU III/IV Perak Surabaya. Sistem Kelistrikan (L.KKG/M.OUI.201 (1) A). PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Priok Jakarta, 2005 M. Azwar Charis, 2006. Membelit Ulang motor Kompresor Tiga Phasa Putaran 1500 RPM. Laporan PI. Teknik Elektro, FT Unesa, Surabaya MS. Nurdin. V. Kamuraju, 2004. High Voltage Enginering. Printed in Singapore P.T. Bambang Djaya. Methode Pengujian Transformator Distribusi. P.T. Bambang Djaya, Surabaya 1995. P.T. PLN. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan untuk Transformator Tenaga. Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta 1981 Rachma Dewi O. 2006. Observasi Pembuatan Engine Panel Trapesium Selenoid Off Untuk Generating Set F 3L 912-STF 25 kVA (20 kW) di PT. Conductorjasa Suryapersada. Laporan PI. Teknik Elektro FT Unesa, Surabaya Rahmat R. Hakim, 2006. Prosedur Umum Perbaikan Motor 3 Phasa di PT ABB Sakti Industri Surabaya. Laporan PI. Teknik Elektro, FT Unesa, Surabaya LAMPIRAN A4 Pembangkitan Tenaga Listrik SPLN 17: 1979. Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak. Jakarta, 1979. SPLN 50 – 1982. Pengujian Transformator. Jakarta, 1982. Standart Operational Procedure (SOP) Start-Stop Unit III & IV Unit Pembangkitan Perak. PT. PJB I Unit Pembangkitan Perak dan Grati, Surabaya. 1998 Standar Kompetensi Nasional. Bidang Inspeksi Pembangkitan Tenaga Listrik. Depdiknas RI, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta. 2003 Turan, G. 1987. Modern Power System Analysis. John Wiley & Sons Yudi Widya N, 2006. Sistem Pembangkit Tenaga Air (PLTA) Mendalan di PT. PJB Pembangkitan Brantas Distrik D PLTA Mendalan. Laporan PI. Teknik Elektro FT Unesa, Surabaya Yugo F. 2006. Sistem Pengoperasian Genset di PT. Bayu Bangun Lestari Plasa Surabaya. Laporan PI. Teknik Elektro FT Unesa, Surabaya Copyright 2003. Japan AE Power Systems Corporation. All Rights Reserved. Daftar Istilah LAMPIRAN B1 DAFTAR ISTILAH absorben, 95 accu battery, 396 accu zuur, 81 aero derivative, 183 agregat dan piranti, 363 air gap, 115 alarm, 123 alat ukur digital, 564 ambient temperature, 143 amperemeter, 541, 547 amplifier mekanis,, 143 AMSSB, 119 angka oktan, 223 antene, 540 arus hubung singkat, 122 arus line, 544 arus keluar ke line, 353 arus pengisian , 351 asam sulfat (H2SO4), 79 assembling, 312 automatic follower, , 486 auxiliary transformer, 180, 401 avometer,576 AVR, 37,482 baterai aki, 76, 338 baterai akumulator, 349 baterai buffer, 359 beban harian, 5 beban puncak, 5 beban rata-rata, 2 beban tahunan, 5 belitan, 518 belitan primer,546 belitan skunder, 546 biaya poduksi, 5 black start, 157 bleaching earth, 96 blow down (air ketel), 17, 147 boiler, 412 breakdown voltage ,99 buffer baterey, 348 bushing, 84, 85,528 busur listrik, 64 cable duct, 27 carrier current, 501 cathodic protection, 226 cd (cadmium), 78,79 cellars, 193 centrifuge reclaiming, 94 chosphimeter, 555 circuit breaker, 52 circulating water pump, 401 compression joint, 129 condition based maintenance, 391 consumable parts, 272 control room, 144 cos ij, 552 coupling capacitor, 529 coupling system, 524 crane, 5, 492 ct/ppt avr, 37 current compensator. 481 data acquisition, 142 daya, 2 daya aktif, 109 daya reaktif, 110 dB, 530 deaerator, 175 debit air, 13 deenergized, 96 dekarbonator, 179 delta-delta, 85 delta-bintang, 88 delta-wye, 88 diagram AVR, 488 diagram beban,2 diagram excitacy, 487 dinamo exciler, 39 disconnecting switch, 27 distribution planning, 7 dokumen sop, 402 dual slope, 567 Next >