< Previous 208 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Gambar 13.29. Efek bentuk trapesium Pengkoreksian bentuk bantal dan trapesium dilakukan secara terpisah pada kumparan konvergensi dan pembelok . Pengoreksian bentuk trapesium dimaksudkan untuk membenarkan bentuk trapesium yang dibuat oleh letak pembelok yang tak segaris. Pengkoreksian ini dengan menambahkan arus parabola dan arus gigi gergaji. Gambar 13.30. Pengoreksian bentuk trapesium Setelah pengoreksian bentuk trapesium hanya tertinggal kesalahan bentuk bantal kesalahan ini dibenarkan dengan merubah arus pembeloknya. Pada pengoreksian arah Timur Barat adalah pengoreksian arah horizontal. Besar aruspembelokkan pada tengah layar(baris ke 301) adalah maksimum dan menurun parabola pada baris ke 1 dan 601.Hal tersebut terjadi secara periodik setiap setengah gambar. Pada pengoreksian arah Utara-Selatan, dimodulasi arus pembelok vertikal dengan arus parabola berfrekuensi horizontal. Pemodulasi tersebut dapat dilakukan dengan transduktor . Transduktor adalah inti feromagnetik yang mempunyai dua gulungan beban dan satu gulungan kemudi. Dua gulungan beban tersebut diserikan saling Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 209 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi berlawanan sehingga tak terjangkit tegangan induksi diantara keduanya. Induksi diri dalam kumparan beban berubah-ubah, tergantung kondisi inti. Kian besar arus dalam gulungan kemudi, kian jenuhlah inti, maka induksi diri didalam kumparan beban akan berkurang. Gambar 13.31. Pengoreksian bentuk bantal Gambar 13.32. Konstruksi transduktor dan sifat-sifatnya 210 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Gambar 13.33. Pengoreksian cacat bentuk bantal vertikal dan horizontal E. Layar Plasma Tabung gambar CRT seiring dengan perkembangan teknologi perlahan-lahan digantikan posisinya oleh layar gambar yang lebih baik rteproduksi warnanya, lebih ringan dan memungkinkan dibuat dengan dimensi ukuran yang lebih lebar. Salah satunya adalah layaar plasma. Untuk menampilkan gambar warna, teknologi plasma menggunakan kombinasi pospor merah, hijau, dan biru. Berbeda dengan teknologi CRT, plasma memberi muatan kepada kantung-kantung yang berisi gas neon dan xeon yang berada di antara dua panel gelas. Analogi mudahnya, jika CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube), maka plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil. Ketika tabung fluorescent tersebut diberi muatan, gas neon dan xeon akan mengeluarkan foton ultraviolet. Kemudian foton menumbuk pospor yang akan memendarkan cahaya warna. Kombinasi cahaya ini akan menghasilkan gambar di televisi sebagaimana yang kita lihat. Gambar 13.34 Contoh tampilan TV plasma Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 211 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Gambar 13.35 Susunan plasma display panel Masalah yang muncul di layar plasma berkisar pada kinerja pospor yang mengeluarkan cahaya. Kinerja pospor akan menurun seiring berjalannya waktu. Jika kinerja pospor sudah menurun, maka cahaya yang dikeluarkan saat pospor ditumbuk foton, akan semakin berkurang dan redup. Rasio kontras akan mengalami penurunan sebesar 50 persen dalam waktu penggunaan 4-5 tahun. Sedangkan untuk aspek brightness (rasio terang), beberapa produsen mengklaim, penurunan sebesar 50 persen, baru akan terjadi setelah penggunaan selama 60.000 jam (15 tahun penggunaan normal). Display plasma, neon dan Xenon berisi ratusan ribu sel-sel kecil yang diposisikan antara dua plat gelas/kaca. Elektroda-elektroda panjang juga disisipkan diantara lapisan gelas/kaca, pada kedua sisi dari sel tersebut. Elektroda-elektroda terletak dibelakang sel-sel, sepanjang kaca tersebut. Elektroda transparan melingkupi bahan dielektrik dan ditutup oleh satu lapisan pelindung magnesium oksida. Gambar 13.36. Konstruksi lapisan pada plasma 212 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Kedua elektroda meluas keseluruh layar, dimana elektroda display disusun secara horisontal membentuk barisan sepanjang layar elektroda yang dituju (elektroda untuk pengalamatan titik) disusun membentuk kolom vertikal. Gambar 4. menggambarkan susunan kedua elektroda membentuk sebuah grid dasar. Gambar 13.37 Grid yang terbentuk oleh dua elektroda Untuk mengionisasikan gas yang berada dalam sel tertentu, display plasma akan mengaktifkan elektroda vertikal dan elektroda horisontal yang saling bertemu/berpotongan. Hal ini dilakukan beribu-ribu kali dalam waktu yang sangat singkat, untuk mengaktifkan tiap selnya. Jika elektroda yang berpotongan ini diaktifkan (dengan menggunakan beda tegangan antara kedua elektroda) maka arus listrik akan mengalir melalui gas yang ada di dalam sel tersebut. Pada saat yang bersamaan, sebuah aliran juga terbentuk oleh pengisian partikel yang akan memicu atom-atom gas untuk melepaskan foton ultraviolet. Foton yang dilepaskan ini berinteraksi dengan material pospor yang dilapisi di dalam dinding sel. Pospor adalah material yang akan menghasilkan cahaya (berpendar) jika terkena tumbukan. Ketika foton ultraviolet mengenai atom di dalam sel, sebuah elektron pospor akan melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi dan atom memanas. Pada waktu elektron mundur ke keadaan normal, maka akan dihasilkan energi dalam bentuk foton cahaya yang terlihat. Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 213 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi F. Layar LCD Rata-rata TV LCD memiliki rasio kontras mulai dari 400:1 hingga 800:1. TV plasma mulai dari 600:1 sampai yang tercanggih memiliki ke-mampuan 1.500:1. Pada TV LCD, layar diterangi oleh lampu belakang sehingga relatif tidak terpengaruh silau karena pantulan cahaya dan memberikan gambar-gambar modulasi yang halus dan terang bahkan dalam ruangan yang bercahaya terang atau dekat jendela dimana sinar matahari masuk. TV ini ringan dan dapat dipindahkan dengan mudah, yang berarti dapat ditempatkan hampir dimana saja yang dikehendaki si pengguna. Gambar 13.38 TV LCD Bagian-bagian LCD dan fungsinya : 1. Vertical filter film untuk mempolarisasikan cahaya ketika masuk. 2. Glass substrate dengan ITO (Indium tin oxide ) electrodes. Bentuk elektroda ini akan menetukan (membentuk) elemen gelap yang akan tampak ketika LCD dinyalakan atau dimatikan. 3. Twisted nematic liquid crystals. 4. Glass substrate dengan common electrode film (ITO) dilengkapi horizontal ridges sehingga menjadi satu baris dengan filter horisontal 5. Horizontal filter film untuk memblokir dan meloloskan cahaya. 6. Reflective surface untuk memantulkan kembali cahaya ke depan. (pada backlit LCD, layer ini diganti dengan sumber cahaya) 214 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Ukuran rasio aspek menggambarkan perbandingan antara lebar layar dengan tingginya. TV konvensional memakai format 4:3, sedangkan TV layar lebar menggunakan perbandingan 16:9. Rasio ini tidak berbeda jauh dengan format yang dipakai industri film bioskop, sehingga film DVD sangat nyaman ditonton pada layar lebar, mengingat perbandingnya 1,85:1 tidak berbeda jauh dengan 16:9. Gambar 13.39. Bagian-bagian display LCD Dalam memilih TV sebaiknya dipertimbangkan juga aspek resolusi. Produk TV plasma dan LCD sudah memakai teknologi fixed-pixel arrays. Artinya, produk ini sudah memiliki baris dan kolom yang tetap untuk format gambar tertentu. Secara umum kualitas TV yang bagus digolongkan sebagai high definition, bila memiliki nilai resolusi lebih dari satu juta, yaitu mulai dari 1280 x 720, 1366 x 768 dan 1024 x 1024. Resolusi asli minimum dari layar haruslah 720 garis fisik pada rasio 16:9. Layar tersebut harus dapat menerima input HD melalui: Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 215 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Antena dalam untuk menerima sinyal HDTV dari stasiun TV yang sudah memancarkan program High-Definition HDMI (High Definition Multimedia Interface) atau DVI (Digital Visual Interface) Sementara itu, Input-input HD harus memiliki format video HD : 1280x720 @ 50Hz progression (720p) 1920x1080 @50Hz interface (1080i). Gejala burn in atau dikenal juga dengan screen image retention (jejak bayangan) merupakan penuaan pospor yang tidak merata pada layar terjadi pada semua layar yang menggunakan pospor termasuk CRT TV dan Plasma TV. Ada dua jenis jejak gambar yaitu jejak gambar sementara dan permanen. Jejak gambar sementara secara otomatis akan dihilangkan dengan screen-saver yang sudah ada pada Plasma. Jejak gambar permanen hanya akan terjadi jika gambar yang sama (foto) ditampilkan pada layar dalam waktu yang sangat lama, yaitu seminggu. Dimana hal ini hampir tidak mungkin terjadi. Jadi Tidak ada yang perlu dikhawatirkan perihal jejak gambar. G. Konsep Liquid Crystal (Kristal Cair) Padat dan cair merupakan dua sifat benda yang berbeda. Molekul-molekul benda padat tersebar secara teratur dan posisinya tidak berubah-ubah, sedangkan molekul-molekul zat cair letak dan posisinya tidak teratur karena dapat bergerak acak ke segala arah. Pada tahun 1888, seorang ahli botani, Friedrich Reinitzer, menemukan fase yang berada di tengah-tengah antara fase padat dan cair. Fase ini memiliki sifat-sifat padat dan cair secara bersama-sama. Molekul-molekulnya memiliki arah yang sama seperti sifat padat, tetapi molekul-molekul itu dapat bergerak bebas seperti pada cairan. Fase kristal cair ini berada lebih dekat dengan fase cair karena dengan sedikit penambahan temperatur (pemanasan) fasenya langsung berubah menjadi cair. Sifat ini menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap temperatur. Sifat inilah yang menjadi dasar utama pemanfaatan kristal cair dalam teknologi. 216 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Untuk memahami sensitivitas kristal cair terhadap suhu, kita bisa menggunakan apa yang dikenal sebagai mood ring. Mood ring dianggap sebagai cincin ajaib yang mempunyai daya magis yang dapat membaca emosi pemakainya. Saat si pemakai sedang marah atau tegang batu cincin tersebut berubah warna menjadi hitam, sedangkan saat sedang tenang batu berwarna biru. Berbagai emosi lainnya bisa diketahui berdasarkan perubahan warna batu cincin magis ini. Magis ataukah fisika ?, tentu saja fisika!. Karena batu cincin ini diisi dengan materi kristal cair yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu, sekecil apa pun perubahannya. Perubahan suhu menyebabkan terpilinnya struktur molekul (twist) sehingga panjang gelombang cahaya yang diserap atau direfleksikan berubah pula. Perubahan suasana hati atau emosi si pemakai cincin menyebabkan perubahan suhu tubuh yang kemudian mempengaruhi suhu kristal cair yang terkandung dalam batu tersebut. Sewaktu suhu meningkat, molekul kristal cair terpilin dan menyebabkan warna merah dan hijau lebih banyak diserap dan warna biru lebih banyak direfleksikan sehingga warna yang terlihat adalah biru tua. Warna ini menunjukkan keadaan hati yang sedang bahagia dan bergairah karena saat bahagia suhu tubuh paling tinggi (pembuluh kapiler semakin mendekati permukaan kulit dan melepaskan panas). Suhu tubuh minimum saat sedang tegang karena pembuluh kapiler masuk semakin dalam sehingga suhu turun (digambarkan dengan warna hitam sebagai warna yang ditunjukkan kristal cair pada suhu terendah). Selain temperatur, kristal cair juga sangat sensitif terhadap arus listrik (beda potensial). Prinsip semacam inilah yang digunakan dalam teknologi LCD. Ini sebabnya layar laptop terkadang terlihat berbeda di musim dingin atau saat digunakan di cuaca sangat panas. H. Nematic Liquid Crystal Jenis kristal cair yang digunakan dalam pengembangan teknologi LCD adalah tipe nematic (molekulnya memiliki pola tertentu dengan arah tertentu). Tipe yang paling sederhana adalah twisted nematic (TN) yang memiliki struktur molekul yang terpilin secara alamiah (dikembangkan pada tahun 1967). Struktur Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 217 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi TN terpilin secara alamiah sebesar 90º (Gambar 8). Struktur TN ini dapat dilepas pilinannya (untwist) dengan menggunakan arus listrik. Gambar 13.40 Fase nematik serta bahan pembentuknya Pada Gambar 13.41. kristal cair TN (D) diletakkan di antara dua elektroda (C dan E) yang dibungkus lagi (seperti sandwich) dengan dua panel gelas (B dan F) yang sisi luarnya dilumuri lapisan tipis polarizing film. Lapisan A merupakan cermin yang dapat memantulkan cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan sandwich LCD. Kedua elektroda dihubungkan dengan batere sebagai sumber arus. Panel B memiliki polarisasi yang berbeda 90º dari panel F. Gambar 13.41 Sususan sandwich layar LCD Begini cara kerja sandwich ajaib ini. Cahaya masuk melewati panel F sehingga terpolarisasi. Saat tidak ada arus listrik, cahaya lewat begitu saja menembus semua lapisan, mengikuti arah pilinan molekul-molekul TN (90º), sampai memantul di cermin A dan keluar kembali. Tetapi ketika elektroda C dan E (elek-troda kecil berbentuk segi empat yang dipasang di lapisan gelas) mendapat-kan arus, kristal cair D yang sangat sensitif terhadap arus listrik tidak lagi terpilin sehingga cahaya terus menuju panel B dengan polarisasi sesuai panel F. Panel B yang memiliki polarisasi yang berbeda 90º dari panel F menghalangi cahaya untuk menembus terus. Karena cahaya tidak dapat lewat, Next >