< Previous 197 menentukan kebutuhan hormone secara total juga dihitung kebutuhan hormone setiap penyuntikan. Hormon yang akan disuntik ke dalam tubuh induk ikan sebaiknya dilakukan pengenceran menggunakan aquades. Bahan pengencer hormone perlu melihat bahan dasar hormone tersebut. Bagaimana hormon yang disuntikan itu mencapai sel target. Hormon tersebut mencapai sel target melalui komunikasi antar sel. 2) Mengontrol Proses Pemijahan Perilaku induk setelah disuntik hormon reproduksi akan nampak setelah tiga jam. Perilaku tersebut dinampakkan adanya gejala kegelisahan, meningkatnya kelembekan perut. Hal ini akibat adanya perubahan metabolisme, mekanisme hormonal didalam tubuh induk ikan tersebut. Perubahan metabolisme, mekanisme hormonal tersebut menyangkaut proses perkembangan dan pematangan gonad. Perkembangan telur dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar dari ikan (lingkungan dan pakan). Pengaruh faktor lingkungan terhadap gametogenesis dibantu oleh hubungan antara poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad melalaui proses stimulisasi atau rangsangan. Hormon-hormon yang ikut dalam proses ini adalah GnRH dan Steroid. Keadaan ini memungkinkan untuk perlakuan pemberian hormone baik melaui penyuntikan, implantasi dan pakan. Hormon sangat penting dalam pengaturan reproduksi dan sistem endocrine yang ada dalam tubuh, yang reaksinya lambat untuk menyesuaikan dengan keadaan luar. Hasil kegiatan sistem endocrine adalah terjadinya keselarasan yang baik antara kematangan gonad dengan kondisi di luar, yang cocok untuk mengadakan perkawinan. Aktivitas gonadotropin terhadap perkembangan gonad tidak langsung tetapi melalui biosintesis hormon steroid gonad pada media stadia 198 gametogenesis, termasuk perkembangan oosit (vitelogenesis), pematangan oosit, spermatogenesis dan spermiasi. Hormon gonadotropin dengan glicoprotein rendah dapat mengontrol vitelogenesis, sedangkan yang tinggi mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon tiroid akan aktif bersinergi dengan gonadotropin untuk mempengaruhi perkembangan ovari dan kemungkinan lain juga untuk meningkatkan sensitivitas pengaruh gonadotropin. Sel target hormon gonadotropin adalah sel teka yang merupakan bagian luar dari lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan rainbowtrout dihasilkan 17-hidrokxy-20-dihidroxyprogresterone (17 , 20-Pg) oleh lapisan folikel sebagai respon terhadap aktifitas gonadotropin untuk merangsang kematangan telur. Teori yang lain control endokrin terhadap kematangan oosit dan ovulasi pada teleostei adalah GTH merangsang (a) sintesa steroid pematangan pada dinding folikel (ovari) dan (b) skresi mediator ovulasi. Teori lain untuk pematangan sel telur adalah adanya hubungan erat antara poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad. Hipotalamus akan melepas GnRH jika dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH adalah merangsang keluarnya GtH (Gondotropin) yang berada pada Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon Testosteron yang berada pada sel theca keluar, sedangkan hormon Testosteron akan merangsang dikeluarkannya hormon Estradiol-17 yang berada pada sel granulose. Hormon Estradiol-17 ini akan menggertak kerja liver untuk memproses precursor kuning telur (vitellogen) untuk dikirimkan ke sel telur sebagai kuning telur. Dengan demikian pertumbuhan telur terjadi. Sebagai pematang sel telur diperlukan media MIH (Maturtaion Inducing Hormon) dan MPF (Maturation Promoting Factor) untuk hormon 17,20-dyhidroxy-4-pregnen-3-one yang bersumber dari sel granulose. 199 d. Komoditas Ikan dan Susunan Asam Amino GnRH Komoditas ikan sangat berpengaruh terhadap dosis hormon, frekuensi penyuntikan. Setiap jenis hormon mempunyai arah dan target masing-masing, ada yang mempercepat pertumbuhan sel telur atau ada yang hanya untuk ovulasi sel telur. Kepekaan terhadap jenis hormon tersebut dikarenakan oleh susunan asam amino hormon yang terkandung tersebut. Apabila susunan asam amino hormon perangsang atau yang disuntikkan dari luar kebetulan sama atau mirip atau selisih sedikit maka ikan tersebut akan dengan segera merespon hormon suntikan tersebut. Tetapi kebalikannya apabila susunan asam amino hormon yang disuntikan berbeda dengan hormon yang dirangsang ada di didalam tubuh ikan maka ikan tidak akan meresponnya. Di bawah ini adalah contoh susunan asam amino hormon GnRH dari beberapa hewan: 1) Kelenjar Hipofisa Kelenjar hipofisa berlokasi di bawah otak di dalam cekungan tulang sellatursica. Pada prinsipnya kelenjar hipofisa merupakan kelenjar hormon terutama hormon reproduksi. Pada vertebrata antara mamalia, burung dan ikan mempunyai kelenjar hipofisa dengan struktur yang mirip, hanya lokasi tempat cell produksi hormonnya yang berbeda. a) Menyiapkan Ekstrak Kelenjar Hipofisa Mengambil kelenjar hipofisa Memotong kepala ikan donor hingga putus. Letakkan potongan kepala dengan mulut menghadap ke atas. Potonglah kearah bawah mulai dari bawah lubang hidung hingga tulang tengkorak terbuka. Buanglah bagian insang. Potonglah syaraf-syaraf yang nampak putih hingga posisi otak kelihatan. 200 Angkat otak hati-hati, sekarang kelenjar hipofisa telah kelihatan, tetapi masih didalam tulang sellatursica. Angkat kelenjar hipofisa dengan pinset. Taruh kelenjar hipofisa di atas kertas saring. Membuat ekstrak kelenjar hipofisa Masukan kelenjar hipofisa ke dalam tissue grinder. Gerus kelenjar tersebut secara hati-hati. Tambahkan larutan garam faal atau akuadbides setetes demi setetes sambil kelenjar hipofisa digerus hingga volume 2 ml. Pindahkan larutan ke dalam tabung reaksi untuk dicentrifuge selama 5 menit, kemudian diamkan hingga 15 menit. 201 Kini larutan nampak menjadi dua bagian, bagian atas lebih jernih dan bagian bawah agak keruh. Ambil dengan spuit larutan yang jernih berada diatas. Usahakan tidak ada gelembung udara di dalam spuit. Larutan tersebut siap untuk disuntikan kepada ikan recipien. b) Cara Menyuntik Induk Ikan, Ikan Resipien dan Waktu Pemijahan Setelah dosis, ikan donor dan ikan recipient serta frekuensi penyuntikan ditentukan maka dilakukan pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa sesuai dengan proporsi tahapannya. Hal ini dikarenakan kadang-kadang penyuntikan induk ikan dilakukan 2-3 kali dalam satu periode pemijahan dengan proporsi tertentu. Proporsi penyuntikan kadang 30% dan 70%, 50% dan 50% atau 30%, 30% dan 40%. 202 Untuk menyuntik induk ikan biasanya menggunakan spuit. Ektrak kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam spuit. Spuit yang telah berisi ekstrak kelenjar hipofisa tidak boleh ada udara masuk karena udara tersebut membuat ikan akan kesakitan apabila telah disuntikan. Terdapat tiga cara atau tiga tempat penyuntikan ikan yaitu pada otot kepala, otot perut dan otot punggung. Jika disuntik pada Otot kepala dimana otot kepala dekat dengan otak, otak akan cepat memberikan sinyal dan perintah kepada organ target, jika pada otot perut, otot perut dekat dengan gonad. Pada otot kepala dan otot perut reaksi hormon sangat cepat tetapi resikonya sangat tinggi. Penyuntikan pada otot punggung lebih sering dilakukan hal ini karena di tempat tersebut aman dari organ lain dan reaksi hormon relatif lebih lamban. Kapan dilakukan penyuntikan ekstrak kelenjra hipofisa. Penyuntikan sebaiknya memperkirakan kapan akan terjadi ovulasi dan pemijahan. Ikan akan memijah setelah 9-11 jam setelah penyuntikan. Jika dilakukan penyuntikan pertama jam 17.00 dan penyuntikan kedua jam 20.00 maka biasanya ikan akan memijah pada jam 05.00 atau 06.00 pagi hari. Tetapi apabila pemijahan ikan akan dilakukan pemijahan buatan maka waktu penyuntikan bisa di balik, sehingga stripping bisa dilakukan pada malam hari. Pada pemijahan ikan patin, penyuntikkan induk ikan dilakukan 2 kali. Interval penyuntikan pertama dan ke dua adalah 6-8 jam. Jumlah hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh ikan pada penyuntikan pertama sebanyak 25-30%. Sedangkan pada penyuntikan yang ke 2 adalah sisanya. Pengeluaran telur induk ikan patin dilakukan dengan cara mengurut bagian perut induk mulai dari bagian dada ke arah lubang kelamin. Pengurutan dilakukan setelah 6-8 jam dari penyuntikan ke 2. 203 Pada pemijahan ikan patin secara buatan, sebelum dilakukan pengurutan telur (stripping), perlu dilakukan persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti bulu bebek, mangkok yang kering dan bersih, Larutan NaCl 0,9%. Bulu bebek berfungsi untuk mengaduk telur dan sperma. Mangkok digunakan untuk menampung dan untuk tempat mengaduk telur dan sperma hasil stripping. Jika salah satu alat tersebut mengandung air (basah) akan berakibat fatal, karena bila telur atau sperma kena air akan bergerak aktif, sehingga sulit untuk terjadi pembuahan akhirnya telur atau sperma tersebut mati. Pengurutan dilakukan dengan menangkap induk betina. Induk betina tersebut dilap menggunakan kain atau tissue. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan air yang terdapat pada tubuh induk. Setelah tubuh induk ikan kering, dilakukan pengurutan. Pengurutan dilakukan dengan menekan secara perlahan-lahan bagian perut paling depan ke arah lubang genital. Telur yang keluar ditampung 204 dalam mangkok yang telah disiapkan sebelumnya. Stripping dilakukan berulang-ulang sampai telur habis. Segera setelah selesai mengeluarkan telur induk jantan ditangkap dan bagian tubuh induk jantan dilap dengan menggunakan kain atau tissue. Setelah tubuh induk jantan kering dilakukan stripping. Pengurutan diawali dengan menekan bagian perut ikan bagian depan ke arah lubang papila. Sperma yang keluar ditampung pada mangkok yang telah berisi telur. Sperma pada mangkok yang telah diencerkan, dituangkan ke mangkok berisi telur lalu diaduk sampai merata. Telur yang sudah dibuahi oleh sperma dibersihkan dari sisa-sisa sperma dengan cara mencucinya menggunakan air bersih berulang-ulang. Setelah itu telur siap untuk ditebar merata ke wadah penetasan telur. e. Karakteristik Sperma dan Telur 1) Karakteristik Sperma Sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis. Pada beberapa jenis ikan, sperma berwarna putih seperti susu. Hoar, (1969) mengatakan cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testis. Campuran antara seminal plasma dengan spermatozoa disebut semen. Dalam setiap testis semen terdapat jutaan spermatozoa. Penelitian Toelihere, ( 1981 ) menyebutkan sperma merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, tidak bertumbuh dan mebai diri. Pada dasarnya sperma terdiri dari kepala yang membawa materi keturunan paternal dan ekor yang berperan sebagai alat penggerak. Sperma tidak memegang peranan apapun dalam fisiologi hewan yang menghasilkannya dan hanya melibatkan diri dalam pembuahan untuk membentuk individu baru. 205 Bentuk sperma yang telah matang memiliki struktur yang terdiri dari kepala, leher dan ekor flagela. Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala. Pada beberapa sperma mempunyai middle piece sebagai penghubung atau penyambung antara leher dan ekor. Middle piece ini mengandung mitokondria yang berfungsi dalam metabolisme sperma. Kepala spermatozoa secara umum berbentuk bulat atau oval, sedangkan sperma ikan sidat berbentuk sabit. Pada sperma ikan mas, nilem, tawes dan barbir kepala sperma berbentuk oval sedikit memanjang dimana perbandingan panjang kepala sedikit lebih besar dari pada leher kepala. Sedangkan pada ikan mas koki dan sumatera, kepala sperma berbentuk bulat dimana panjang kepala hampir sama dengan lebar kepala. Gambar 42. Macam macam bentuk kepala sperma ikan Ukuran sperma pada ikan teleostei memiliki struktur yang sederhana dan ukuran yang hampir sama. Umumnya ukuranpanjang kepala sperma antara 2-3 µm dan panjang total spermatozoanya antara 40 – 60 µm. Rata-rata ukuran lebar kepala dan panjang ekor sperma pada famili Cyprinidae adalaha sebagai berikut. 206 Tabel 2. Rata-rata ukuran lebar kepala dan panjang ekor sperma ikan famili Cyprinidae Nama Ikan Lebar kepala (µm ) Panjang ekor (µm) Mas 1,832 ± 0,179 33,733 ± 2,093 Mas Koki 1,859 ± 0,187 39, 973 ± 2,154 Nilem 1,499 ± 0,151 28, 829 ± 1,643 Tawes 1,496 ± 0,189 31, 147 ± 2,057 Sumatera 1,907 ± 0,154 30, 187 ± 1,639 Barbir 1,459 ± 0,159 28, 507 ± 2,402 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ikan mas mempunyai ukuran lebar kepala sperma yang lebih besar dibanding ikan nilem, tawes dan barbir sehingga apabila sperma ikan mas digunakan untuk inseminasi telur ikan nile, tawes dan barbir maka akan diperoleh jumlah larva yang relatif rendah karena kepala spermanya tidak mampu membuahi sehingga telur tidak berkembang. Akan tetapi sebaliknya sperma ikan nilem, tawes dan barbir dapat digunakan untuk inseminasi ikan mas yang berukuran diameter mikrofil telurnya lebih besar. Lebar kepala sperma ikan tawes lebih kecil dari ikan sumatra sehingga sperma ikan sumatera tidak dapat digunakan untuk membuahi telur ikan tawes. Demikian juga antara ikan sumatera dengan ikanbarbir mempunyai ukuran lebar kepala sperma yang berbeda, dimana sperma ikan sumatera lebih besar dibanding ikan barbir sehingga tidak dapat dimasuki mikrofil telur ikan barbir tetapi sperma ikan barbir dapat digunakan untuk membuahi telur ikan sumatera. Pada sebagian besar pemijahan ikan, pembuahan telur terjadi diluar tubuh induk ikan. Sperma dikeluarkan induk jantan dan telur dikeluarkan oleh induk betina selanjutnya telur berenang kearah telur dan pembuahan terjadi setelah sperma masuk melalui mikrofil. Selain Next >