< Previous 8 Direktorat Pembinaan SMK 2013Teknik Cetak Saring Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada setiap benda padat yang datar tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Pada prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam benda padat adalah sama. Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk yang akan dicetak. Menurut sejarah cetak mencetak Tsa`ai Lun adalah seorang penemu pembuatan kertas di Cina dianggap juga sebagai penemu cara-cara mencetak (block printing) pertama kali di dunia pada tahun 105. Tsa`ai Lun mengukir suatu objek sebilah kayu, memberinya zat warna di bagian yang timbul pada ukiran kayu tersebut dan memindahkan gambar ke kertas. Inilah prinsip cetak mencetak pertama kali di dunia. Pada ratusan tahun berikutnya sekitar tahun 1045. Sheng membuat berbagai jenis objek pada tanah liat. Di mana setiap objek di buat pada sekeping tanah liat. Dengan rangkaian kepingan tanaha liat disusun suatu objek baru dan digunakan untuk cetak mencetak. Selanjutnya teknik ini dikembangkan dengan mengukir setiap objek pada sebilah kayu sehingga cetakan dapat dilakukan dengan mudah. Inilah sejarah awal mula cikal bakal percetakan yang dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf yang digabung-gabung menjadi suatu kata seperti sekarang ini. Menengok sejarah cetak saring atau cetak sablon telah lama juga dikenal dan digunakan oleh bangsa Jepang sejak tahun 1664, abad ke-17. Ketika itu, Yuzensai Miyasaki dan Zisukeo Mirose mengembangkannya dengan menyablon kain kimono beraneka motif yang sebelumnya motif kimono dibuat dengan tulis tangan. Ternyata lebih menekan biaya sehingga kimono motif sablon mulai banyak digunakan oleh masyarakat Jepang. Sejak itu, teknik cetak saring terus berkembang dan merambah ke berbagai negara. Pada tahun 1907, pria berkebangsaan Inggris, Samuel Simon, mengembangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari benang sutera halus. Bahan rajut inilah yang merupakan cikal bakal kain gasa untuk menyablon. Menyablon dengan chiffon caranya tinta yang akan dicetak dialirkan melalui kain gasa atau kain saring, sehingga teknik ini juga disebut silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutera. Setelah Perang Dunia II, teknik cetak saring terus berkembang pesat, inovasi-inovasi terus dilakukan sehingga munculah teknik-teknik baru, yang semula membuat motif secara sederhana kemudian berkembang dengan digunakannya komputer untuk membuat motif yang lebih bervariasi. Istilah cetak saring di Indonesia lebih populer dengan sebutan cetak sablon. Kata 9 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Teknik Cetak Saring sablon berasal dari bahasa Belanda, yaitu Schablon, sehingga dalam bahasa serapan menjadi sablon (Guntur Nusantara,2007: 2). Sablon dapat didefinisikan sebagai pola berdesain yang dapat dilukis berdasarkan contoh. Cetak sablon adalah mencetak dengan menggunakan model cetakan atau mal. Cetak saring adalah mencetak dengan menggunakan kain gasa yang dibingkai disebut screen. Proses Pembuatan Cetak saring bisa dilakukan dengan mesin seperti yang dilakukan pada pabrik printing dan bisa dilakukan secara manual seperti yang dilakukan oleh home Industry menengah dan kecil. Gambar 1.5. Contoh Produk Cetak Saring (Sumber: Great T-Shirt Graphics 3, 1997) 10 Direktorat Pembinaan SMK 2013Teknik Cetak Saring 2. Film Diapositif Film dalam teknik cetak saring adalah bahan yang tembus pandang yang dapat digambari dengan objek yang akan dicetak. Bahan tembus pAndang dapat berupa mika, transparansi yang biasa digunakan untuk OHP, kertas kalkir, kertas biasa atau HVS. Pada bahan tembus pAndang ini, objek digambar dengan mempergunakan tinta cina, tinta rapido, opaque ink, difotokopi, dicetak dengan printer dan komputer. Bahan-bahan transparan ini akan menerima cahaya yang diteruskan pada screen yang telah diolesi penutup pori (bahan coating) Penggunaan bahan film sangat dianjukan menggunakan bahan yang transparan yang jernih dan mudah meneruskan sinar. Apabila akan mencetak secara langsung pada transparansi menggunakan printer dan komputer diperlukan transparansi khusus serta printer deskjet atau inkjet yang umumnya mahal harganya. Beberapa perusahaan sablon menggunakan bahan transparan dari kertas HVS yang telah digambari sebagi pengganti transparansi dan hasilnya cukup baik. Untuk membuat transparan, kertas HVS yang sudah digambari harus diolesi minyak goreng, sehingga kertas akan menjadi transparan dan dapat meneruskan sinar. Hal ini tentu akan menghemat biaya, tetapi untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas penggunaan film dengan kertas HVS tidak dianjurkan. Jika cetak saring menggunakan dua warna atau lebih, film harus dibuat tiap lembar film untuk satu warna, misalkan desain dengan lima warna film harus dibuat lima lembar film. Sehingga jumlah film yang dibuat sesuai dengan jumlah warna yang digunakan. Inilah yang disebut film diapositif. Gambar 1.6. Film Diapositif (Sumber: Koleksi foto pribadi, 2013) 11 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Teknik Cetak Saring 3. Teknik Afdruk Afdruk merupakan langkah yang paling kritis dalam teknik cetak saring. Proses afdruk atau pemindahan gambar dari film positif pada screen sangat menentukan hasil akhir dari pencetakan atau penyablonan. Ketelitian dalam proses afdruk sangat dibutuhkan untuk memperoleh screen yang berkualitas. Teknik afdruk untuk screen yang berbasis air dan berbasis minyak pada dasarnya sama. Akan tetapi yang membedakan adalah bahan dan ukuran screen yang digunakan. Bahan coating atau penutup pori-pori screen dari kedua jenis tersebut tidak dapat ditukar dalam penggunaan. Bahan coating berbasis air dapat menggunakan berbagai jenis merk dagang seperti Ulano TZ, Ultrasol, PhotoXol dan sebagainya. Pada bab ini akan diuraikan teknik afdruk yang digunakan untuk cetak saring berbasis air. Teknik afdruk dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Screen yang akan digunakan harus dibersihkan dari segala kotoran terlebih dahulu dengan air, baik pada bagian luar ataupun bagian dalam. Untuk mendapatkan screen yang benar-benar bersih, pada waktu pencucian dapat menggunakan campuran detergen. b. Langkah selanjutnya screen dikeringkan dibawah sinar matahari sampai benar-benar kering. c. Campurkan bahan coating sesuai jenis, misalnya dengan Ulano TZ bahan berbentuk pasta dan sensitizer. Bahan ini dijual bersama-sama dalam satu paket. Bahan ini merupakan obat peka cahaya. Sehingga memerlukan perlakuan khusus dalam pemakaian. Biasanya bahan ini dicampur dengan ukuran campuran satu botol pasta dicampur dengan satu botol sensitizer. Untuk pemakaian sedikit sebaiknya pencampuran secukupnya saja, sesuai kebutuhan. Bahan coating ini kalau sudah dicampur paling lama tahan 15 hari. Sebaiknya di simpan dalam almari es tetapi jangan dibekukan. 12 Direktorat Pembinaan SMK 2013Teknik Cetak Saring Gambar 1.7. Pencampuran Bahan Coating (Sumber: BSE Kriya Tekstil, 2008) d. Screen yang sudah bersih dan kering dilapisi obat peka cahaya dilakukan pada ruang gelap. Pelapisan dilakukan pada dua sisi bagian luar screen dan bagian dalam screen. Pelapisan dapat menggunakan penggaris plastik, mika, rakel atau alat yang ada pada dus obat peka cahaya atau apapun yang sifatnya meratakan. Jangan sampai ada bagian yang terlalu tebal atau tipis karena bisa mengganggu hasil afdruk. Selanjutnya screen yang sudah dilapisi obat peka cahaya dikeringkan dengan hairdryer sampai benar-benar kering pada bagian luar dan bagian dalam screen. Semua pekerjaan ini dilakukan di ruang gelap. Gambar 1.8. Pengolesan Obat Peka Cahaya (Sumber: Koleksi Foto Pribadi,2013) 13 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Teknik Cetak Saring e. Proses berikutnya adalah mengeringkan screen dengan hairdryer. Pengeringan juga harus dilakukan di ruang gelap. Teknik pengeringan dilakukan dari sisi luar dan sisi dalam screen, sampai benar-benar kering. Tanda-tanda screen sudah kering jika dipegang tidak lengket dan kalau dipukul seperti bunyi genderang. Gambar 1.9. Pengolesan Obat Peka Cahaya (Sumber: Koleksi Foto Pribadi,2013) f. Setelah screen kering, selanjutnya adalah penyinaran untuk memindahkan gambar pada screen. Penyinaran dapat dilakukan dengan sinar lampu dan sinar matahari. Lama waktu penyinaran tergantung dari sinar matahari atau sinar lampu. Sinar matahari tengah hari, penyinaran membutuhkan waktu 10-30 detik. Dengan sinar lampu penyinaran memerlukan waktu 4-5 menit, atau sesuai kondisi lampu yang digunakan. Kedua teknik penyinaran ini, ada perbedaan dalam penyusunan rangkaian proses penyinaran. Jika dengan sinar matahari rangkaian dari bawah ke atas mulai dari papan landasan, busa 5 cm, kain hitam, screen, film positif dengan posisi terbalik, kaca bening dan kain hitam. Sinar berasal dari atas. Jika penyinaran dengan sinar lampu rangkaian proses penyinaran dari bawah ke atas dimulai dari meja afdruk, film positif posisi terbaca atau tidak terbalik, screen, kain hitam, busa 5 cm, kain hitam dan pemberat. Sumber sinar berasal dari sinar lampu yang ada dalam dalam meja afdruk. 14 Direktorat Pembinaan SMK 2013Teknik Cetak Saring Gambar 1.10. Penyinaran Sinar Lampu dan Sinar Matahari (Sumber: Koleksi Foto Pribadi,2013) g. Setelah penyinaran, buka rangkaian screen, bawa ke tempat pencucian dan siramlah screen dengan air dingin pada bagian dalam dan luarnya. Lanjutkan dengan penyemprotan screen sampai semua gambar pada screen berlubang dan tampak jelas. Jika masih ada gambar yang belum berlubang dapat di semprot lagi dengan spray gun secara perlahan-lahan sampai gambar tampak jelas dan berlubang. Keringkan screen sampai benar-benar kering di bawah sinar matahari atau di tempat terbuka. Gambar 1.11. Penyemprotan Screen setelah afdruk (Sumber: Koleksi Foto Pribadi, 2013) 15 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Teknik Cetak Saring h. Proses selanjutnya, untuk mengatasi adanya pori-pori screen yang terbuka atau berlubang, harus dilakukan pentusiran pada screen. Caranya kuaskan pada bagian screen yang bocor dengan bahan coating kemudian keringkan dengan hairdryer dan jemur sebentar di bawah sinar matahari. Screen siap untuk digunakan. Gambar 1.12. Pentusiran (Sumber: Koleksi Foto Pribadi, 2013) 4. Teknik Pencetakan/Penyablonan Rangkaian teknik cetak saring yang paling menentukan dari seluruh proses adalah pencetakan atau penyablonan. Sebelum memulai pencetakan tentunya perlu menyiapkan tinta yang akan di gunakan. Banyak warna yang beredar di pasar. Setiap merek dagang memproduksi warna yang dapat dikatakan berbeda-beda satu dengan yang lain, sehingga warna tertentu yang di produksi oleh suatu pabrik tidak dapat digantikan dengan warna tertentu dari pabrik lain. Warna yang disediakan pabrik terkadang tidak sesuai dengan selera kita. Untuk mendapatkan warna yang sesuai harus melakukan pencampuran warna sendiri dari warna-warna dasar yang tersedia. Tinta warna yang akan digunakan dalam pencetak ini tinta warna berbasis air untuk penyablonan kain dan kaos. Pencetakan atau penyablonan merupakan kegiatan pengolesan tinta warna yang sesuai pada screen untuk memperoleh hasil cetakan yang sesuai perencanaan. Proses pencetakan pada berbagai jenis bahan pada prinsipnya sama, perlakuannya tergantung dari jenis bahan tinta yang digunakan. 16 Direktorat Pembinaan SMK 2013Teknik Cetak Saring Langkah pencetakan di atas kain yang harus diikuti sebagai berikut: a. Gunakan meja sablon yang dilengkapi dengan lapisan busa dan terpal atau vinyl. b. Bersihkan meja sablon dari segala kotoran c. Olesi meja sablon atau papan landasan untuk sablon dengan lem kain pada lapisan vinyl secara merata d. Tunggu lem kain pada vinyl sampai kering e. Letakkan bahan yang akan di sablon di atas meja sablon secara mendatar ratakan dengan mengusap-usap dengan tangan untuk membantu meratakan atau menghaluskan posisi bahan yang akan disablon sampai benar-benar rata Gambar 1.13. Membentangkan kain pada meja sablon (Sumber: Koleksi Foto Pribadi, 2013) f. Letakkan screen di atas bahan yang akan di sablon, dengan posisi bagian dalam screen menghadap ke atas, setelah screen menempel pada bahan atau kain, objek akan terlihat jelas oleh penyablon. Gambar 1.14. Meletakkan screen pada media yang di sablon (Sumber: Koleksi Foto Pribadi, 2013) 17 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Teknik Cetak Saring g. Masukkan atau tuangkan tinta secukupnya pada bagian dalam screen, sesuai dengan bagian yang akan di sablon. Jangan sampai tinta yang dituang mengenai bagian gambar pada screen, karena tinta akan menembus pada bahan yang akan di sablon sehingga hasil sablonan kurang bagus. Gambar.1.15 Menuangkan warna (Sumber: Koleksi Foto Pribadi, 2013) h. Dengan sedikit tekanan, ratakan tinta atau zat warna dengan rakel, posisi kemiringan rakel sebaiknya 60O, mulailah meratakan tinta dari bagian atas kebawah hingga menutupi seluruh objek sampai rata, angkat tinta warna dengan rakel, selanjutnya ulangi sekali lagi meratakan warna dari atas ke bawah, amati gambar pada screen harus benar-benar bersih dari tinta yang tersisa. Jika tidak bersih hasil sablonan dipastikan tidak bagus. Gambar 1.16. Merakel/Menyaput warna (Sumber: Koleksi Foto Pribadi, 2013) Next >