< Previous 127 ( permeabilitas absolut ) µo = Konstanta medan magnit ( hantar jenis magnetik pada ruang hampa ) µ r = Hantar jenis magnetik relatif . kali bahan ferro magnetik dibandingkan dengan udara atau hampa . CONTOH : Kumparan tanpa logam B = µ x H = µ o x µ r x H µ r = 1 Diketahui : H = 1.400 A/m Ditanya : B Penyelesaian : B = µ o x H = 1,257 x 10-6 Ωs / m x 1.400 A/m = 0,00176 Vs/m2 Kumparan dengan logam B = µ x H = µ o x µ r x H µ o = Konstan µ r = Berubah untuk setiap jenis bahan dan besar kuat medan magnet µ = µo x µ r µ o ≈ 1,257 x 10-6 Ωs / m µ r untuk udara = 1 B = µ o x H 128 Gambar 2.75 Grafik Perbandingan Kemagnitan Oleh karena itu kita menentukan dengan percobaan B merupakan fungsi langsung H ,selanjutnya nilainya dapat dilihat dengan kurva kemagnitan itu Diketahui : H = 1.400 A/m ; Bahan : Lembar plat untuk industri listrik ( pelipatan dingin ) Ditanya : B Penyelesaian : Dari kurve kemagnitan B = 1,92 Vs/ m2 Persamaan satuan Magnetik dalam sistem yang berbeda Potensial magnit 1 A =1AW = 1,257 Gb. θ AW = Ampere lilit 1 Gb = 0,8 A Gb = Gilbert Kuat medan magnit ( H ) orstedOeCmAmA===01257,0001,01 OemACmA257,11001== mACmACmGbOe8,08011==×= Fluksi Magnetik : (φ) 1 Vs = 1 Wb = 10 8 Mx Vs = Volt detik 1 Mx = 1 garis gaya = 10 -8 Vs Wb = Weber Mx = Maxwell Kerapatan fluksi magnetikB GsTmVs10000112== 1T= 10.000 Gs. 129 GausGsTeslaTmVsCmMxCmgayagarisgGs==−×===,4101111222 Konstanta medan magnet µ o PHataumsΩ−×=610257,101µ Ωs = ohm ohm detik H = Henry. ACmGsOeGs×==257,101µ Gambar 2.76 Kurva Kemagnitan 130 Kurva histerisis ( Kemagnetan lawan ) Br = induksi remanensi Hc = Kuat medan magnet kursitif pada penghilangan kemagnetan sisa ) Bahan magnet kuat Hanya satu kali saja pemagnetan maka akan terbentuk remanensi ini tidak hilang walau dialiri medan lain , maka Hc harus besar . Bahan magnet lunak Membalik kemagnetan denganmengalir kan arus bolak - balik , oleh karena itu Hc harus kecil . Pada pembalikkan kemagnetan maka terjadilah kerugaian histerisis Ph ( ⇒ Pemanasan didalam benda kerja ) . Luas permukaan kurva histerisis merupakan satuan untuk hilang usaha Wh . 33321)(()(;mWsmWsfWhPhMWsmAmVsWh=×=÷==×= Pengosongan kemagnetan . Kita dapat melakukannya denga cara memasukkan batang magnet kedalam kumparan yang dialiri arus bolak - balik dan menarik keluar secara perlahan - lahan . Bahan Magnet Dari sifat-sifat logam terhadap kemagnetannya dapat dikatakan bahwa tidak semua logam dapat dijadikan benda magnet. 131 Adapun bahan - bahan logam berdasarkan sifat kemagnetannya dibagi menjadi 3 golongan yaitu : 1).Ferro magnetik :ialah jenis logam yang sangat mudah dibuat menjadi benda magnet dan sangat mudah dipengaruhi magnet. Contoh : besi, baja, dan nikel. 2). Para magnetik : Ialah jenis logam yang tidak dapat dibuat menjadi benda magnet tetapi masih dapat dipengaruhi magnet. Contoh : platina dan mangan 3). Dia magnetik : Ialah jenis logam yang tidak dapat dibuat magnet dan juga tidak dapat dipengaruhi oleh magnet. Contoh : tembaga, aluminium dan fosfor. Pembuatan magnet berdasarkan bahannya Dari sifat-sifat bahan magnet maka kita dapat membuat benda magnet, contohnya besi. Besi merupakan benda ferro magnetik dimana besi mempunyai empat spin elektron dalam satu arah pada masing-masing atomnya ( ingat teori kemagnetan ). Kelebihan elektron inilah menjadikan tidak seimbang dan akan menghasilkan medan luar. Karena gerakan yang sangat tinggi, gerak orbital tiga dimensi sering disebut sebagai kulit ( shell ), yang pada gilirannya bisa membentuk kulit-kulit tambahan ( sub-shell ). Didalam satu kulit yang lengkap spin-spin adalah seimbang, tetapi didalam kulit yang mengandung tiga lintasan ( orbit ), terdapat ketidakseimbangan yang membangkitkan magnetisme luar. Selain dari pada besi bahan magnet yang lainnya yang memiliki kelebihan spin adalah : a). Cobalt dengan kelebihan tiga spin. b). Nikel dengan kelebihan dua spin. Dari adanya kelebihan spin inilah pembuatan bahan magnet yang menghasilkan magnet permanen dan kuat arus medan magnetnya dengan cara mencampurkan logam-logam ferro magnetik tersebut menjadi satu paduan bahan magnet dengan karakteristik lebih baik. Misal : besi di campur dengan nikel. besi di campur dengan cobalt. besi dicampur dengan tembaga atau wolfram. 132 Gambar 2.77 Bagian dari atom besi Elektro Magnet Medan Magnit pada penghantar yang dilalui arus . Gambar 2.78 Medan Magnit Medan magnet pada penghantar lurus yang dilalui arus listrik adalah berbentuk lingkaran -lingkaran yang memusat Gambar 2.79 Arah arus dan medan listrik 133 Aturan : Jika arah dalam kawat itu masuk atau meninggalkan kita maka arah garis-garis gaya searah putaran jarum jam dan jika arah arus keluar atau menuju kita maka arah garis-garis gaya berlawanan arah jarum jam . Jika arah arus dalam kedua penghantar sama maka keduanya akan saling tarik menarik . Jika arah arus dalam kedua penghantar berbeda maka keduanya akan saling tolak menolak . 3. Medan magnet pada kumparan yang dilalui arus Satu kumparan 134 Beberapa kumparan ( saling menetralisir ) Kuat atau lemahnya medan magnit itu dapat dikarenakan jumlah susunan kumparan . Garis - garis gaya didalam kumparan itu paralel dan mempunyai kerapatan yang sama . Arah dari medan magnit itu tergantung dari arah arus . Gaya Elektro Magnetik Gaya tarik pada Elektro Magnetik Gaya tarik pada elektro magnetik dapat dihitung dengan rumus : Gambar 2.80 Elektro Magnetik I = Arus listrik A fe = Celah udara U = Listrik DC ( batere ) F e = Bahan ferro magnetik ϕ = Flux magnet PEMAKAIAN :Pengakat dengan magnet , Elektro magnet , Kopling Pengereman , pengekliman plat , sakelar ( hubung singkat , relay ) Aksi gaya diantara penghantar yang dialiri arus ( kumparan ) dan medan magnit . F = 4 x 105 x A x B2 ( N ) B = f4 x 10 x A(VS)m52 135 Gaya perpotongan : ( N ) Pemakaian :Motor arus searah , kumparan putar untuk kerja pengukuran . Aksi gaya diantara beberapa penghantar yang dialiri arus . Gaya perpotongan ; FIIa=−210712..l ( N ) l = Panjang penghantar aktif a = Jarak penghantar . Pemakaian : Menghitung gaya diantara kumpulan rel, gaya antar lilitan kumparan, pemadaman bunga api elektro magnetik . Arus Dalam Medan Magnit : Penghantar berarus listrik ( Prinsip motor ) Suatu penghantar yang dilalui arus dan memotong diantara medan kutub maka pada penghantar akan bekerja gaya yang merupakan resultante gaya pada penghantar dan medan kutub . Gambar 2.81 Arah Arus dalam Medan Listrik F = B x Ι x Z 136 Penentuan arah gerak Kententuan : Kumparan itu berputar demikian jauh , hinggamedannya mempunyai arah yang sama sebagaimana kutub - kutub magnit . − Suatu gerak putar yang terus - menerus itu dapat kita capai yaitu dengan cara mengalirkan arus pada kumparan melalui komutator . Pembangkitan tegangan melalui induksi : tidak ada induksi Gambar 2.82 Pembangkitan Tegangan Induksi Dengan adanya tegangan induksi , mengakibatkan terbentuknya arus pada penghantar yang terletak pada medan magnit . Medan magnit Ini membentuk resultante dengan kutub medan . medan di dalam penghantar terarah sedemikian rupa sehingga secara bersamaan medan itu terkonsentrasi didepan penghantar . dan selanjutnya penghantar di rem . Pemakaian : Generator arus searah dan bolak - balik , motor - motor . Next >