< Previous 159 Gambar 4.15 merupakan rangkaian pengubah level tegangan TTL ke standar level tegangan RS-232 menggunakan IC max 232: Komunikasi Serial Rs232 Terdapat beberapa metode penerapan interface pada komunikasi data biner secara serial dan, diantaranya adalah RS-232. Dalam komunikasi data RS-232 terdapat hubungan dua perangkat yaitu menghubungkan DTE (Data Terminal Equipment) ke DCE (Data Communication Equipment). Protokol standar yang digunakan untuk mengatur komunikasi data secara serial disebut RS-232, yaitu berupa standar yang dikembangkan EIA (Electronic Industries Association). Prinsip komunikasinya adalah komunikasi asyncronous, dan sinyal clock pada komunikasi ini tidak disertakanpada frame data. Untuk melakukan sinkronisasi maka setiap kali pengiriman data disertakan sebuah start bit dan sebuah stop bit. Frame data yang dikirimkan disusun dengan urutan start bit, diikuti bit-bit data, paritas dan diakhiri dengan stop bit. Gambar 4.16. Rangkaian koneksi Komputer ke Modem Frame data protokol Rs-232 dapat digambar sebgai berikut: Gambar 4.17. Frame data protokol RS-232 Contoh: 160 Pada protokol RS232 perlu dilakukan setting agar port komunikasi dapat saling dihubungkan, yaitu meliputi: x Nomor Port Comm, x Baud Rate, x parity, x data bits, x stop bits. ¾ Akses RS-232 Berikut merupakan contoh program untuk akses data RS-232 melalui program Visual Basic: Private Sub Form_Load () ' Buffer to hold input string Dim Instring As String ' Use COM1. MSComm1.CommPort = 1 ' 9600 baud, no parity, 8 data, and 1 stop bit. MSComm1.Settings = "9600,N,8,1" ' Tell the control to read entire buffer when Input ' is used. MSComm1.InputLen = 0 ' Open the port. MSComm1.PortOpen = True ' Send the attention command to the modem. MSComm1.Output = "ATV1Q0" & Chr$(13) ' Ensure that ' the modem responds with "OK". ' Wait for data to come back to the serial port. Do DoEvents Buffer$ = Buffer$ & MSComm1.Input Loop Until InStr(Buffer$, "OK" & vbCRLF) ' Read the "OK" response data in the serial port. ' Close the serial port. MSComm1.PortOpen = False End Sub 161 Sehingga melalui standar EIA/TIA-232dan sering disebut denganRS232 digunakan untuk menghubungkan atau mengkoneksikanDTE berupa komputer dengan DCE yang merupakan peralatan komunikasi berupa modem. RS232 digunakan sebagai port komunikasi data antara komputer dengan perangkat pelengkap komputer seperti mouse, printer, joystik game dan lain sebagainya. Untuk mengkomunikasikan antar devais, periperal ke periperal diperlukan port penghubung RS232 sebagai jalur I/O (input/output). Dan setiap jalur I/O pada periperal dilengkapi dengan konektor standar DB9 birisi 9 pin atau DB25 berisi 25 pin. Aplikasi RS-232 sebagai protokol komunikasi data pada era perkembangan teknologi mekatronik menyentuh hampir semua bidang terutama pada otomasi industri, terutama peralatan berbasis pada teknologi komputer dan mikrokontroler. ¾ Komunikasi Data melalui RS-485 Sebagai standar komunikasi data serial RS - 485 dibangun sebagai jalur komunikasi melalui pasangan kabel (twisted-pair), sinyal yang ditransmisikan menggunakan metode beda tegangan antara kedua jalur komunikasi atau dikenal dengan istilah transmisi sinyal diferensial. RS-485 memberikan perlindungan terhadap adanya gangguan sinyal transmisi dan mampu untuk komunikasi dengan jarak sampai 1300 m. Komunikasi half-duplex yang diterapkan pada RS-485 merupakan jaringan multi -drop , yaitu dengan beberapa devais terkoneksi dalam jaringan dan hanya satu devais yang memiliki jalur akses pada waktu yang telah ditentukan. Kecepatan akses jaringan sangat ditentukan dari karakteristik teknik perangkat yang tersambung dalam sistem bus, serta tergantung pada program aplikasi yang digunakan untuk aksesnya. RS - 485 digunakan sebagai basis sistem jaringan CAN bus, FIELD bus dan MOD bus. Secara fisik RS-485 didukung dengan dua kabel sebagai jalur dan penentuan logika 1 dan 0 ditentukan oleh perbedaan tegangan logik pada kedua jalur, jika jalur A lebih tinggi tegangannya dibandingkan dengan jalur B maka kondisi (state) jalur berlogika 0 dan demikian juga jika sebaliknya maka jalur dalam kondisi logika 1. RS - 485 saluran transmisi terdiri dari dua kawat A dan B tersebut digunakan untuk transmisi sinyal yang didasarkan pada beda tegangan diantaranya, dan selisih tegangan minimum berkisar antara 200 mV. Adapun tegangan sistem jalur yang digunakan pada RS - 485 umumnya berada pada kisaran -5 ... +12 V, kawat ground dan kabel pelindung (shield) dipasangkan 162 untuk digunakan sebagai pelindung terjadinya kondisi tegangan common mode antara devais jaringan dengan sinyal luar yang mungkin berada disekeliling jalur. Pada setiap ujung kawat jalur pada RS - 485 dihubungkan dengan resistor sebesar 120 ohm, hal ini dilakukan guna mencegah adanya refleksi sinyal . Bila tidak ada devais pada jaringan melakukan transmisi data maka gangguan (noise) dapat muncul sewaktu-waktu dan ternyata terjadi kemungkinan sinyal gangguan tersebut dideteksi sebagai data yang dikirimkan lewat jalur, untuk mencegah adanya sinyal palsu tersebut dipasanglah pengaman. Pengaman sinyal tersebut berupa rangkaian resistor yang terpasang sebagai pull-up dan pull-down, yang fungsinya menekan kondisi (state) jalur pada kondisi kosong atau idle. x Konektor RS485: No. pin Simbol Keterangan 1 SHLD Pelindung jalur 2 Data B Positip 3 Data A Negatip 4 Gnd Ground Gambar 4.18. Konektor pin pada RS-485 x Hardware jaringan RS485 Gambar 4.19. Jaringan RS-485 163 c. MODEM Sistem komunikasi, apakah itu telepon, landline atau radio, tidak dapat secara langsung mengantarkan informasi digital tanpa adanya beberapa pembelokan/distorsi sinyal. Gambar 4.20. Koneksi Dua komputer melalui Modem Hal ini dikarenakan keterbatasan inheren bandwidth/lebar penghantar pada setiap media penghubung. Sebuah device konversi, yang disebut modem (modulator/demodulator), dibutuhkan untuk merubah sinyal digital yang dihasilkan oleh komputer pengirim kedalam suatu bentuk analog yang sesuai untuk transmisi jarak panjang. Demodulator pada modem menerima informasi analog dan merubahnya kembali dalam bentuk informasi digital asli. Gambar 4.18 memberikan gambaran dari letak modem dalam hirarki komunikasi. x Bandwidth Pada Jaringan Telepon Bandwidth pada jaringan telepon, sebagai contoh, dibatasi oleh kapasitas kabel dan induksi..Bandwidth didefinisikan sebagai perbedaan antara batas atas dan batas bawah dari frekuensi yang diperbolehkan dan umumnya 300 Hz sampai 3400 Hz untuk sebuah kabel telepon. Hal ini digambarkan pada gambar berikut. 164 Gambar 4.21. Lebar pita pada jalur telepon x Keterbatasan Bandwidth Sejak seluruh dunia berubah ke ruang tukar digital, bandwidth dari pertukaran jaringan telepon publik/PSTN (Public Switched Telephone Network) meningkat mencapai sekitar 4500 Hz. Hal ini dikarenakan kurangnya kontak pertukaran dilibatkan untuk merubah sebuah panggilan. Bandwidth juga tergantung pada seberapa jauh pemanggil secara fisik berada dari ruang tukar/switch room.Sebuah contoh dari sebuah sinyal digital akan tampak sebagai akhir dari sebuah kabel tanpa konversi untuk sinyal analog sebagaimana diberikan pada gambar berikut ini. Gambar 4.22. Model RCL jalur telepon 165 x Mode Operasi Berdasarkan jalur komunikasi hardware modem dapat beroperasi dalam dua cara, yaitu: 1) Separuh rangkap (half duplex) 2) Rangkap Penuh (full duplex) Sistem rangkap penuh lebih efisien daripada separuh rangkap, karena data dapat mengalir dikedua arah secara simultan/bersamaan. Sistem rangkap penuh membutuhkan sebuah kapasitas komunikasi setidaknya dua kali dari sistem separuh rangkap, di mana dapat mengalir pada kedua arah, namun hanya satu arah pada satu waktu. Berdasarkan mode pengiriman data dan penerimaan data modem dapat beroperasi dalam dua cara, yaitu selaras dan tak selaras (Synchronous or Asynchronous) Tak Selaras Pada komunikasi tak selaras setiap karakter ditandai dengan bit mulai pada permulaan suatu aliran karakter bit dan sebuah parity dan bit akhir/stop bit pada akhir aliran karakter bit. Bit awal/start bit memungkinkan penerima untuk menyelaraskan denganpengirim sehingga penerima melihat setiap karakter sebagaimana yang dikirimkan. Ketika karakter telah diterima, hubungan komunikasi kembali pada kondisi jeda dan penerima menunggu bit awal/start bit berikut yang mengindikasikan masuknya karakter. Hal ini digambarkan pada gambar 4.23, sebagai berikut: 166 Gambar 4.23. Pengiriman Secara Blok Serial data tak selaras. Gambar 4.24 merupakan pengiriman data dengan mode transmisi tak selaras, dimana dalam kerangka merupakan sebuah atau beberapa karakter dalam satu kali pengiriman. Gambar 4.24. Pengiriman tak selaras data karakter ¾ Operasi Modem Terkoneksi EIA-232 Operasi tak selaras modem dilakukan denganpendekatan yang lebih umum saat menggunakan EIA-232. Gambar 4.25 berikut ini memberikan gambaran pertukaran data separuh rangkap dengan terminal pemakai yang melakukan inisiatif/ initiating user terminal (atau DTE) serta modem yang digunakanya (atau DCE) pada bagian kiri diagram dan komputer jarak jauh berikut modemnya di bagian kanan. 167 Gambar 4.25. Gambaran tahapan Operasi pertukaran data pada EIA -232 Keurutan terjadi jika seorang pemakai mengirimkan informasi melalui jalur telepon ke sebuah modem jarak jauh dan komputer: 1) Pemakai yang memulai inisiatif secara manual akan menghubungi nomor dari komputer jarak jauh. 2) Modem penerima membangkitkan lintasan indikator bunyi/ring indicator line (RI) pada posisi ON(menyala)/OFF (padam) yang menggambarkan nada bunyi. 3) Komputer jarak jauh telah membangkitkan alur data terminal siap/Data Terminal Ready (DTR) untuk mengindikasikan bahwa ia siap menerima panggilan. 4) Alternatif lain adalah komputer jarak jauh membangkitkan alur DTR setelah beberapa kali bunyi. Komputer jarak jauh kemudian mengatur lintasan permintaan untuk pengiriman/Request To Send (RTS) ke posisi ON/menyala. 5) Modem penerima menjawab telepon dan memindahkan sinyal kepada akhir pelaku inisiatif . Hal ini akan membangkitkan kesiapan DCE setelah beberapa detik. 168 6) Modem yang memulai inisiatif membangkitkan lintasan deteksi pembawa data/Data Cariier Detect (DCD). Terminal yang memulai inisiatif membangkitkan DTR-nya, jika ia belum berada pada posisi tinggi. Modem memberi respon dengan membangkitkan lintasan data diatur siap/Data Set Ready (DSR). 7) Modem penerima membangkitkan lintasan siap untuk mengirim/Clear to Send (CTS) yang akan mengijinkan transfer data dari komputer jarak jauh ke pihak yang memulai inisiatif. 8) Data ditransfer dari penerima DTE (data yang dipindahkan) kepada modem penerima. Remote komputer penerima kemudian akan mengirim pesan singkat untuk memberi tanda pada terminal asal bahwa ia dapat memproses dengan data yang ditransder. Modem asal akan memindahkan data pada terminal asal. 9) Terminal penerima mengatur lintasan RTS-nya ke posisi OFF/padam. Modem penerima kemudian akan mengatur lintasan CTS-nya ke posisi OFF/padam. 10) Modem penerima akan menukar sinyal pembawa ke posisi OFF/padam. 11) Terminal asal akan mendeteksi bahwa sinyal DCD telah ditukarkan ke posisi OFF pada modem asal sehingga akan menyalakan lintasan RTS pada kondisi ON. Modem asal akan menunjukkan indikasi bahwa transmisi dapat diproses dengan mengatur lintasan CTS-nya ke posisi ON/menyala. 12) Transmisi data akan diproses dari terminal asal ke komputer jarak jauh. 13) Ketika pertukaran selesai, kedua pembawa akan dipadamkan dan pada banyak kasus DTR akan diatur pada posisi OFF/padam. Hal ini berarti bahwa lintasan CTS, RTS dan DCE Ready (atau DSR) diatur pada posisi OFF/padam. Operansi rangkap penuh membutuhkan transmisi dan penerimaan terjadi pada saat yang bersamaan. Dalam kasus ini tidak terdapat interaksi RTS/CTS di akhir keduanya. LIntasan RTS dan CTS dibiarkan pada posisi ON/menyala dengan sebuah pembawa ke komputer jarak jauh. Next >