< Previous 160 MESIN KERJA KAYU Gambar 6.22. Skema perataan sisa pelapis (A)Diameter pisau (B)Pengantar (C)Plat dasar mesin (D)Jarak untuk menurunkan geserlah mesin sepanjang sponing yang ingin dibuat. (6) Arah pendorongan mesin pada pengerjaan sponing harus dengan memperhatikan arah putaran pisau. (7) Pendorongan yang baik selalu searah dengan putaran pisau. Bila kita mendorong berlawanan dengan arah putar pisau, maka pisau-pisau tersebut banyak yang bergeser saja, sehingga pisau itu menjadi panas dan cepat tumpul. e) Perataan pelapis (laminating). Ada 3 cara perataan sisa pelapis / laminating yang mudah, yaitu: (1) dengan pengantar pararel (2) dengan pengantar sisi tebal (3) dengan pisau berbantalan / bearing. 1) Dengan pengantar pararel Dengan bantuan pengantar pararel kita dapat dengan mudah meratakan pelapis / sisa lembaran laminasi. Kita atur jarak perataan dengan meng-atur kemunculan pisau pada sisi antar pengantar pararel, seperti tampak pada gambar 161 MESIN KERJA KAYU penampang di samping ini. Sisi iris pisau satu garis dengan sisi antar pengantar (B). Kesulitan yang mungkin ada ialah bahwa kedudukan pengantar tidak dapat diturunkan seperlunya. Maka diperlukan pelat besi siku tambahan. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Pasanglah pisau perata pada poros mesin. (2) Pasang pengantar parallel pada mesin, usahakan bagian tepi pisau sejajar dengan pengantar atau bisa lebih masuk sedikit dari pengantar agar tidak melukai pada sisi benda kerja. (3) Aturlah kedalaman pisau perata dengan mengatur kemunculan pisau dari pelat dasar pengantar parallel, kurang lebih 1 – 2 mm dari pelapis yang akan diratakan. (4) Hubungkan mesin dengan sumber listrik dan jepitlah benda kerja pada meja kerja agar tidak mudah bergeser. (5) Hidupkan mesin dan mulai bekerja. Mula-mula, singgungkan pengantar paralel pada sisi benda kerja, lalu jalankan sepanjang benda kerja yang diratakan. (6) Kemudian, keraskan pegangan pengunci dan geserlah mesin sepanjang sponing yang ingin dibuat. f) Dengan pengantar sisi tebal Pengantar sisi tebal yang menggunakan dengan laker / bearing ini dapat digunakan pada benda kerja yang lurus maupun yang lengkung. Pengaturan dan penyetelan perlengkapannya sederhana. Pisau (A) bekerja di atas laker / bearing (B) yang selalu menyentuh sisi tebal benda kerj 162 MESIN KERJA KAYU Gambar 6. 23. Skema pengerjaan dengan pengantar sisi tebal (A) pisau dan (B) laker / bearing pengantar. g) Dengan pisau berlaker (bearing) 1) Meratakan satu bagian pelapis dengan pisau tunggal. Bantalan menempel pada sisi tebal benda kerja. Benda kerja bertepi lurus maupun lengkung bukanlah masalah bagi cara ini. Gambar 6.24. Meratakan pelapis pada satu sisi (A) Penampang pengerjaan perataan pelapis (B) Pisau berlaker dengan satu pisau perata 2) Untuk meratakan dua sisi pelapis benda kerja, atas dan bawah, digunakan pisau berlaker di tengah. Kedua pisau perata berada pada bagian atas dan bawah. Laker (bearing) berjalan A B 163 MESIN KERJA KAYU menempel pada bagian sisi benda kerja dan pisau-pisau mengiris rata pada kedua sisa pelapis benda kerja tersebut. Gambar 6.25. Meratakan pelapis pada dua sisi, A. Meratakan pelapis atas dan bawah dengan sekali jalan. B. Pisau berlaker dengan 2 pisau pada bagian atas dan bawah. h) Membuat profil Memprofil / menghias bagian tepi benda kerja sering harus kita kerjakan untuk memperindah bagian-bagian parabot. Pada dasarnya, pembuatan profil sama dengan pekerjaan meratakan pelapis, perbedaannya hanya pada penggunaan pisau saja. Hal-hal yang harus diperhatikan didalam pembuatan profil adalah sebagai berikut : Langkah awal pengerjaan seperti membuat alur dan sponing. Bentuk profil / hiasan ditentukan oleh mata profil / sesuai dengan kebutuhannya. Pengantar sisi tebal, untuk membuat profil pada A B 164 MESIN KERJA KAYU benda kerja lengkung maupun lurus. Pengantar pararel, untuk membuat profil lurus. Pisau berlaker, untuk pembuatan profil pada benda kerja lurus maupun lengkung. Sablon dan jangka dapat digunakan untuk membuat alur profil sebagai dekor pada bidang (ketika membuat setengah lingkaran maupun bulatan). Gambar 6.26. Macam-macam pisau untuk membuat profil diantaranya pisau pemingul. radius profile dan pisau alur lengkung (convex cutter), pisau sponing, pisau untuk membuat ekor burung, pisau profil cekung dan cembung serta pisau yang dilengkapi dengan laker (bearing). Membuat profil dengan pisau berbantalan/laker juga dapat dilakukan dengan syarat bahwa profil tersebut masih mempunyai bagian rata yang dapat digunakan sebagai penuntun bantalan. 165 MESIN KERJA KAYU Gambar 6.26.1 Pisau berbantalan dan penggunaannya pada pembuatan profil pada benda kerja. Perhatikan bidang penuntun pada bentuk profil untuk bantalan / laker pisau. i) Membuat lubang pasak (purus) Prinsip kerja pembuatan lubang pasak sama dengan pembuatan lubang pegangan perabot. Hanya lebar pen yang akan dibuat harus disesuaikan dengan diameter pisau frais atas yang digunakan. Secara umum, ada 2 cara pembuatan lubang pen dengan mesin ini, yaitu Dengan pengantar pararel Dengan sablon dan cincin pengopi 166 MESIN KERJA KAYU Gambar 6.27. Orientasi pembuatan pasak dengan pengantar pararel. (d) diameter pisau yang menentukan lebar pasak, (p) panjang pasak ditentukan oleh kumparan penghenti. Pengantar pararel hanya meenetukan ukuran jarak lubang pen dari tepi, sedang panjang pen ditentukan oleh kumparan-kumparan penghenti yang dipasang. Lebar lubang pasak ditentukan oleh diameter pisau. 167 MESIN KERJA KAYU Sablon dan cincin pengopi Cara ini lebih cepat untuk penyelesaian produk seri. Bahkan beberapa lubang dengan arch berbeda dapat dikerjakan sekaligus. Gambar 6.28. Skema ukuran cincin pengopi (p) panjang pasak, (ps) panjang pada sablon, (l) lebar pasak, (Is) lebar sablon. Gambar 6.29. Contoh aplikasi pembuatan lubang pasak pada benda kerja seperti di atas ini. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Pertama-tama, kita tentukan letak benda kerja pada penjepit sablon dan lebar kumparan-kumparan 168 MESIN KERJA KAYU penahan sampingnya. (2) Buat gambar lubang pasak dan rencanakan lubang sablon sesuai dengan diameter cincin pengopi (lihat pedoman skema cincin pengopi di atas). Gambar 6.30. Orientasi sablon (lk) lebar kumparan penahan. (3) Sablon dilubang dan diletakkan pada mal penjepit. (4) Benda kerja diletakkan dan dijepit dengan penjepit tuas. Akhirnya, sablon ditutup dan pengerjaan dimulai. j) Membuat lubang pasak miring Pembuatan lubang pasak miring berdasar pada penggunaan pengantar pararel. penggunaan pengantar pararel dengan perluasan bidang kerja membutuhkan kumparan pelurus memanjang. 169 MESIN KERJA KAYU Gambar 6.31. Konstruksi pasak miring pada sambungan bersudut. Gambar 6.32. Orientasi pengerjaan lubang pasak bersudut, (a) lebar pasak (b) lebar pundakan pasak dan (c) jarak pengantar pararel. Next >