< Previous 57 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (4) Panas Vinyon mempunyai titik leleh antara 135°C-150°C. Sifat penting dari vinyon HH adalah kemampuan untuk melunak, mengkeret dan bergabung dengan serat lain apabila dipanaskan di bawah tekanan atau dengan adanya pelarut. Di bawah ini tabel mengkeret vinyon HH pada suhu berbeda: Tabel 11. Persentase mengkeret vinyon HH pada suhu berbeda Suhu °C Mengkeret ( % ) 60 0 71 18 74 27 79 45 85 50 91 55 100 60 110 65 121 70 132 Daerah leleh (5) Biologi Vinyon tahan terhadap bakteri, jamur dan serangga. (6) Kimia Vinyon tahan terhadap zat–zat kimia pada suhu kamar, baik terhadap asam mineral maupun basa pada konsentrasi tinggi seperti asam sulfat, asam nitrat, asam khlorida, asam flourida, natrium, dan kalium hidroksida 30%. Vinyon tahan terhadap larutan kuproamonium, alkohol, glikol, parafin, dan minyak mineral. (7) Morfologi Vinyon mempunyai bentuk penampang melintang seperti dumbel, sehingga apabila diamati menggunakan mikroskop penampang memanjangnya seolah–olah mempunyai lumen, 58 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 meskipun sebenarnya vinyon mempunyai serat yang padat. Penampang membujur serat vinyon seolah–olah mempunyai lumen, meskipun sebenarnya seratnya padat Penampang melintang serat vinyon seperti dumbel (8) Sinar Vinyon tahan terhadap sinar matahari c) Penggunaan Vinyon tahan terhadap zat kimia maka vinyon digunakan untuk kain saring, pakaian pelindung dan dalam industri kimia. Karena sifatnya yang tahan air, vinyon baik untuk jala dan tali pancing. Vinyon baik digunakan untuk felt, benang jahit, karpet dan sarung tangan wanita. 2) Saran a) Pembuatan Bahan dasar pembuatan saran adalah etilena yang merupakan hasil penguraian minyak tanah dan khlor yang dibuat dengan cara elektrolisa air laut. Etilena dengan khlor akan membentuk trikhlor etana. CH₂ = CH₂ + 2 Cl₂ CH₂ClCHCl₂ + HCl Trikhlor etana direaksikan dengan kalsium hidroksida menjadi viniliden khlorida. 2CH₂ClCHCl₂ + Ca(OH)₂ CH₂=CCl₂ + CaCl₂ + 2 H₂O 59 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Kepolimeran viniliden khlorida dan vinil khlorida dilakukan pada suhu tinggi dengan katalis. Pembuatan serat dilakukan dengan cara pemintalan leleh pada suhu 180°C dan penarikannya dilakukan dalam keadaan dingin. b) Sifat Secara umum sifat–sifat dari saran hampir bersamaan dengan sifat–sifar vinyon. c) Morfologi serat vinyon Penampang membujur serat vinyon Penampang melintang serat vinyon d) Penggunaan Karena mempunyai sifat tahan terhadap bakteri dan serangga, saran digunakan untuk kasa penahan serangga. Saran juga digunakan untuk kain saring karena sifatnya yang tahan zat kimia dan untuk jala karena sifatnya yang tahan air. Selain itu saran juga digunakan untuk pelapis dinding studio karena mudah bersihkan dari kotoran. 60 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 3) Polivinil Khlorida a) PeCe (1) Pembuatan Proses pembuatan polivinil khlorida adalah sebagai berikut: vinil khlorida dipolimerkan dalam bentuk emulsi pada tekanan 50 atmosfir dan suhu 65°C, kemudian polimernya dikeringkan pada suhu 130°C. Polivinil khlorida dilarutkan didalam tetrakhloretana menjadi larutan 25% dan kemudian pengkhlorannya selama 30 jam pada suhu 80°C didalam suatu tempat yang didinginkan dengan air. Setelah pengkhloran, polimernya dikeringkan dan pelarutnya diambil dengan cara dihisap. Polimer PeCe dilarutkan didalam aseton dan kemudian disemprotkan melalui spineret kedalam air dingin, kemudian filamenya ditarik sampai tiga kali panjang semula. (2) Sifat PeCe mempunyai kekuatan 1,8 – 2,2 gram/denier dengan mulur 40%. Titik lunaknya 100°C. PeCe tidak menyala dalam pembakaran dan tahan terhadap zat–zat kimia. (3) Penggunaan PeCe digunakan untuk pakaian tahan api angkatan udara. Selain itu peCe juga untuk saringan jala dan kasa nyamuk. b) PCU (1) Pembuatan Vinil khlorida dibuat dari asetilena dan asam khlorida: CH = CH + HCl CH₂ = CHCl Kemudian dipolimerkan menjadi polivinil khlorida yang dilarutkan di dalam pelarut dan kemudian dipintal. Pelarutnya kemungkinan berupa campuran aseton. 61 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (2) Sifat Serat PCU mempunyai kekuatan 3,5–3,8 gram/denier dan mulur 25 – 28%. Kekuatan basah dan kekuatan keringnya sama. Berat jenis PCU 1,39. PCU tidak menyala dalam pembakaran, akan menjadi termoplastik, dan mengkeret pada suhu 75°C-80°C. PCU tahan terhadap air, jamur, bakteri, asam, basa, dan garam organik. (3) Penggunaan PCU digunakan untuk kain sarung dan pembungkus dalam industri. Selain itu PCU juga digunakan untuk tali pancing, tali temali, kain layar, dan pakaian renang. 4) Teflon a) Pembuatan Bahan dasar pembuatan Teflon ialah kalsium flouria untuk dibuat menjadi asam hidroflourida nonhidrat dan kloroform. Keduanya direaksikan menjadi diflouromonoklormetana yang berupa gas. CHCl₃ + 2HF CHClF₂ + 2 HCl Gas tersebut dipirolisa pada suhu 600°C-800°C menjadi tetraflouroetilena. 2CHClF₂ C₂F₄ + 2 HCl Tetraflouroetilena dipisahkan dari asam klorida dan senyawa–senyawa fluorokarbon lain yang terbentuk. Tetraflouroetilena murni dipolimerkan dalam otoklaf dengan adanya larutan amonium persulfat. Reaksinya eksoterm dan berjalan sangat cepat. Hasil kepolimerannya berupa butiran–butiran putih yang kemudian dicuci dan dikeringkan. b) Sifat Teflon mempunyai kekuatan kira–kira 1,5 gram/denier dan mulur kira – kira 13%. Teflon sama sekali tidak menyerap air, dapat ditekuk dengan baik, dan penampang lintangnya bulat. Tahan panans Teflon 62 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 adalah yang paling baik diantara semua serat. Pada suhu 310°C teflon masih mempunyai kekuatan 0,1 gram/denier, menjadi gel pada suhu 327°C dan rusak pada suhu 405°C. Teflon merupakan penghantar panas yang tidak baik, tetapi mempunyai sifat listrik yang baik. Teflon sangat tahan terhadap asam mineral maupun alkali kuat pekat mendidih, dan tahan zat–zat oksidator kuat. Teflon tidak larut dalam pelarut, kecuali beberapa senyawa yang mengandung perflour pada suhu lebih dari 300°C. Karena sifatnya yang tidak menyerap air serta tahan zat–zat kimia, teflon hampir tidak mungkin untuk dicelup dan hanya terwarnai sangat muda dengan zat dispersi. c) Penggunaan Karena sifatnya yang sangat tahan terhadap panas, zat kimia, pelarut dan sifat mekanika serta listrik yang baik, politetrafluoroetilena sangat baik untuk keperluan industri, misalnya kain saring zat–zat yang bersifat korosi, pompa zat kimia, lapisan wol, dan pita listrik. i. Serat Polihidrokarbon Disubsitusi dengan Nitril 1) Orlon a) Sifat–sifat (1) Mekanik (a) Filamen jenis 81 Kekuatan kering serat orlon 5 gram/denier dan kekuatan basahnya 4,8 gram/denier. Dari perbandingan yang tinggi antara kekuatan basah dan kering terlihat bahwa serat bersifat tahan air, dan tahan tarik sangat baik. (b) Stapel jenis 81 Benang ini orientasinya lebih kecil dan kekuatan tariknya juga lebih rendah, hanya 2,3 gram/denier dengan mulur saat putus 28%, juga lebih rendah dari orlon 81, hanya 0,5 gram/denier untuk 1%. 63 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (2) Ketahanan kimia Orlon memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap asam mineral dan pelarut, minyak, lemak dan garam netral. Ketahanannya terhadap alkali lemah cukup baik. Ketahanannya terhadap alkali kuat, terutama dalam keadaan panas kurang baik. Orlon akan serat dengan cepat pada kondisi tersebut. (3) Pengaruh panas Orlon tahan terhadap perusakan panas meskipun dalam waktu yang lama sampai suhu 150°C. Pemanasan pada suhu tersebut selama dua hari tidak menunjukkan kemunduran kekuatan. Suhu penyetrikaan yang baik adalah 160°C karena suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan warna kekuning–kuningan, tetapi kain tidak lengket sampai suhu 230°C. Dengan suhu tidak terlalu panas, kain dari orlon dapat disetrika berulang-ulang tanpa menjadi kekuning-kuningan. (4) Sifat fisika Orlon sangat tahan terhadap cahaya matahari (5) Morfologi Penampang membujur serat orlon 64 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Penampang melintang serat orlon b) Penggunaan Orlon digunakan sebagai tekstil untuk keperluan rumah tangga dan industri, misalnya tenda, kap mobil, tirai jendela, permadani, kain penyaring zat–zat kimia, pakaian pelindung kimia, kain rajut, dan pakaian dalam dan luar. 2) Acrilan a) Pembuatan Proses pembuatan acrilan adalah sebagai asetilena yang merupakan hasil penyulingan minyak bumi direaksikan dengan asam hidrosianat membentuk akrilonitril yang berupa cairan. CH=CH + HCN CH₂ = CHCN Akrilonitril dikopolimerisasikan dengan monomer lain kira–kira 12% termasuk zat yang bersifat basa. Polimer yang berbentuk bubuk putih dilarutkan didalam dimetilasetamida menjadi larutan 20% dan kemudian dipintal kedalam campuran dimetil asetamida dan air dan ditarik 350%. Acrilan dibuat dengan menggunakan pemintalan basah. b) Sifat (1) Morfologi Bentuk serat acrilan seperti silinder dengan penampang melintang hampir bulat dengan tepi agak berlekuk-lekuk karena dipintal dengan cara pemintalan basah. 65 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Penampang membunjur serat acrilan seperti silinder Penampang lintang hampir bulat dengan tepi berlekuk–lekuk. (2) Berat jenis Berat jenis acrilan 1,17 (3) Kekuatan dan mulur Acrilan mempunyai kekuatan kering 2,5 gram/denier dengan mulur 35% dan kekuatan basah 2 gram/denier. (4) Panas Serat akan terurai sebelum meleleh dan di bawah tekanan akan lengket pada permukaan pada suhu kira–kira 245°C. Pemanasan pada suhu 250°C diudara selama 24 jam menyebabkan berkurangnya kekuatan 5%. Pemanasan di udara pada waktu yang lama akan menyebabkan timbulnya warna kuning, tetapi pada waktu yang pendek seperti pada pengeringan kain, tidak menimbulkan pewarnaan. Kain dari acrilan tidak mudah dibakar dan tidak terbakar dengan cepat. 66 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (5) Moisture Regain Acrilan mempunyai moisture regain 1,2% (6) Tahan Gosok Serat acrilan mempunyai ketahanan terhadap gosokan dan keawetan yang jauh lebih rendah dari pada nilon dan poliester, tetapi masih lebih baik dari pada wol. (7) Ketahanan Kimia Acrilan tidak larut dan tidak terpengaruh oleh pelarut biasa. Ketahanan terhadap asam–asam mineral sangat baik dan ketahanan terhadap basa lemah cukup baik. Sifat acrilan yang dapat mengikat zat warna menyebabkannya dapat berikatan dengan zat–zat kimia lain. j. Serat Polihidrokarbon Disubstitusi dengan Hidroksil 1) Vinilon a) Pembuatan Proses pembuatan vinilon ialah sebagai berikut: Membuat kalsium karbida dengan bahan dasar batu kapur dan karbon. CaCO₃ CaO + CO₂ 3C + CaO CaC₂ + CO Asetilena dihasilkan dari reaksi antara kalsium karbida dan air. CaC₂ + 2H₂O Ca(OH)₂ + C₂H₂ Sebagian dari asetilena diubah menjadi asam asetat dengan dihidrasi dan oksidasi. C₂H₂ + H₂O + O CH₃COOH Asam asetat direaksikan dengan sisa asetilena menggunakan seng asetat sebagai katalisator membentuk vinil asetat. Next >