< Previous 187 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 diteruskan dengan perantaraan puli dan roda roda gigi ke bagian mesin yang lain. Pergerakan-pergerakan yang ada hubungannya dengan perhitungan-perhitungan pada mesin scutcher antara lain adalah: (a) Pergerakan rol penyuap Gerakan dimulai dari motor yang mempunyai puli sebagai sumber gerakan. Puli A dihubungan dengan puli B dengan perantaraan belt. Satu poros dengan puli B terdapat puli C yang menggerakkan puli D dengan perantaraan V–belt. Pada poros D terdapat cone-drum C B sebagai pemutar dan cone drum ini dihubungkan dengan cone-drum CA yang diputarkan dengan perantaraan cone belt. Cone belt ini dapat bergeser. Satu poros dengan cone-drum CA terdapat roda gigi R 2 yang berhubungan dengan roda gigi R3 . Pada roda gigi R3 dipasang pula rol penyuap. Secara singkat gerakan rol penyuap terjadi sebagai berikut : Puli A (motor); Puli B; Puli C; Puli D; Cone-drum CB . Cone-drum CA . Roda gigi cacing RC; Roda gigi cacing R1; Roda gigi R2; Roda gigi R3; dan akhirnya rol penyuap berputar. 188 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 64. Susunan roda gigi mesin scutcher dengan satu sumber gerakan Keterangan : puli A = Ø 5 inci puli B = Ø 15 inci puli C = Ø 6 inci puli D = Ø 8 inci puli E = Ø 10 inci puli F = Ø 24 inci Roda gigi R1 = 78 inci Roda gigi R 2 = 20 inci Roda gigi R 3 = 55 inci Roda gigi R 4 = 14 inci 189 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Roda gigi R 5 = 88 inci Roda gigi R 6 = 33 inci Roda gigi R 7 = 31 inci Roda gigi R 8 = 47 inci Roda gigi R 9 = 19 inci Roda gigi R10 = 20 inci Roda gigi R11 = 91 inci Roda gigi R12 = 16 inci Roda gigi R13 = 14 inci Roda gigi R14 = 29 inci Roda gigi R15 = 9 inci Roda gigi R16 = 68 inci Roda gigi R17 = 180 inci (b) Pergerakan rol penggulung lap (lap roll) Puli motor A menggerakkan puli B. Poros puli B merupakan poros beater dari mesin scutcher. Pada bagian lain dari poros ini terdapat puli E yang berhubungan dengan puli F dengan perantaraan belt. Puli F terdiri dari kopling yang dapat memisahkan gerakan antara keduanya. Apabila kopling tidak bekerja maka puli F berputar tanpa memutarkan porosnya. Sebaliknya, apabila kopling bekerja, poros puli ikut berputar. Pada poros F terdapat roda gigi R4 yang berhubungan dengan roda gigi R5. Satu poros dengan R5, terdapat roda gigi R6 yang berhubungan dengan roda gigi R8 dengan perantaraan roda gigi perantara R7. Satu poros degan R8 terdapat rol penggulung lap. Secara singkat, pergerakan rol penggulung lap terjadi sebagai berikut : Puli A (motor); Puli B; Puli E; Puli F; Roda gigi R4; Roda gigi R5 ; Roda gigi R6 ; Roda gigi R7 ; Roda gigi R8; dan akhirnya lap roll. (c) Pergerakan rol penggilas (calender-roll) Puli motor A berhubungan dengan puli B. Satu poros dengan puli B terdapat puli E yang berhubungan dengan puli F yang dilengkapi kopling pada porosnya. Pada poros puli F terdapat roda gigi R4 yang berhubungan dengan 190 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 roda gigi R5 . Satu poros dengan R5 terdapat roda gigi R10 yang berhubungan dengan roda gigi R11. Pada poros R11 terdapat rol penggilas yang saling berhubungan dengan rol penggilas lainnya dengan perantaraan roda-roda gigi. Dari rol penggilas, dapat juga diikuti pergerakan screen (silinder saringan). Salah satu poros rol penggilas pada bagian lain terdapat roda gigi R12 yang berhubungan dengan roda gigi R14 dengan perantaraan roda gigi R13. Satu poros dengan roda gigi R14 terdapat roda gigi R16 yang berhubungan dengan roda gigi R17 . Satu poros dengan R17 terdapat screen (silinder saringan) yang berhubungan dengan screen yang lain dengan perantaraan roda gigi. Secara singkat pergerakan rol rol penggilas dapat diikuti sebagai berikut : Puli motor A. Puli B; Puli E; Puli F; Roda gigi R4 ; Roda gigi R5 ; Roda gigi R10 ; Roda gigi R11; Rol penggilas; Roda gigi R12 ; Roda gigi R13 ; Roda gigi R14 ; Roda gigi R16 ; Roda gigi R17 ; dan akhirnya silinder saringan (screen). Mesin scutcher tidak semuanya mempunyai satu sumber gerakan yang menggerakkan ketiga pergerakan diatas. Ada juga mesin scutcher yang mempunyai dua sumber gerakan. Sumber gerakan yang pertama menggerakkan rol-rol penggilas dan rol-rol lap, sedang sumber gerakan yang kedua menggerakkan rol penyuap berikut lattice penyuapnya. (3) Sistem hidrolik pada mesin blowing Sistem hidrolik pada mesin blowing digunakan pada unit mesin scutcher, yaitu pada pengaturan tekanan terhadap lap oleh calender roll maupun pengaturan tekanan terhadap lap arbour untuk mengatur kekerasan gulungan lap. Kerja kopling pada mesin ini juga diatur dengan menggunakan tekanan udara. (4) Perhitungan Regangan Regangan dapat dihitung berdasarkan gambar susunan roda gigi mesin scutcher. Dengan 191 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 membandingkan antara kecepatan keliling rol pengeluaran dan kecepatan keliling rol pemasukan, didapat suatu angka yang disebut Regangan Mekanik (RM) atau Mechanical Draft (MD). Pada mesin scutcher, yang dimaksud dengan rolpeng eluaran adalah rol penggulung lap (lap-roll), sedang yang dimaksud dengan rol pemasukan ialah rol penyuap (feed-roll). Regangan dapat juga dihitung berdasarkan perbandingan berat bahan yang masuk per satuan panjang tertentu dengan berat bahan yang keluar per satuan waktu yang sama. Dalam hal ini satuan beratmaupun satuan panjang bahan yang keluar dan bahan yang masuk harus sama. Kecepatan permukaan rol penggulung lap = RPM lap-roll xπx diameter rol penggulung lap. Kecepatan permukaan rol penyuap = RPM rol penyuap xπx diameter rol penyuap atau berdasarkan nomor bahan yang keluar dan nomor bahan yang masuk. Regangan dengan cara ini disebut Regangan Nyata (RN) atau Actual Draft (AD). (a) Tetapan Regangan (TR) atau Draft Constant (DC) Susunan roda-roda gigi pada mesin scutcher, umumnya tidak berubah, baik letak atau jumlah giginya. Hanya beberapa roda gigi yang dapat diganti-ganti. Pada regangan terdapat satu roda gigi pengganti, sehingga dapat mengubah besarnya regangan mekanik. Apabila roda gigi pengganti regangan ini dimisalkan sama dengan satu, maka akan didapatkan suatu angka yang disebut Tetapan Regangan (TR) atau draft constant (DC). Menurut susunan roda gigi maka Regangan Mekanik dapat dihitung sebagai berikut: Kecepatan permukaan rol penggulung lap RM = Kecepatan permukaan rol penyuap 192 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (b) Regangan Nyata (RN) atau Actual Draft (AD) Seperti telah diketahui bahwa tujuan pengerjaan kapas pada mesin scutcher tidak hanya untuk membuat lap saja, tetapi juga pembersihan yaitu pemisahan kotoran-kotoran dari kapas. Pada pemisahan kotoran, terdapat kapas yang terbuang dan merupakan limbah (waste). Banyaknya limbah yang terjadi tergantung pada grade kapas berkisar antara 2 – 5%. Dengan adanya limbah tersebut, berat lap yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada berat lap yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan susunan roda gigi. Misal limbah yang terjadi selama proses pembentukan lap adalah sebesar 4%, maka : Regangan Nyata (RN)=(100/(100-4).RM)) Regangan Nyata dapat juga dihitung berdasarkan perbandingan antara berat bahan yang disuapkan dan berat bahan yang dihasilkan dalam satuan panjang yang sama. Jadi, Regangan Nyata dapat dihitung sebagai berikut : (c) Pemeliharaan mesin blowing Pemeliharaan pada mesin blowing meliputi : Pembersihan dan pelumasan feed roll setiap 1 bulan; Pembersihan dan pelumasan calender roll setiap 6 bulan; Pelumasan bearing cone drum dan silinder setiap 6 bulan; Pelumasan piano regulator setiap 1 bulan; Pembersihan dan pelumasan conveyor setiap 3 bulan; Pembersihan dan pelumasan bearing setiap 3 bulan; Pelumasan pada gear end setiap 1 tahun; Berat bahan masuk per satuan panjang RN = Berat bahan keluar per satuan panjang 193 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Pembersihan ruang fan dan retrum duct setiap 1 hari; Seting gride bars dan silinder setiap 3 bulan; Seting botom latice dan spike setiap 6 bulan. 7) Proses di Mesin Carding Mesin carding adalah mesin yang mengubah bentuk lap menjadi sliver. Mesin carding yang biasa digunakan untuk mengolah kapas disebut revolving flatt carding. Lap hasil mesin blowing masih berupa gumpalan-gumpalan kapas yang masih mengandung serat-serat pendek dan kotoran. Gumpalan-gumpalan kapas tersebut masih perlu dibuka dan dibersihkan lebih lanjut pada mesin carding. Dengan demikian tujuan penggunaan mesin carding antara lain : Membuka gumpalan-gumpalan kapas lebih lanjut sehingga serat-seratnya terurai satu sama lain; Membersihkan kotoran-kotoran yang masih terdapat di dalam gumpalan kapas sebersih mungkin; Memisahkan serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang; Membentuk serat-serat menjadi bentuk sliver dengan arah serat ke sumbu sliver. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka gumpalan-gumpalan kapas yang berupa lap harus dikerjakan pada mesin carding. Gambar 65. Mesin carding 194 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Keterangan : 1. Gulungan lap 2. Lap rol 3. Pelat penyuap 4. Rol penyuap 5. Rol pengambil (Taker-in/Licker-in) 6. Pelat belakang 7. Silinder 8. Flat 9. Sisir flat 10. Pelat depan 11. Doffer 12. Sisir Doffer 13. Terompet 14. Rol penggilas 15. Sliver 16. Terompet 17. Rol penggilas 18. Coiler 19. Can 20. Landasan berputar 21. Tutup bawah 22. Saringan kotoran 23. Pisau pembersih (1) Proses bekerjanya mesin carding Gulungan lap diletakkan di atas lap rol. Melalui pelat penyuap, lap tersebut disuapkan ke rol penyuap. Karena perputaran rol penyuap, lapisan kapas bergerak ke depan. Lapisan kapas yang terjepit oleh rol penyuap dipukul oleh rol pengambil. Karena pukulan ini, gumpalan-gumpalan kapas menjadi terbuka dan kotoran-kotorannya terpisah oleh adanya dua pisau pembersih. Kotoran-kotoran ini akan melalui sela-sela batang saringan yang terdapat di bawah rol pengambil. Kapas yang terbawa oleh rol pengambil, kemudian dibawa ke depan sampai bertemu dengan permukaan silinder yang bergerak lebih cepat. Karena arah jarum-jarum pada permukaan silinder searah dengan jarum-jarum rol pengambil yang bergerak lebih lambat, serat-serat yang berada di permukaan rol pengambil akan dipindahkan ke 195 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 permukaan silinder dan terus dibawa ke atas. Kecepatan silinder jauh lebih besar daripada kecepatan flat dan kedudukannya saling berhadapan. Hal ini mengakibatkan lapisan kapas yang terdapat di antara kedua permukaan tersebut akan tergaruk dan terurai. Serat-serat pendek beserta kotoran-kotorannya akan menempel pada jarum-jarum flat. Oleh sisir flat, lapisan kapas digaruk hingga lepas dari jarum-jarum flat. Serat kapas yang menempel pada jarum-jarum pada permukaan silinder terus dibawa ke bawah sampai titik singgung dengan permukaan doffer. Karena kecepatan doffer lebih kecil daripada kecepatan silinder, maka lapisan kapas akan menumpuk pada permukaan doffer, sehingga menjadi lapisan kapas yang cukup tebal. Lapisan ini oleh doffer kemudian dibawa ke arah sisir doffer yang mempunyai gerakan berayun ke atas dan ke bawah. Sisir doffer mengelupas lapisan serat kapas yang sangat tipis yang disebut web. Web yang menggantung bebas kemudian dengan tangan dimasukkan ke terompet dengan menggunakan tangan. Dari terompet tersebut masuk ke rol penggilas dan keluar dengan bentuk baru yang disebut sliver. Sliver tersebut dengan tangan dimasukkan ke terompet, kemudian masuk ke rol penggilas, lalu ke coiler dan ditumpuk di dalam can. Sliver yang masuk ke dalam can dapat tersusun dan tertumpuk dengan rapi karena bukan hanya coiler yang berputar tetapi can juga berputar di atas landasan yang berputar. (2) Bagian-bagian mesin carding (a) Bagian penyuapan Bagian penyuapan bertujuan untuk : Membuka gulungan lap; Menyuapkan lap; Melakukan pembukaan pendahuluan terhadap lapisan kapas; Menipiskan lapisan kapas agar mudah diuraikan; Memisahkan kotoran dari serat; Memindahkan kapas secara merata ke permukaan silinder. 196 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Bagian penyuapan lapisan kapas terdiri dari sebuah lap rol yang mempunyai permukaan beralur, dengan diameter kurang lebih 6 inci dan panjang selebar mesin carding. Agar putaran gulungan lap dapat diatur dan tidak miring atau slip, di kanan dan kiri lap rol dipasang tiang (lap stand) yang memiliki celah-celah di mana lap roll ditempatkan. Bagian atas tiang mempunyai lekukan yang digunakan untuk meletakkan cadangan gulungan lap. Gambar 66. Gulungan lap Gambar 67. Lap roll Gambar 68. Lap stand Next >