< Previous 217 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 ini berarti jarak 900 inci disapu oleh sapuan sepanjang 1.200 inci atau dengan kata lain hanya (900/1200)x100% =75% saja yang dimanfaatkan. Jika doffer berputar lebih lambat, pemanfaatannya semakin kecil. Dengan demikian perlu adanya penyesuaian antara kecepatan doffer dan sisir doffernya. Semakin besar putaran doffer, semakin besar juga kecepatan sisirnya. Gerakan sisir doffer ini, pada prinsipnya berasal dari putaran silinder utama yang dihubungkan ke suatu gerakan eksentrik dimana poros dari sisir tersebut ditempatkan. Dengan demikian setiap putaran dari eksentrik akan mengakibatkan sisir doffer bergerak bolak-balik ke atas kebawah satu kali. Untuk silinder dengan putaran 165 rpm dan pulley sebesar 18”, jika kalau goyangan sisir doffer 1.200 goyangan permenit, besar pulley diporos eksentrik kira-kira harus 2 inci. Karena ukuran ini terlalu kecil dalam prakteknya, antara silinder dan eksentrik tidak berhubungan langsung, tetapi melalui pulley perantara yang ditempatkan antara silinder dan doffer. Silinder dihubungkan ke pulley perantara yang berdiameter antara 6–9 inci terlebih dahulu, kemudian dari pulley yang diameternya 9–14 inci yang seporos dengan pulley perantara tersebut, ke pulley eksentrik yang berdiameter 3–4 inci. Dengan demikian kecepatan goyangan eksentrik akan sebesar 165 x (8/6) x (12/5) = 1.260 ppm. 218 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 81. Doffer comb Rol penggilas Web yang telah dikelupas dari doffer, kemudian dikumpulkan dan dipadatkan menjadi sliver dengan jalan menarik melalui suatu terompet dan kemudian digilas oleh rol penggilas. Rol penggilas ini dibuat dari besi tuang dengan diameter antara 3–4 inci dan panjang 6 inci. Permukaannya dipolis sehingga licin, agar serat yang melaluinya tidak tersangkut. Rol penggilas ini terletak di kerangka bagian depan dan berada di tengah-tengah kerangka, sedikit lebih rendah dari sisi doffer. Poros rol penggilas bagian bawah dihubungkan ke doffer. Sementara ujung poros yang lain dihubungkan ke rol atas dan coiler dengan perantaraan roda-roda gigi. Dengan demikian, kecepatan putaran rol penggilas selalu mengikuti kecepatan putaran doffernya dan putaran rol penggilas bawah adalah positif. Karena web dari doffer tersebut sangat tipis dan lemah, untuk memudahkan penampungannya web perlu diubah 219 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 dahulu menjadi bentuk yang lebih padat dan kuat, yang dinamakan sliver. Untuk itu, web tersebut dikumpulkan dahulu melalui pengantar web yang mengubah lapisan tipis web menjadi bentuk yang penampangnya bulat dan kemudian memadatkannya melalui suatu terompet dengan lubang yang berdiameter sekitar ¼ inci. Agar rol penggilas dapat menarik dan memadatkan sliver tersebut lebih lanjut, perlu adanya tekanan antara pasangan rol penggilas. Tekanan ini diperoleh selain karena berat rol atas itu sendiri sekitar 20 lbs. Gambar 82. Rol penggilas (calender roll) Karena permukaan rol penggilas tersebut licin, jika tekanannya tidak sesuai dan pada web terdapat bagian yang sedikit lebih tebal dari semestinya, yang menyebabkan sedikit kelambatan dalam terompet, slip dapat terjadi. Hal ini dapat mengakibatkan web yang ada diantara doffer dan rol penggilas mengendor dan menumpuk didepan doffer dan menjadi limbah. Untuk menghindari kejadian yang 220 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 demikian, besarnya tekanan antara rol atas dan bawah dengan perantaraan penekan tekanan pada rol penggilas harus cukup dan lubang terompetnya harus sesuai dengan ukuran slivernya. Coiler Setelah sliver keluar dari rol penggilas, sliver tersebut terus dibawa ke atas coiler sebelum ditampung ke dalam can. Fungsi coiler ialah untuk menempatkan dan mengatur sliver kedalam can sedemikian rupa, sehingga letak dan bentuk di dalam can tersebut seperti kumparan-kumparan dengan diameter sedikit lebih kecil daripada jari-jari can dan masing-masing lingkaran dari kumparan sliver tersebut berada di sekeliling sumbu can. Penempatan sliver yang demikian tersebut menyebabkan sliver kemudian dapat ditarik keluar dari can tanpa mengalam kekusutan. Gambar 83. Letak sliver di dalam can Coiler terdiri dari: Terompet Sepasang rol penarik Pengantar sliver (tubewheel) Alas can yang berputar (turntable) Can Terompet yang ada dalam coiler mempunyai bentuk yang sama dengan terompet yang ada di belakang rol penggilas, dengan ukuran sedikit lebih kecil dan disesuaikan dengan ukuran sliver yang dihasilkan. 221 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Rumus yang sering digunakan untuk menentukan ukuran lubang terompet mesin carding adalah sebagai berikut: Diameter lubang = multiplier √푏푒푟푎푡푠푙푖푣푒푟(푔푟푎푖푛)/푦푎푟푑(푖푛푐푖 carding kapas = 0,022. Sebagai contoh, ukuran lubang untuk sliver yang beratnya 56 grain per yard, diameter terompet yang sesuai adalah 0,022 x√56 = 0,165 inci. Di bawah ini merupakan pedoman untuk menentukan besarnya lubang untuk bermacam-macam ukuran sliver yang dikeluarkan oleh salah satu pembuat mesin. Tabel 17. Pedoman penentuan besar lubang sliver Berat sliver dalam grains per yard Diameter terompet dalam inci Menurut pabrik Menurut rumus 40 0,140 0,139 45 0,150 0,148 50 0,160 0,156 55 0,167 0,163 60 0,175 0,171 65 0.182 0,177 70 0,190 0,184 Dari terompet, sliver tersebut ditarik oleh sepasang rol penggilas yang konstruksinya menyerupai rol penggilas sebelumnya, namun ukurannya lebih kecil (diameter=2 inci). Kemudian sliver dimasukkan ke dalam coiler tube dan melalui perantaraan roda gigi sehingga coiler tube akan berputar. 222 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 84. Penampungan sliver dalam can Karena coiler ini letaknya serong, sliver yang keluar dari coiler tube berputar dengan titik pusat roda gigi coiler. Di sekeliling roda gigi coiler terdapat pelat coiler yang tidak berputar, yang berguna untuk menekan sliver yang ada di dalam can. Sliver yang keluar dari coiler tube kemudian ditampung dalam suatu can, yang diletakkan di atas suatu alas can yang berputar dengan titik putar yang tidak sama dengan titik putar coiler tubenya. Karena alas can berputar lebih lambat dari putaran coiler tubenya, coiler tube akan meletakkan slivernya dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil yang berada antara tepi can sampai titik pusat can dan setiap lingkaran sliver berikutnya selalu berada di atas lingkaran yang dibentuk sebelumnya dengan titik pusat yang tidak sama. Dengan demikian jika sliver ditarik keluar untuk disuapkan ke proses berikutnya, sliver tidak akan mengalami kerusakan-kerusakan dan geseran-geseran yang berarti meskipun sliver tersebut sebenarnya tidak mempunyai twist, kecuali sedikit twist yang diakibatkan karena putaran coiler. Can yang digunakan untuk menampung sliver, mempunyai alas di dalamnya yang ditahan dengan per yang berguna untuk: 223 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Menekan sliver yang adadidalam can ke permukaanpelat coiler sehingga menjadi agak padat tumpukannya. Kalau sliver disuapkan keproses berikutnya danjumlahnya tinggal sedikit, maka sliver yang ada didalam can dengan sendirinya akan terangkat keatas, sehingga dapat mengurangi jarak antara titik tarik dan alas sliver. Kalau jarak ini terlalu jauh dapat mengakibatkan terjadinya regangan. (5) Pengujian mutu hasil Untuk menghasilkan benang dengan mutu yang baik perlu dilakukan pengawasan terhadap mutu bahan sebelum menjadi benang. Untuk menentukan hasil produksi mesin carding perlu dilakukan pengawasan-pengawasan terhadap mesin carding yang meliputi: pengujian nomor sliver carding pengujian kerataan sliver carding pengujian persentase waste Pengujian dilakukan pada atmosfir yang standar dengan suhu 70º F dan kelembaban relatif 65%. (a) Pengujian nomor sliver carding Pengujian nomor dilakukan dengan cara: menyiapkan alat pengukur panjang sliver yang disebut wrap block; menyiapkan alat pengukurberat yang disebut neraca analitik; mengukur sliver sepanjang 6 yard atau 6 meter sebanyak 4 kali atau bisa lebih; menimbang sliver yang telah diukur panjangnya; menghitung nomor sliver dengan cara penomoran tertentu. 224 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 85. Warp block Gambar 86. Neraca analitik 225 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (b) Pengujian kerataan sliver carding. Pengujian kerataan dilakukan dengan cara: menyiapkan alat pengukur kerataan sliver yang disebut Uster evenes tester, lengkap dengan condensator pengukur ketidakrataan yang dilengkapi dengan 8 slot; recorder, alat untuk mencatat grafik ketidakrataan bahan (slivercarding); integrator, alat yang mencatat langsung harga ketidakrataan u% dan cv%; spectograph dan recordernya, alat yang mencatat periodisity dari bahan yang diuji (sliver sarding); menyiapkan sliver sebanyak kurang lebih setengah can; memasang sliver pada condensator dengan melewatkan ujung sliver pada slot; melewatkan sliver pada alat pemegang dan penganta bahan; menjalankan condensator selama waktu yang ditentukan; hasil ketidakrataan dapat dibaca langsung pada integrator. (c) Pengujian persentase waste Pengujian persentase waste pada mesin carding dilakukan dengan cara: menimbang can yang akan digunakan untuk menampung sliver carding; menyiapkan lap yang standar pada lap stand; menghentikan penyuapan; mematikan mesin hingga bagian-bagian yang berputar berhenti; membersihkan semua waste yang ada di mesin; menutup cerobong fan penghisap dan blower; menurunkan lap yang telah disiapkan ke lap roll; menjalankan mesin untuk memproses lap hingga habis; menghentikan mesin setelah proses berakhir; mengambil semua waste yang ada di mesin; menimbang sliver yang dihasilkan; 226 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 menimbang seluruh waste; menghitung persentase waste dengan rumus: (6) Seting pada mesin carding Penyetelan antar jarak permukaan yang berhadapan perlu diperhatikan dengan baik agar penguraian serta pembersihan dapat dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan pada serat yang diolahnya maupun terjadinya waste yang berlebihan. Pada umumnya semakin panjang seratnya akan makin besar perbedaan kecepatan relatifnya dan semakin longgar penyetelannya. Semakin pendek seratnya atau makin kecil perbedaan kecepatan relatifnya, semakin dekat jarak penyetelannya. Berikut ini diberikan pedoman jarak penyetelan pada mesin carding serta bagian-bagian yang umumnya harus disetel, (gambar 87). Jarak ini hanya digunakan pada awalpenyetelan, sedangkan jika bahan (serat) yang diolah mengalami perubahan, jarak penyetelan dapat disesuaikan dengan perubahan bahan (serat). Gambar 87. Daerah setting mesin carding Berat waste Persentase waste = X 100% Berat sliver + berat waste Next >