< Previous ix Pengantar Ilmu Tekstil 2 Gambar 1 Klasifikasi serat berdasarkan asal bahan Gambar 2 Benang stapel Gambar 3 Benang tunggal Gambar 4 Benang rangkap Gambar 5 Bentuk gintir Gambar 6 Benang tali Gambar 7 Benang hias Gambar 8 Benang jahit Gambar 9 Skema mesin kelos Gambar 10 Skema jalan benang pada penggintiran turun (down twister) pada mesin ring twister Gambar 11 Skema jelan benang pada penggintiran naik (up twister) Gambar 12 Bentuk dan skema creel Gambar 13 Peralatan otomatis sensor optic pendeteksi bebang putus Gambar 14 Skema mesin hani seksi Gambar 15 Proses penggulungan seksi demi seksi pada mesin hani seksi Gambar 16 Skema mesin hani seksi kerucut Gambar 17 Proses beaming Gambar 18 Proses penggulungan pada beam tenun (beaming) Gambar 19 Mesin direct warping Gambar 20 Skema mesin kanji konvensional Gambar 21 Skema mesin kani konvensional Gambar 22 Skema mesin kanji Gambar 23 Skema mesin kanji Gambar 24 Proses pencucukan benang pada mesin tenun Gambar 25 A. Kawat cucuk tunggal dan ganda B. Pisau cucuk Gambar 26 Proses pencucukan benang pada mesin cucuk otomatis Gambar 27 Mesin cucuk otomatis dan computer Gambar 28 Macam-macam palet Gambar 29 Skema mesin tenun Gambar 30 Struktur kain rajut Gambar 31 Klasifikasi teknologi perajutan DAFTAR GAMBAR x Pengantar Ilmu Tekstil 2 Gambar 32 Jeratan perajutan pakan Gambar 33 Jeratan perajutan lusi Gambar 34 Diagram anyaman Gambar 35 Diagram anyaman polos Gambar 36 Diagram anyaman rib lusi Gambar 37 Diagram anyaman rib pakan Gambar 38 Diagram anyaman panama 2/2 (A) dan panama 3/3 (B) Gambar 39 Diagram anyaman polos tidak langsung Gambar 40 Diagram anyaman keper lusi 4/1 dan keper pakan ¼ Gambar 41 Diagram anyaman keper rangkap 2/2 (A) dan herring bone (B) Gambar 42 Anyaman satin 5 V2 Gambar 43 Rencana tenun keper kanan 2/2 Gambar 44 Cucukan lurus (Straight draft) Gambar 45 Konstruksi dan penomoran benang Gambar 46 Loupe Gambar 47 Penumpukan kain pada palet Gambar 48 Skema penyambungan kain Gambar 49 Bentuk jahitan Gambar 50 Skema jalannya kain pada mesin inspecting Gambar 51 Mesin bakar bulu plat Gambar 52 Mesin bakar bulu silinder Gambar 53 Mesin pembakar bulu Gambar 54 Pengamatan serat menggunakan mikroskop Gambar 55 Lingkaran warna Gambar 56 Screen printing Gambar 57 Meja pencapan hand screen Gambar 58 Rakel Gambar 59 Mesin flat screen printing otomatis Gambar 60 Skema mesin rotary printing Gambar 61 Block printing Gambar 62 Sprayer Gambar 63 Mesin pencapan rol Gambar 64 Mesin kalender 3 rol (1 rol logam dan 2 rol lunak) Gambar 65 Skema jalannya kain pada belt karet mesin sanforisasi Gambar 66 Skema mesin sanforisasi monfort xi Pengantar Ilmu Tekstil 2 Coating : Pelapisan larutan peka cahaya pada kasa Creel : Tempat atau rak untuk meletakan gulungan benang Curing : Proses pengeringan screen yang dilakukan setelah proses degreasing, coating, developing, retouching, hardening dan ezury Degreasing : Proses pencucian atau pembersihan screen dengan tujuan agar kotoran yang terdapat pada screen dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu pada saat proses coating Developing : Proses yang dilakukan untuk memunculkan motif hasil exposse dengan cara menghilangkan lapisan emulsi pada screen yang tidak mengeras dengan melakukan perendaman dan pencucian Exposure : Proses pemindahan motif dari trace ke screen dengan bantuan cahaya dengan tujuan memberikan motif pada screen Ezzury : Proses percobaan screen untuk memastikan mutu screen. Flow Sheet atau Kartu Proses : Kartu yang berisi informasi tentang nama pemilik kain, jenis kain, konstruksi kain, lebar kain, jumlah gulungan, panjang tiap gulung, lebar jadi dan jenis-jenis proses yang akan dilaluinya. Folding : Melipat kain dalambentuk lebar dengan ukuran lebar kain sekitar 1 m atau 1 yard dan biasanya digunakan untuk kain mori GLOSARIUM xii Pengantar Ilmu Tekstil 2 Hardening : Proses melapisi screen dengan emulsi penguat pada permukaan dalam screen dengan tujuan memperkuat motif pada screen. Heat Setting : Proses fisika kain berupa pemantapan panas sehingga distribusi molekul–molekul serat yang belum teratur akan tertarik dan tersusun sejajar satu dengan yang lainya, sehingga kestabilan dimensi tercapai, dan juga terjadi pengesetan lebar kain sehingga didapat lebar jadi sesuai dengan ketentuan dan peningkatan penampakan kain. Iron Detector : Pendeteksi adanya logam pada kain, alat ini akan berbunyi atau bersuara bila pada kain terdapat logam. Kasa/Screen : Kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar di atas benda-benda yang dicap (sablon). Kecerahan atau Value : Besaran yang menyatakan tua mudanya warna Kejenuhan atau Chroma : Derajat kemurnian suatu warna Kesehatan kerja (Occupational Health) : Suatu upaya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya. Kodefikasi : Proses pemberian kode pada pangkal kain dan ujung kain grey yang telah di pile up dengan menggunakan alat tulis permanen Lapping : Menggulung kain pada rangka kayu berbentuk persegi panjang yang dibungkus kertas. Merserisasi : Pemberian tegangan pada benang atau kain selama proses sehingga menimbulkan efek kilau yang bersifat tetap, sedangkan pengerjaan tanpa tegangan memberikan pertambahan mulur yang besar. xiii Pengantar Ilmu Tekstil 2 P3K : Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadianyang lebih buruk dapat dihindari. Pemaletan : Menggulung benang dari bobin kerucut atau bobin silinder menjadi bentuk bobin pakan atau palet. Pemasakan : Menghilangkan bagian dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran yang larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat. Pemeriksaan Kain (Inspecting) : Proses memeriksa kain grey yang telah disambung dengan tujuan untuk mengetahui cacat kain, panjang, lebar, kotoran–kotoran, dan mengetahui adanya logam sehingga kain-kain yang akan diproses betul-betul siap untuk diproses, dan tidak terjadi gangguan selama proses berlangsung. Pencapan : Proses pemberian warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang telah ditentukan dan hasilnya memiliki ketahanan luntur warna. Pencapan Etsa (Discharge Printing) : Pencapan dengan menggunakan pasta yang mengandung zat pembantu yang berfungsi merusak warna dasar pada bagian yang dicap. Pencapan Langsung (Direct Printing) : Adalah proses pelekatan satu atau beberapa zat warna pada bahan putih, dan hasilnya berwarna sesuai dengan warna yang dicapkan. Pencapan Rintang (Resist Printing) : Pencapan dengan menggunakan pasta yang mengandung zat perintang, sehingga saat bahan dicelup dengan zat warna, zat perintang bekerja secara fisika maupun kimia menghalangi pengikatan antara zat warna dan kain sehingga fiksasi zat warna pada tempat tempat yang dicap terhalang. xiv Pengantar Ilmu Tekstil 2 Pencapan Tumpang (Over Printing) : Proses pelekatan zat warna yang dilakukan di atas bahan tekstil berwarna, pencapan tumpang termasuk pencapan langsung. Pencelupan : Pemberian warna secara menyeluruh pada kain tekstil secara merata di semua bagian (uniform) dengan menggunakan zat warna. Pengelantangan : Menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh bahan yang putih. Pengelosan : Proses menggulung benang dalam suatu bentuk dan volume tertentu sesuai dengan kebutuhan. Penghanian : Proses menggulung benang lusi dengan arah gulungan sejajar pada beam hani atau beam lusi. Penumpukkan Kain (Pile Up) : Pengerjaan membuka kain grey yang masih dalam bentuk gulungan terikat kemudian menumpuknya dengan rapi di atas palet secara mendatar dengan menarik ujung-ujungnya dengan panjang secukupnya (+ 3 – 4 meter), penarikan ujung kain bertujuan untuk mempermudah proses penulisan kode dan penjahitan atau penyambungan. Penyambungan Kain (Sewing) : Proses penyambungan ujung kain yang satu dengan ujung kain yang lain dengan menggunakan mesin obras khusus pada rangkaian persiapan proses. Persiapan Proses (Pre Treatment) : Cara-cara mempersiapkan bahan yang akan mengalami proses penyempurnaan tekstil sehingga akan mempermudah dalam penanganan proses berikutnya. Rakel : Alat untuk meratakan pasta zat warna yang ada pada kasa agar pasta cap melekat pada kain dan membentuk corak sesuai corak yang ada pada kasa. Recycle : Kegiatan mengolah kembali atau mendaur ulang. xv Pengantar Ilmu Tekstil 2 Reduce : Kegiatan mengurangi pemakaian atau pola perilaku yang dapat menguarangi produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Replace : Kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang alernatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Replant : Kegiatan melakukan penanaman kembali. Retusir : Proses pemeriksaan dan perbaikan dengan tujuan mendapatkan screen dengan kondisi yang sesuai Reuse : Kegiatan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak pakai. Stretching : Proses pemasangan kasa/screen pada frame (bingkai) yang telah disediakan, dengan cara membentangkan kasa diatas frame dan merekatkannya pada frame dengan cara distaples/dilem Stripping : Proses penghapusan motif pada screen untuk kemudian di lakukan engraving kembali xvi Pengantar Ilmu Tekstil 2 xvii Pengantar Ilmu Tekstil 2 Judul modul Pengantar Ilmu Tekstil 2 disusun berdasarkan Kurikulum Edisi 2013 dan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Teknologi Tekstil. Modul ini berisi materi-materi pengantar dalam ruang lingkup Pembuatan Kain, Penyempurnaan Tekstil, Penyempurnaan Khusus dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) yang meliputi: 1. Bahan Baku Kain 2. Pembuatan Kain 3. Fungsi Kain 4. Konstruksi Kain 5. Penyempurnaan Kain 6. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Hasil penyusunan masih banyak yang belum terakomodasi dalam penyusunan modul ini, karena sasaran modul sebagai pengantar ilmu tekstil dan cakupan teknologi di industri tekstil tersebut selalu berkembang dan sangat luas DESKRIPSI MODUL xviii Pengantar Ilmu Tekstil 2 Next >