< Previous 69 Gambar 10.5 Daerah luka bakar KEGIATAN BELAJAR 11 MENOLONG PENDERITA PATAH TULANG III. PATAH TULANG Macam-macam patah tulang : 1. Patah tulang tertutup Bagian ujung tulang yang patah tidak behubungan dengan udara luar. Kulitnya dapat utuh ataupun luka 2. Patah tulang terbuka Salah satu atau kedua ujung tulang yang patah berhubungan dengan udara luar. 1) Gejala-gejala patah tulang : a. Sakit pada tulang yang patah terutama bila digerakkan, karena itu penderita tak dapat lagi menggunakan bagian tubuh yang terluka 70 b. Bentuk bagian badan yang terkena berubah. Biasanya bengkak kebiru-biruan, sangat sakit bila bagian ini tersinggung atau bila digerakkan c. Pada patah tulang terbuka terlihat luka dan ujung tulang yang patah 2) Akibat patah tulang : Pada prinsipnya diusahakan agar penderita segera mendapat pertolongan dokter dan pada pemindahan/ pengiriman penderita harus dijaga agar kedua ujung patahan tulang tidak mengalami pergeseran. Pergeseran ujung patahan tulang ini dapat menyebabkan : a. Rasa sakit yang hebat yang dapat menimbulkan shock yang dapat pula menyebabkan kematian b. Ujung patahan tulang yang bergeser dapat merusak alat-alat yang ada disekitarnya misalnya, urat syaraf, pembuluh darah yang besar, sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan ataupun perdarahan yang hebat. Ujung-ujung tulang rusuk yang patah dapat pula merobek paru-paru bila ia bergeser. 3) Pertolongan patah tulang : a. Pasanglah bidai sedapat mungkin. Pemasangan bidai dilakukan pada tempat kecelakaan. Bila terpaksa penderita harus dipindahkan, lakukanlah dengan hati-hati dibantu oleh beberapa orang, untuk menghindari pergeseran kedua ujung patahan b. Bila pada bagian yang patah tadi tak dapat dipasang bidai, ikatlah bagian tersebut pada badan sehingga pergerakannya berkurang 71 c. Bagian badan yang terkena diistirahatkan, misalnya pada lengan dengan mempergunakan mitella d. Setiap perdarahan dihentikan dan luka-luka dirawat dengan semestinya e. Kirimkanlah penderita ke RS atau Puskesmas dengan segera IV. BIDAI Bidai dipergunakan pada ujung kaki, lengan atau jari-jari agar kedua ujung patahan tulang tidak bergeser antara yang satu dengan ujung lainnya. Untuk mencegah pergeseran tadi maka bidai haruslah melampaui ke 2 sendi yang masing-masing terdapat di sebelah bawah dan sebelah atas tempat patah tulang tadi. Bidai diikat dengan beberpa verband satu dekat sebelah bawah , satu dekat sebelah atas dan beberapa lagi di sekelilingi sendi. Yang dapat digunakan sebagai bidai ialah sepotong papan tipis, bambu, karton tebal, dan sebagainya yang pada pokoknya cukup keras tapi tak terlampau berat. Sebelum dipasang harus dibungkus tebal dengan kapas atau bahan lainnya agar tidak merusak kulit, dirasakan enak oleh penderita dan melekat erat pada badan. Tiap kali memasang pembalut harus selalu diperiksa peredaran darahnya sebab peredaran darah dapat terganggu oleh ikatan yang terlampau kencang. a. Mencegah gerakan atau mencangkok tulang patah : Pada pundak lengan atas, siku dan lengan bawah. Penggunaan segitiga dan balut untuk perawatan darurat untuk patah tulang lengan atas, segitiga ditempatkan di bawah tubuh. Bagian bawah dilipatkan di muka lengan yang sakit, ujungnya 72 diikat ke belakang leher. Balut yang lebar dilingkarkan menutupi batang tubuh, lengan yang sakit dan segitiga. 73 Gambar 11.1 Membidai anggota lengan bagian bawah Gambar 11. 2 Membidai bagian lutut ke bawah Gambar 11.3 Bantalan dan spalk 74 Gambar 11.4 Membidai patah tulang paha Tempatkan selimut atau bahan serupa di antara dua tungkai penderita dan balutlah kedua tungkai menjadi satu mulai perut sampai pergelangan kaki. Gambar 11.6 Tulang leher yang patah b. Tulang punggung Patah tulang punggung amat cenderung terjadi di leher, di punggung bagian atas atau bawah : 1. Lumpuh, sebagian atau keseluruhan, dapat merupakan akibatnya. 2. Jejas ringan pada sum-sum belakang akan mudah berubah menjadi jejas yang melumpuhkan, apabila penanganannya tidak hati-hati. Gambar 11.5 Tulang leher yang normal 75 3. Kemungkinan adanya jejas pada sum-sum belakang harus dicurigai sebelum memindahkan korban. 4. Gejala patah tulang belakang antara lain : nyeri di punggung dan keluhan mati rasa dan semutan pada lengan dan tungkai. 5. Dapatkanlah kepastian bahwa saluran pernafasan bebas dari hambatan, kerukan sumsum tulang belakang dapat menghentikan mekanisme pernafasan, dalam hal ini diperlukan oksigen. 6. Angkutlah korban yang patah tulang leher dan tidurkan terlentang di atas sokongan yang kaku. Apabila tidak terdapat usungan yang keras, dapat digunakan pintu atau papan yang lebar. Jangan sekali-kali mencoba memutar/ memalingkan korban sendirian. Kalau harus dipindahkan, sedikitnya oleh 3 orang, sebaiknya 5 orang, yang bekerja sebagai kesatuan/ unit. Dalam hal ini seorang mempunyai tanggung jawab tunggal untuk memegang kepala korban dengan teguh. Tempatkan gulungan selimut atau bantal di sisi korban untuk mencegah gerakan-gerakan yang tidak perlu Langkah-langkah untuk mengangkut korban yang patah tulang punggung bagian bawah adalah sama dengan patah tulang leher. Hal penting lain : jangan sampai membelokkan atau memutar tulang punggung. Tungkai harus diluruskan, dan pundak serta panggulnya harus dipegang sewaktu dibaringkan. Harus ada satu orang yang semata-mata 76 bertanggung jawab atau selalu memegang kepala korban. Ditahan secara teguh sewaktu ia dipindahkan. Dua orang lainnya mengangkat sisa badan penderita sebagai satu kesatuan/ unit (lebih baik 4 orang, 2 orang masing-masing di sisi penderita). Penderita harus diangkut di atas alat usungan yang tidak melengkung atau melentur. Apabila tidak tersedia bantuan dan alat-alat yang mencukupi, untuk memindahkan penderita dengan jejas tulang belakang, tutupilah dia dengan selimut dan tunggulah adanya pertolongan yang cukup. LEBIH BAIK TIDAK BERBUAT APA-APA DARIPADA MELAKUKAN HAL-HAL YANG MERUGIKAN. 77 KEGIATAN BELAJAR 9 MENOLONG PENDERITA YANG MATANYA KEMASUKAN SESUATU I. PENYEBAB LUKA BAGIAN DALAM Luka di bagian dalam mata seringkali disebabkan oleh adalah benda asing atau kotoran, sehingga penderita menyatakan ada “sesuatu” di matanya. Mata mungkin kelihatan merah atau meradang ; mata mungkin „basah‟ (air mata mengalir keluar). Jadi penyebab luka di bagian dalam mata adalah adanya benda asing di mata. Kemasukan benda asing ini seringkali terjadi karena pada saat bekerja si pekerja tidak memakai alat pelindung mata seperti kacamata pengaman dan sebagainya. Oleh karenanya sangat penting bagi pekerja untuk selalu menggunakan pengaman mata saat bekerja di bengkel. Kemasukan benda asing kemungkinan juga terjadi secara tidak sengaja pada saat berada di jalan yang berdebu, lingkungan kotor, bangunan dengan langit-langit kotor atau hal lain. Bila bekerja pada perbaikan mobil atau konstruksi baja/beton di mana seringkali wajah menengadah maka akan sangat mungkin mata kemasukan benda asing yang dapat berakibat fatal. Jadi pada kemungkinan pekerjaan dan lingkungan seperti telah disebutkan tadi seseorang harus menggunakan pelindung mata. II. PENGOBATAN/PERTOLONGAN PERTAMA Bila mata kemasukan benda padat seperti serangga, debu, arang dan sebagainya maka pertolongannya adalah sebagai berikut : 78 1. Periksalah seluruh bagian mata dengan menyuruh penderita melihat ke atas, bawah, kiri dan kanan ; sebaiknya digunakan lampu senter 2. Tariklah kelopak mata ke bawah untuk pemeriksaan 3. Baliklah kelopak mata atas dan periksalah 4. Apabila tampak suatu benda, sentuhlah secara halus dengan kain lembek basah yang bersih untuk mengangkatnya 5. Apabila tak dapat dikeluarkan siramlah dengan air bersih secara perlahan-lahan 6. Apabila upaya ini tidak berhasil kirimkanlah ke dokter 7. Cairan yang dapat merusak mata antara lain seperti desinfecta, minyak tanah dan cucilah mata segera dengan air bersih yang banyak 8. Bila mata kena bram besi dan bram menembus/ menempel pada bola mata selalu harus dikirmkan ke dokter mata, sebab bram dapat menyebabkan karat dan mata dapat menjadi buta. Next >