< Previous x Dasar Pemeranan Tabel 1. Konversi Denyut Nadi Tabel 2. Denyut Nadi Latihan Sesuai Umur DAFTAR TABEL xi Dasar Pemeranan Alveolus : Kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Asana : Pose tubuh yang ada dalam yoga. Aside : Bicara menyamping. Auditif : Sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Bernafas : Suatu proses menghirup dan menghembuskan udara. Cavum Nasalis : Rongga hidung yang merupakan bagian dari organ pernafasan manusia dan letaknya paling luar dan berupa struktur berongga. Dialog : Pembicaraan yang dilakukan oleh dua orang peran atau lebih. Diartroses : Sendi yang dapat bergerak bebas. Diksi : Kata-kata sebagai satu kesatuan arti. Ekspirasi : Proses keluarnya udara dari paru-paru atau proses menghembuskan udara. Faring : Bagian organ pernafasan manusia sebelum tenggorokan dan kerongkongan dan merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofaring) di bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) di bagian belakang. Fase Inspirasi : Fase kontraksi antar otot sehingga udara masuk. Fase Ekspirasi : Fase relaksasi atau kembali otot pada posisi semula sehingga udara keluar. GLOSARIUM xii Dasar Pemeranan Fotoreseptor : Penerima rangsangan cahaya. Fonoreseptor : Penerima rangsangan getaran bunyi Gesture : Sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh (body language). Hematoma : Perdarahan yang terlihat sebagai pembebanan, terjadi di dalam otot ataupun diantara otot, terasa nyeri terutama bila ditekan dan pada pergerakkan. Inspirasi : Proses masuknya udara kedalam paru-paru atau proses menghirup udara. Intonation : Nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Jeda : Pemenggalan kalimat dengan maksud untuk memberi tekanan pada kata dan berfungsi untuk memunculkan rasa ingin tahu lawan bicara, maupun penonton. Kemoreseptor : Penerima rangsang zat yang terlarut atau berupa gas . Melanosit : Sel yang memproduksi pigmen melanin dan pemberi warna pada kulit. Monolog : Pembicaraan panjang seorang tokoh di hadapan tokoh lain, dan hanya ia sendiri yang berbicara. Nada : Tinggi rendahnya suara. Olah suara : Proses mendayagunakan organ produksi suara untuk menghasilkan suara sebagai media komunikasi pemeran. Pleura : Selaput pembungkus paru-paru manusia, yang terdiri dari dua bagian, plaura luar (pleura parietalis) dan plaura dalam (pleura visceralis). xiii Dasar Pemeranan Respirasi : Sistem pernafasan manusia dimulai dari rongga hidung hingga alveolus, pada alveolus akan terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah. Solilokui : Sejenis monolog yang menampilkan tokoh berbicara sendiri dan berisi ungkapan jiwa yang paling dalam atau lebih berisi keluh kesah tokoh yang dimainkan. Statoreseptor : Tempat indera keseimbangn. Tangoreseptor : Penerima rangsang sentuhan. Tempo : Cepat lambat ucapan. Timbre : Warna suara yang memberi kesan pada kata-kata yang diucapkan. Wicara : Cara berbicara dan cara mengucapkan sebuah dialog dalam naskah lakon. xiv Dasar Pemeranan Pemeran dalam seni teater merupakan elemen penting guna mewujudkan peristiwa budaya di atas panggung, untuk itu pemeran sebelum memasuki peranannya harus menguasai badannya secara nyata. Pada tahap demikian pemeran harus belajar demi pencapaian kualitas badan secara menyakinkan agar enak ditonton. Pemeran belajar menguasai tubuh memerlukan waktu yang panjang, kontinyu, dan tidak terburu-buru. Pada tahap penguasaan tubuh seorang pemeran harus bersabar dan tidak boleh ada rasa jenuh. Pemeran adalah manusia yang mewujudkan peran yang ditulis oleh seorang penulis lakon ke dalam seni teater. Pemeran memiliki fungsi sebagai penemu, penafsir utama peran yang akan dimainkan, dan mewujudkan tafsir. Guna mewujudkan tafsir tersebut seorang pemeran melibatkan seluruh potensi diri, baik yang bersifat fisik (badan), non fisik ( jiwa) dan intelektual. Tugas pemeran adalah mencipta dan mewujudkan peran dengan keseluruhan fisik dan sukma. Untuk mewujudkan peran seorang pemeran memerlukan pengetahuan tentang penguasaan dirinya untuk memainkan peran yang akan dimemainkan. Pemeran harus menguasai dasar-dasar pemeranan sebagai landasan kerja penciptaan peran. Calon pemeran dituntut untuk menguasai dasar pemeran, mempelajari, dan melatih diri secara teknik. Badan pemeran sangat dominan di atas pentas, oleh karena itu penguasaan badan sangat mutlak. Badan yang kaku, dan tidak terkuasai akan menghancurkan pemeran itu sendiri, dan itu tidak dikehendaki demi keberhasilan seni peran. Untuk menjaga keberhasilan seni berperan, maka calon pemeran harus mengetahui tubuh, apa saja yang merangkai, tulang-tulang dan otot, dan bagaimana cara menggunakannya dan lain-lain. Seorang pemeran adalah seorang seniman yang menciptakan peran yang digariskan oleh penulis naskah, sutradara, dan dirinya sendiri. Seorang seniman yang bekerja penciptaan maka harus tahu alat dan sarana yang akan dipergunakan untuk pekerjaannya. Alat dan sarana adalah tubuh dan jiwanya sendiri. Tidak ubahnya seniman yang yang harus tahu betul alat dan sarana yang digunakan. Misalnya seorang pelukis, dia harus tahu fungsi dan manfaat dari kuas, palet, pensil, cat, kanvas, figura, dan spanram. Pelukis harus mahir dan tahu fungsi kuas no. 3, palet besar dan palet kecil, perlakuan cat jenis, perbedaan cat minyak, cat air, dan akrilik. Penguasaan alat dan bahan harus di luar kepala. Begitu juga dengan seorang pemeran, dia harus tahu betul DESKRIPSI MODUL xv Dasar Pemeranan bagaimana berjalan gagah, jalannya orang yang sudah sangat tua, cara membungkuk, cara menengok, cara melambai, bagaimana posisi punggung dan lain-lain. Pemeran harus mengusai dasar-dasar pemeranan, karena merupakan landasan kerja penciptaan peran. Modul dasar pemeranan untuk kelas X semester 1 berisi tentang pengetahuan tubuh, suara dan panca indera dan metode pelatihan olah tubuh ketahanan. Selain itu, modul ini juga berisi tentang keterampilan olah tubuh ketahanan, memperoduksi suara sesuai dengan teknik pernafasan, dan melaksanakan latihan panca indera. xvi Dasar Pemeranan Untuk menggunakan Modul Dasar Pemeranan ini perlu diperhatikan: 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum 2. Materi dan sub-sub materi pembelajaran yang tertuang di dalam silabus 3. Langkah-langkah pembelajaran atau kegiatan belajar selaras model saintifik Langkah-langkah penggunaan modul: 1. Perhatikan dan pahami peta modul dan daftar isi sebagai petunjuk sebaran materi bahasan 2. Modul dapat dibaca secara keseluruhan dari awal sampai akhir tetapi juga bisa dibaca sesuai dengan pokok bahasannya 3. Modul dipelajari sesuai dengan proses dan langkah pembelajarannya di kelas 4. Bacalah dengan baik dan teliti materi tulis dan gambar yang ada di dalamnya. 5. Tandailah bagian yang dianggap penting dalam pembelajaran dengan menyelipkan pembatas buku. Jangan menulis atau mencoret-coret modul 6. Kerjakan latihan-latihan yang ada dalam unit pembelajaran 7. Tulislah tanggapan atau refleksi setiap selesai mempelajari satu unit pembelajaran CARA MENGGUNAKAN MODUL xvii Dasar Pemeranan POSISI MODUL 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Pemeranan Fyn PERNAFASAN A. Ruang Lingkup Pembelajaran B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari unit pembelajaran 1 peserta didik diharapkan mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar bernafas dan pernafasan, 2. Menjelaskan fungsi pernafasan dalam teater, 3. Menjelaskan organ pernafasan pada manusia dan bagian-bagiannya, 4. Mengemukakan teknik pernafasan bagi seorang pemeran, 5. Melakukan latihan pernafasan dada, 6. Melakukan latihan pernafasan perut, 7. Melakukan latihan pernafasan diafragma, 8. Melakukan relaksasi sebagai akhir latihan pernafasan. Pembelajaran selama 35 JP (5 minggu x 7 JP) Bernafas dan Pernafasan Pernafasan UNIT PEMBELAJARAN 1 Organ Pernafasan Teknik Pernafasan Latihan Pernafasan 2 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Pemeranan C. Kegiatan Belajar 1. Mengamati a. Menyerap informasi dari berbagai sumber belajar mengenai bernafas dan pernafasan. b. Mengamati anatomi organ pernafasan manusia melalui model anatomi manusia. c. Mengamati sistem pernafasan manusia, baik pernafasan dada, perut, dan diafragma. 2. Menanya a. Menanya organ pernafasan manusia. b. Menanyakan bentuk-bentuk pernafasan yang digunakan pemeran teater. c. Menanyakan fungsi pernafasan bagi pemeran. d. Mendiskusikan pernafasan pemeran, baik pernafasan dada, perut, dan diafragma. 3. Mengeksplorasi a. Mengembangkan berbagai ragam pernafasan bagi pemeran. b. Mencobakan berbagai ragam pernafasan bagi pemeran. 4. Mengasosiasi a. Membandingkan pernafasan dada dan pernafasan diafragma. b. Membadingkan pernafasan perut dan pernafasan diafragma. c. Menentukan pernafasan yang paling tepat bagi pemeran. 5. Mengomunikasi a. Melakukan latihan pernafasan dada. b. Melakukan latihan pernafasan perut. c. Melakukan latihan pernafasan diafragma. d. Melakukan relaksasi. D. Materi 1. Bernafas dan Pernafasan a. Konsep Dasar Proses dalam teater adalah proses komunikasi, yaitu proses transformasi informasi antara komunikator dan komunikan. Next >