< Previous 85 E. Mematikan Pumping Unit Mematikan Pumping Unit dengan penggerak Electromotor. 1. Tekan Off push button switch. Gambar : 7.13 Push button switch off 2. Posisikan pumping unit pada posisi down stroke. 3. Hand brake ditarik / kunci. Gambar 7.14 Mengunci Hand brake 86 4. Matikan (Off) circuit breaker (MCB). 5. Selesai. A. Prosedur Menghidupkan 1. Pemeriksaan sebelum start a. Periksa V-belt kalau longgar atau putus, dll. b. Periksa polish rod, kemungkinan rusak atau kasar permukaannya c. Periksa baut-baut fondasi atau tie down kalau ada yang longgar d. Periksa level minyak pelumas dalam gear box dan grease untuk semua bearing yang ada e. Periksa semua kran mulai dari wellhead sampai ke statsiun apakah sudah terbuka f. Pasang pressure gauge yang baik untuk mengetahui well pressure g. Periksa keseluruhan unit termasuk bridle yang hampir putus. 2. Prosedur Start a. Hidupkan mesin kalau prime mover-nya menggunakan mesin. b. Lepaskan rem dan masukkan hubungan Sucker Rod Pump dengan mesin. c. Atur kecepatan mesin sehingga sesuai dengan SPM yang diinginkan. Kalau memakai electric motor, maka untuk 87 mengatur SPM adalah dengan mengganti pulley (driving sheave) pada motor. d. Atur kekencangan stuffing box sehingga jangan terlalu ketat agar ada sedikit kebocoran untuk pelumas. e. Periksa dan dengarkan betul-betul keseluruhan Sucker Rod Pump apakah ada baut-baut yang longgar, bunyi yang tidak wajar, terutama pada bearing-bearing dan gear box. f. Periksa apakah well atau pompa ada memompa atau tidak. g. Periksa keadaan polish rod apakah ada line-up atau tidak. B. Pemeriksaan rutin sehari-hari/Trouble shooting. a. Periksa rate pemompaan kalau berkurang coba cari apa penyebabnya. b. Dengarkan bunyi prime mover yang seharusnya sama pada waktu up-stroke dengan down-stroke. c. Periksa stuffing box apakah terlalu ketat atau longgar. d. Fondasi longgar, Sucker Rod Pump bergetar dan bunyi-bunyi yang asing pada Sucker Rod Pump itu sendiri. e. Periksa kran casing apakah seharusnya terbuka atau tertutup. f. Apakah semua bearing yang ada pada Sucker Rod Pump ada di-grease atau dilumasi menurut yang seharusnya atau tidak. g. Periksa load motor apakah ada seimbang sewaktu up-stroke dengan down-stroke. 88 1.5. Cara kerja pompa di dalam lobang sumur Up-stroke Pada saat plunger bergerak ke atas, traveling valve akan menutup karena mendapat tekanan dari fluida yang di atasnya, sehingga fluida yang terperangkap akan memasuki rangkaian pipa. Pada saat yang sama, tekanan di dalam barrel akan berkurang (vacuum), sehingga tekanan formasi akan mendorong standing valve sampai terbuka dan fluida masuk ke dalam barrel. Down-stroke Pada saat down stroke, standing valve menutup karena tekanan fluida yang di atasnya dan pengaruh berat ball valve sendiri. Sedangkan traveling valve akan membuka terdorong oleh fluida yang ada dalam barrel, kemudian fluida tersebut mengisi pipa. Proses ini akan berlanjut sampai pipa penuh berisi fluida dan bergerak menuju ke permukaan. Sewaktu pompa up-stroke travelling valve menutup dan minyak yang diatasnya terangkat ke atas. Bersamaan dengan itu terjadi ke-vacuum-an dalam pump barrel, sehingga standing valve dengan mudah dibuka oleh tekanan dalam lobang sumur dan fluid masuk ke dalam pump barrel. Disaat down-stroke,standing valve menutup karena mendapat tekanan fluida yang di atasnya. Sedangkan travelling valve membuka karena fluida yang di dalam pump barrel tidak bisa dikompres sehingga fluida dalam pump barrel mengalir ke dalam tubing. Demikianlah kejadian ini terus berjalan sehingga Sucker Rod Pump dapat memproduksikan fluid formasi ke permukaan. 89 Gambar : 6.4 Cara Kerja Pompa Sucker Rod Gambar 16 UPSTROKE DOWNSTROKE Traveling valve Plunger Standing valve Compression chamber Fluid level Casing/Tubing annulus Barrel Casing Sucker rod 90 1.6. Pump Displacement Bila pompa bekerja menurut semestinya dan tidak ada gas yang mempengaruhi pekerjaan pompa, maka liquid akan mengalir dari sumur disaat up-stroke dan down-stroke. Up-Stroke : liquid diangkat oleh pompa (plunger) Down-Stroke : Liquid terpompakan disebabkan polish rod masuk ke dalam kolom fluid dalam tubing. Contoh: Pump size : 1 ¾” Stroke Length : 64” Polish Rod Size : 1–1/8” Pump Displacement = luas area plunger x SL D x D x 3.14 x SL Pump Displacement = 4 = 154 cu in / stroke Down-stroke displacement = luas area polish rod x SL 1-1/8 x 1-1/8 x 3.14 x 64 = 4 = 63.6 cu in/stroke 91 Up-Stroke displacement = 154 – 63.6 = 90.4 cu in 1.7. Volumetric Efficiency Volumetric Efficiency adalah presentasi atau perbandingan antara produksi yang sebenarnya dengan kapasitas pompa secara teoritis dari sebuah well. Kalau volumetric efficiency 80%, itu sudah dianggap yang terbaik, karena kemungkinan adanya gas di dalam fluid, kebocoran diantara plunger dan barrel, rod stretch dan lain-lain. Gambar 17 92 93 Kapasitas pompa secara teoritis adalah : B/D = C x SL x SPM C = Pump Constanta SL = Stroke Length SPM = Stroke per menit 1.8. Sucker Rod Pump Problems Problem-problem yang sering dijumpai pada sucker rod pump sehingga ia kurang atau tidak memompa sama sekali : 1. Travelling valve bocor. Pada waktu up-stroke traveling valve tidak menutup rapat dan fulida kembali turun 2. Standing valve bocor Pada waktu down-stroke standing valve tidak menutup rapat dan fulida kembali ke wellbore 3. Plunger rusak atau aus, sehingga fluid yang slip diantara plunger dan pump barrel menjadi banyak,sebagian minyak turun melalui celah-celah antara plunger dan tubing ketika plunger bergerak keatas 94 Gambar 18 Travelling valve bocor Gambar Standing valve bocor 4. Tubing bocor: Fluida akan keluar memasuki ruangan casing. 5. Gas yang terkurung dalam pump barrel (gas lock). Next >