< PreviousTeknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 150 Tanur Krucible Tanur yang menggunakan bahan bakar solar sering disebut sebagai tanur krusible. Prinsif kerja dari tanur krusibel ini adalah solar yang disemburkan oleh udara dari blower dengan prinsif pipa venturi pada saat masuk ruang tanur akan menyala dan terus masuk kedalam tanur. Api yang masuk kedalam ruang tanur tersebut akan memanaskan ruangan dalam tanur yang didalamnya ada pot sebagai penampung material yang akan dilebur. Dari panas ruang tungku tersebut akan merambat memanaskan pot dan material yang ada dalam pot setelah mencapai suhu lebur perlahan-lahan material dalam akan mencair. Posisi api yang disemburkan ke dalam tanur tersebut diletakan pada bagian samping tanur bagian bawah, hal ini dilakukan agar api yang disemburkan tersebut tidak bertabrakan denga pot yang posisinya ada di tengah tanur. Tujuan dari posisi peyemburan api yang ditempatkan di posisi samping dan bawah supaya api yang disemburkan bisa berputar dalam tanur dengan arah menuju ke bagian atas tanur, sehingga panas semburan api tersebut bisa merata di sekeliling dinding tanur. Apa bila api yang disemburkan tersebut menabrak pot yang ada di dalam maka semburan api akan terpecah dan panas yang dihasilkan dalam ruangan tanur tidak merata, dan pot yang tertabrak angin secara terus menerus akan terkikis dan bocor sehingga umur pot jadi lebih Dalam gambar 3.17 ditunjukkan 3 jenis dapur krusibel yang biasa digunakan : 4. krusibel angkat (lift-out crucible), 5. pot tetap (stationary pot), 6. dapur tukik (tilting-pot furnance). Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 151 Krusibel angkat : Krusibel ditempatkan didalam dapur dan dipanaskan hingga logam mencair. Sebagai bahan bakar digunakan minyak, gas, dan serbuk batubaru. Bila logam telah melebur, krusibel diangkat dari dapur dan digunakan sebagai label penuangan. Dapur pot tetap : Dapur tidak dapat dipindah, logam cair diambil dari kontainer dengan ladel. Dapur tukik : Dapat ditukik untuk menuangkan logam cair. Dapur krusibel digunakan untuk peleburan logam non-besi seperti perunggu, kuningan, paduan seng dan aluminium. Kapasitas dapur umumnya terbatas hanya beberapa ratus pound saja. Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 152 Proses peleburan dengan bahan bakar minyak tersebut, ada yang menggunakan bahan bakar minyak tanah. Proses peleburan dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah lebih mudah dan menggunakan peralatan yang lebih sederhana. Proses peleburan yang dilakukan dengan menggunakan burner. Proses peleburan menggunakan burner dengan bahan bakar minyak tanah hampir sama dengan tanur krusibel dengan menggunakan bahan bakar solar. Persamaannya adalah dalam proses peyemburan api dengan menggunakan udara bertekanan. Perbedaan prosesnya adalah perlakukan minyak tanah yang akan dibakar. Minyak tanah yang akan keluar dari mulut burner (nozel) tersebut, sebelumnya di panaskan terlebih dahulu dengan dilewatkan pada pipa yang dibuat berbentuk spiral dan mengelilingi api yang sebelumnya telah menyala atau dengan bantuan pemanasan awal dibakar menggunakan majun. Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 153 Burner untuk proses peleburan Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 154 Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 155 Proses peleburan dengan burner Tanur krusible dapat digunakan untuk peleburan logam bukan besi mulai dari tembaga, kuningan, alumunium dll. Dalam proses peleburan tanur ini terdapat tiga jenis pengapian yang bisa di hasilkan : pengapian Oksidasi pengapian Netral pengapian Reduksi Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 156 Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 157 ke kanan reduksi kekiri oksidasi Pengapian Oksidasi Pengapian ini terjadi apabila perbandingan antara bahan bakar dan udara yang di hembuskan tidak sesuai, dimana prosentasi udara yang dihembuskan lebih besar dibandingkan dengan bahan bakar yang diberikan. Kondisi ini dapat dilihat dari warna asap api semburan yang keluar dari mulut tanur bagian atas dengan warna putih. Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan cara menabahkan kekurangan bahan bakar atau mengurangi tekanan udara yang disemburkan. Dalam proses peleburannya pengapian ini merupakan alternatif pilihan, karena pengapian ini lebih baik daripada pengapian reduksi. Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 158 Pengapian Netral Proses pengapian netral merupakan peroses pengapian yang paling efisien, dimana perbandingan bahan bakar yang diberikan dan udara yang disemburkan seimbang. Pengapian netral menghasilkan panas yang tinggi karena bahan bakar yang diberikan dapat di dibakar dengan batuan O2 dari udara seimbang. Dengan perbandingan yang seimbang antara bahan bakar dan udara tersebut maka dalam proses peleburannya tidak terlalu banyak menghasilkan asap, sehingga polusi yang dihasilkan sedikit. Proses peleburan untuk menghasilkan pengapian netral sangat sulit untuk dicapai, hal tersebut disebabkan peralatan yang digunakan untuk pengaturan besar tekanan udara yang diberikan tidak presisi sehingga sangat sulit untuk mengatur besar tekanan yang dibutuhkan. Sebagai pilihan pengapian yang bisa dilakukan dengan memilih pengapian netral yang cenderung oksidasi, dimana pemberian udara pada proses peleburan lebih banyak dibanding dengan bahan bakar yang diberikan. Pengapian Reduksi Pengapian reduksi merupakan pengapian yang paling buruk, karena apabila terjadi pengapian seperti ini, proses peleburan bisa berlangsung sangat lama karena panas api yang dihasilkan rendah. Pengapian reduksi terjadi apabila dalam proses peleburan tersebut perbandingan prosentase pemberian bahan bakar lebih besar dibandingkan prosentase udara. Pengapian reduksi dapat dilihat dari asap api yang disemburkan yang berwarna hitam. Pengapian reduksi merupakan pengapian yang paling buruk, dimana dari pengapian ini menghasilkan panas yang rendah dan bahan bakar yang diperlukan jadi lebih banyak. Krusibel Krusibel adalah tempat yang berbentuk menyerupai pot atau mangkuk digunakan untuk peleburan bahan bukan logam. Nama krusible diambil dari bentuk benda tersebut yang krus (diameter bagian bawah lebih kecil dibanding dengan bagian atas). Teknik Pengecoran Logam & Perlakuan Panas | Semester 3 Hal - 159 Bahan pot krucibel terdiri dari beberapa macam : pot krucibel dengan bahan Grafit pot krucible dengan bahan silicon carbide pot krucible dengan bahan besi tuang atau baja. Pot Grafit Pot ini merupakan pot yang paling baik karena dengan penggunaan bahan dari grafit memiliki ketahanan suhu yang tinggi dan tidak terjadi reaksi antara cairan yang dilebur dengan bahan pot. Pot grafit lebih sering digunakan untuk peleburan tembaga dan kuningan yang memiliki titik lebur mulai dari 950 s/d 1050 0 C. Dalam proses penggunaannya pot grafit setelah dipasang dalam tungku dengan pemakaian yang terus-menerus akan mengalami penipisan dan yang tertinggal hanyalah lempung, yaitu bahan pengikatnya, sehingga ketahanan panasnya pun menurun. Hal diatas diamati dari perubahan warnya. Pot baru berwarna hitam kelabu, semakin muda(menjadi kelabu semakin muda) kemudian menguning dan akhirnya coklat kemerahan. Pot ini harus selalu kering dan disimpan pada tempat yang Next >