< Previous99Latihan huruf ‘e’:Gambar7: bunyi vokal ‘e’Notasi 5: latihan vokal ‘e’Untuk mendapatkan ‘e’ yang bulat, rahang bawah sedikitditurunkan sehingga tidak terlalu sempit, bibir juga tidak terlalu sempit tetapi seperti corong. Huruf ‘e’ dalam kata ‘tape’ hampir sama dengan huruf ‘i’, untuk mengatasinya dengan mewarnai ‘e’ sedikit kearah ‘i’. Huruf ‘e’ dapat dilatih dengan kata seperti‘lele’, ‘rante’ dansebagainya.100Latihan huruf ‘o’:Gambar 8: bunyi vokal ‘o’Notasi 6: latihan vokal ‘o’Huruf ‘o’ seperti pada kata ‘toko’ memerlukan bentuk corong bibir yang bundar, untuk posisi lidah hampir sama dengan pengucapan huruf ‘a’. Membentuk kata ‘pohon’pengucapannya agak berbeda yaitu bentuk corong bibirdiperlonjong dan sedikit dipersempit. Untuk mendapatkansikap bibir yang baik dalam pengucapan huruf ‘o’ adalahdengan kata-kata seperti ‘bakso’, ‘sawo’, ‘mlinjo’ dansebagainya.Semua huruf hidup diatas harus dilatih dengan sejelas-jelasnya, sehingga menghasilkan bunyi yang jernih. Huruf-huruf tersebut akan banyak dipengaruhi oleh bahasa daerah setempat. Misalnya pengucapan di Jawa Timur, Sumatra dan daerah lainnya, tentu akan berbeda pengu-capannya dengan daerah Jawa Tengah. Untuk mendapatkan artikulasi bahasa 101Indonesia yang sempurna, hendaknya semua huruf dilatihdalam bermacam-macam penggunaannya.4.2.2Artikulasi huruf matiDalam menyanyikan huruf-huruf mati harus diucapkan sejelas-jelasnya khususnya pada akhir perkataan, misalnya hand tidak boleh menjadi hant, dan kand tidak menjadi kant. M, n dan ng tetap terdengar jelas. Huruf-huruf mati yang meletus seperti b, d, k, p, q, t harus betul-betul meletus. Pada l, d, t lidah difungsikan dengan baik. Pengucapan-pengucapan huruf mati ini memerlukan latihan khusus dan seksama, agar dapat menguasai artikulasidengan baik.Berbagai bunyi dalam bahasa asing sering menimbulkan kesulitan dalam pengucapannya, untuk itu sebelum menyanyi denganbahasa asing misalnya lagu-lagu bahasa Inggris, Perancis,Jerman dansebagai-nya perlu dikonsultasikan dengan guru atau ahli bahasanya.Huruf-huruf mati membawa ungkapan ekspresi yang khusus:-huruf ‘h’ membawa kesan megahmisalnya: ‘hiduplah tanahku hiduplah negeriku’. ‘tanahtumpah darahku’-huruf ‘r’ membuat kesan gembiramisalnya: ‘sorak-sorak bergembira’, ‘bendera merah putih’-huruf ‘ng’ memberi kesan suatu harapan dan keyakinan yang dinyatakan dengan lantang:misalnya: ‘kulihat terang, meski tak benderang’Huruf-huruf mati dibeda-bedakan menjadi: huruf mati yang bisu dan huruf mati yang bersuara huruf mati merupakan ‘bunyi bantu’ untuk huruf hidup. Untuk huruf-huruf bisu perlu diperhatikandengan baik, karena dalam nyanyian, huruf-hurufbisu mematikan bunyi huruf hidup. Agar ucapan huruf bisu pada akhir kata menjadi serentak., diperlukan latihan yang teliti. Adapun huruf-huruf mati 102yang bisu terdiri dari: b, c, d, f, g, h, j, k, p, s, t, kh, sy. Sedangkan huruf-huruf mati yang bersuara yaitu: l, m, n, r, v, y, z, ng.Sebagai contoh huruf mati yang bisu, yaitu pembentukan ‘b’ dan ‘p’ pada awal kata dalam nyanyian ‘Merah Putih’ ciptaan Ibu Sud. Dan ‘Bagimu Negri’ ciptaan KusbiniHuruf mati yang bersuara, bila diucapkan mempunyai gejala reso-nansi dan merupakan jembatan antara dua hiruf hidup. Makasuasana lagu menjadi ringan dan melayang. Untuk membentuk huruf-huruf mati yang bersuara, harus memperhatikan bahasan tentang resonansi. Semua huruf hendaknya dibunyikan dengan cukup kuat tapi ringan, terutama jika dipakai setelah huruf tertutup yang singkat. Sebagai contoh huruf mati yang bersuara, pembentukan huruf ‘m’, ‘n’, dan ‘ng’:Untuk membentuk’m’, bibir dikatupkan dengan ringan dan tidak ditekan. Gigi tidak dirapatkan, rongga mulut seluas mungkin.Untuk membentuk ‘n’, ujung lidah menyentuh ringan padabelakang gigi atas. Waktu mem-bentuk ‘ng’ ujung lidah diletakkan seperti ucapan ‘a’. Contoh:Emm .......... maa................ ammEnn............. naa.................annEng..............nga..................angPada ucapan ‘ng’ ada bahaya suara terjepit dalam leher. Kerap kali malah ada orang yang suaranya mengandung ‘ng’ tanpadisadari. Hal ini disebut dengan suara hidung (sengau). Carauntuk menyadarkannya adalah dengan menyadari bunyi ‘ng’ itu sendiri yang kemudian dialihkan ke bunyi huruf hidup.4.2.3Artikulasi huruf hidup rangkap (diphtong)Penggunaan kata-kata dengan huruf rangkap banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia, seperti:‘au’: anggauta, saudara, limau dansebagainya‘ai’: selai, gulai, pantai dansebagainya‘oi’: sepoi, amboina, lisoi dansebagainya103Huruf-huruf yang mendahului adalah huruf terbuka dan diikutihuruf tertutup. Untuk itu cara pengucapannya adalah huruf yang mendahului diucapkan lebih lama dan sedikit ditekan, kemudianberalih dengan luwes ke dalam bunyi yang mengikutinya. Dalam peralihan itu mudah terjadi bunyi yang lain misalnya pada ‘au’menjadi ‘ow’ atau ‘ai’ menjadi ‘ey’. Agar nyanyian tetap indahmaka pengucapannya jangan berubah pada satu bunyi saja,tetapi juga jangan kedua huruf tersebut ditekan satu-satu.5.Menyambung suku kata dan aturan artikulasi dalam bernyanyi-Menyanyikan semua suku kata secara bersambung, jika ada duahuruf mati berjajar, disambung dengan baik tanpa pemenggalan.Contoh:‘potong padi’ ‘riuh rendah’2 ‘di tengah sawah’ ‘di pinggir kali’ ‘tanahtumpahdarahkuyangsucimulia’Jika dahulu orang berpendapat bahwa artikulasi akan berkurangdengan bernyanyi secara bersambung. Sebagai cita-cita semua suku kata dipi-sahkan. Misalnya: ta-nah tum-pah da-rah-ku yang su-ci mu-li-a. Tetapi sekarang disadari bahwa rahasia dari ucapan yang jelas terletak dalam pengelompokkan kata yang mengungkapkan satupengertian, dengan berpangkal pada kesatuan kelompok kata,masing-masing kata akan mendapat kedudukan yang wajar. Dengan demikian orang tidak hanya mendengar kata-kata saja, tetapi juga dapat menangkap artinya.•Apabila suatu suku kata ditutup dengan huruf bisu, maka huruf bisu itu baru boleh diucapkan pada saat menjelang nada yang berikutnya atau pada awal istirahat yang mengikuti nada terakhir kalimat.•Apabila dalam satu kalimat musik dua huruf mati diucapkanberturut-turut, maka ucapan huruf bisu yang pertama harus104ditunda sampai sesaat sebelum huruf mati yang berikutnya. Huruf bisu selalu diucapka dengan jelas. •Huruf-huruf: m, n, l, r, w, ny dan ng yang mengikuti huruf hidup yang pendek hendaknya dibunyikan langsung. Kalau huruf yang pendek itu jatuh pada nada yang panjang maka pada pukulanterakhir dari nada itu, huruf hidup ditinggalkan dan digantikandengan huruf mati. •Huruf rangkap yang dinyanyikan dengan nada panjang,hendaknya ditahan pada huruf hidup yang pertama, kemudian sedikit demi sedikit mengalir ke huruf hidup yang kedua. Perhatikan bahwa:•Dua huruf tidak boleh dipisahkan•Dua huruf yang pertama mendapat tekanan yang pokok.•Contoh huruf rangkap lagu ‘Nyiur Hijau’ ciptaan Maladi.Notasi 7: lagu Nyiur Hijau 105- Semua kata yang diawali dengan huruf hidup tidak dimulai denganletusan dan tanpa terdengarnya huruf pembuka jalan (h, m atau n),hendaknya dimulai dengan lembut dan pasti.- Huruf hidup yang dinyanyikan selama beberapa nada yang berlainan, dinyanyikan secara bersambung tanpa dipisahkan dengan ‘h’ tanpadiayunkan, tetapi dengan membunyikan masing-masing nada secaralegato.6.ResonansiArti Resonansi Apa yang disebut dengan resonansi adalah fenomenayang adasangkut pautnya dengan banyaknya rongga dalam tubuh manusia. Seti-ap orang yang menyanyi, resonansi akan timbul dari suara yang dihasil-kan. Oleh sebab itu resonansi membantu memperbesar luas suara dan memperkuat daya tahan suara. Ruang resonansi utama terdapat di dalam kepala,dengan banyak bilik udara yang besar atau kecil, dan berpe-ngaruh terhadap pembentukan suara.Getaran-getaran pita suara menja-lar ke dalam bilik-bilik yang meresonansi suara.Ruang ResonansiRuang resonansi terdiri dari semua rongga dalam tubuh manusia terutamaronggadi atas pita suara.Ruangresonansi dapat dibagimenjadi 2 macam yaitu: (1)rongga resonansi yang bentuknya tak dapat diubah; dan (2)rongga resonansi yang bentuknya dapat diubah.Fungsidari semua rongga terutama rongga yang dapat berubah adalah menim-bulkan perbedaan warna suara dan huruf hidup. Semakin banyak udaraterdapat dalam rongga resonansi, maka semakin bulat suara yangditimbulkan, karena udara turut bergetar. Latihan pemanfaatan rongga-rongga resonansiDalam masalah gema suara, hal yang perlu diperhatikan oleh vokalis adalah: mengenal adanya rongga resonansi, memperkeras dinding-dinding resonansi, memperbesar rongga resonansi. Hal itu untuk mewu-judkan agar suara menjadi berbobot dan cemerlang. Mengenal adanya rongga resonansi, cara untuk menyadari dan merasakan bahwa dalam tubuh vokalis adalah gema suara, dapat ditempuh dengan jalan ber-senandung.Dengan posisi rahang membuka, kemudian dalam posisi106menganga, bibir dikatubkan secara ringan dan menyenandungkan melodi sebagai berikut:Notasi 8 : latihan memperkeras dinding resonansiKedua melodi diatas disenandungkan secara kromatis dari c-cis-d-dis-e-f-fis-g-gis-a-ais-b…… danseterusnya naik turun masing-masing setengah laras, seluas batas wilayah nada vokalis yang bersangkutan.Memperkeras dinding-dinding resonansi, usaha ini bertujuan untuk me-nuju kea rah suara yang cemerlang. Hal ini dapat menyebabkan gema suara dapat diproses dengan sempurna. Caranya ditempuh dengan jalan menyanyikan melodi di bawah ini dengan menggunakan suku kata ko, ka, ke, ki dan ku.Notasi 9 : latihan memperkeras dinding resonansiMelodi diatas dinyanyikan dengan satu suku kata setiap nada. Setelah dikuasai kemudian ditingkatkan berturut-turut dua, tiga, empat, lima dan enam suku kata setiap nada serta dinyanyikan seluas wilayah nada penyanyi yang bersangkutan. Secara kromatis naik turun masing-masing setengah laras, sebatas wilayah suara penyanyi yang ber-sangkutan.Memperbesar rongga resonansi, bertujuan untuk memperolehsuara yang berbobot (volumenya tebal). Hal ini dapat ditempuh dengan 107jalan menyanyikan melodi di bawah ini dengan menggunakan suku kata ma, mi, mu, me, mo.Notasi 10 : latihan memperbesar dinding resonansiMelodi diatas dinyanyikan secara kromatis naik turun masing-masing setengah laras, sebatas wilayah suara penyanyi yangbersangkutan.7.IntonasiIntonasi atau menyanyikan nada dengan tepat merupakan dam-baan setiap orang yang berprofesi sebagai penyanyi. Untuk itu adabeberapa hal yang harus diperhatikan dalam intonasi yaitu: relaks, tidak tegang dalam menyanyi, tidak takut dalam menca-pai nada tinggi,percaya diri;Konsentrasi, tidak ragu-ragudalam mengambil nadasehingga tinggi nada tidak turun;Latihan nafas dengan diafragma agarmendapatkan nafas yang panjang;Pita suara dilaraskan kembali,terutama pada setiap ulangan nada dan nada yang ditahan, hal ini untuk menjaga agar suara tidak cepat lelah;Peka terhadap suara lain terutama iringan;Latihan interval untuk membidik lompatan-lompatan nada dengan tepat;Latihan nada-nada peralihan register suara, untuk menyanyikan lagu yang berpindah kunci;Latihan nada-nada pada batas wilayah suara, baik itu untuk suara tinggi maupun rendah; Pengucapan huruf-huruf hidup dengan jelas agar tinggi nada tidak berubah;Tidak terpengaruh dengan tangganada lain, apalagi dari daerah yang sudah terbiasa dinyanyikan sehari-hari.Penyebabintonasi yang kurang tepat adalah diakibatkan karena:kurang latihan, sehingga kurang menguasai lagu yang dinyanyikan;merasa takut jika tidak dapat mencapai nada tinggi;cara pernafasan kurang sempurna;tempat pengambilan nafas tidak jelas;kurang peka pada iringan;kesulitan membidik lompatan nada dengan tepat1088.PhraseringPhrasering adalah pemenggalan kalimat musik menjadi bagian-bagian yang lebih pendek, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti. Tujuanphrasering adalah agar dapat memenggal kalimat musik lebih tepatsesuai denganisi kalimat.Dengan demikian usaha untuk mengung-kapkan suatu lagu dapat lebih mendekati kebenaran yang terkandung didalamnya sesuai dengan pesan lagu tersebut. Phrasering ada duamacam, yaitu:Phrasering Kalimat BahasaSetelah mengucapkan masing-masing huruf dan bagaimana suku katanya yang harus disambung, pusat perhatian berikutnya adalah pada kesatuan kata-kata. Bernyanyi berarti membawakan suatu lagu, yaitu: dengan menghayati isi dari kata-kata, sebagai ide atau pesan. Kemudian setiap nyanyian terdiri dari: satu atau beberapa kalimat bahasa, dan satu atau beberapa kalimat musik. Kedua-duanya meru-pakan suatu ke-satuan. Untuk mengupas suatu nyanyian, harus membaca kalimat-kalimat bahasa tanpa disertai lagu,. dan menyanyikan kalimat-kalimatlagu tanpa teks.Kalimat bahasa, untuk menghayati isi dari kata-kata, ada tiga bagian yang harus diketahui, yaitu:8.1.1Menyanyikan Kalimat BahasaKalimat bahasa, untuk menghayati isi dari kata-kata, ada tiga bagian yangharus diketahui yaitu : bagian-bagian dari kalimat, atau kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan.Contoh :Maju tak gentar/ membela yang benarMaju tak gentar/ hak kita diserangMaju serentak /pengusir penyerangMaju serentak/tentu kita menangNext >