< Previous 39 Masing-masing jenis suara memiliki wilayah nada dan karakter yang berbeda antara jenis suara yang satu satu dengan lainnya. Setiap wilayah nada dari masing-masing jenis suara memiliki register suara dada, tengah, dan kepala. Suara dada terdapat pada na-nada bawah, suara te-ngah pada nada-nada tengah, an suara kepala pada nada-nada atas. Ke empat jenis suara yaitu sopran, alto, tenor, dan bass tersebut dapat dipadukan dalam bermacam-macam kombinasi, sebagai berikut: • Sopran dan alto (SA), biasanya aransemen ini dinyanyikan oleh paduan suara (koor) wanita atau anak-anak. Suara yang rendah tidak selalu dipandang sebagai suara bass oleh karenanya pa-duan suara ini sebaiknya diiringi dengan instrumen untuk memperkuat nada-nada yang rendah. • TTBB (Tenor, Tenor, Bass, dan Bass) adalah paduan suara yang dinyanyikan oleh suara pria, tetapi yang lebih banyak kita jumpai adalah paduan suara pria untuk 3 suara yaitu TTB. Jenis paduan suara diatas disebut paduan suara sejenis, artinya hanya dinyanyikan oleh suara wanita atau pria saja. Aransemen ini ku-rang sempurna karena wilayah suaranya cukup terbatas, maka lagu-lagu yang memiliki wilayah nada yang luas tidak tepat untuk diaransir untuk paduan suara jenis ini. Oleh karena keterbatasan wilayah nada maka dalam aransemen ini diperbolehkan suara rendah merpindah lebih tinggi dari suara pertama tetapi masing-masing suara menjadio kabur. Dalam paduan suara sejenis akor-akornya tidak perlu lengkap sehingga aran-semennya menjadi ‘miskin’ harmosisasinya. SATB (Sopran, Alto, Tenor, dan Bass) adalah aransemen yang dinyanyikan oleh suara pria dan wanita atau sering disebut dengan istilah paduan suara campuran. Aransemen ini dianggap paling sempurna kare-na wilayah nada yang dapat dijangkau lebih luas, setiap suara dapat memperlihatkan semua registernya. 40 2.1 Hal-hal penting dalam membuat aransemen paduan suara SATB In - do ne - si - a In - do - ne - si - a. Tanah ku su- bur ta- nah su - bur, ya su - bur Ka - mi cin - ta Ru –kun dan da kau, ka-mi cin-ta kau sepan-jang umur ya u - mur mai, Rukun dan damai aman dan makmur ya mak –mur Notasi 75, Lagu Indonesia Subur dalam SATB Membuat aransemen untuk paduan suara campuran (SATB) pada dasarnya adalah membuat lagu baru. Suara sopran biasanya sudah ada dan menjadi melodi pokoknya, meskipun kadang-kadang ada juga melodi pokok diletakkan pada jenis suara yang lain, hal tersebut merupakan perkecualian. Dalam contoh lagu “Indonesia Subur” (SATB), melodi pokok sudah dimainkan oleh sopran sehingga melodi untuk alto, tenor dan bass merupakan contoh aransemen yang masih dapat dikembang-kan sesuai dengan kebutuhan. Sebelum membuat aransemen, marilah kita perhatikan ketentuan-ketentuan dasar tentang aransemen paduan suara SATB berikut ini: 41 2.1.1 Penulisan dalam notasi balok. • Sopran dan tenor ditulis dengan arah tangkai ke atas • Alto dan bass ditulis dengan arah tangkai ke bawah C mayor Notasi 76, SATB 2.1.2 Menentukan nada Inti dari pembuatan aransemen adalah menentukan nada berdasarkan akor yang sudah ditentukan. Untuk mementukan nada yang baik cermatilah beberapa hal berikut ini: 2.1.2.1 Pendobelan nada Prioritas pertama pada nada dasar, Perhatikan lagu diatas, nada pertama pada birama pertama, yaitu: C mayor Notasi 77, C mayor prioritas pertama 42 Nada yang dilakukan pendobelan adalah nada c yang merupakan nada dasar yang terdapat pada suara sopran dan bass. 2.1.2.2 Prioritas ke dua pada nada ke lima (kwint). Contoh: G mayor Notasi 78, C mayor prioritas kedua Pendobelan ini pada nada ‘g’ yang dinyanyikan alto dan tenor. 2.1.2.3 Tidak dianjurkan pada nada terts (jarak ke tiga), misalnya: C mayor Notasi 79, C mayor pendobelan terts Nada yang dilakukan pendobelan pada notasi diatas adalah nada e yang merupakan nada ke tiga. Ini sebaiknya dihindari untuk menjaga kualitas dari akor yang bersangkutan. 2.1.2.4 Jarak nada pada masing-masing jenis suara 43 • Usahakan agar jarak/interval Sopran dengan Alto, dan Alto dengan Tenor tidak lebih dari 1 oktaf. Perhatikan contoh lagu pada birama pertama berikut ini: C mayor Notasi 80, Penulisan SATB Interval antara sopran dan alto yaitu nada e1 dan c1 tidak lebih dari 1 oktaf, bahkan kurang dari 1 oktaf, interval antara alto dan tenor yaitu nada g dan e1 juga kurang dari 1 oktaf. • Jarak tenor dengan bass boleh lebih dari 1 oktaf, misalnya contoh pada birama pertama ketukan ke 4, yaitu: C mayor Notasi 81, Jarak tenor dan bass 44 2.2 Posisi Terbuka dan Tertutup. 2.2.1 Posisi Terbuka artinya antara sopran, alto dan tenor dapat disisipi nada yang lain. Contoh: Notasi 82, Posisi terbuka Notasi diatas menunjukkan bahwa antara sopran dan alto masih dapat disisipkan nada yang merupakan keluarga akor C mayor yaitu nada g dan antara alto dan tenor juga terdapat nada yang merupakan isi dari akor C mayor yaitu nada c. 2.2.2 Posisi Tertutup artinya antara Sopran, Alto dan Tenor tidak dapat disisipi nada yang lain, seperti birama pertama baris ke dua pada lagu di atas. Notasi 83, Posisi tertutup Antara sopran dan alto tidak ada nada yang dapat disisipkan lagi. Kedua posisi ini tidak ada yang dilarang tetapi dianjurkan diguna-kan secara bergantian, artinya dalam satu aransemen keduanya bisa digunakan secara bersama-sama. Perlu diperhatian penggarapan secara vertikal dan horisontal. • Vertikal berarti apabila ditarik garis lurus ke atas, nada-nadanya merupakan isi dari akor yang ditentukan. 45 • Horisontal artinya deretan nada dalm setiap jenis suara hendaknya bersifat melodis, artinya interval nadanya mudah dinyanyikan, maka dari itu biasanya dicari nada yang paling dekat. Contoh: Notasi 84, contoh aransemen SATB Nada-nada diatas secara vertikal merupakan keluarga dari akor yang ditentukan dan secara horisontal masing-masing merupakan melodi yang berdiri sendiri dan mudah untuk dinyanyikan, jadi bukan semata-mata hanya melengkapi akor yang ada. Hal ini penting karena perlu diingat lagi bahwa suara alto, tenor, dan bass juga merupakan lagu yang berjalan bersama secara harmonis. 2.3 Overlapping. Dalam penggarapan aransemen SATB tidak diperbolehkan terjadi overlapping antara suara sopran, alto, tenor, dan bass. Contoh: Notasi 85, overlapping 46 Notasi di atas menunjukkan bahwa suara tenor lebih rendah daripada suara alto yang disebut overlapping. 2.4 Paralel kwint dan oktaf Dalam penggarapan aransemen paduan suara, parallel kwint dan oktaf tidak diperbolehkan karena seharusnya dua jenis suara dapat bergerak sendiri-sendiri menjadi terikat kebebasannya. Contoh : Notasi 86, paralel Aransemen yang benar adalah: Notasi 87, contoh aransemen yang benar 47 Berikut adalah contoh paralel yang salah: Notasi 88, Paralel salah Perhatikan nada ke dua dan ke tiga pada sopran, serta nada ke dua dan ke tiga pada bass, terlihat sejajar. Aransemen tersebut sebaiknya disusun seperti dibawah ini: Notasi 89, Aransemen yang seharusnya Paralel yang tidak diperbolehkan lagi adalah paralel oktaf.untuk suara sopran dan bass. Ini berarti terjadi pendobelan suara melodi, maka hal ini harus dihindari. Contoh: Notasi 90, Paralel sopran dan bass 48 Aransemen tersebut sebaiknya sebagai berikut: Notasi 91, Aransemen yang baik 2.5 Kadens (cadence) Kadens adalah cara mengakhiri suatu karya komposisi dengan berbagai kemungkinan akor sebagai akhir suatu frase lagu. Ka-dens ditentukan oleh melodi lagu yang akan diaransir karena pada dasarnya aransemen adalah juga membuat iringan. Ragam akor sebagai akhir suatu frase menentukan jenis kadena sebagai berikut: 2.5.1 Perfect Cadence Adalah kadens sempurna dengan urutan akor tingkat IV – V – I. Dalam lagulagu pop banyak sekali dijumpai progresi akor jenis ini. 2.5.2 Half Cadence Merupakan jenis kaden yang memiliki progresi akor tingkat V – I. Dalam contoh lagu dibawah ini terdapat pada akhir birama ke-3 dan awal birama ke-4. 2.5.3 Plagal Cadence Jenis kadens ini memiliki progresi akor dari tingkat IV – I. Dalam contoh lagu dibawah ini terdapat pada baris ke-3, akhir birama ke-3 dan awal birama ke-4. Next >