< Previous Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 10 A B a. Aliran listrik A B b. Aliran air Gambar 1.11 Aliran muatan positif dari A ke B identik dengan aliran air dari A ke B Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air dalam bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A menuju bejana B atau dikatakan bahwa potensial di A lebih tinggi daripada potensial di B sehingga terjadi aliran muatan listrik dari A ke B. Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan listrik positif mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Selanjutnya, aliran muatan listrik positif tersebut dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial. Bagaimana bila dua titik yang dihubungkan mempunyai potensial yang sama? Tentu saja tidak ada aliran muatan listrik positif atau tidak terjadi arus listrik. Anda pasti berpikir bagaimana halnya dengan muatan listrik negatif? Apakah muatan listrik negatif tidak dapat mengalir? Pada perkembangan selanjutnya, setelah elektron ditemukan oleh ilmuwan fisika J.J. Thompson (1856–1940), ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah muatan listrik positif, melainkan muatan listrik negatif yang disebut elektron. Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi (berlawanan dengan arah aliran muatan positif). Namun hal ini tidak menjadikan masalah, karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama dengan banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan. Jadi, arus listrik Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 11 tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut arus konvensional. Gambar 1.12 Arus elektron 2.2. Kuat Arus Listrik Anda telah mengetahui tentang pengertian arus listrik, yaitu aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah. Agar lebih memahami tentang arus listrik, lakukanlah percobaan berikut : 1. Rangkailah bola lampu dan sebuah baterai dengan menggunakan kabel di atas papan kayu seperti pada gambar di samping! 2. Amatilah nyala bola lampu! 3. Lakukan kegiatan di atas dengan menggunakan 2 baterai dan 3 baterai! 4. Bandingkan nyala bola lampu! 5. Apa kesimpulan Anda? Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka Catat hasil percobaan tersebut. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan tersebut ? Komunikasikan hasil pengamatanmu kepada orang lain. Diskusikan dalam kelompukmu mengapa hal tersebut dapat terjadi. Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 12 akan terjadi perpindahan elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala. Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan menyala lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu menyala makin terang. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya makin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar makin banyak atau arus listriknya makin besar. Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu. Bila jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. Keterangan : I : kuat arus listrik (A) q : muatan listrik yang mengalir (C) t : waktu yang diperlukan (s) Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb adalah muatan listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu ampere dan mengalir selama satu sekon. Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 × 10-19 C, (tanda negatif (-) menunjukkan jenis muatan negatif), maka banyaknya elektron (n) yang menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai berikut. I atau q = I x t Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 13 1 C = n × besar muatan elektron 1 C = n × 1,6 × 10-19 C n = n = 6,25 × 1018 Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 × 1018 elektron. 2.3. Arah arus a. Arah arus elektron Kita buat suatu rangkaian arus listrik tertutup, dengan demikian didapatkan suatu proses sebagai berikut : Pada kutub negatif pembangkit tegangan (kelebihan elektron), elektron bebas pada ujung penghantar didorong menuju beban. Pada kutub positip (kekurangan elektron) elektron bebas pada ujung penghantar yang lain tertarik. Dengan demikian secara umum terjadi arus elektron dengan arah tertentu. +-Elektron-elektronPembangkit teganganRBeban (Tahanan R)---- Gambar 1.13 Arah arus elektron Arus elektron mengalir dari kutub negatip pembangkit tegangan Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 14 melalui beban menuju kutub positip. b. Arah arus secara teknik Pengetahuan teori elektron zaman dulu menduga bahwa sebagai penanggung jawab terhadap mekanisme penghantaran didalam logam adalah pembawa muatan positip dan oleh karenanya arus mengalir dari kutub positip melalui beban menuju kutub negatip. Jadi berlawanan dengan arus elektron yang sebenarnya sebagaimana diutarakan dimuka. Meskipun pada saat ini telah dibuktikan adanya kekeliruan anggapan pada mulanya, namun didalam teknik listrik untuk praktisnya anggapan arah arus tersebut tetap dipertahankan. Sehingga ditemui adanya perbedaan antara arah arus elektron terhadap arah arus secara teknik atau secara umum juga disebut arah arus. Arus listrik mengalir dari kutub positip pembangkit tegangan melalui beban menuju kutub negatip. Gambar 1.14 Arah arus elektron dan Arah arus secara teknik Beban+-Pembangkit teganganRArah arus elektronArah arus secara teknik c. Kuat arus Semakin banyak elektron-elektron yang mengalir melalui suatu penghantar dalam tiap detiknya, maka semakin besar pula kekuatan arus listriknya, biasa disebut kuat arus. Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 15 Arus sebanyak 6,24 triliun elektron (6,24 • 1018) tiap detik pada luas penampang penghantar, maka hal ini dikenal sebagai kuat arus 1 Ampere. Dengan demikian dapat dikatakan : Waktulistrik Muatanarus Kuat Ampere adalah satuan dasar yang sah untuk kuat arus listrik Sudah menjadi kebiasaan dalam keteknikan, supaya lebih sederhana maka besaran-besaran teknik seperti misalnya kuat arus diganti dengan simbol formula dan demikian pula untuk simbol nama satuan (simbol satuan). Simbol formula untuk kuat arus adalah I Simbol satuan untuk Ampere adalah A Pembagian dan kelipatan satuan : 1 kA = 1 Kiloampere = 1000 A = 103 A 1 mA = 1 Milliampere = 1/1000 A = 10-3 A 1 A = 1 Mikroampere = 1/1000000 A = 10-6 A Pada “undang-undang tentang besaran dalam hal pengukuran” sejak 2 Juli 1969 kuat arus listrik ditetapkan sebagai besaran dasar dan untuk satuan dasar 1 Ampere didefinisikan dengan bantuan reaksi tenaga arus tersebut Kuat arus dalam teknik listrik berkisar pada jarak yang sangat luas : Lampu pijar : 100 s.d. 1000 mA Motor listrik : 1 sampai 1000 A Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 16 Peleburan : 10 s.d. 100 kA Pesawat telepon : beberapa A d. Muatan listrik Jumlah muatan elementer (biasanya pada peristiwa kelistrikan turut serta bermilyar-milyar elektron dan dengan demikian berarti muatan elementer) menghasilkan suatu muatan listrik tertentu (simbol formula Q ). Satuan muatan listrik ditetapkan 1 Coulomb (simbol C). Dalam hal ini berlaku : 1 C = 6,24 . 1018 muatan elementer Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Kuat arus Muatan listrik Waktu IQt berarti : Kuat arus IQt Kita uraikan persamaan tersebut kedalam Q, sehingga menjadi Q = I . t Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya muatan listrik Q ditentukan oleh arus I dan waktu t. Dalam pada itu kita pasang arus I dalam A dan waktu t dalam s, sehingga diperoleh satuan muatan listrik adalah 1 As, yang berarti sama dengan 1 C. 1 Coulomb = 1 Ampere sekon 1 C = 1 As Contoh : Sebuah aki mobil diisi dengan 2,5 A. Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 17 Berapa besarnya muatan listrik aki tersebut setelah waktu pengisian berlangsung selama 10 jam ? Jawaban : Q = I . t Q = 2,5 A . 10 h = 25 Ah = 25 A . 3600 s = 90.000 As = 90.000 C e. Mengukur Kuat Arus Listrik Bagaimana cara mengetahui besarnya arus listrik? Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kuat arus listrik adalah amperemeter. Pada pengukuran kuat arus listrik, amperemeter disusun seri pada rangkaian listrik sehingga kuat arus yang mengalir melalui amperemeter sama dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar. Perhatikan gambar 1.15 ! Cara memasang Amperemeter pada rangkaian listrik adalah sebagai berikut. a. Terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber tegangan (baterai). b. Terminal negatif amperemeter dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan (baterai). Jika sakelar pada rangkaian dihubungkan, maka lampu pijar menyala dan jarum pada amperemeter menyimpang dari angka nol. Besar Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 18 simpangan jarum penunjuk pada amperemeter tersebut menunjukkan besar kuat arus yang mengalir. Jika sakelar dibuka, maka lampu pijar padam dan jarum penunjuk pada amperemeter kembali menunjuk angka nol. Artinya tidak ada aliran listrik pada rangkaian tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arus listrik hanya mengalir pada rangkaian tertutup. Alat ukur arus listrik adalah Ampermeter, ada Ampermeter analog dan Ampermeter digital. Saat melakukan pengukuran batas ukur harus disesuaikan. 1 µA = 0,000001 A = 1.10-6 A; 1 mA = 0,001 A = 1.10-3 A; 1 kA = 1.000 A = 1.103 A; 1 MA = 1.000.000 A = 1.106 A 2.4. Beda Potensial Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada muatan positif benda lain. A B C D a b c d Gambar 1.16 Muatan listrik pada beberapa benda Pada Gambar 1.16, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling banyak sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul benda B, C, baru kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial? Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 19 Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda potensial dapat dituliskan sebagai berikut. Keterangan : U : beda potensial (V) W : usha/energi (J) q : muatan listrik (C) 1. Rangkailah alat-alat tersebut seperti gambar di samping! 2. Catatlah beda potensial yang ditunjukkan voltmeter! 3. Ulangi kegiatan di atas dengan menggunakan 2 dan 3 baterai! 4. Apa kesimpulan Anda? Saat mengukur beda potensial listrik, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan benda yang diukur beda potensialnya. Lakukan percobaan berikut : U = Next >