< Previous121 b. Petunjuk Penilaian Nilai akhir dihitung dengan menggunakan rumus: Contoh: Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 4 pernyataan = 16, maka nilai akhir: c. Form Penilaian Pengetahuan Penilaian Portofolio Sekolah : ………………………….………………………………………….. Matapelajaran : …………………………………………………………………….. Durasi Waktu : …………………………………………………………………….. Nama Peserta Didik : …………………………………………………………………….. Kelas / Semester : …………………………………………………………………….. 122 NO KI / KD /PI Waktu Skor Nilai Akhir Pengetahuan Mengkomunikasikan 1 Memahami cara menggambar garis dan sudut istimewa Selama pembelajaran 2 Memahami cara menggambar segi banyak Selama pembelajaran 3 Memahami cara menggambar lingkaran Selama pembelajaran 4 Memahami cara menggambar elips Selama pembelajaran 5 Memahami cara menggambar silinder Selama pembelajaran 6 Memahami cara menggambar parabola Selama pembelajaran 7 Memahami cara menggambar hiperbola Selama pembelajaran 123 3. Keterampilan Penilaian keterampilan menggunakan lembar pengamatan praktik dimana yang dinilai adalah penguasaan teknis peserta didik terhadap berbagai materi pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. a. Petunjuk Penskoran Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai kemampuan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4 = dilaksanakan dengan cara yang benar dan hasil sangat baik. 3 = dilaksanakan dengan cara yang benar dan hasil cukup baik. 2 = dilaksanakan dengan cara yang benar namun hasil kurang baik. 1 = tidak dilaksanakan. b. Petunjuk Penilaian Nilai akhir dihitung dengan menggunakan rumus: Contoh: Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 4 pernyataan = 16, maka nilai akhir: 124 c. Form Penilaian Keterampilan Lembar Pengamatan Kegiatan Praktik Nama Peserta Didik : ……………………………………………………… Kelas : ……………………………………………………… Tanggal Pengamatan : ……………………………………………………… Kegiatan Pembelajaran : ……………………………………………………… No Aspek yang Dinilai Skor Nilai Akhir 1 2 3 4 1 Memahami cara menggambar garis dan sudut istimewa 2 Memahami cara menggambar segi banyak 3 Memahami cara menggambar lingkaran 4 Memahami cara menggambar elips 5 Memahami cara menggambar silinder 6 Memahami cara menggambar parabola 7 Memahami cara menggambar hiperbola Jumlah 125 Kegiatan Pembelajaran 4. Gambar Proyeksi Isometri dan Ortogonal A. Deskripsi Para ahli teknik dihadapkan pada tugas untuk merekam dan mengukur berbagai objek tiga dimensi untuk dituangkan pada permukaan selembar kertas gambar. Oleh karena itu gambar kerja ataupun sketsa rancangan harus mudah untuk difahami. Berbagai metoda proyeksi untuk menguraikan bentuk telah diulas pada pokok bahasan sebelumnya. Proyeksi perspektif tidak pernah dipakai sebagai gambar kerja. Hal ini dikarenakan jenis proyeksi ini tidak dapat menunjukkan ukuran 126 secara tepat. Untuk objek yang rumit, metode proyeksi ini pun cukup sulit untuk diterapkan. Para ahli teknik biasanya hanya menggunakannya sebagai sketsa pendahuluan. Pada kenyataannya, gambar kerja standar dibuat dengan proyeksi ortogonal. Dengan pemilihan pandangan yang tepat diharapkan pembaca gambar dapat membayangkan bentuk tiga dimensi beserta ukuran yang sesuai dengan maksud juru gambar. B. Kegiatan Belajar Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pembelajaran ini adalah 24 jam pelajaran. 1. Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat: a. Memahami perbedaan proyeksi isometri dan ortogonal. b. Memahami proyeksi Eropa (kuadran I) dan Amerika (kuadran III). c. Memahami cara menentukan jenis dan jumlah pandangan utama. d. Memahami cara mengubah proyeksi isometri ke proyeksi Eropa dan Amerika. e. Memahami cara mengubah proyeksi Eropa dan Amerika ke proyeksi isometri. 127 2. Uraian Materi a. Proyeksi Isometri Untuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalam bentuk proyeksi isometri atau bukan perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu ciri dan syarat – syarat untuk membuat gambar dengan proyeksi tersebut. Adapun ciri – ciri gambar dengan proyeksi isometri adalah sebagai berikut: 1) Ciri Proyeksi Isometri a) Ciri pada Sumbu Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 terhadap garis mendatar. Sudut antara sumbu satu dan sumbu lainnya 120. b) Ciri pada Ukuran Panjang gambar pada masing – masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya. Gambar 84. Ciri proyeksi isometri 128 2) Penyajian Proyeksi Isometri Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan kedudukan normal, terbalik atau horizontal. a) Proyeksi isometri dengan kedudukan normal mempunyai sumbu dengan sudut – sudut seperti tampak pada gambar 85. Gambar 85. Proyeksi isometri dengan kedudukan normal b) Proyeksi Isometri dengan Kedudukan Terbalik Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: Memutar gambar dengan sudut 180 ke kanan dari kedudukan normal, sesuai dengan kedudukan sumbunya (gambar 86). Mengubah kedudukan benda yang digambar dengan tujuan untuk memperlihatkan bagian bawah benda tersebut (gambar 87). Gambar 86. Isometri kedudukan terbalik (cara 1) 129 Gambar 87. Isometri kedudukan terbalik (cara 2) c) Proyeksi Isometri dengan Kedudukan Horizontal Sebagaimana cara yang dilakukan untuk menggambar kedudukan proyeksi isometri terbalik, yaitu dengan memutar sumbu utama 180 dari sumbu normal, maka untuk kedudukan horizontalnya 270 ke kanan dari kedudukan sumbu normalnya. Gambar 88. Proyeksi isometri kedudukan horizontal (cara 1) Mengubah kedudukan benda, yaitu untuk memperlihatkan bagian samping kiri (yang tidak terlihat) sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.6. 130 Gambar 89. Proyeksi isometri kedudukan horizontal (cara 2) b. Proyeksi Ortogonal Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis – garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain tegak lurus terhadap bidang proyeksi, garis – garis proyektornya juga sejajar satu sama lain. Gambar 90. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik Next >