< Previous 217 5. Kapang yang tumbuh pada kacang tanah yang menghasilkan aflatoksin ialah .... a. Penicillium notatum b. Aspergillus flavus c. Fusarium sp. d. Rhizopus oryzae e. Sacharomyces cerevisiae 6. Kapang yang digunakan dalam pembuatan tempe ialah .... a. Rhizopus oryzae b. Aspergillus oryzae c. Phytophtora infestans d. Saccharomyces cerevisiae e. Aspergillus wentii 7. Pada proses peragian (fermentasi) yang dilakukan oleh Saccharomyces sp. terjadi reaksi .... a. CO2 + H2O Æ C6H12O6 + O2 b. C6H12O6 + O2 Æ CO2 + H2O c. C6H12O6 Æ 2C2H5OH + 2CO2 d. C6H12O6+ O2 Æ CO2 + H2O + E e. CO2 + H2O Æ CH4 + O2 8. Seorang siswa bernama Mega menemukan makhluk hidup tidak berklorofil, hifa bersekat, reproduksi aseksual dengan membentuk konidium, sedangkan reproduksi seksualnya belum diketahui. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, Mega menyimpulkan bahwa makhluk hidup tersebut termasuk dalam filum .... a. Oomycota b. Zygomycota c. Ascomycota d. Basidiomycota e. Deuteromycota 9. Basidiomycota yang digunakan sebagai jamur obat ialah .... a. Jamur tiram b. Jamur merang c. Jamur kuping d. LingZhe e. Shiitake 10. Jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan ialah .... a.Volvariela volvaceae b.Amanita aplanoides c. Physarum debarianum 218d.Saccharomyces cerevisiae e.Ganoderma aplanatum B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar ! 1. Jelaskan daur hidup cendawan Rhizopus stolonifer! 2. Apa perbedaan antara hifa bersekat dan hifa tidak bersekat? Bagaimana keadaan intinya? 3. Jelaskan pembentukan spora seksual pada Ascomycota! 4. Sebutkan nama cendawan yang menyebabkan penyakit pada tanaman! 5. Jelaskan pembentukan spora seksual pada Basidiomycota! 6. Sebutkan nama lumut kerak (liken) berdasarkan habitatnya! 7. Berdasarkan tipe simbosisnya, mikoriza dibedakan menjadi ektomikoriza dan endomikoriza. Jelaskan! 8. Mengapa liken disebut makhluk hidup pioner? Jelaskan! 9. Tuliskan produk yang dihasilkan dari cendawan di bawah ini: a. Aspergillus fumigatus b. Aspergillus niger c. Monilia sitophyla d. Penicillium chrysogenum e. Rhizopus oryzae 10. Sebutkan lima jenis cendawan yang merugikan pada bidang pertanian! 219BAB VIII PLANTAE Gambar 8.1. Hutan hujan tropis (Campbell, 2006). Ketika kita pergi ke hutan dan mengamati ke sekeliling yang dipenuhi oleh pohon-pohon yang tumbuh lebat dan subur, sangatlah sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa diperlukan waktu yang sangat lama untuk mencapai kondisi alam yang seperti itu, daratan hutan yang dipenuhi oleh kehidupan makroskopik. Kenapa demikian? Dari fosil-fosil yang ditemukan serta hipotesis yang menyatakan kehidupan di bumi berasal dari bahan-bahan tak hidup yang terjadi secara spontan, maka kemungkinan kehidupan berawal dari lautan dan perairan, di sanalah diperkirakan kehidupan berevolusi selama 3 miliyar tahun, berupa kehidupan mikroskopik. Tumbuhan kemungkinan berevolusi dari alga hijau yang hidup di perairan, dengan berbagai bentuk adaptasi terhadap kehidupan di darat. Sehingga saat ini kita mengenal beragam tumbuhan, mulai dari Bryophyta (tumbuhan lumut, tanpa jaringan pembuluh), Pteridophyta (tumbuhan paku, tumbuhan berpembuluh tanpa biji), Gymnospermae (tumbuhan berpembuluh, berbiji terbuka), dan Angiospermae (tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup). 220Standar Kompetensi Mengidentifikasi ciri morfologi dan anatomi tubuh tumbuhan (sel, jaringan, sistem jaringan pada organ, organ), proses tumbuh dan berkembang, reproduksi dan pemencarannya, klasifikasi dan peranan tumbuhan bagi kehidupan. Kompetensi Dasar 8.1. Mengidentifikasi ciri morfologi dan ciri anatomi tubuh tumbuhan (sel, jaringan, sistem jaringan pada organ, organ). 8.2. Mengidentifikasi proses tumbuh dan berkembang, reproduksi serta pemencarannya pada tumbuhan. 8.3. Mengklasifikasikan jenis tumbuhan berdasarkan ciri dan sifat yang ada 8.4. Mendeskripsikan peranan tumbuhan bagi kehidupan. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Plantae, kalian diharapkan dapat: • Mengidentifikasi penyusun tubuh tumbuhan (sel, jaringan, sistem jaringan pada organ , dan organ) dengan pengamatan ciri morfologi dan anatomi serta penafsiran Gambar. • Mendeskripsikan perbedaan proses tumbuh dan berkembang, reproduksi serta pemencarannya pada tumbuhan. • Mengklasifikasikan jenis tumbuhan berdasarkan ciri dan sifat yang ada. • Mengkomunikasikan peranan plantae dalam bidang pertanian dan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-Kata Kunci Alogami Herkogami Amfiksis Hibridisasi Anatomi Hidroponik Angiospermae Higroskopis Apomiksasis Heterostili Aporogami Imbibisi Autogami Involunter Diferensiasi Irreversibel Difusi Klasifikasi Dikogami Meristem Konyugasi Dikotil Monokotil Dispersal Morfologi Dormansi Morfogenesis Ekstravaskuler Parenkim 221Endonom Partenogenesis Esionom Partenokarpi Etiolasi Porogami Floem Transport Aktif Fototropisme Transpirasi Gutasi Vaskuler Geitonogami Volunter Gymnospermae 8.1. Sel dan jaringan tumbuhan Perbedaan sel tumbuhan dari sel hewan ditunjukkan dari adanya kloroplas, sel yang dewasa memiliki vakuola sentral yang besar yang berfungsi membantu memelihara turgiditas sel, serta adanya dinding sel pada sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan terutama disusun oleh selulosa. Kebanyakan sel tumbuhan, khususnya sel yang memberikan kekuatan, memiliki dua lapis dinding sel, dinding primer dan sekunder. Pada dinding sel ada bagian-bagian yang tetap tipis disebut noktah, melalui noktah inilah aliran sitoplasma sel-sel yang berdampingan (plasmodesmata) dapat saling berhubungan. Plasmodesmata merupakan saluran komunikasi dan sirkulasi di antara sel-sel tumbuhan yang berdampingan (Gambar 8.2) Pada makhluk hidup multiseluler, sel-sel yang sejenis mengalami proses spesialisasi untuk membentuk jaringan embrional (meristem), pada tumbuhan terdapat pada titik tumbuh. Jaringan embrional kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan lainnya. Berkenaan dengan proses tersebut, pada tumbuhan dan hewan dijumpai berbagai macam jaringan. Berdasarkan perkembangannya, jaringan tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu jaringan meristem (embrionik = muda) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa tidak lagi mengalami pembelahan sel, dibedakan atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (klorenkima dan sklerenkim), jaringan pembuluh (xilem dan floem), serta jaringan gabus (periderm). 222Gambar 8.2. Struktur sel tumbuhan (Campbell, 2006).. a. Jaringan meristem Pada jaringan ini terjadi pembentukan sel-sel baru (aktif membelah). Jaringan meristem terdapat pada titik tumbuh, misalnya pada ujung akar, ujung batang, maupun kambium. Jaringan yang terdapat di ujung akar dan ujung batang disebut meristem ujung (apical meristem), yang terdapat di antara xilem dan floem disebut kambium pembuluh dan yang menggantikan fungsi epidermis sebagai jaringan protektif disebut jaringan gabus, disebut juga periderm seperti Gambar 8.3 .berikut. Noktah 223 Gambar 8.3. Jaringan meristem pada akar (Campbell, 2006). b. Jaringan epidermis Jaringan epidermis merupakan lapisan terluar dari organ tumbuhan, umumnya terdiri dari selapis sel hidup dan tersusun rapat, berbentuk pipih, kubus, prisma, atau berlekuk- lekuk (Gambar 8.4). Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang terletak di dalamnya dari kerusakan fisik atau infeksi patogen. Pada organ yang mengalami pertumbuhan sekunder fungsi perlindungan digantikan oleh jaringan gabus, yang terbentuk kemudian. Pada daun atau batang beberapa tumbuhan, sel-sel epidermisnya menghasilkan senyawa lilin yang disebut kutikula (apa fungsi kutikula?). 224 Gambar 8.4. Jaringan epidermis daun dikotil (Campbell, 2006).. Sumber: Botany, 1979 Gambar 8.5. Epidermis permukaan daun c. Jaringan parenkim Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar, terdiri atas sel-sel hidup, mempunyai dinding yang tipis (Gambar 8.6), umumnya berbentuk poligonal. Pada daun dijumpai sel parenkim yang mengandung kloroplas yang disebut klorenkima, berperan penting dalam proses fotosintesis. Dijumpai pula sel-sel parenkim tanpa kloroplas pada umbi, buah, biji, yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Sel parenkim memiliki vakuola besar, dapat mengandung pati, minyak, kristal, serta beragam hasil sekresi sel lainnya. Sel parenkim dewasa dapat membelah dan berdiferensiasi menjadi tipe sel lainnya. Kemampuan sel parenkim memperbanyak diri sangat penting untuk memperbaiki jaringan yang rusak, misalnya pada saat tumbuhan terluka. Stomata Epidermis 225 Gambar 8.6. Sel parenkim (Campbell, 2006). d. Jaringan penyokong/penguat Jaringan penyokong berfungsi agar dapat mengokohkan berdirinya tubuh tumbuhan. Jaringan ini terbagi dua tipe, yaitu kolenkim (sel hidup, penebalan dinding selulosa pada sudut-sudut sel, pektin), berperan mengokohkan batang muda yang belum berkayu, dan sklerenkim (sel mati, dinding tebal dan mengeras, lignin). Ada dua tipe sklerenkim yaitu sklereid (sel batu, bentuk bulat, pada tempurung kelapa) dan serat (bentuk panjang dan kedua ujung meruncing, terdapat pada permukaan batang kelapa). * Jaringan kolenkim Seperti halnya jaringan parenkim, sel-sel kolenkim tersusun dari sel-sel hidup, tetapi dinding sel mengalami penebalan yang tidak merata sehingga dapat menghasilkan berbagai tipe kolenkim, seperti kolenkim sudut dan kolenkim bidang. Fungsinya sebagai jaringan penunjang organ-organ muda (Gambar 8.7). Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992 Gambar 8.7. Sel kolenkim. * Jaringan sklerenkim Berbeda dengan kolenkim, jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel yang berdinding tebal dan protoplasmanya mati atau tidak aktif, mengandung lignin (zat kayu). Adanya lignin menyebabkan dinding sel menjadi kaku dan keras. Jaringan sklerenkim yang dewasa Noktah Butir amilum 226terdapat di daerah yang pertumbuhan memanjangnya sudah berhenti. Terdapat dua tipe jaringan sklerenkim yakni serat dengan sel-sel panjang dan ramping dengan ujung meruncing serta sklereid dengan sel-sel pendek agak membulat (Gambar 8.8). Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat bernilai ekonomi tinggi, misalnya serat manila sebagai bahan dasar tali. Sel sklereid berdinding tebal dan sangat keras, dijumpai sebagai penyusun kulit kacang dan kulit biji (dapatkah kalian mencari contoh serat dan sklereid lainnya?). Gambar 8.8. Sel sklerenkim, serat (kiri) dan sklereid (kanan) (Campbell, 2006). e. Jaringan pengangkut Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh kayu: sel mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Jaringan kedua ialah floem (pembuluh tapis dengan sel pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel pengiring. Jaringan xilem Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem, yaitu trakea dan trakeid (Gambar 8.9). Dikatakan trakea, jika dinding batas di antara sel-sel penyusunnya telah hilang dan yang lain. terdapat lempeng perforasi. Dikatakan trakeid, jika batas di antara sel – sel penyusunnya tampak berlubang – lubang yang disebut noktah (pit). Pada umumnya, dinding – dinding samping juga bernoktah. noktah noktahNext >