< Previous 257Sebaliknya, auksin pada sisi yang tidak terkena sinar tetap bekerja normal. Kecepatan pembelahan yang tidak sama antar kedua sisi tanaman tersebut menyebabkan tanaman membelok ke arah sinar (Gambar 8.24). Gambar 8.24. Peranan auksin berperan pada fototropisme (Campbell, 2006). Auksin dengan konsentrasi tinggi merangsang pertumbuhan batang, tapi menghambat pertumbuhan akar. Auksin menjauhi sinar matahari. Hormon auksin yang diisolasi dari tumbuhan adalah Indol Asam Asetat (IAA). Auksin sintetik adalah 2.4 D, dalam konsentrasi tertentu tidak berpengaruh pada golongan Graminae tetapi dapat mematikan tumbuhan lain. Auksin juga dapat menyebabkan tumbuhan membentuk lapisan absisi yang menyebabkan buah dapat tumbuh sampai masak dan dapat merangsang perkembangan buah tanpa biji (tanpa fertilisasi). 2). Giberelin Giberelin ditemukan pada Giberella fujikuroi (sejenis jamur parasit pada tanaman padi). Fungsi giberelin adalah untuk : a. merangsang aktivitas kambium. b. menyebabkan tanaman lebih cepat berbunga. c. memperbesar ukuran buah dan tanaman (Gambar 8.25). d. mempengaruhi perkembangan embrio. e. menghambat pembentukan biji. f. merangsang pembentukan saluran serbuk sari dan pembentukan bunga. 258g. mematahkan dormansi biji dan kuncup samping/aksiler. Gambar 8.25. Pengaruh giberelin terhadap pertumbuhan buah. (Campbell, 2006). 3). Sitokinin Sitokinin berfungsi untuk : a. merangsang pembelahan sel dengan cepat. b. merangsang daerah pucuk untuk tumbuh ke samping. c. merangsang pelebaran daun (Gambar 8.26). d. memperkecil dominansi apikal. e. mengatur pembentukan bunga dan buah. f. menunda pengguguran daun, bunga, dan buah dengan meningkatkan transpor makanan ke organ tersebut. Gambar 8.26. Pengaruh sitokinin terhadap pelebaran daun. 4). Kalin Tumbuhan juga mempunyai hormon seperti pada hewan yang fungsinya merangsang pertumbuhan dari organ-organ tertentu, disebut kalin. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, dibedakan menjadi: a. kaulokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan batang. 259b. rhizokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan akar (rhizokalin identik dengan vitamin B1). c. fitokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan daun (folium). d. anthokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan bunga. e. asam traumalin, fungsinya merangsang pertumbuhan kalus pada batang dikotil yang dilukai. f. Asam absisat, fungsinya menghambat pertumbuhan bila kondisi buruk sehingga tanaman berada dalam keadaan dorman. Pemanfaatan zat tumbuh (hormon) dalam bidang pertanian Dalam bidang pertanian, zat tumbuh (hormon) dapat dimanfaatkan, misalnya untuk merangsang pertumbuhan batang dan akar, perkembangan tanaman, dan kecepatan pembentukan buah. Auksin dihasilkan di dalam daun di tempat terjadinya pertumbuhan. Selain menumbuhkan, auksin juga berperan dalam mengatur tanggapan pertumbuhan mengikuti cahaya dan gaya berat. Dr.F.W.Went pernah meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan Avena (gandum) sehingga menghasilkan gandum yang lebih banyak. Hormon pada tumbuhan dapat pula berfungsi mengatur gugurnya daun dan buah. Para ilmuwan telah menemukan bahwa penyemprotan auksin pada sisi tertentu tanaman apel dapat mencegah kerontokan buah sebelum waktunya. Penyemprotan zat anti auksin pada tanaman kapas dapat merontokkan daun sehingga mempermudah pemetikan kapas. 8.6. Gerak pada tumbuhan Gerak pada tumbuhan tingkat tinggi bukan berarti pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, akan tetapi sebenarnya berupa pembengkokan bagian tumbuhan akibat pertumbuhan yang tidak seimbang atau akibat turgor jaringan yang tidak sama. Gerakan pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan bagian yang bergerak dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan tersebut. Macam gerak tersebut adalah gerak higroskopis, gerak endonom, dan gerak esionom. 1. Gerak higroskopis Gerak higroskopis adalah gerak karena perbedaan kadar air yang tidak merata pada bagian tubuh tumbuhan. Gerak tersebut dijumpai pada pecahnya kulit buah polong, membuka dan menutupnya annulus pada sporangium paku, serta membuka dan menutupnya gigi peristom pada sporangium lumut. Jika buah polong, misalnya buah bunga merak (Caesalpinia pulcherima) terkena sinar matahari, maka bagian yang kena sinar akan kehilangan air lebih banyak, 260mengakibatkan terjadi perbedaan kadar air pada kedua sisi buah polong-polongan tersebut. Perbedaan kadar air tersebut menyebabkan mengembang dan mengerutnya kulit buah menjadi tidak seimbang. Akibatnya, sisi yang ikatannya kurang kuat akan pecah mendadak. Biji yang ada di dalamnya akan melenting. 2. Gerak endonom Gerak endonom adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam. Jenis rangsangan juga belum jelas sehingga ada pakar yang menyebutkan gerakan tersebut terjadi karena kemauan tumbuhan maka sering disebut gerak otonom. Contoh gerak endonom, antara lain gerak sitoplasma pada sel umbi lapis bawang merah, gerak melingkar batang gadung (Dioscorea sp.), palmae, maupun batang kacang panjang. Ujung batang gadung akan selalu melilit batang rambatannya ke arah kiri, sedangkan ujung batang kacang panjang akan melilit ke arah kanan. Mengapa demikian? 3. Gerak esionom Gerak esionom adalah gerak berupa reaksi terhadap rangsang dari luar. Rangasangan itu dapat berupa cahaya, gravitasi bumi, sentuhan, senyawa kimia, dan air. Gerak esionom dibedakan menjadi tiga, yaitu nasti, tropisme, dan taksis. I. Nasti a. Niktinasti Niktinasti adalah gerak menutupnya daun pada banyak spesies Leguminoceae ketika malam hari. Pada sebagian besar peristiwa niktinasti, permukaan daun ada pada posisi horizontal dan menghadap ke matahari sepanjang hari, tetapi melipat dalam posisi vertikal jika matahari terbenam (Gambar 8.27). Jadi, terjadinya periode yang berselang antara terang dan gelap itulah yang mengatur gerakan tersebut. 261 Gambar 8.27. Gerak niktinasti pada Leguminoceae. Gerak niktinasti terjadi karena perubahan turgor suatu jaringan yang memiliki struktur khusus pada persendian tangkai daun (pulvinus). Jaringan tersebut tersusun dari sel-sel khusus (sel motor) yang berfungsi sebagai pemompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya. Dengan demikian akan mengubah potensial air pada sel-sel tertentu. Pada pohon ki hujan (Samanea saman) anak-anak daunnya menggantung pada malam hari, gerakan ke atas anak daun pada pagi hari disebabkan oleh peningkatan turgor pada sel motor ventral dan penurunan turgor pada sel motor dorsal. Perubahan yang sebaliknya terjadi ketika anak daun melipat dan menggantung pada waktu matahari terbenam. Jika ion K+ dipompa keluar dari sel-sel pulvinus maka akan diikuti mengalirnya air keluar dari sel-selitu. Hal itu menyebabkan turunnya tekanan turgor pada jaringan pulvinus di jaringan persendian daun sehingga tangkai daun menuju kebawah dan terjadilah gerak tidur. b. Seismonasti Seismonasti adalah gerak menutupnya daun yang disebabkan oleh sentuhan (Gambar 8.28). Mekanisme dari gerak tersebut disebabkan oleh perubahan turgor pada pulvinus, sama seperti prinsip gerak tidur (niktinasti). Untuk lebih jelasnya, lakukanlah pengamatan gerak seismonasti pada si kejut (Mimosa pudica). Bagaimanakah pola gerakannya? c. Fotonasti Fotonasti adalah gerak nasti karena rangsangan cahaya, misalnya membukanya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari. Sebenarnya tidak semata-mata cahaya, tetapi ada faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya bunga tersebut, seperti suhu maupun kelembaban udara. 262Gambar 8.28. Gerak seismonasti pada Mimosa pudica(Campbell, 1997). d. Termonasti Termonasti adalah gerak nasti karena rangsang suhu, misalnya bunga tulip (di daerah dingin) yang membuka karena pengaruh temperatur. Bunga tersebut akan mengembang jika mendadak mengalami kenaikan temperatur dan akan menutup lagi jika temperatur menurun. e. Gerak kompleks Gerak kompleks adalah gerak nasti yang terjadi karena berbagai faktor rangsangan yang bekerja sama. Berbagai rangsangan tersebut, antara lain zat kimia, suhu, cahaya, dan air. Proses membukanya stomata daun pada siang hari dan menutup di malam hari merupakan contoh dari gerak tersebut. II. Tropisme Tropisme ialah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan dengan arah gerak yang ditentukan oleh arah datangnya rangsang. Jika arah gerak mendekati sumber rangsangan, disebut tropisme positif. Sebaliknya, jika menjauhi rangsangan disebut tropisme negatif. Berdasarkan cara perangsangannya, gerak tropisme dapat dibedakan menjadi gerak fototropi, geotropi, tigmotropi, dan hidrotropi. a. Fototropisme Fototropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan karena rangsangan cahaya. Hal itu dapat kita lihat pada tanaman pot yang kita letakkan dekat jendela, dimana cahaya hanya datang dari satu sisi (Gambar 8.24). Dapatkah kalian menduga apa yang akan terjadi pada pertumbuhan batang tersebut? Fototropisme dapat dibedakan menjadi fototropisme positif dan fototropisme negatif. Gerak tumbuh ujung batang menuju ke arah datangnya cahaya adalah contoh gerak 263fototropisme positif, sedangkan gerak pertumbuhan akar menjauhi sumber cahaya disebut fototropisme negatif. Orang pertama yang melakukan eksperimen untuk mempelajari pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan batang adalah Charles Darwin, biolog Inggris yang amat terkenal dalam mempelajari evolusi. Percobaan lain untuk menyelidiki gerak fototropi adalah dengan menggunakan klinostat! Tumbuhan yang ditempatkan pada klinostat diletakkan mendatar dan diputar secara perlahan-lahan sehingga bagian tumbuhan tersebut mendapat cahaya secara merata. Akibatnya, batang dan akar tumbuhan itu tetap mendatar. Mengapa demikian? Dapatkah kalian meramalkan apa yang akan terjadi jika pemutaran dihentikan? Mengapa hal itu terjadi? b. Geotropisme Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke pusat bumi karena rangsangan gaya gravitasi bumi. Gerak tersebut juga dapat dibedakan menjadi gerak geotropisme positif dan geotropisme negatif. Contoh gerak geotropisme positif adalah gerak pertumbuhan akar menuju ke arah pusat bumi. Perhatikan Gambar 8.29! Ke manakah arah pertumbuhan batang dan akar tumbuhan tersebut? Mengapa demikian? Gambar 8.29. Gerak geotropisme akar (Campbell, 2006). c. Tigmotropisme (haptotropisme) Tigmotropisme atau haptotropisme adalah gerak membelok bagian tubuh tumbuhan sebagai akibat dari sentuhan atau persinggungan (Gambar 8.30). Contohnya adalah gerak ujung batang atau ujung sulur pada famili Cucurbitaceae, misalnya mentimun dan markisa (Passiflora quadrangularis). Jika ujung sulur menyentuh ranting atau batang tumbuhan lain pada sisi kirinya maka sulur akan membelok melilit ke arah kiri. Jika tidak tersentuh, ujung sulur akan 264tumbuh lurus. Jika tersentuh pada sisi kanannya maka ujung sulur akan melilit memutar ke kanan. Gambar 8.30. Gerak tigmotropisme. d. Hidrotropisme Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan menuju ke tempat yang lembab atau karena rangsang air. Arah gerak pertumbuhan akar menuju lapisan tanah yang cukup air juga merupakan contoh gerak tersebut e. Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Misalnya gerak tabung sari menuju tempat pembentukan sel telur, gerak ujung akar menuju ke lapisan tanah yang kaya unsur hara, dan gerak akar napas menuju ke tempat yang cukup O2 (Gambar 8.31). Gambar 8.31. Gerak kemotropisme pteridophyta. 265III. Taksis a. Fototaksis Fototaksis adalah gerak yang disebabkan oleh cahaya. Contoh gerak tersebut adalah gerakan Euglena menuju ke tempat yang bercahaya dan gerakan pemencaran spora dari sporangium jamur Pilobolus sp. b. Kemotaksis Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh rangsangan zat kimia. Contoh gerak tersebut adalah gerakan spermatozoid ke arah sukrosa atau asam maleat pada arkegonium tumbuhan lumut atau paku dan gerakan bakteri aerob menuju ke tempat yang banyak O2. 8.7. Reproduksi pada tumbuhan Gambar 8.32. Struktur bunga (Campbell, 2006). Reproduksi (re = ulang, produksi = hasil), mengandung arti perkembangbiakan. Dispersal, artinya pemencaran alat-alat perkembangbiakan. Untuk melestarikan jenisnya, (kelangsungan hidup dan proses mempertahankan jenis) tumbuhan mengadakan perkembangbiakan dengan cara yang berbeda-beda menurut jenisnya masing-masing. Alat perkembangbiakan pada tumbuhan lengkap seperti Gambar 8.32. Perkembangbiakan pada umumnya dibedakan dalam dua cara berikut ini: 1. Perkembangbiakan aseksual 2. Perkembangbiakan seksual 1.Perkembangbiakan aseksual (vegetatif) Reproduksi aseksual (vegetatif) yaitu terjadinya calon individu baru tanpa peleburan gamet jantan dan gamet betina. 266Perkembangbiakan vegetatif berdasarkan ada tidaknya campur tangan manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Vegetatif alamiah, pada perkembangbiakan ini calon individu baru terjadi tanpa peleburan 2 buah gamet dan tanpa campur tangan manusia. Misalnya: * Pembelahan sel, seperti pada Amoeba proteus, Chlorophyceae, dan bakteri. * Pembentukan spora (sel terspesialisasi bereproduksi vegetatif dan spora terbentuk dari peleburan dua sel dilakukan secara generatif), seperti jamur (fungi). * Fragmentasi (melepaskan sejumlah sel disebut homogonium), seperti Cyanophyceae, dan Liken. * Pembentukan tunas/anakan, seperti bambu dan pisang. * Tunas adventif, seperti cocor bebek. * Rizoma = rimpang (batang yang tumbuh sejajar di bawah permukaan tanah), seperti alang-alang. * Kormofita, seperti mangga, durian, dan sawo manila. * Umbi lapis, seperti bawang merah (Allium cepa). * Umbi batang, seperti kentang. * Umbi akar, seperti ubi kayu. * Geragih atau stolon (batang yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah), seperti lengkuas, dan jahe. b. Vegetatif buatan, merupakan perkembangbiakan dengan bantuan campur tangan manusia. Misalnya: mencangkok, menempel (okulasi), menyambung, merunduk, mengenten, dan stek. Keuntungannya ialah mendapatkan tanaman sesuai dengan sifat induknya dan cepat menghasilkan buah. Sedangkan kerugiannya ialah tumbuhan tidak kokoh dan tidak tahan hidup lama. 2. Perkembangbiakan seksual (generatif) Generatif (seksual), yaitu terjadinya calon individu baru didahului dengan peleburan sepasang gamet. Reproduksi generatif dapat berlangsung dengan cara: * Konyugasi (peleburan dua sel yang belum terspesialisasi disebut zygospora). Contoh: Chlorophyta. * Fertilisasi (peleburan sepasang gamet membentuk zigot). Contoh: Chrysophyta * Partenogenesis (ovum tidak dibuahi, dapat menjadi individu baru). Contoh: Spermatophyta. Next >